Ali Rahmat
STIT Al-Karimiyyah Sumenep

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perilaku Kepemimpinan Kontingensi Kiai dalam Memanajerial Pondok Pesantren Al-Ittihad Lembung Timur Lenteng Sumenep Ali Rahmat; Fika Fitrotin Karomah
Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES) Vol. 2 No. 2 (2019): Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES)
Publisher : Faculty of Tarbiyah Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.358 KB) | DOI: 10.33367/ijies.v2i2.844

Abstract

The results of this research showed that the community's views on kiai's leadership turned out to provide positive responses and meanings. This is certainly influenced by the skills of the kiai in managing Pondok Pesantren Al-Ittihad, caring about the interests of the community, and their participation in social society. The kiai’s leadership practice appear in the clear and structured division of tasks, tolerance and full trust. So that boarding school (pesantren) officials like the leadership style of kiai because kiai are also very skilled in applying different leadership models according to situations and conditions. The factors that influence Kiai's leadership include environmental factors, educational background, and experience factors
IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK DI RA AL-MANAR LENTENG SUMENEP Ali Rahmat
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 5 No. 1 (2017): Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.122 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v5i1.44

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran bagi anak di RA Al-Manar dapat mempermudah dalam mencerna materi pelajaran sehingga kapasitas koginif anak dapat berkembang. Penggunaan media pembelajaran untuk anak usia dini sangat membantu dalam memberikan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun cara menerapkan media pembelajaran ialah dengan mengadakan tanya jawab kepada anak, percakapan, penugasan dan kemudian melihat hasil yang telah dicapai oleh anak kemudian memberikan penilaian. Adapun kendala yang dapat menghambat efektifitas penggunaan media pembelajaran ialah bagi guru itu sendiri seperti: guru kesulitan dalam mempersiapkan media untuk suatu pembelajaran, butuh waktu lama untuk menyiapkan media, serta mengeluarkan biaya yang banyak pula. Sementara kendala bagi anak itu sendiri ialah kurangnya media yang difasilitasi oleh guru, kurang efektifnya media yang digunakannya, dan sulitnya anak dalam menggunakan media pembelajaran.
KONSEP MANUSIA PERSPEKTIF FILOSOF MUSLIM: Studi Komparatif Pemikiran Ibn Sina dengan Al-Ghazali Ali Rahmat
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 4 No. 2 (2016): Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.948 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v4i2.71

Abstract

Kajian tentang konsep manusia kali ini hanya dibatasi pada konsep manusia perspektif Ibn Sina dan al-Ghazali. Ibn Sina mengemukakan bahwa hakikat dari manusia terdiri dari dua unsur yaitu: jasad dan nafs. Dua unsur ini memiliki perbedaan antara jasad dan nafs yang terdapat pada hewan dan tumbuhan. Kehadiran nafs dalam jasad sebagai penjelmaan baginya. Jasad merupakan alat bagi nafs. Selain itu, terdapat pula hubungan yang kuat antara jasad dan nafs. Nafs tidak akan mencapai tahap fenomenal tanpa adanya jasad. Sedangkan menurut al-Ghaza<li menyatakan bahwa hakikat manusia terdiri dari beberapa unsur, seperti: al-nafs, al-ru<h, al-qalb, dan al-‘aql. Keempat unsur ini memiliki fungsi dan peran masing-masing, namun keempatnya saling melengkapi dalam membentuk manusia yang berkepribadian Insan Kamil. Perbedaan potensi yang dimiliki oleh manusia inilah yang menjadikan manusia itu merupakan makhluk termulia di sisi Allah SWT. Tujuan Hidup Manusia ialah tercapainya kebahagiaan. Sedangkan tujuan akhirnya ialah tercapainya kebahagiaan akhirat yang puncaknya yaitu dekat dengan Allah SWT. Adapun relevansi antara pemikiran Ibn Sina dengan al-Ghazali terdapat pada dimensi nafs. Bagi Ibn Sina nafs manusia itu satu, akan tetapi berbeda dengan nafs perspektif al-Ghazali. Menurut al-Ghazali nafs itu terdiri dari nafs ammarah, mutmainnah, dan nafs lawwamah. Adapun yang menjadi hakikat manusia dalam nafs ini ialah nafs mutmainnah. Kemudian dilengkapi oleh al-Ghazali dengan dimensi lainnya,seperti: ruh, hati, dan akal.
Melacak Khazanah Pendidikan Pada Masa Nabi Muhammad SAW : (Studi Analisis Sosial Terhadap Strategi Pembelajaran) Ali Rahmat
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 8 No. 1 (2020): Pendidikan dan Kesilaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.574 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v8i1.126

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguraikan strategi pembelajaran pada masa Nabi Muhammad SAW. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah historis. Data dan informasi yang diperoleh oleh peneliti dari berbagai literatur baik primer maupun skunder akan diolah, dianalisis dalam rangka untuk memberikan makna terhadap hasil penelitian. Dengan kata lain, data mentah dari berbagai literatur akan ditelaah analisis oleh peneliti agar dapat dilaporkan hasil penelitiannya sebagai sumber rujukan bagi pemerhati maupun pecinta pendidikan. adapun metode analisis data yang digunakan oleh peneliti ialah content analysis. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi.  Hasil penelitian menyatakan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan Nabi Muhammad SAW lebih menekankan pada pembelajaran tauhid dan hafalan al-Qur’an. Pendidikan yang dijalankan Nabi Muhammad SAW melalui dua periode, yaitu periode Makkah dan Madinah. Sedangkan strategi pembelajaran yang digunakan oleh Rasullah SAW ialah: Tanya jawab dalam bidang keimanan dengan penghayatan, demontrasi dan keteladanan dalam materi ibadah dan akhlak. Sedangkan strategi pembelajaran yang dikemas melalui dakwah ialah: sembunyi-sembunyi dan perorangan, terang-terangan, dan umum.
Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Al-Qur’an: (Telaah Terhadap Ayat Qashash al-Qur’an) Ali Rahmat; Fika Fitrotin Karomah
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 8 No. 02 (2020): Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.081 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v8i02.148

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan karakter dalam perspektif al-Qur’an  melalui kisah-kisahnya terdiri dari: Pertama, tujuan pendidikan karakter. Sasaran dari tujuan pendidikan karakter di sini ialah pembentukan insan kamil serta pembinaan akhlak.  Kedua, nilai-nilai dasar pendidikan karakter, seperti: tidak sombong, cita-cita yang kuat, bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sopan santun, tolong-menolong, sabar, pemaaf, tanggung jawab, ikhlas, tidak mudah putus asa, berani mengakui kesalahan, cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, syukur, tidak boleh syirik, kasih sayang, patuh kepada kedua orang tua, kepemimpinan dan kepedulian sosial. Ketiga, tahapan-tahapan pendidikan karakter melalui pendidikan akhlak, pendidikan aqidah dan pendidikan syari’ah.
Quo Vadis Pendidikan Pesantren di Era Digital Ali Rahmat; Anwar Rudi
Kariman: Jurnal Pendidikan Keislaman Vol. 11 No. 1 (2023): Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52185/kariman.v11i1.298

Abstract

The results of this study indicate that the potential for the development of Islamic boarding schools in the digital era is quite wide open. We can observe this from the various strengths and potentials possessed by pesantren which are quite dominant. However, it turns out that the strengths and potential possessed by pesantren are not always a reference for the development of education in general. To implement education in the digital era, for example, there are still some perceptions that come from both internal and external pesantren who are worried about the fading of the core education of pesantren, namely the formation of human morality. Such a perception cannot be denied because implementing education in the digital era requires the readiness of adequate human resources in terms of knowledge, skills and mature personality so that they are able to utilize and respond to information technology in this digital era as a form of formulation of educational development in Islamic boarding schools.