Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

THE SUITABILITY OF THE LAND USAGE AND THE PRODUCTIVITY OF MELON FARMING IN THE FORMER LAGOON LAND IN PARANGTRITIS, KRETEK DISTRICT, BANTUL REGENCY, DIY 2010 Fenti Rahayu; Suparmini Suparmini; Sugiharyanto Sugiharyanto
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 1 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v11i1.3569

Abstract

This research aims to know the suitability of land usage in the former lagoon plains in Parangtritis for melon cultivation; land border factors; land improvement efforts; the management of melon cultivation and the productivity of melon in the research areas. This research is descriptive quantitative research. The population in this research consists of physical and non-physical population. Physical population includes all former lagoon lands planted with melons or 6,300 m². Moreover, non-physical population consists of all melon farmers in the research areas which consist of 3 farmers. This research employs purposive sampling techniques to take the non-physical research samples i.e. the former lagoon soil from the southern plains in the form of sand and the soil from the former lagoons in the northern part in the form of clay. Moreover, the non-physical population samples were not taken because there are only 3 farmers in the research areas. The techniques of data collection include observation, laboratory testing, interviews and secondary data collection. The data analysis for the physical aspects was performed through laboratory analysis while for the non-physical aspects were conducted through descriptive statistical analysis. The findings show that (1) the southern parts of the research areas have a land suitability level of S3 (marginally suitable), and the northern parts of the research areas have a land suitability level of S2 (quite appropriate); (2) the factors which become the land borders are rainfall, drainage, soil texture, and content of C-organic and the danger of flood; (3) land improvement efforts were performed by planting melons in the dry season to cope with heavy rainfall in the rainy season, fertilizing plants using manure to inhibit drainage and increase the content of C-organic in the soil, making water drainage on farms to prevent from flood; (4) The crop management is performed using modern techniques, planting melon is only done once every year in the dry season so that the plants are not in danger of flooding during the rainy season, and the optimal results can be achieved; (5) The net production of melon per year performed with good management can reach 3.2 tons per 1,000 m² land. The gross income of farmers per 1,000 m² of land is Rp. 6,080,000.00. The production and labor cost for each planting is Rp. 2,348,775.00 per 1,000 m² of land. Therefore, net income of melon farmers in the research area reaches Rp. 3,731,225.00.Keywords: landuse, productivity, lagoon
KETERKAITAN DESA-KOTA: SEBAGAI ALTERNATIF PEMBANGUNAN PERDESAAN Suparmini Suparmini
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 2 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.151 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i2.14192

Abstract

Abstrak Masalah yang dihadapi masyarakat perdesaan adalah rendahnya kualitas hidup, tingginya pengangguran serta sistem produksi dan diversivikasi yang belum berkembang. Akibatnya terjadi kesenjangan kesejahteraan masyarakat perdesaan dibanding dengan masyarakat kota.Oieh karena itu perlu adanya upaya dan pemikiran untuk memperkecil kesenjangan tersebut. Program Pembangunan dengan mengutamakan keterkaitan desakota, program pembangunan ini didasarkan pada teori pembangunan pusat-repi (core periphery) dari Friedman, teori po/arisasl ekonomi dari Hirschman, serta teori ekonomi dari Myrdal. Ketiganya sepakat bahwa hubungan pusat-tepi dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk memperbesar spread effects dan memperkecil pengaruh backwash effects, Myrdal memandang perlu adanya intervensi pemerintah. Sedangkan Hirschman yakin bahwa perbedaan ekonomi keruangan desakota bersifat sementara saja, karena dengan pembangunan yang merupakan intervensi pemerintah akan mempercepat menghilangkan ketimpangan keruangan tersebut. Keberhasilan pendekatan pembangunan perdesaan yang merupakan proses peningkatan kemampuan masyarakat dan penguatan keterkaitan desa-kota tergantung pada keterlibatan pemerintah, masyarakat sendiri, swasta serta /embaga masyarakat. Kata kunci: desa, kota, pembangunan perdesaan
SEBARAN LOKASI INDUSTRI GENTENG DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN SAYEGAN DAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN Suparmini Suparmini
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.797 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14200

Abstract

Studi bertujuan untuk mengkaji persebaran deposit lempung, mengetahui penyebaran industri genteng, mengetahui besarnya sumbangan industri genteng terhadap pendapatan penduduk, mengetahui usaha-usaha penjagaan kelestarian lingkungan pada lokasi penambangan. Penelitian ini dilakukan di lokasi perbukitan Godean yang terbagi di dua kecamatan yakni Kecamatan Godean dan Kecamatan Seyegan yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah penduduk yang terlibat dalam kegiatan industri genteng yang tersebar di dua kecamatan berjumlah 2140 orang Sampel diambil di kawasan perbukitan Godean di empat desa guna melihat gambaran dampak lingkungan setelah proses tersebut. Sampel untuk memperoleh data sosial ekonomi penduduk sebanyak 100 responden. Data sosial ekonomi dikumpulkan dengan wawancara langsung. Pengamatan kemampuan lingkungan fisik dilakukan secara langsung. Analisis dataHasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian merupakan dua satuan lahan; a. Satuan lahan datar (dataran) hasil pengendapan abu vulkanik muda dari Vulkan Merapi, sebagai lahan persawahan yang subur diselingi tempat usaha (industri) genteng; b. Satuan lahan perbukitan yang mengandung deposit lempung pad kaki lereng dan lereng bukit. Kegiatan industri genteng secara ekonomi menguntungkan, karena dapat memanfaatkan bahan baku lempung cukup banyak, sebab selain digunakan di daerah penelitian juga untuk konsumsi di luar daerah. Keuntungan juga dirasakan bagi pemilik lahan galian, penggali, dan retribusi Pemda. Penggalian lempung secara fisik dalam jangka pendek merusak lingkungan. Jangka panjang ternyata galian dari lereng miring bergelombang tersebut menajdai datar dan akhirnya dimanfaatkan oleh penduduk setelah melalui rehabilitasi justru menjadi lahan datar dan lebih subur Kata kunci: lokasi, industri, pelestarian
DAMPAK RENCANA PENAMBANGAN PASIR BESI TERHADAP KONDISI SOSIAL PETANI LAHAN PANTAI DI DESA BANARAN KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO Fahmi Isabrin; Suparmini suparmini
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 1 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v11i1.3570

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sikap petani lahan pantai terhadap rencana penambangan pasir besi (2) dampak sosial rencana penambangan pasir besi terhadap petani lahan pantai. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis statistik deskriptif dengan teknik tabel frekuensi berupa angka dan persentase dengan sistem tabulasi. Penelitian ini adalah penelitian sampel, dengan jumlah sampel sebanyak 33 kepala rumah tangga petani lahan pantai. Hasil penelitian menunjukkan (1) Sebanyak 75,76% petani lahan pantai di Desa Banaran menyetujui adanya rencana penambangan pasir besi di pesisir selatan Kulon Progo karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga tingkat kesejahteraan mereka akan meningkat. (2) Berdirinya pilot preject di Desa Banaran menurut 75,76 % responden tidak berpengaruh terhadap kenyamanan tempat tinggal, sedangkan 24,24 % responden mengaku debit air sumur warga berkurang. Rencana penambangan pasir besi tidak berpengaruh terhadap kerukunan antar warga dan frekuensi kegiatan sosial, hanya beberapa warga merasa takut mengikuti kegiatan sosial yang diadakan karena takut dicap sebagai warga yang berseberangan dengan masyarakat sekitar. Pilot project di Desa Banaran menurut 69,70% responden tidak berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari penduduk, menurut 24,24% responden berpengaruh karena jalan menuju pilot project rusak, sedangkan sebanyak 6,06% responden menyatakan berpengaruh karena responden bias berdagang di dekat area pilot project.Kata kunci : dampak sosial, rencana, pasir besi, pilot project
FENOMENA KESEHATAN REPRODUKSI PADA PELAJAR PUTRI DI SMA KOTA YOGYAKARTA Sriadi Setyawati; Suparmini Suparmini; Mawanti Widyastuti
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 14, No 1 (2016): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.301 KB) | DOI: 10.21831/gm.v14i1.13773

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena kesehatan reproduksi remaja putri di Kota Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei terhadap sampel penelitian. Populasi penelitian adalah pelajar putri di SMA Kota Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 600 pelajar putri dari tiga SMA di Kota Yogyakarta. Sampel penelitian berjumlah 90 pelajar putri, atau mengambil 15 persen dari populasi yang ada. Metode pengambilan sampel dengan ‘systematic sampling’. Analisis data menggunakan analisis diskriptif dengan tabel persentase.Hasil penelitian menunjukkan fenomena kesehatan reproduksi remaja putri di Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut:  Gaya pacaran responden sebagian besar yaitu sebanyak 90 persen mengarah ke free sex.  Hamil sebelum menikah sebanyak  44,50 persen, seperti dinyatakan oleh  responden yang menjawab pertanyaan tentang gaya pacaran teman – temannya. Hampir separuh yaitu 46,66 persen pernah melihat VCD porno. Hanya  19,89 persen  responden menyatakan bahwa temannya pernah melakukan aborsi. Kata kunci: kesehatan reproduksi, pelajar putri
METODE PEMBELAJARAN GEOGRAFI Suparmini Suparmini
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 6, No 2 (2008): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6219.053 KB) | DOI: 10.21831/gm.v6i2.15387

Abstract

Abstrak             Pendekatan dan metode pembelajaran geografi atau dipahami oleh para guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran, guru perlu mengembangkan metode, media, dan sumber belajar, serta mampu melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik geografi. Pemahaman guru geografi dalam mempelajari hakikat pembelajaran, metode, dan teknik strategi pembelajaran diharapkan dapat membantu guru mempunyai gambaran komprehensif tentang pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dan metode pembelajaran yang dipilih. Penguasaan kompetensi tersebut oleh guru, diharapkan kegiatan pembelajaran dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kata Kunci : Metode, Pembelajaran, Geografi
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI Mukminan Mukminan; Muhammad Nursa’ban; Suparmini Suparmini
INOTEKS : Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Volume 17, Nomor 1, Februari 2013
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.755 KB) | DOI: 10.21831/ino.v17i1.3086

Abstract

The results of policy research in 2009 showed that geography teachers' understanding and skills in learning assessment still have not reached the standard. The purpose of this activity is the increased understanding of assessment techniques by geography teachers in Bantul with indicators of success at least 70% of participants obtain the results of the assessment in the category ofat least "good" and passed. The training method used theoretical and practical pragmatic thematic. Target Audience activity is geography teachers at the high school geography in Bantul as 41 people. The results: 1) only 35 participant (85.37%) passed with categories “Very good” 15 participant and 20 in “good” category. 2 there is an increased capability assessment techniques by geography teachers in Bantul was evidenced by the average pretest results of participants by 17% before training was conducting.Keywords: assessment, geography, teacher, and learning
PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN Suparmini Suparmini
Informasi Vol 26, No 1 (1998): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2943.105 KB) | DOI: 10.21831/informasi.v1i1.6760

Abstract

. Pendapatan perkapita Indonesi~ saat ini mencapai 800 US $ ternyata paling rendah dibanding negara di Asia Tenggara lainnya. Disamping itu kemiskinan masih mem-bayangi sebagian penduduknya sehingga merupakan beban pembangunan yang segera memerlukan penyelesaian. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapuskan kemiskinan selama Orde Baru, namun demikian penduduk miskin masih tetap dapat dijumpai sementara pertumbu­han ekonomi telab mampu melaju pesat. Harapan yang dinantikan oleb bangsa dan negara ini tentu saja peran sertanya kaum Cendikiawan turut memikirkan dalam pemecahan masalah kemiskinan. Sementara itu disinyalir bahwa lulusan dari perguruan tinggi yang diharapkan mampu segera berke­cimpung memajukan kesejahteraan rakyat semakin kesulitan untuk mensejah­terakan dirinya. Solusi yang perlu digencarkan perguruan tinggi berkiprah dalam pengen­tasan kemiskinan adalah menggalang kemitraan antar lembaga diluarnya serta antar Civitas Akademika didalamnya. Memecahkan segala permasala­han di masyarakat yang semakin kompleks dalam era globalisasi diperlukan strategi yang terus dikaji dan diujicoba. Dinamisasi masyarakat akibat derasnya arus informasi disatu sisi sementara masih dijumpai sebagian penduduk yang masih terpuruk dalam kemiskinan merupakan tantangan bagi pengembangan perguruan tinggi untuk menemukan formulasi yang tepat dalam rangka peran sertanya mengentaskan penduduk dari belenggu kemis­kinan.