Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (IPG) DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT ORDINAL (Studi Kasus IPG Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera Tahun 2015) Cucu Cahyati; Nar Herrhyanto; Entit Puspita
Jurnal EurekaMatika Vol 7, No 2 (2019): Jurnal EurekaMatika
Publisher : Mathematics Program Study, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jem.v7i2.22137

Abstract

Abstrak. Indeks Pembangunan Gender (IPG) menggambarkan kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2015, Pulau Sumatera merupakan pulau di Indonesia yang memiliki provinsi dan kabupaten/kota dengan angka IPG tertinggi. Provinsi dan kabupaten/kota tersebut yaitu Provinsi Sumatera Barat dan Kota Bukit Tinggi dengan IPG masing-masing sebesar 94,74 dan 99,75. Angka IPG yang tinggi menunjukkan bahwa kesetaraan gender di wilayah tersebut sudah cukup baik. Dalam penelitian ini, IPG sebagai variabel respon dan dikategorikan secara ordinal menjadi 4 kategori. Kategori pertama yaitu kategori rendah, kategori kedua yaitu kategori sedang, kategori ketiga yaitu kategori tinggi dan kategori terakhir yaitu kategori sangat tinggi. Penelitian ini juga menggunakan indikator-indikator IPG sebagai variabel prediktor yang diduga mempengaruhi IPG, yaitu Angka Harapan Hidup saat Lahir (X1), Harapan Lama Sekolah (X2), Rata-rata Lama Sekolah (X3), dan Pengeluaran perkapita yang disesuaikan (X4). Variabel prediktor yang digunakan adalah indikator-indikator IPG pada penduduk laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini, regresi probit ordinal digunakan untuk memodelkan data variabel respon yang dikategorikan secara ordinal. Berdasarkan hasil dari regresi probit ordinal dengan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh variabel-variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap IPG pada penduduk laki-laki yaitu Rata-rata Lama Sekolah (X3) dan Pengeluaran perkapita yang disesuaikan (X4). Sedangkan variabel-variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap IPG pada penduduk perempuan yaitu Angka Harapan Hidup saat lahir (X1), Harapan Lama Sekolah (X2) dan Pengeluaran perkapita yang disesuaikan (X4).Kata Kunci : Indeks Pembangunan Gender, Regresi Probit Ordinal.     MODELING GENDER DEVELOPMENT INDEX (IPG) USING ORDINAL PROBIT REGRESSION (Case Study of Regency / City IPG on the island of Sumatra in 2015) Abstract : Gender Development Index (GDI) portrays human development discrepancy between men and women. In 2015, Sumatera island is an island in Indonesia that have province and regency/city with the highest rate of GDI. The province is Sumatera Barat and Bukit Tinggi City in which the GDI is respectively 94.74 and 97.75. The high rate of GDI shows that gender equality is appropriately decent in that area. In this research, GDI is a response variable and ordinally categorized as four categories. The first category is low, the second category is medium, the third category is high, and the last category is very high. This research also uses indicators of GDI as predictor variables that estimated effect to GDI, those are Life Expectancy at birth (X1), Expected of Years Schooling (X2), Mean Years of Schooling (X3), and Per capita expenditure adjusted (X4). Predictor variable employed is indicators of GDI for male and female populations. In this stance, ordinal probit regression is employed to model the response variable data categorized ordinally. Based on the results of ordinal probit regression with its significance level 5% obtained variables that significantly affect to GDI of male population which is Mean Years of Schooling (X3) and Per capita expenditure adjusted (X4). Meanwhile variables that significantly affect GDI of the female population are Life Expectancy at birth (X1), Expected of Years Schooling (X2), and Per capita expenditure adjusted (X4).Keywords : Gender Development Index, Ordinal Probit Regression.
HUBUNGAN PENGALAMAN PREHOSPITAL DENGAN PERILAKU PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN LUKA BAKAR Sariaman Purba; Chindy Madayanti; Cucu Cahyati; Delia Ramadhanti
Jurnal Ilmiah Wijaya Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Wijaya
Publisher : Wijaya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka bakar dapat terjadi di mana saja, sewaktu-waktu dan seringkali tidak terduga sehingga korban tidakmendapatkan pertolongan pertama yang benar. Luka bakar sangat berbahaya, jika salah dan terlambat dalampenanganan akan berakibat fatal dari kecacatan hingga kematian. Tingkat mortalitas dan morbiditas akibat lukabakar di negara berkembang sekitar 11,6 per 100.000 penduduk. Salah satu cara dalam menangani tingkatkeparahan luka bakar sangat dibutuhkan penanganan awal penderita sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan.Penanganan pertama luka bakar adalah untuk memberikan pertolongan pertama di tempat kejadian dengan cepatdan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa ke rumah sakit agar kejadian yang lebihburuk dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengalaman prehospital denganperilaku pertolongan pertama pada pasien luka bakar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitikkuantitatif dengan pendekatan crosssectional. Populasi pada penelitian ini yaitu pasien luka bakar yang dilakukanperawatan di Rumah Sakit, yaitu sebanyak 34 pasien luka bakar dalam 1 bulan. Sampel pada penelitian inisebanyak 34 responden dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisa datadilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan dari 34 responden,sebanyak 14 responden (41,2%) dengan pengalaman prehospital cukup, dan sebanyak 21 responden (61,8%)dengan perilaku pertolongan pertama luka bakar positif. Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,001 (pvalue < 0,05), yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubunganpengalaman prehospital dengan perilaku pertolongan pertama pada pasien luka bakar, sehingga disarankan untukdapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pertolongan pertama yang tepat dalampenanganan pasien dengan luka bakar.