Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Komunikasi

Penggunaan Social media influencer Sebagai Usaha Membangun Budaya Masyarakat Digital Tentang Konsep Tubuh Ideal dan Kepercayaan Diri Azizun Kurnia Illahi; Dewanto Putra Fajar; Muhammad Irawan Saputra
Jurnal Komunikasi Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v12i1.7078

Abstract

Social media influencers have a wide influence on users of social media, by entering new messages or popularizing certain issues. This makes the audience more aware of a particular issue in society, including on the topic of self-confidence or about the ideal body shape for women. The discussion about self-confidence or ideal body shape becomes a serious and important discourse for modern society. So that the activity of spreading information about it becomes important for the audience, because of that the role of influencer social media is important to know, especially on messages presented in social media. This research uses qualitative methods, with qualitative content analysis methodology. The purpose of this study is to determine the role of influencers in social media in providing messages relating to the ideal body concept to build self-confidence. The use of content analysis makes the writer have a better chance to provide deeper observation and analysis of the textual aspects of messages in social media, especially messages related to self-confidence and ideal body shape. This article finally gets important empirical findings that social media influencers have a big role to play in important information for social media users, which traditional media cannot tend to provide. Content created by social media influencers as communicators provides a new understanding of ideal body concepts that are not only related to physical appearance and beauty but also relate to the way individuals maintain body health. Social media influencer memberikan pengaruh luas kepada pengguna media sosial, dengan cara memasukkan sejumlah pesan baru atau mempopulerkan isu tertentu. Hal itu menjadikan audiens menjadi lebih sadar tentang suatu isu tertentu dalam masyarakat, termasuk juga pada topik tentang kepercayaan diri atau tentang bentuk tubuh ideal bagi perempuan. Adanya bahasan mengenai kepercayaan diri atau pun bentuk tubuh ideal menjadi wacana serius dan penting bagi masyarakat modern. Sehingga aktivitas penyebaran informasi tentang hal itu menjadi penting bagi audiens, karena itu peran sosial media influencer menjadi penting untuk diketahui, khususnya pada pesan-pesan yang disajikan di dalam media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metodologi analisis isi kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran social media influencer dalam memberikan pesan berkaitan dengan konsep tubuh ideal untuk membangun kepercayaan diri. Penggunaan analisis isi menjadikan penulis memiliki kesempatan lebih baik untuk memberikan pengamatan dan analisis lebih dalam terhadap aspek teksktual pesan dalam media sosial, khususnya pesan-pesan terkait dengan kepercayaan diri dan bentuk tubuh ideal. Artikel ini pada akhirnya mendapatkan temuan empiris penting bahwa social media influencer memiliki peranan besar untuk memasukkan sejumlah informasi penting bagi pengguna media sosial, yang cenderung tidak bisa diberikan oleh media-media tradisional. Konten-konten yang dibuat oleh social media influencer sebagai komunikator memberikan pemahaman baru tentang konsep tubuh ideal yang tidak hanya berkaitan dengan penampilan fisik dan kecantikan tetapi juga berhubungan dengan cara individu menjaga kesehatan tubuh.
Strategy Analysis of Storytelling in Communicating Marriage Age Maturity Program in The Society Nilam - Wardasari; Yun Fitrahyati Laturrakhmi; Azizun Kurnia Illahi
Jurnal Komunikasi Vol 13, No 2 (2021): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v13i2.11093

Abstract

Even though some measures to reduce the incidence rate of child marriage have being undertaken for years, the implementation of the marriage act, Undang-undang No.16/2019, has been strengthening the implementation of Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), a national program to reduce the incidence rate of child marriage in Indonesia. Under these circumstances, communication holds an essential role in that program, mainly to reach behavioral and social changes among community as the main target of the program. A number of previous research still focused on the role of communicators and the communication effectiveness of the program. Through narrative paradigm framework, the present study is conducted to explore story-telling strategies performed by extension agents in Kabupaten Pasuruan, a distric where the incidence rate of child marriage is relatively high. Data gathered through FGDs and indepth interviews which involved extension agents of Program PUP in Kabupaten Pasuruan, local authority that concerns in family welfare and women empowerment, and Muslimat NU – those directly involved in the communication and education process towards PUP Program. Through interactive analysis presented by Miles, Huberman & Saldana (2014), this study revealed that within their strory-telling strategies, the extension agents as a story-teller tends to performed themselves in a more symmetrical relationship with their audiences. In order to involve their audiences to their stories, the extension agents employed Islamic based stories. From the structural narration, it is clear that they use humor and mitos to convince their audiences to avoid child marriage. The stories used also performed both structural and characterological coherence. However, in some stories, there are still lack of material coherence.  Meskipun penanganan masalah pernikahan usia anak telah sejak lama dilakukan, berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan semakin memperkuat pelaksanaan Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) sebagai langkah konkret penanganan tingginya pernikahan usia anak di Indonesia. Komunikasi pada akhirnya turut memegang peranan kunci dalam proses pelaksanaan program khususnya untuk mencapai perubahan dalam level masyarakat sasaran. Berkaitan dengan PUP, berbagai riset terdahulu masih banyak berfokus pada peran komunikator serta efektivitas proses pengomunikasian program. Melalui kerangka narrative paradigm, penelitian ini hadir dengan tujuan mengeksplorasi strategi komunikasi berbasis storry-telling yang telah dilakukan oleh para penyuluh lapangan di wilayah Kabupaten Pasuruan, wilayah dengan jumlah pernikahan usia anak yang cukup tinggi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui FGD dan wawancara dengan melibatkan para penyuluh lapangan Program PUP di Kabupaten Pasuruan, dinas terkait, serta Muslimat NU yang terlibat langsung dalam proses edukasi terkait PUP. Melalui analisis interaktif Miles et al (Miles, M.B; Hubberman, A.M,; Saldana, 2014), disimpulkan bahwa melalui strategi story-telling yang digunakan, para penyuluh selaku pencerita berusaha memposisikan dirinya dengan membawakan cerita yang didasarkan pada penggunaan kisah-kisah dalam sejarah Islam untuk melibatkan target audiens di dalam cerita mereka. Dari struktur narasi yang digunakan, secara umum cerita yang disampaikan melibatkan humor dan mitos dan telah dapat memenuhi koherensi struktural dan karakterologis. Akan tetapi, terdapat beberapa cerita yang belum menunjukkan koherensi material.  
Bentuk Media Relations Perusahaan Swasta Dan Bumn Dengan Perusahaan Media
(Press Release Sebagai Sumber Berita Dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode November – Desember 2012) Azizun Kurnia Illahi
Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v6i1.24

Abstract

AbstractMany assumed that news in the mass media is the result of the work of reporters who descended directly to the place of occurrence. However, in practice any news source can be derived from the writings of public relations practitioners are known as press release. The Press release is a medium that contains about everything happening in a company. Information in press release is deliberately created and sent to the media for published. Not just stopped by knowing the mechanics here, but researchers also saw corporate issues raised who that make the media interested to packed up into a the news. To answer this question, researchers choose news which was taken from five press release state companies and five press release private company. While the news relies from press release the company loaded in a newspaper Jawa Pos the period November to Desember 2012. With use of research descriptive analysis resercher will illustrate, explain and to analyze data that was founded by research. Based on the results of research has been carried out, found a few things really quite startling. Although the news that is loaded in Jawa Pos period November to December 2012 taken from press release the company has no means the whole content press release moved off hand into content the news. There are cutting content information from press release into the news. Although is thus not a bit too content news that having a level the resemblance of the high with the content press release. In addition, corporate issues dominated is the issue of the financial company, about the state the opening of outlets / the office of a new territory and also service improvement company to consumer.AbstrakPress release merupakan informasi yang secara sengaja dibuat dan dikirim kepada pihak media agar dipublikasikan. Selain itu pula, press release merupakan bentuk dari tools Public Relations untuk dapat menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan media. Namun yang tidak diketahui oleh masyarakat adalah praktik pengambilan informasi dari press release menjadi konten berita. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana mekanisme press release perusahaan hingga menjadi sumber berita sebuah media massa. Tidak hanya berhenti dengan mengetahui mekanismenya, tetapi peneliti juga melihat isu-isu korporat yang diangkat sehingga pihak media tertarik untuk mengemasnya menjadi sebuah berita. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti memilih berita yang bersumber dari lima press release perusahaan BUMN dan lima press release perusahaan swasta. Sedangkan pemberitaan yang bersumber dari press release perusahaan tersebut dimuat dalam surat kabar Jawa Pos periode November hingga Desember 2012. Dengan menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif peneliti akan menggambarkan sekaligus menganalisis temuan data yang didapatkan. Hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal yang cukup mengejutkan. Meskipun pemberitaan yang dimuat dalam Jawa Pos periode November hingga Desember 2012 bersumber dari press release perusahaan tidak berarti seluruh konten press release dipindahkan begitu saja ke dalam konten berita. Terdapat pemotongan konten informasi dari press release ke dalam berita. Walau pun demikian tidak sedikit pula konten berita yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan konten press release. Selain itu, isu-isu korporat yang mendominasi adalah isu tentang kondisi finansial perusahaan, pembukaan gerai/kantor wilayah baru dan juga peningkatan pelayanan perusahaan terhadap konsumen.
Bentuk Media Relations Perusahaan Swasta Dan Bumn Dengan Perusahaan Media?(Press Release Sebagai Sumber Berita Dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode November – Desember 2012) Azizun Kurnia Illahi
Jurnal Komunikasi Vol. 6 No. 1 (2014): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v6i1.24

Abstract

AbstractMany assumed that news in the mass media is the result of the work of reporters who descended directly to the place of occurrence. However, in practice any news source can be derived from the writings of public relations practitioners are known as press release. The Press release is a medium that contains about everything happening in a company. Information in press release is deliberately created and sent to the media for published. Not just stopped by knowing the mechanics here, but researchers also saw corporate issues raised who that make the media interested to packed up into a the news. To answer this question, researchers choose news which was taken from five press release state companies and five press release private company. While the news relies from press release the company loaded in a newspaper Jawa Pos the period November to Desember 2012. With use of research descriptive analysis resercher will illustrate, explain and to analyze data that was founded by research. Based on the results of research has been carried out, found a few things really quite startling. Although the news that is loaded in Jawa Pos period November to December 2012 taken from press release the company has no means the whole content press release moved off hand into content the news. There are cutting content information from press release into the news. Although is thus not a bit too content news that having a level the resemblance of the high with the content press release. In addition, corporate issues dominated is the issue of the financial company, about the state the opening of outlets / the office of a new territory and also service improvement company to consumer.AbstrakPress release merupakan informasi yang secara sengaja dibuat dan dikirim kepada pihak media agar dipublikasikan. Selain itu pula, press release merupakan bentuk dari tools Public Relations untuk dapat menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan media. Namun yang tidak diketahui oleh masyarakat adalah praktik pengambilan informasi dari press release menjadi konten berita. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana mekanisme press release perusahaan hingga menjadi sumber berita sebuah media massa. Tidak hanya berhenti dengan mengetahui mekanismenya, tetapi peneliti juga melihat isu-isu korporat yang diangkat sehingga pihak media tertarik untuk mengemasnya menjadi sebuah berita. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti memilih berita yang bersumber dari lima press release perusahaan BUMN dan lima press release perusahaan swasta. Sedangkan pemberitaan yang bersumber dari press release perusahaan tersebut dimuat dalam surat kabar Jawa Pos periode November hingga Desember 2012. Dengan menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif peneliti akan menggambarkan sekaligus menganalisis temuan data yang didapatkan. Hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal yang cukup mengejutkan. Meskipun pemberitaan yang dimuat dalam Jawa Pos periode November hingga Desember 2012 bersumber dari press release perusahaan tidak berarti seluruh konten press release dipindahkan begitu saja ke dalam konten berita. Terdapat pemotongan konten informasi dari press release ke dalam berita. Walau pun demikian tidak sedikit pula konten berita yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan konten press release. Selain itu, isu-isu korporat yang mendominasi adalah isu tentang kondisi finansial perusahaan, pembukaan gerai/kantor wilayah baru dan juga peningkatan pelayanan perusahaan terhadap konsumen.
Penggunaan Social media influencer Sebagai Usaha Membangun Budaya Masyarakat Digital Tentang Konsep Tubuh Ideal dan Kepercayaan Diri Azizun Kurnia Illahi; Dewanto Putra Fajar; Muhammad Irawan Saputra
Jurnal Komunikasi Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v12i1.7078

Abstract

Social media influencers have a wide influence on users of social media, by entering new messages or popularizing certain issues. This makes the audience more aware of a particular issue in society, including on the topic of self-confidence or about the ideal body shape for women. The discussion about self-confidence or ideal body shape becomes a serious and important discourse for modern society. So that the activity of spreading information about it becomes important for the audience, because of that the role of influencer social media is important to know, especially on messages presented in social media. This research uses qualitative methods, with qualitative content analysis methodology. The purpose of this study is to determine the role of influencers in social media in providing messages relating to the ideal body concept to build self-confidence. The use of content analysis makes the writer have a better chance to provide deeper observation and analysis of the textual aspects of messages in social media, especially messages related to self-confidence and ideal body shape. This article finally gets important empirical findings that social media influencers have a big role to play in important information for social media users, which traditional media cannot tend to provide. Content created by social media influencers as communicators provides a new understanding of ideal body concepts that are not only related to physical appearance and beauty but also relate to the way individuals maintain body health. Social media influencer memberikan pengaruh luas kepada pengguna media sosial, dengan cara memasukkan sejumlah pesan baru atau mempopulerkan isu tertentu. Hal itu menjadikan audiens menjadi lebih sadar tentang suatu isu tertentu dalam masyarakat, termasuk juga pada topik tentang kepercayaan diri atau tentang bentuk tubuh ideal bagi perempuan. Adanya bahasan mengenai kepercayaan diri atau pun bentuk tubuh ideal menjadi wacana serius dan penting bagi masyarakat modern. Sehingga aktivitas penyebaran informasi tentang hal itu menjadi penting bagi audiens, karena itu peran sosial media influencer menjadi penting untuk diketahui, khususnya pada pesan-pesan yang disajikan di dalam media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metodologi analisis isi kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran social media influencer dalam memberikan pesan berkaitan dengan konsep tubuh ideal untuk membangun kepercayaan diri. Penggunaan analisis isi menjadikan penulis memiliki kesempatan lebih baik untuk memberikan pengamatan dan analisis lebih dalam terhadap aspek teksktual pesan dalam media sosial, khususnya pesan-pesan terkait dengan kepercayaan diri dan bentuk tubuh ideal. Artikel ini pada akhirnya mendapatkan temuan empiris penting bahwa social media influencer memiliki peranan besar untuk memasukkan sejumlah informasi penting bagi pengguna media sosial, yang cenderung tidak bisa diberikan oleh media-media tradisional. Konten-konten yang dibuat oleh social media influencer sebagai komunikator memberikan pemahaman baru tentang konsep tubuh ideal yang tidak hanya berkaitan dengan penampilan fisik dan kecantikan tetapi juga berhubungan dengan cara individu menjaga kesehatan tubuh.
Strategy Analysis of Storytelling in Communicating Marriage Age Maturity Program in The Society Nilam - Wardasari; Yun Fitrahyati Laturrakhmi; Azizun Kurnia Illahi
Jurnal Komunikasi Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v13i2.11093

Abstract

Even though some measures to reduce the incidence rate of child marriage have being undertaken for years, the implementation of the marriage act, Undang-undang No.16/2019, has been strengthening the implementation of Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), a national program to reduce the incidence rate of child marriage in Indonesia. Under these circumstances, communication holds an essential role in that program, mainly to reach behavioral and social changes among community as the main target of the program. A number of previous research still focused on the role of communicators and the communication effectiveness of the program. Through narrative paradigm framework, the present study is conducted to explore story-telling strategies performed by extension agents in Kabupaten Pasuruan, a distric where the incidence rate of child marriage is relatively high. Data gathered through FGDs and indepth interviews which involved extension agents of Program PUP in Kabupaten Pasuruan, local authority that concerns in family welfare and women empowerment, and Muslimat NU – those directly involved in the communication and education process towards PUP Program. Through interactive analysis presented by Miles, Huberman & Saldana (2014), this study revealed that within their strory-telling strategies, the extension agents as a story-teller tends to performed themselves in a more symmetrical relationship with their audiences. In order to involve their audiences to their stories, the extension agents employed Islamic based stories. From the structural narration, it is clear that they use humor and mitos to convince their audiences to avoid child marriage. The stories used also performed both structural and characterological coherence. However, in some stories, there are still lack of material coherence.  Meskipun penanganan masalah pernikahan usia anak telah sejak lama dilakukan, berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan semakin memperkuat pelaksanaan Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) sebagai langkah konkret penanganan tingginya pernikahan usia anak di Indonesia. Komunikasi pada akhirnya turut memegang peranan kunci dalam proses pelaksanaan program khususnya untuk mencapai perubahan dalam level masyarakat sasaran. Berkaitan dengan PUP, berbagai riset terdahulu masih banyak berfokus pada peran komunikator serta efektivitas proses pengomunikasian program. Melalui kerangka narrative paradigm, penelitian ini hadir dengan tujuan mengeksplorasi strategi komunikasi berbasis storry-telling yang telah dilakukan oleh para penyuluh lapangan di wilayah Kabupaten Pasuruan, wilayah dengan jumlah pernikahan usia anak yang cukup tinggi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui FGD dan wawancara dengan melibatkan para penyuluh lapangan Program PUP di Kabupaten Pasuruan, dinas terkait, serta Muslimat NU yang terlibat langsung dalam proses edukasi terkait PUP. Melalui analisis interaktif Miles et al (Miles, M.B; Hubberman, A.M,; Saldana, 2014), disimpulkan bahwa melalui strategi story-telling yang digunakan, para penyuluh selaku pencerita berusaha memposisikan dirinya dengan membawakan cerita yang didasarkan pada penggunaan kisah-kisah dalam sejarah Islam untuk melibatkan target audiens di dalam cerita mereka. Dari struktur narasi yang digunakan, secara umum cerita yang disampaikan melibatkan humor dan mitos dan telah dapat memenuhi koherensi struktural dan karakterologis. Akan tetapi, terdapat beberapa cerita yang belum menunjukkan koherensi material.  
Online Support Group For Chronic Disease Patients in The Context of Health Communication on Social Media Azizun Kurnia Illahi
Jurnal Komunikasi Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v16i1.26912

Abstract

In the context of health communication, support groups are believed to act as a protective measure against detrimental physical and psychological effects for patients by promoting adaptation both endocrinologically (related to hormones), cognitively, and behaviorally. Such adaptation also brings benefits in enhancing the immune system, adherence to medication consumption, and improving patient health. Support groups are crucial for patients, especially those with similar conditions, as there is a higher level of empathy, mutual information sharing, messages of hope and inspiration, and a platform for expression to enhance the life expectancy of patients with chronic diseases. These support groups emerged since the 1970s, constituting an integral component of healthcare. The existence of support groups is closely linked to helping improve health outcomes and reduce patient mortality rates. The diagnosis given by doctors to individuals can be a traumatic event. In such conditions, effective support systems are needed. These support systems can include friends, family, doctors, or other patients who have experienced similar illnesses. The similarity among members of the support group makes them a "support system" capable of providing both physical and psychological benefits and increasing adherence to the treatment process. The difficulties experienced by patients and their families in managing chronic diseases become highly complex when they do not receive support from their social environment. This motivates the existence of online support groups, which provide them with the flexibility to exchange information and discuss their health problems. To achieve the goals of this research, the researcher used content analysis with the object being the posts of HGM Community  from September to December 2022, while the unit of analysis used was proportional analysis unit. This research found that the most frequently used form of support by group members was instrumental support. The results from 149 posts in HGM Community posts obtained in this study showed that instrumental support with the category of "problem-solving" was the most commonly found.