Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Teknologi Kultur Jaringan Bagi Petani Anggrek Di Desa Berjo, Karanganyar Solichatun Solichatun; Ari Pitoyo; Nita Etikawati; Elisa Herawati; Tanjung Ardo
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.722 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.935

Abstract

Berjo adalah sebuah desa di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pembudidaya anggrek di daerah tersebut telah memulai usaha pembesaran anggrek sejak empat tahun yang lalu. Pengusaha mikro ini mampu menghasilkan dan menjual produk berupa tanaman anggrek remaja dan dewasa meskipun dalam kapasitas terbatas. Upaya meningkatkan kapasitas produksi terkendala oleh kemampuan memperoleh bibit secara mandiri. Kebutuhan bibit masih mengandalkan pasokan dari luar. Program kemitraan masyarakat ini dirancang untuk memberikan solusi permasalahan mitra melalui penerapan kultur jaringan. Biji anggrek sulit dikecambahkan karena tidak memiliki cadangan makanan bagi embrio untuk tumbuh dan berkembang. Teknik kultur jaringan adalah cara paling efisien mengecambahkan biji anggrek dengan memberi asupan nutrisi secara aseptis. Kegiatan pengabdian meliputi aktivitas edukasi (transfer knowledge), instalasi peralatan dengan penyediaan enkas dan autoklaf sederhana, serta pendampingan praktek kultur jaringan dengan teknik aseptik untuk memperoleh bibit anggrek. Hasil kegiatan yang telah diperoleh yaitu petani sudah mampu membuat media kultur jaringan secara mandiri; melakukan kegiatan penanaman biji anggrek di dalam botol kultur dengan teknik aseptik dengan bantuan enkas. Enkas adalah suatu ruang penanaman steril yang membatasi udara keluar masuk. Biji anggrek yang dikulturkan sudah berhasil tumbuh meskipun masih ada kotaminasi pada beberapa botol kultur.
PENERAPAN SMART GREENHOUSE DAN TEKNOLOGI NIRSENTUH UNTUK MENDONGKRAK PRODUKSI DAN PEMASARAN ANGGREK Elisa Herawati; Ari Pitoyo; Solichatun Solichatun; Nita Etikawati; Tanjung Ardo
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.11 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1114

Abstract

Pabongan Orchid adalah unit usaha mikro dibidang florikultur khususnya budidaya anggrek yang terletak di Kabupaten Karanganyar. Melalui jalinan kemitraan dengan Prodi Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Pabongan Orchid memperoleh teknologi pembibitan anggrek melalui teknik kultur jaringan selama dua tahun terakhir. Keberhasilan ini menjadikan Pabongan Orchid mandiri dari sisi pembibitan, serta mampu mengembangkan pemasarannya melalui diversifikasi produk. Konsekuensi dari kemajuan ini adalah, 1) kebutuhan akan kapasitas ruang penanaman anggrek yang lebih besar untuk mengimbangi laju produksi bibit, 2) kualitas ruang penanaman juga membutuhkan update teknologi agar bisa menghasilkan produk yang terkontrol dan seragam. Kegiatan pengabdian ini bertujuan menerapkan teknologi berbasis internet, yang diberikan istilah smart greenhouse dan virtual garden, untuk produksi dan pemasaran anggrek. Satu unit rumah penanaman anggrek dibangun seluas 10×12 m2 dengan teknologi yang mampu menjalankan fungsi monitoring dan otomatisasi. Smart greenhouse menambah kapasitas produksi bibit sebanyak 50%. Adapun virtual garden adalah halaman website yang menampilkan suasana kebun anggrek sedekat mungkin dengan kondisi aslinya serta bisa mengakomodasi penjualan online. Strategi pemasaran dengan teknologi nirsentuh sangat adaptif untuk menyikapi kondisi pandemi dimana kontak fisik sangat dibatasi. Dengan pendekatan teknologi tepat guna di atas, diharapkan kapasitas produksi dan pemasaran anggrek terus meningkat.