ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ketersediaan input usahatani bawang merah per petani/ha, untuk mengetahui besarnya harga rata-rata input, harga output, biaya produksi, penerimaan dan pendapatan petani bawang merah per hektar dan per petani, untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani bawang merah di daerah penelitian, untuk mengetahui apa program dan rencana aksi pengembangan usahatani bawang merah yang dapat direkomendasikan di daerah penelitian. Hasil Penelitian diperoleh: 1. Ketersediaan input bawang merah yang terdiri atas tenaga kerja, bibit, pupuk, serta pestisida bersifat tersedia. 2. Besar harga rata-rata input per petani per hektar yaitu: (a) bibit sebesar Rp 33.000/kg, (b) pupuk sebesar Rp 2.340/kg, (c) pestisida sebesar 29.192/liter, (d) tenaga kerja sebesar Rp 55.000/HKP. Rata-rata biaya produksi petani bawang merah sebesar Rp 4.917.142 per petani dan Rp 48,679,686 per hektar. Rata-rata penerimaan petani bawang merah sebesar Rp 8.033.745 per petani danRp 79.524.216 per hektar. Dan rata-rata pendapatan yang di terima petani bawang merah sebesar Rp 3.116.603 per petani dan Rp 30.844.530 per hektar. 3. Secara finansial usahatani bawang merah di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dapat dikatakan layak, dilihat dari nilai R/C Ratio per petani dan per hektar sebesar 1,60 (>1) artinya bahwa usahatani bawang merah layak untuk dikembangkan. Nilai BEP harga memiliki nilai sebesar Rp 12.875/kg per petani dan Rp 12.871/kg per hektar dengan harga jual sebesar Rp 20.378/kg yang artinya harga jual > BEP harga sehingga usahatani bawang merah layak untuk diusahakan. Sedangkan Nilai BEP produksi yaitu sebesar 234 kilogram per petani dan 2.315 kilogram per hektar yang artinya produksi > BEP produksi sehingga usahatani bawang merah layak untuk diusahakan. 4. Program yang akan direkomendasikan kepada petani yaitu: (a) program peningkatan produksi bawang merah yaitu dengan menggunakan bibit bawang merah yang unggul dan berkualitas baik, (b) program pengembangan sarana dan prasarana agribisnis bawang merah yaitu dengan penyediaan sarana produksi di setiap kelompok tani berupa bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian, (c) program perluasan sentra produksi usahatani bawang merah yaitu dengan pemanfaatan lahan tidur untuk bercocok tanam bawang merah, (d) program perbaikan tingkat adopsi teknologi petani yaitu dengan melakukan penyuluhan kepada petani dengan mengikut sertakan penyuluh pertanian setempat mengenai cara mengoptimalkan produksi bawang merah petani. Kata Kunci : bawang merah, analisis finansial, analisis SWOT