Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Kinerja Pemisah Kulit Ari Tauge Kacang Hijau (Vigna radita L) Berdasarkan Amplitudo Ayakan dan Variasi Putaran Cahyanto, Darmawan Dwi; Hendrawan, Yusuf; Djoyowasito, Gunomo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2019.007.03.08

Abstract

Indonesia sebagai negara tropis banyak menghasilkan kacang hijau (Vigna radiata L) yang dimanfaatkan sebagai sayuran tauge. Proses pemisahan kulit ari tauge yaitu secara konvensional atau dengan menggunakan alat pemisah kulit ari tauge. Alat pemisah kulit ari tauge memiliki kapasitas pemisahan 204 kg/jam dan efektivitas pengayakan sebesar 84,6 %. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial. Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu (A) kecepatan putar (RPM) dan (B) amplitude ayakan, masing-masing faktor terdiri atas 3  variasi, yaitu kecepatan putar 173 rpm, 186 rpm, dan 200 rpm dengan amplitude ayakan 6 cm, 8 cm, dan 9 cm. Parameter dari penelitian ini yaitu kapasitas pemisahan dan efektivitas pemisahan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA, uji (BNT) 5% dan 1% dan uji Dega. HasiL Kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan kecepatan putar 173 rpm dan amplitude ayakan 8 cm dengan nilai kapasitas pemisahan 250,2 kg/jam dan efektivitas pemisahan 87,2%.
Pengaruh Variasi Suhu Karbonisasi dan Konsentrasi Aktivator terhadap Karakteristik Karbon Aktif dari Ampas Tebu (Bagasse) Menggunakan Activating Agent NaCl Hendrawan, Yusuf; Sutan, Sandra Malin; Kreative Y.R, Rizka
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.731 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat karbon aktif dari limbah ampas tebu dengan menggunakan activating agent NaCl dan dapat diperoleh kualitas karbon terbaik dengan beberapa pengujian karakteristik karbon aktif yang dihasilkan. Tahapan yang dilakukan pada saat pembuatan karbon aktif yakni dehidrasi selama 2 hari dengan sinar matahari dan dengan menggunakan oven pada suhu 105⁰C selama 2 jam, karbonisasi dilakukan pada suhu 300⁰C, 400⁰C dan 500⁰C, dan proses aktivasi dengan perendaman karbon dengan NaCl 5%,10%, dan 15% selama 5 jam. Proses aktivasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni aktivasi kimia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu karbonisasi dan konsentrasi NaCl terhadap karakteristik karbon aktif.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) dan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Hasil terbaik dari penelitian ini yakni pada perlakuan suhu karbonisasi 400⁰C dan konsentrasi aktivator 5%. Hasil dari perlakuan tersebut yakni kadar air 8,22%, kadar abu 49,9487%, kadar zat menguap 30,1657% dan kadar karbon terikat 19,8855%.
Analisa Pengaruh Variasi Penambahan Massa Nilon pada Preparasi Membran Nilon Terhadap Karakteristik Fisik Membran Fanani, Aris; Nugroho, Wahyunanto Agung; Hendrawan, Yusuf
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.58 KB)

Abstract

Teknologi filtrasi membran merupakan salah satu teknologi filtrasi yang menggunakan media penyaring dari membran. Seiring perkembangan zaman, telah disintesis membran yang berbahan nilon. Nilon bersifat semikristalin, kuat dan tahan terhadap suhu tinggi. Dalam penelitian ini, tujuan utamanya adalah mengetahui karakteristik fisik membran membran nilon. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode inversi fasa. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan massa nilon pada sintesis membran nilon yaitu 10 g, 15 g, 20 g,25 g, dan 30 g. Sedangkan parameter yang akan diamati adalah sifat fisik yang meliputi kuat tekan, kuat tarik, dan ukuran pori dari membran yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan massa nilon  (semakin tinggi konsentrasi larutan nilon-HCl), maka kuat tekan dan kuat tarik membran yang didapatkan semakin besar. Nilai kuat tekan terbesar yang dihasilkan pada penelitian ini terjadi pada massa nilon 30 gram dengan konsentrasi 60% (b/v) yaitu 3.83 Kg/cm2 dan nilai kuat tekan terkecil pada penelitian ini terjadi pada massa nilon 10 gram dengan konsentrasi 20% (b/v)  yaitu 0.73 Kg/cm2. Nilai kuat tarik terbesar yang dihasilkan dari pengujian ini terjadi pada massa nilon 30 gram dengan konsentrasi 60% (b/v)  yaitu 9.22 Kg/cm2 dan nilai kuat tarik terkecil pada pengujian ini terjadi pada massa nilon 10 gram dengan konsentrasi 20% (b/v)  yaitu 2.16 Kg/cm2. Berdasarkan analisa SEM, membran nilon yang dihasilkan termasuk dalam golongan membran mikrofiltrasi. . Kata Kunci : inversi fasa,  kuat tekan, kuat tarik
Pemodelan Dan Optimasi Sistem Kontrol Pada Multiple Effect Evaporator Dengan Menggunakaan Particle Swarm Optimization Jayalaksono, Anung Nugroho; Argo, Bambang Dwi; Hendrawan, Yusuf; Al Riza, Dimas Firmanda
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.059 KB)

Abstract

Sistem produksi dalam proses industri begitu kompleks, dan dinamis, sehingga proses sering mengalami kondisi yang kurang diharapkan karena kurangnya kemampuan sistem pengendalian dalam menjaga proses. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performansi kontrol PID dengan menambahkan faktor bobot inersia untuk meredam kecepatan dalam pencarian titik-titik optimal pada proses penguapan evaporator dan memodelkan evaporatornya. Optimasi parameter tuning kontrol PID menggunakan PSO (Particle Swarm Optimization) diharapkan mampu menangani sistem nonlinier evaporator dengan karakteristik respon undershoot yang sulit ditangani dan memperbaiki respon sistem dengan overshoot, rise time yang cukup lama dan besar. Prosedur perancangan dan simulasi tuning kontrol PID berdasarkan PSO meliputi 2 tahapan. Tahapan 1 pemodelan sistem, dilakukan dengan proses identifikasi berdasarkan data variabel plant pada evaporator. Tahapan yang kedua yaitu perancangan PSO sebagai tuning kontrol PID. Hasil penelitian menunjukkan PSO mampu memberikan peningkatan performansi tuning sistem pengendalian kontrol PID dalam meningkatkan respon sistem pada sistem pengendalian Multiple Effect Evaporator dengan rise time 0.01 detik, overshoot 3.35%, settling time 6.102 detik serta mampu memberikan respon undershoot plant  MEE sebesar 28.11%. Dari analisa dengan metode tuning kontrol PID Ziegler-Nichols dapat dilihat dari segi settling time, overshoot, rise time, dan kesetabilan respon plant MEE, metode tuning kontrol PID dengan PSO mampu memperbaiki respon sistem plant MEE. Dari hasil penerapan pada plant MEE, PSO dengan penambahan bobot inersia w memberikan tuning yang lebih baik dibandingkan  kontrol PID dengan metode Ziegler-Nichols dari kriteria max over shoot, rise time dan settling time sebesar 5.38%, 3.05 detik, 10.1 detik, dibanding metode tuning kontrol PID dengan PSO (3.35%, 0.01 detik, 6.102 detik).   Kata kunci : PSO, PID, Evaporator, MEE, Inersia
Pengaruh Pemberian Auksin Sintetik Asam Naftalena Asetat Terhadap Pertumbuhan Mikroalga (Nannochloropsis oculata) Yulianingsih, Rini; Hendrawan, Yusuf; Bahua, Hismarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.975 KB)

Abstract

Mikroalga (Nannochloropsis oculata) adalah salah satu mikroorganisme bersel satu yang termasuk dalam kelas Eustigmatophyceae yang dikenal sebagai marine chlorella dan umumnya dibudidayakan di pembenihan ikan sebagai pakan rotifer. Nannochloropsis oculata. Mempunyai peranan penting dalam suatu kegiatan pembenihan karena kandungan nutrisinya yang tinggi Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian auksin sintetik asam naftalena asetat terhadap laju pertumbuhan mikroalga (Nannochloropsis oculata). Masing – masing perlakuan yaitu A0 (tanpa penambahan auksin asam naftalena asetat), A2 (auksin asam naftalena asetat 2 ppm), A4 (auksin sintetik asam naftalena asetat 4 ppm), A6 (auksin sintetik asam naftalena asetat 6 ppm), A8 (auksin sintetik asam naftalena asetat 8 ppm). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan populasi Nannochloropsis oculata mencapai kenaikan puncak hari ke- 6 pada A6 (1.1096 x 106 sel/ml), A8 (1.0043 x 106 sel/ml), A0 (0.8713 x 106 sel/ml), A2 (0.8868 x 106 sel/ml) dan A4 (0.9049 x 106 sel/ml). Dari masing – masing perlakuan dosis pemberian auksin sintetik asam naftalena asetat, A0 menghasilkan rata – rata laju pertumbuhan maksimal (µmaks) Nannochloropsis oculata sebesar (0.203827 sel/ml/hari); A2 sebesar (0.227957 sel/ml/hari); perlakuan A4 sebesar (0.240584 sel/ml/hari); Perlakuan A6 sebesar (0.269752 sel/ml/hari); dan perlakuan A8 sebesar (0.249212 sel/ml/hari). Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian dosis auksin sintetik asam naftalena asetat yang berbeda akan memberikan laju pertumbuhan maksimum (µmaks) populasi Nannochloropsis oculata yang berbeda pula. Kata kunci : Nannochloropsis oculata, asam naftalena asetat, laju pertumbuhan
Quality Characteristic Study of Star Fruit (Averrhoa carambola L.)Using an Image Processing Technique S., Sumardi H.; Hendrawan, Yusuf
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2005)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.187 KB)

Abstract

The research aim was to develop image processing algorithms suitable for the determination of star fruits quality by assessing the external appearances of the fruit i.e. physical characteristics used for grading. Based on that, a computer software for star fruit quality grading was then developed. An RGB (Red-Green-Blue) index was used to determine the colour range and classification, while an euclidian method was used to measure the length and diameter of the fruit to classify the quality grade. The result showed that an image processing has high correlation between fruit length (r2=0.97), fruit diameter(r2=0.98),and fruit area based on fruit length (r2=0.93), but less correlated with the fruit area based on the fruit diameter (r2=0.62). The red index was slightly well correlated with the total soluble solid (°Brix) of the fruit juice (r2=0.74). On the other hand, the green and blue indexes showed a low correlation with the total soluble solid of the fruit with a correlation value of 0.34 and 0.10 respectively. It can be concluded that the quality characteristics of star fruit may be mostly determined by the red index, fruit length, fruit diameter, and fruit area. The Grade A quality characteristics of the fruit can be expressed with a value of 0.402-0.460 (red index),  186-237 pixels (fruits length), 100-125 pixels (fruits diameter), and  13627-20449 pixels (fruits area). While the values of such parameter of the B Grade were 0.402-0.460, 147-185 pixels, 76-90 pixels, and 8805-13415 pixels, and of C Grade were 0.370-0.401, 147-185 pixels, 76-90 pixels, and 8805-13415 pixels, respectively.   Key Words : Star Fruits, Image Processing, quality.
The Effect Of NaOH Concentration And Microwave Heating Time On Pretreatment Process Toward Lignocellulose Content Of Chlorella vulgaris Siregar, Moh. Risal; Hendrawan, Yusuf; Nugroho, Wahyunanto Agung
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.897 KB)

Abstract

The scarcity of fossil fuel, cause necessary a renewable energy such as bioenergy with biomass as resources. One of biomass resources which can be used is microalgae Chlorella vulgaris. The aim of this research is to learn the effect of NaOH concentration and microwave heating time toward content of cellulose, lignin and hemicellulose Chlorella vulgaris. 15 grams powder of Chlorella vulgaris is mixing with 150 ml NaOH (0.3M ; 0.5 M ; 0.7 M) and then be heated on microwave PANASONIC model NN-GD371M (f = 2450 MHz ; P = 950 Watt) at low temperature level with time variations that 20 meniutes, 30 minutes, 40 minutes. The result of effectivity indeks analyze, the best treatment on 0,7 M 40 menit. Cellulose content go down from 1.27% to 0.53%, hemicellulose go up from 17.02% to 0.65% and lignin go up from 0.27% to 0.65% or can be said carbohydrat go up from 18.29% to 67.49%. Microstructure analysis with SEM show that structure of molecules changed, destroyed and not compact. Key Words : Chlorella vulgaris, Microwave-NaOH, Pretreatment
Efektivitas Penundaan Proses Fermentasi Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.) dengan Metode Penyinaran Ultraviolet Hendrawan, Yusuf; Nugroho, Wahyunanto Agung; Imron, Saiful
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.342 KB)

Abstract

Nira siwalan mengalami fermentasi dengan adanya mikroorganisme yang merubah sukrosa menjadi alkohol dan berlanjut menjadi asam. Maka dari itu agar tidak mudah terkontaminasi dan menghambat terjadinya fermentasi salah satunya adalah dengan pengawetan menggunakan penyinaran ultraviolet (UV). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penundaan fermentasi pada nira siwalan segar menggunakan sinar ultraviolet (UV) serta mengetahui pengaruh penggunaan sinar ultraviolet (UV) pada nira siwalan segar terhadap penurunan total mikroba, penurunan pH  dan peningkatan kadar alkohol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi diameter selang (0.5 cm dan 1 cm) dan debit aliran (0.5 cm3dt-1, 1 cm3dt-1 dan 1.5 cm3dt-1). Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Analysis of Varian (ANOVA). Apabila hasil uji menunjukkan beda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukan diameter selang dan debit aliran yang digunakan pada penyinaran berpengaruh terhadap mikroba (terendah = 1.96 log CFU/ml), penurunan nilai pH (rata-rata terkecil =0.37) dan peningkatan kadar etanol (peningkatan terkecil = 0.47%). Setelah dilakukan analisa dengan metode “multiple attribute” didapat variasi debit aliran dan diameter selang terbaik adalah berada pada perlakuan B2Q1 yaitu dengan selang diameter 1 cm dan debit aliran 0.5 cm3 dt-1.   Kata kunci: Nira Siwalan, Ultraviolet C, Etanol, Total Mikroba
Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun Perdana, Litapuspita Rizka; Lutfi, Musthofa; Hendrawan, Yusuf
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.839 KB)

Abstract

Minyak cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri (essensial oil) yang banyak dibutuhkan oleh negara-negara di dunia. Minyak cengkeh bisa didapatkan dari bagian bunga, tangkai, maupun daunnya. Namun, harga bunga dan tangkai cengkeh lebih mahal dibandingkan daunnya sehingga minyak cengkeh lebih banyak dihasilkan dari daun-daun cengkeh yang kering dan telah berguguran dengan kandungan minyak berkisar pada 1-4%. Untuk menghasilkan rendemen yang tinggi pretreatment berupa pencacahan sangat dibutuhkan sehingga performansi untuk menghasilkan rendemen pada penyulingan uap yang dilakukan dapat berlangsung secara sempurna. Ukuran daun yang disuling dibedakan menjadi tiga, yaitu daun tanpa cacahan, cacahan kasar, dan cacahan halus yang dipisahkan menggunakan ayakan 12 mesh dengan ketentuan daun yang lolos ayakan merupakan daun cacahan halus sedangkan yang tidak lolos adalah daun cacahan kasar. Penyulingan ini menggunakan destilasi uap dengan waktu penyulingan selama 5 jam dalam skala laboratorium. Dalam penelitian ini rendemen dari daun cacahan kasar adalah 0,752%, cacahan halus 0,394%, dan tanpa cacahan 0,165%. Cacahan kasar memberikan hasil rendemen tertinggi dibandingkan cacahan halus dan tanpa pencacahan. Kata kunci: Minyak Atsiri, Minyak Cengkeh, Pencacahan Penyulingan
STUDI KONSENTRASI STARTER DAN MEDIUM PERENDAMAN ASAM ASETAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN PERMEABILITAS MEMBRAN SELULOSA NATA DE BANANA SKIN Sumarlan, Sumardi Hadi; Hendrawan, Yusuf; Islami, Madaniyyah Mustika
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 16, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.154 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2015.016.01.01

Abstract

Membran merupakan selaput tipis semi-permeabel yang bersifat selektif terhadap komponen tertentu dalam suatu campuran larutan. Terdapat 2 macam bahan pembuatan membran yaitu bahan organik dan anorganik, pada penelitian ini  memanfaatkan bahan organik yaitu kulit pisang kepok. Untuk menghasilkan membran yang memiliki nilai sifat mekanis dan permeabilitas yang tinggi maka dalam pembuatan dibutuhkan  kinerja dari Acetobacter xylinum dan menghasilkan membran selulosa yang lebih berkualitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan starter dan perendaman asam asetat terhadap sifat mekanis dan permeabilitas membran serta untuk mengetahui hasil terbaik dari beberapa perlakuan. Penlitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor yaitu konsentrasi starter dan konsentrasi perendaman asam asetat. Faktor pertama yaitu konsentrasi penambahan starter terdiri dari 3 level yaitu 15, 20, dan 25%. Faktor kedua yaitu medium perendaman asam asetat terdiri dari 3 level yaitu 2, 4, dan 6% dengan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi uji sifat mekanis, permeabilitas membran, ketebalan, kadar air basis basah dan basis kering. Hasil pengamatan terbaik untuk nilai kuat tekan 3.94 kg/cm2, nilai kuat tarik 0.14 kg/cm2, ketebalan 0.11 mm, nilai permeabilitas 0.0016 mL/m2.detik, kadar air basis basah 74.66% dan basis kering 12.74%. Dari semua parameter dilakukan uji indeks efektivitas didapatkan membran selulosa terbaik pada perlakuan  konsentrasi starter 25% dan konsentrasi perendaman asam asetat 4%.