I Made Siswadi Semadi
Divisi Endokrin Dan Metabolik, Departemen/KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingankomposisitubuhpadakelompok lanjut usiasebelum dan setelah pelaksanaansenam tera diPanti Sosial Tresna WerdhaWana Seraya Denpasar Semadi, I Made Siswadi; Kuswardhani, RA Tuty
Medicina Vol 47 No 3 (2016): September 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.154 KB)

Abstract

Perubahan komposisi tubuh merupakan tanda penting proses penuaan. Salah satu upaya mempertahankan danmeningkatkan kesehatan padalanjut usia (lansia) adalah olahraga yang bersifat low impact, misalnyasenamtera.Tujuan penelitian ini adalahmengetahui perbandingankomposisi tubuh (berat badan, komposisi lemakdanototskeletal) kelompok lansia sebelumdan setelah pelaksanaan senamtera. Penelitian ini merupakan penelitianeksperimental dengan desainone grouppretestandpostest. Penelitiandiikutioleh 16 orang, dilakukan di Panti SosialTresna WerdhaWana Seraya Denpasar pada bulan Januari-Maret 2013. Subjekdiberikan latihan senam tera selama 8minggu dengan frekuensi 3 kali perminggu. Pemeriksaankomposisitubuhdilakukansebelumdansetelah perlakuan.Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan uji komparasi menggunakan uji t berpasangan danWilcoxon rank test. Hasil analisis menunjukkanterdapat penurunanberat badan (51,37 vs 50,38 kg; P=0,007),persentase lemak tubuh total (36,37vs29,47%; P=0,005), persentase lemak viseral (10,19%vs7,12%; P=0,008),persentase lemak subkutan (24,57 vs 22,94%; P=0,138) dan otot skeletal (23,73 vs 23,68%; P=0,899), sertapeningkatan kekuatanotot(14,44vs15,53kg; P=0,358)setelah pelaksanaan senam tera. Disimpulkanbahwa terdapatpenurunan berat badan, persentaselemak total danviseral secarabermakna, namuntidakterdapat perubahan yangbermakna pada persentase lemak subkutan, otot skeletal serta kekuatan otot setelah pelaksanaan senam tera.[MEDICINA.2016;47(3):38- 41]Changing in body composition is important sign of aging process. Low impact exercise for example tera exercise isone effort to increase health status in elderly. The aim of this study was to compare the body composition (bodyweight, fat and skeletal muscle) in elderly before and after tera exercise. Thiswasaexperimental study withone grouppretest andpostest design.There was 16 subjects in WanaSraya Nursing Home Denpasar who participated in thisstudy. They did tera exercise for 8 weeks, 3 times a week. Body weight, fat, skeletal muscle composition and musclestrength were measured before and after intervention. Data normality was analysed using Shapiro-Wilk test,comparison of body compositions were analysed using pairedt-test andWilcoxon rank test. There were decrease ofbody weight (51.37 vs50.38 kg; P=0,007), total body fat percentage (36.37vs 29.47%; P=0.005), visceral fatpercentage (10.19%vs 7.12%; P=0.008), subcutaneous fat percentage (24.57 vs 22.94%; P=0.138) and skeletalmuscle(23.73 vs 23.68%; P=0.899) after tera exercise, while muscle strength was increase (14.44vs 15.53kg;P=0.358). It was concluded that tera exercise could significantly decrease body weight, total dan visceral fatpercentage, but no significant change in subcutaneus fat, skeletal muscle percentage, and muscle strength inelderly.[MEDICINA.2016;47(3):38-41]
CORED (CHRONIC-RELAPSING DEPRESSION) PREVENTION: PENDEKATAN NOVEL BERBASIS APLIKASI SELULER PADA PASIEN GANGGUAN DEPRESI Sandra Sandra; Ni Putu Nadia Ramayanti; Made Syanindita Putri Larasati; I Made Siswadi Semadi; I Made Winarsa Ruma; I Wayan Sumardika
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p03

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Gangguan depresi merupakan salah satu gangguan mood yang dapat berdampak serius bagi kehidupan seseorang, baik dalam kesehatan maupun fungsinya dalam masyarakat. Gangguan ini juga memiliki risiko kekambuhan sehingga dapat berdampak pada depresi kronis. Maka dari itu, diperlukan suatu pendekatan terapi untuk mengurangi beban tersebut dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang sebelumnya didiagnosis dengan gangguan depresi. Implementasi aplikasi seluler dapat menjadi pilihan untuk memitigasi hal tersebut. Studi ini bertujuan untuk meninjau pendekatan terapi aplikasi seluler untuk mencegah progresi dan kekambuhan pada gejala depresi. Pembahasan: Upaya untuk mencegah progresi dan kekambuhan dari gangguan depresi dapat dilakukan melalui aplikasi seluler CORED (Chronic-Relapsing Depression) Prevention yang berfokus pada: (1) Follow Up, (2) Bantuan manajemen waktu, (3) Pelatihan meditasi dan mindfulness, dan (4) Layanan Group-Therapy. Intervensi pada empat hal tersebut memiliki efek klinis yang baik untuk mencegah rekurensi pada pasien gangguan depresi. Selain itu, mengingat akan tingginya risiko kekambuhan pada depresi, maka aplikasi ini dilengkapi dengan Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) sebagai alat skrining untuk mendeteksi warning sign di mana pasien harus kembali menjalankan terapi dalam lingkup klinis. Simpulan: Penggunaan aplikasi, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip yang tepat, diharapkan dapat memberikan efek yang maksimal serta dapat bersifat efektif baik dari segi waktu maupun biaya. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk meneliti implementasi aplikasi yang lebih terintegrasi untuk menilai efektivitas dari penggunaan aplikasi seluler sebagai pencegah kekambuhan dan depresi kronis pada pasien gangguan depresi.