Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

ANALISIS RENDEMEN DAN SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL MIKROALGA LAUT Tetraselmis chuii [IN PRESS APRIL 2014] Sani, Robby Nasrul; Nisa, Fithri Choirun; Andriani, Ria Dewi; Maligan, Jaya Mahar
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.277 KB)

Abstract

Mikroalga Laut Tetraselmis chuii memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena mengandung zat gizi dan senyawa fitokimia. Tetraselmis chuii memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu protein sebesar 48.42%, karbohidrat sebesar 12.10%, lemak 9.70%, aktivitas antioksidan berkisar antara 2.55-31.29 mg/mL dan total klorofil berkisar antara 3.65-19.20 mg/g. Penelitian senyawa fitokimia Tetraselmis chuii belum pernah dilakukan, maka dalam usaha pengembangan bahan pangan fungsional berbasis Tetraselmis chuii, penting dilakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol Tetrasemis chuii untuk mengidentifikasi jenis senyawa fitokimia yang terdapat dalam Tetraselmis chuii dan mengetahui manfaatnya bagi kesehatan. Penelitian ini dilakukan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak sebesar 30.97% dan ekstrak etanol Tetraselmis chuii mengandung senyawa fitokimia golongan alkaloid, flavonoid, dan glikosida flavonoid. Kata kunci: Pangan Fungsional, Skrining Fitokimia, Tetraselmis chuii
Characteristics of Microcapsule of ?-3 Fatty Acids Enriched Oil from Lemuru Meal Processing Teti Estiasih; Kgs Ahmadi; Fithri Choirun Nisa
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 19 No. 2 (2008): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.21 KB)

Abstract

Omega-3 fatty acids enriched fish oil from lemuru fishmeal processing met the quality standard of food grade fish oil, but it was susceptible to oxidation. Microencapsulation by spray drying was one method that could protect this oil against oxidation and the microcapsule could be applied more widely and easier to handle. The important factor that affected microencapsulation process by spray drying method was encapsulant to core ratio. The objective of research was to elucidate the effect of encapsulant to core ratio (2:1; 3:1; 4:1; 5:1; and 6:1 (w/w)) on characteristics of ?-3 fatty acids enriched fish oil microcapsule. The increase of microencapsulation efficiency and the decrease of surface oil proportion were related to better emulsion stability prior to spray drying and film forming ability around oil globule as the sodium caseinate proportion increased. Emulsification and heating during spray drying could induce hydrolysis of triglycerides in fish oil. Therefore, the quantity of free fatty acids relatively unchanged although the proportion of encapsulated oil decreased. The decrease of oxidation degree is caused by better protective effect of sodium caseinate during emulsification and spray drying due to better film forming ability as proportion of encapsulant increased. However, it was followed by the decrease of ?-3 fatty acids content that related to decreasing proportion of fish oil. This phenomenon was supported by unchanging ?-3 fatty acids retention that showed protective effect of sodium caseinate on oxidation during microencapsulation. Different encapsulant to core ratio did not change yield of microcapsule. Different proportion of surface oil did not affect microcapsule recovery.Key words : fish oil from by product of lemuru meal processing, ?-3 fatty acids enriched oil, microencapsulation, spray drying, encapsulant to core ratio
Optimization of Rapid Solidification to Enrich Fish Oil from by-Product of Lemuru Canning Processing with w-3 batty Acids by Response Surface Method Teti Estiasih; Fithri Choirun Nisa; Kgs Ahmadi; Umiatun .
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 16 No. 3 (2005): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3713.189 KB)

Abstract

Oil from by-product of lemuru canning processing was a source of w-3 fatty acid but its characteristics had out been known. The content of w-3 fatty acids of this oil had to be increased. Various methods are available to enhance w-3 fatty acids concentration Rapid solidification was one of limited methods to enrich fish oil by w-3 fatty acids containing triglycerides. This research was conducted to optimize rapid solidification condition to enrich fish oil from by product of lemuru canning processing with w-3 fatty acids and characterize the enriched oil compared by International Association of Fish Meal and Oil Manufacturers standard. In optimization process, the content of EPA+OHA and yield .was maximized. A two-factors central composite design in Response Surface Method was used to study the effect of solvent-to-oil ratio (X1) and extraction time (X2). The response (Y) is the multiplication of EPA+DHA content by yield. The results showed that under optimum conditions the maximum response were obtained at a solvent-to-oil ratio of 3,95:1(vw) and extraction time of 24,93 hours. The w-3 fatty acids enriched fish oil had EPA+DHA content of 33,33% and yield of 9.40% (w/w). The produced w-3 fatty acids enriched fish oil had good quality based on food grade fish oil standard, unless Fe and Cu content. Chelation could reduce these oxidizing metals. Key words : w-3 fatty acids, rapid solidification, response surface method, central composite design.
KAJIAN EKSTRAKSI ANTOSIANIN KULIT TERUNG JEPANG (Solanum melongena L.) Nurud Diniyah; Tri Susanto; Fithri Choirun Nisa
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis terung dan konsentrasi HCl dalam etanol terhadap kualitas fisik dan kimia pigmen antosianin kulit terung. Penelitian ini disusun dengan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor yaitu jenis terung (T), Kopek dan Kraigi dan konsentrasi HCl dalam etanol (P) 0,50 N; 1,00 N; dan 1,50 N dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Data dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan uji lanjut BNT α = 5 %. Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode “ Multiple Attribute”. Perlakuan terbaik antosianin kulit terung diperoleh dari jenis terung Kopek dan konsentrasi HCl dalam etanol 1,00 N dengan karakteristik nilai pH 1,03; total antosianin 0,56 (mg/ml); rendemen antosianin 15,28x10-3 %; tingkat kecerahan (L*) 31,60; intensitas warna merah (a+) 33,50; dan sisa residu etanol 1,16 %. Kata kunci: Ekstraksi, Antosianin, Terung, Etanol
ANALISIS RENDEMEN DAN SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL MIKROALGA LAUT Tetraselmis chuii [IN PRESS APRIL 2014] Robby Nasrul Sani; Fithri Choirun Nisa; Ria Dewi Andriani; Jaya Mahar Maligan
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mikroalga Laut Tetraselmis chuii memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena mengandung zat gizi dan senyawa fitokimia. Tetraselmis chuii memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu protein sebesar 48.42%, karbohidrat sebesar 12.10%, lemak 9.70%, aktivitas antioksidan berkisar antara 2.55-31.29 mg/mL dan total klorofil berkisar antara 3.65-19.20 mg/g. Penelitian senyawa fitokimia Tetraselmis chuii belum pernah dilakukan, maka dalam usaha pengembangan bahan pangan fungsional berbasis Tetraselmis chuii, penting dilakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol Tetrasemis chuii untuk mengidentifikasi jenis senyawa fitokimia yang terdapat dalam Tetraselmis chuii dan mengetahui manfaatnya bagi kesehatan. Penelitian ini dilakukan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak sebesar 30.97% dan ekstrak etanol Tetraselmis chuii mengandung senyawa fitokimia golongan alkaloid, flavonoid, dan glikosida flavonoid. Kata kunci: Pangan Fungsional, Skrining Fitokimia, Tetraselmis chuii
PENGARUH PENAMBAHAN PEKTIN DAN TEPUNG BUNGKIL KACANG TANAH TERHADAP KUALITAS FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MIE KERING TERSUBSITUSI MOCAF [IN PRESS JANUARI 2015] Luh Irma Irviani; Fithri Choirun Nisa
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan Mocaf sebagai bahan subsitusi terigu pada produk mie banyak dilakukan dalam upaya menekan impor terigu.Tingkat subtitusi Mocaf yang rendah dapat diatasi dengan penambahan pektin dan tepung bungkil kacang tanah. Tujuan penelitian   yaitu mengetahui pengaruh penambahan pektin dan tepung bungkil kacang tanah terhadap sifat fisik-kimia dan organoleptik mie kering tersubsitusi Mocaf. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan terbaik secara fisik-kimia ialah penambahan tepung bungkil kacang tanah 15% dan pektin 1%, dengan karakteristik yaitu kadar air 6.61%, kadar protein 8.52%,kecerahan (L) 44.2, daya patah 4.3 N, cooking time 267.67 detik,cooking loss 2.16%,volume pengembangan 159.03%. Sedangkan perlakuan terbaik  secara organoleptik ialah penambahan tepung bungkil kacang tanah 5% dan pektin 1%, dengan karakteristik warna mie mentah 2.80 (suka), rasa mie masak 2.55 (suka), serta tekstur mie masak 2.80 (suka).   Kata kunci: Pektin, Tepung bungkil kacang tanah, Mocaf, Mie kering
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN DAUN KELOR DAN KARAGENAN TERHADAP KUALITAS MIE KERING TERSUBSTITUSI MOCAF [IN PRESS JANUARI 2015] Merina Iing Trisnawati; Fithri Choirun Nisa
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mie merupakan salah satu makanan yang banyak diminati khususnya bagi masyarakat Indonesia. Mie terbuat dari tepung terigu dimana Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, oleh karena itu diperlukan bahan baku lokal yang dapat menggantikan tepung terigu. Bahan baku alternatif yang dapat digunakan adalah mocaf dimana mocaf memiliki karakteristik yang menyerupai tepung terigu. Kelemahan dari mocaf adalah tidak adanya gluten dan rendahnya kandungan proteinnya, oleh sebab itu perlu ditambahkan sumber protein seperti konsentrat protein daun kelor dan karagenan sebagai pembentuk tekstur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu penambahan konsentrat protein daun kelor (5%, 7.5%, 10%) dan penambahan karagenan (0.5%, 0.75%, 1%). Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan dianalisis menggunakan ANOVA dengan menggunakan uji lanjut BNT atau DMRT (α=5%). Berdasarkan hasil penelitian perlakuan terbaik dari segi organoleptik pada penambahan konsentrat protein 5% dan karagenan 0.75% sedangkan segi fisik kimia pada penambahan konsentrat protein 10% dan karagenan 1%.   Kata kunci : Mie kering, Mocaf, Karagenan, Konsentrat protein
PENGARUH PENAMBAHAN SARI ANGGUR (Vitis vinifera L.) DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA YOGHURT [IN PRESS JANUARI 2015] Satriyananda Widagdha; Fithri Choirun Nisa
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anggur lokal Indonesia memiliki rasa yang sangat asam sehingga kurang diminati konsumen, tetapi memiliki kandungan gizi yang baik salah satunya pigmen antosianin sebagai antioksidan. Penambahan sari anggur pada proses pembuatan yoghurt merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pemanfaatan anggur lokal dan nilai fungsional yoghurt. Tujuan penambahan sari anggur dan lama fermentasi yang berbeda adalah untuk memperbaiki sifat fisik-kimiawi yoghurt serta menghasilkan yoghurt yang memiliki antioksidan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor I konsentrasi sari anggur (10%, 15%, 20%) dan faktor II lama fermentasi (8 jam, 10 jam, 12 jam). Hasil perlakuan terbaik yaitu yoghurt dengan lama fermentasi 12 jam dengan penambahan 20% sari anggur dengan nilai pH (derajat keasaman) 4.357, total asam 1.17%, aktivitas antioksidan 56.457%, total antosianin 40.767 mg/100g, total BAL 2.68 x 108 cfu/ml, TPT 14.3 °Brix, viskositas 1675 cP, warna L (kecerahan) 61.467, warna a (kemerahan) 23.4 dan warna b (kekuningan) 12.2.   Kata kunci: Anggur, Antioksidan, Fermentasi, Yoghurt
EKSTRAKSI ANTOSIANIN LIMBAH KULIT MANGGIS METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION (LAMA EKSTRAKSI DAN RASIO BAHAN : PELARUT) [IN PRESS APRIL 2015] Rita Farida; Fithri Choirun Nisa
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit buah manggis mengandung 593 ppm antosianin. Salah satu upaya pemanfaatan produk berbasis kulit buah manggis adalah dengan pembuatan ekstraksi antosianin sebagai pewarna makanan alami. Ekstraksi konvensional untuk mengambil senyawa antosianin memakan waktu lama dan melibatkan proses termal yang dapat merusak antosianin. Untuk itu diperlukan teknik ekstraksi yang lebih efisien dalam mengekstrak antosianin, salah satunya dengan MAE (Microwave Assisted Extraction). Penelitian menggunakan RAK dengan 2 faktor yaitu lama ekstraksi (5, 10, 15 menit) dan rasio bahan:pelarut (1:10, 1:20, 1:30 b/v). Perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan lama ekstraksi 10 menit dan rasio bahan:pelarut 1:20 (b/v), dengan kadar antosianin 177.56 ppm, aktivitas antioksidan 83.95%, pH 2.45, rendemen 35.19%, tingkat kecerahan (L) 18.63, nilai °hue 25.59, dan total fenol 2362.95 ppm GAE.   Kata Kunci: Antosianin, Kulit Manggis, Microwave Assisted Extraction
PEMBUATAN MINUMAN JELI MURBEI (MORUS ALBA L.) DENGAN PEMANFAATAN TEPUNG PORANG (A.MUELLERI BLUME) SEBAGAI PENSUBTITUSI KARAGENAN [IN PRESS APRIL 2015] Anang Sugiarso; Fithri Choirun Nisa
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi total bahan pembentuk gel dan pengaruh proporsi tepung porang:karagenan untuk menghasilkan minuman jeli murbei yang memiliki sifat fisik, kimia dan organoleptik yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor yaitu konsentrasi total bahan pembentuk gel yang terdiri dari tiga level (0.1%, 0.3%, 0.5%) serta proporsi antara tepung porang: karagenan dengan tiga level juga yaitu (0:100, 25:75, 50:50). Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut BNT atau DMRT dengan selang kepercayaan 5%. Perlakuan terbaik fisik kimia minuman jeli dengan konsentrasi  total bahan pembentuk gel 0.5 dengan proporsi tepung porang:karagenan 50:50 dan untuk organoleptik konsentrasi bahan pembentuk gel 0.1% dan proporsi tepung porang:karagenan 25:75.   Kata kunci: Antioksidan, Antosianin, Minuman jeli, Murbei, Tepung Porang