Claim Missing Document
Check
Articles

PROPORSI SLUDGE DAN KOTORAN KAMBING SERTA KONSENTRASI EM4 PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK Gunawan, Wawan; Ahmadi, Kgs; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oil sludge is a waste palm oil processing industry that has not been widely used. One solution is the utilization of organic fertilizer. the Objective of this study to obtain a mixture of sludge and dirt proportion of goat and EM4 proper concentration and calculate the feasibility in the manufacture of organic fertilizers based on the best treatment. This study used a randomized block design with two factors, namely the composition of the mixture of sludge and goat manure (60:40, 70: 30.80: 20) as a factor of 1 and EM4 concentration (0.8%, 1%, 1.4%) as a factor of 2. The results of the research note that the given treatment produces no real influence against pH, content of N, P, and K fertilizers the organic value of pH average 9.03, N 0.85, P 1.15, and K 1.87. Results of feasibility analysis to calculate HPP, BEP, R / C ratio, NPV and IRR result HPP Rp. 800, -, BEP Rp. 109 832 727, -, R / C ratio of 1.15. NPV Rp. 2 35,446,417, - and an IRR of 34.34%. Lumpur sawit merupakan salah satu limbah industri pengolahan kelapa sawit yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satu solusi pemanfaatannya adalah dengan pembuatan pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran sludge dan kotoran kambing serta konsentrasi EM4 yang tepat dan menghitung kelayakan usaha pada pembuatan pupuk organik berdasarkan perlakuan terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor, yaitu komposisi campuran sludge dan kotoran kambing (60:40, 70:30,80:20) sebagai faktor 1 dan konsentrasi EM4 (0,8%, 1%, 1,4%) sebagai faktor 2. Hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan yang diberikan tidak menghasilkan pengaruh nyata terhadap kandungan pH, N, P, dan K pupuk organik dengan nilai rerata pH 9.03, N 0.85, P 1.15, dan K 1.87. Hasil analisis kelayakan usaha dengan menghitung HPP, BEP, R/C Rasio, NPV dan IRR diperoleh hasil HPP Rp. 800,-, BEP harga Rp. 109.832.727,-, R/C Rasio sebesar 1,15. NPV sebesar Rp. 235.446.417,- dan IRR sebesar 34,34%.
KONSENTRASI AIR DAN WAKTU FERMENTASI PRODUKSI BIOGAS BERBAHAN BAKU BLOTONG DENGAN STARTER FESES SAPI Widodo, Agus; Ahmadi, Kgs; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is one of the oil producing countries which currently ranks 8th in Asia and ranks 22nd in the world. However, the demand for oil fuels is currently experiencing a very drastic increase, where public demand is increasing and the depletion of world oil reserves has resulted in an increase in fuel prices. Biogas is an alternative to help overcome the scarcity of fuel oil. The purpose of this study was to obtain the best water concentration and fermentation time and economic feasibility in making biogas made from raw materials using cow stool starter. The results showed that the best concentration of water and duration of fermentation was at 1: 2 water concentration with a fermentation time of 25 days with an average biogas production of 5.235 liters with a pH of 6.46. The results of analysis business feasibility data show that biogas made from blotong with the addition of cow feces as a starter is feasible, with HPP of Rp. 1423.7, HPP (25%) = Rp. 1,779.6 Per Liter, BEP (Unit) = 19,421.3 Liter, RCR = 1.25. Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil minyak bumi yang saat ini menduduki urutan ke 8 di Asia dan urutan ke 22 di dunia. Namun kebutuhan bahan bakar minyak saat ini mengalami peningkatan yang sangat drastis, dimana permintaan masyarakat yang semakin meningkat dan semakin menipisnya sumber cadangan minyak dunia yang mengakibatkan pada kenaikan harga bahan bakar. Biogas merupakan salah satu alternatif untuk membantu mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi air dan waktu fermentasi terbaik dan kelayakan ekonomi dalam pembuatan biogas berbahan baku blotong dengan menggunakan starter feses sapi. Hasil penelitian menunjukkan Konsentrasi air dan lama fermentasi terbaik yaitu pada konsentrasi air 1 : 2 dengan lama fermentasi selama 25 hari dengan rata – rata produksi biogas sebanyak 5,235 Liter dengan pH 6,46. Hasil analisi data kelayakan usaha menunjukkan biogas berbahan baku blotong dengan tambahan feses sapi sebagai starter layak diusahakan, dengan HPP sebesar Rp. 1423,7, HPP (25%) = Rp. 1.779,6 Per Liter, BEP (Unit) = 19.421,3 Liter, RCR = 1,25.
Kajian Konsentrasi Bakteri Asam Laktat Dan Lama Fermentasi Dalam Pembuatan Tepung Mocaf Bakteri Asam Laktat Terhadap Fisika Kimia Tepung Mocaf Soares, Rosalino De jesus; Santosa, Budi; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi yang terbaik antara konsentrasi Bakteri Asam Laktat dan lama fermentasi dalam pembuatan tepung mocaf. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang di susun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor I yaitu konsentrasi bakteri asam laktat terdiri dari 5 level (B1=0%), (B2=1%), (B3=2%), (B4=3%), (B5=4%), dan faktor II yaitu lama fermentasi 4 level (F1= 6 Jam), (F2=12 Jam), (F3=24 Jam), (F4=36 Jam) dengan 2 kali ulangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang terbaik adalah bakteri asam laktat 4% dan lama fermentasi 24 jam dengan kadar air 2,885%, kadar abu 2,92%, viskositas 3800cps, derajat putih 548,75L*, daya gelatinisasi 82,95ºC.
KAJIAN JENIS ADSORBEN PADA PEMURNIAN ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT Hendriono, Hendriono; Sasongko, Pramono; Ahmadi, Kgs
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis adsorben pada proses pemurnian asap cair yang terbaik berdasarkan kadar asam, kadar fenol, dan kadar karbonil. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental dengan percobaan yang terdiri dari tiga jenis adsorben yaitu zeolit, bentonit, dan karbon aktif. Masing-masing jenis adsorben diaplikasikan dalam tiga konsentrasi berbeda yaitu 10%, 20%, dan 30%. Pemurnian menggunakan karbon aktif dengan konsentrasi 20% menunjukkan hasil terbaik dengan kadar asam, kadar fenol, dan kadar karbonil paling tinggi dibandingkan jenis adsorben lainnya. Berdasarkan analisa GC-MS pada seluruh sampel diketahui bahwa semua asap cair yang dihasilkan memiliki kandungan senyawa asam, karbonil, dan fenol.
PENGARUH KONSENTRASI BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KELADI (Xanthosoma sagittifolium) TERMODIFIKASI Ana Hida, Yeni Danga; Sasongko, Pramono; Santosa, Budi
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this study was to determine the best combination of Lactic acid bacteria concentration and fermentation time in order to Taro flour processing completed with the feasibility study. This research was conducted by Randomized Block Design Factorial with 2 replications. The first factor was the concentration of lactic acid bacteria 1%, 2%, 3%, 4% and the second factor was the long of fermentation 1, 2, and 3 days. The result showed the best combination was the 1% concentration lactic acid bacteria and long fermentation 3 days with Rated Results (RR) of 0.81 is the best treatment and the value of the parameter the water content of 11.38%, ash content of 2.37%, white intensity of 91.30%, Aromatic 3.32 (neutral), color 3,67 (neutral). The analysisfeasibility of known cost of goods sold(CGS) Rp. 8075.43 / kg. BEP obtained is Rp. 72,413,793, -, PP = 8.13 and RCR = 1.23, which means the modified taro flour business is profitable and worth the effort since the RCR> 1. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi terbaik antara konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi pada pembuatan tepung keladi termodifikasi serta mengetahui kelayakan usaha. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi bakteri asam laktat 1%, 2%, 3%, 4% dan faktor kedua adalah dengan lama fermentasi 1, 2, dan 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri asam laktat 1% dan lama fermentasi 3 hari dengan Nilai Hasil (NH) sebesar 0,81 adalah perlakuan terbaik dan nilai parameter kadar air 11,38%, kadar abu 2,37%, derajat putih 91,30%, Aroma 3,32 (netral), warna 3,67 (netral). Analisa kelayakan usaha didapat Revenue Cost Ratio sebesar 1,23 yang artinya usaha tepung keladi termodifikasi ini menguntungkan dan layak untuk diusahakan karena RCR > 1.
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA SIMPAN TERHADAP KUALITAS MUTU MIE BASAH SEBAGAI BAHAN PRODUK CUIMIE MALANG Sutinata, Tri; Mushollaeni, Wahyu; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this research is to determine 1) the right type of packing to keep the quality of the poor cuimie, 2) long time saving to keep the quality of the poor cuimie. This study used nesting design calculation consisting of 2 factors: packaging type consist of 0.03 mm polypropylene packaging, poplipropylene 0,08 mm, polypropylene 0,10 mm, and alumunium foil packaging. The results showed that the best packaging used to pack the wet noodles as a cuimie product is the type of aluminum foil packaging. Long save best to maintain the quality of wet noodles as cuimie product that is 3 days. Penelitian ini bertujuan untuk 1) jenis kemasan yang tepat untuk menjaga kualitas cuimie malang, 2) lama simpan yang tepat untuk menjaga kualitas cuimie malang. Penelitian ini mengunakan perhitungan rancangan tersarang yang terdiri dari 2 faktor yaitu jenis kemasan terdiri dari kemasan polipropilen 0,03 mm, poplipropilen 0,08 mm, polipropilen 0,10 mm, dan kemasan alumunium foil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan yang paling baik digunakan untuk mengemas mie basah sebagai bahan produk cuimie adalah jenis kemasan alumunium foil. Lama simpan paling baik untuk menjaga kualitas mie basah sebagai produk cuimie yaitu 3 hari.
PENGUJIAN DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus sp. DARI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SAWO MANILA (Manilkara zapota) Susanti, Herlina; Mushollaeni, Wahyu; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis-jenis senyawa bioaktif dan konsentrasi yang paling efektif dari ekstrak daun sawo manila dalam menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu E1: Etil asetat teknis 70% dan E2: Etil asetat teknis 90% masing-masing dengankonsentrasi 10% = 20%= 30%= 40%= 50%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Dari pengamatan hasil penelitian yang dilakukan dengan ekstrak daun sawo dari etil asetat 70% pada hari yang kelima yaitu dengan zona bening dari uji daya hambat seluas 4,1 mm yaitu pada konsentrasi ekstrak daun sawo 50% mampu menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan analisa uji daya hambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp maka kombinasi perlakuan yang terbaik adalah E1: Etil asetat 70% dengan konsentrasi 50%, dari hasil perlakuan terbaik tersebut dilakukan analisa kelayakan usaha meliputi perhitungan biaya investasi sebesar Rp. 227.650.000 dan kebutuhan total biaya investasi diperoleh biaya produksi tahunan sebesar Rp. 1.945.950.000 dengan kapasitas produksi selama 1 tahun adalah Rp. 180.000 botol/tahunnya, maka akan diperoleh HPP sebesar Rp. 18.935,33/botol. Nilai BEP terjadi pada kualitas produk Rp. 18.935,33 unit produk/tahun sebesar Rp. 1.163.432.485 IRR= RCR= 1,75 karena nilai RCR pada proyek ini > 1 maka usaha produksi ekstrak daun sawo manila menggunakan etil asetat ini layak untuk diusahakan.
ANALISA KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN KUE ULAT SUTRA DENGAN PROPORSI TEPUNG KETAN (Oryza sativa L. var glutinosa) DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas L) Yosua, Yosua; Santosa, Budi; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Silkworm cookies is a snack its has shape and looks like a silkworms. The raw materials of cookies are glutinous rice flour, eggs, margarine and salt or sugar. The main raw material commonly used was glutinous rice flour, but in this study glutinous rice flour was combined with one of the horticultural products, namely yellow sweet potato. The low technology applied to post-harvest and low prices make yellow sweet potatoes as an option in making silkworm cookies to increase the economic value of yellow sweet potatoes and extend the shelf life in flour form. The business analysis of the silkworm cookies proportion of glutinous rice flour and yellow sweet potato flour began by looking for its fixed capital costs, depreciation, variable costs, annual fixed costs, annual non-fixed costs, total cost for one year. Then determined the Cost of Goods Sold (HPP), Break Event Points (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C), determined the profit in one day. Based on the results of the business analysis calculation, the silkworm cookies with the proportion of glutinous rice flour and yellow sweet potato flour making is worth making with HPP IDR 4,278/pack, the selling price by taking 40% profit obtained IDR. 5,990/pack (50 g), the BEP unit is 9,520 Packs/ Year, the BEP price is IDR 57,022,477 and the R / C is 1.40 so that the business is feasible. Kue ulat sutra merupakan camilan berbentuk memanjang serta mempunyai gerigi menyerupai ulat sutra. Bahan baku dalam pembuatan kue ulat sutra adalah tepung ketan, telur, margarin serta garam atau gula. Bahan baku utama yang biasa digunakan adalah tepung ketan namun dalam penelitian ini tepung ketan akan dikombinasikan dengan salah satu produk hortikultura yaitu ubi jalar kuning. Rendahnya teknologi yang diterapkan pada pasca panen dan harga yang murah membuat ubi jalar kuning menjadi pilihan dalam pembuatan kue ulat sutra sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi ubi jalar kuning dan memperpanjang masa simpan dalam bentuk tepung. Analisa usaha kue ulat sutra proporsi tepung ketan dan tepung ubi jalar kuning diawali dengan mencari biaya modal tetap, depresiasi, biaya variabel, biaya tetap tahunan, biaya tidak tetap tahunan, total biaya satu tahun. Kemudian menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP), Break Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C), menentukan keuntungan dalam satu hari. Berdasarkan hasil dari hitungan analisa usaha, menunjukkan pembuatan kue ulat sutra proporsi tepung ketan dan tepung ubi jalar kuning layak diusahakan dengan HPP Rp. 4.278/ kemasan, harga jual dengan mengambil keuntungan 40% diperoleh Rp. 5.990/ kemasan (50 g), BEP unit 9.520 Kemasan / Tahun, BEP harga Rp. 57.022.477 dan R/C 1,40 sehingga usaha layak dijalankan.
EVALUASI KEBIJAKAN USAHA MENEKAN KADAR NIKOTIN RENDAH PADA TEMBAKAU MADURA (STUDI KASUS DI DESA GULUK-GULUK, KAMBINGAN BARAT DAN MUANGAN) Abdulrohman, Muhammad Luthfi; Tirtosastro, Samsuri; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Due to the anti-smoking movement initiated by WHO (World Health Organization), the Government through the Ministry of Agriculture seeking tobacco with minimal health risks. Each year the government has allocated and channeled DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau) of 2% of the tobacco tax to the Province, District and City Producing Tobacco Excise. One of the areas of the receiver is Sumenep, East Java Province. Provisions on the allocation of these funds is the Minister of Finance Regulation No.84 / PMK.07 / 2008. According to the regulation, DBHCHT is used to improve the quality of industrial raw material tobacco products by means of cultivation of raw materials (tobacco) with lower nicotine levels (article 3, paragraph 1, letter b). This study aimed to evaluate the policy effort to suppress levels of nicotine in tobacco of madura in Sumenep, Madura Island. This study uses a randomized block design with treatment consisting of three locations: the fields, tegal and mountains. Number of repeat is four (4) times. Furthermore, the data analysis of nicotine compared with secondary data before the policy. Results showed that the level of nicotine in tobacco is highest Madura on arable land are located in the mountain area is 3.11%, 2.41% followed by tegal land and field land that is 2.24%. The evaluation results of the policy suggests tobacco farmers in Sumenep Madura deny government policy 84 / PMK.07 / 2008, due to decreased levels of nicotine is directly proportional to the quality and price of tobacco that affect the income of farmers. Sejak adanya gerakan anti-rokok yang dimulai oleh WHO (World Health Organizatiom), Pemerintah melalui kementerian Pertanian berupaya mencari tembakau dengan resiko kesehatan seminimal mungkin. Setiap tahun, Pemerintah telah mengalokasikan dan menyalurkan DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau) sebesar 2% dari penerimaan cukai kepada Provinsi, Kabupaten dan Kota Penghasil Cukai Hasil Tembakau. Salah satu daerah penerima tersebut adalah Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Pedoman tentang penggunaan dana tersebut adalah Peraturan Menteri Keuangan No.84/PMK.07/2008. Menurut Peraturan Menteri tersebut, DBHCHTdipakai untuk peningkatan mutu bahan baku industri hasil tembakau dengan cara pembudidayaan bahan baku (tembakau) dengan kadar nikotin rendah (pasal 3 ayat 1 huruf b). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan usaha menekan kadar nikotin pada tembakau madura di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan yang terdiri atas 3 lokasi yaitu sawah, tegal dan gunung. Jumlah ulangan sebanyak 4 (empat) kali. Selanjutnya data analisis nikotin dibandingkan dengan data sekunder sebelum ada kebijakan tersebut. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kadar nikotin pada tembakau madura paling tinggi terdapat pada lahan tanam yang berada di area gunung yaitu 3,11%, diikuti lahan tegal 2,41%, dan lahan sawah yaitu 2,24%. Hasil evaluasi kebijakan menunjukkan para petani tembakau madura di Sumenep tidak menghendaki adanya kebijakan pemerintah No.84/PMK.07/2008, dikarenakan penurunan kadar nikotin berbanding lurus dengan mutu dan harga jual tembakau sehingga mempengaruhi pendapatan petani tembakau.
KONSENTRASI DAN LAMA FERMENTASI PADA PEMBUATAN TEPUNG PATI UMBI KELADI (Colocasia esculenta) TERMODIFIKASI ASAM SERTA ANALISA KELAYAKAN USAHA Mema Ma?u, Damianus Merkurius; Santosa, Budi; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi bakteri yoghurt serta lama fermentasi yang terbaik dalam pembuatan pati umbi keladi asam dan mengetahui kelayakan usaha pembuatan tepung pati umbi keladi termodifikasi asam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor (dengan 2 kali ulangan). Faktor I adalah konsentrasi bakteri yoghurt (1%, 2%, 3% dan 4%) dan faktor II adalah lama fermentasi selama 9 hari . Penelitian dilaksanakan dilaboratorium Rekayasa Proses dan Produksi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang dari bulan Juni sampai bulan Juli 2015. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan konsentrasi bakteri yoghurt 2% dan lama fermentasi 6 hari. NH sebesar 0.922 serta mempunyai rata-rata, Total asam 0,146%, pH 6,365%, kadar pati 97,975%, Rendemen 21,5%, Intensitas warna tepung 96,450%, Aroma 3.60 % (netral) , Warna 3,75% (netral). Berdasarkan perhitungan analisa kelayakan usaha dengan nilai HPP Rp 7657,23, BEP harga Rp 163.714.513, keuntungan /bulan Rp 5.675.000, keuntungan/tahun Rp 68.100.000, RCR = 1,17 jadi usaha ini layak diusahakan.