Henny Marlina
Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KARYA ARSITEKTUR EKSPRESIONISME DUNIA Henny Marlina; Reza Fitri Arianti
Rumoh Vol. 8 No. 15 (2018): Juni
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.762 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v8i15.42

Abstract

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, arsitektur berkaitan dengan segi kehidupan, yang dapat ditinjau dari empat sisi yaitu seni, teknik, ruang dan sejarah. Dari sisi seni, arsitektur mencakup seni bangunan yang diimplementasikan dalam bentuk dan dekorasi. Dari sisi teknik, arsitektur diartikan sebagai sistem yang digunakan untuk merancang kontruksi dan struktur serta nilai estetika suatu bangunan. Ditinjau dari sisi ruang, arsitektur mencakup upaya pemenuhan ruang. Sedangkan dalam tinjauan sejarah dan geografi, arsitektur mencakup peninggalan sejarah dalam suatu batasan waktu dan tempat. Perkembangan arsitektur tidak terlepas dari perkembangan budaya yang semakin lama semakin kompleks mengikuti perkembangan peradaban. Sebagai salah satu aliran yang berkembang di Eropa pada awal abad ke-20, langgam Arsitektur Ekspresionis diilhami dari novel-novel dan roman-roman yang terkadang menggunakan material yang tidak lazim digunakan pada saat itu seperti batu bata, baja dan kaca. Ekspresionisme dianalogikan sebagai bagian dari linguistik, di mana dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu media yang dapat digunakan oleh arsitek untuk mengungkapkan kebebasan dalam  sikap dan ekspresinya, sehingga walaupun suatu karya arsitektur ekspresionis memiliki ciri khas namun tetap terlihat sederhana.
ANALISIS PARKIR PADA RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA BANDA ACEH Henny Marlina; Muhammad Mustaqhfirin
Rumoh Vol. 9 No. 17 (2019): Juni
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.466 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v9i17.68

Abstract

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan kendaraannya diparkir ditempat dimana tempat tersebut mudah untuk dicapai, salah satunya dengan parkir di badan jalan. Parkir di badan jalan dapat mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu lintas dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif. Permasalahan parkir sangat penting untuk dikaji lebih mendalam, karena hampir semua aktivitas kegiatan diruang terbuka memerlukan sarana tempat parkir. Ruang parkir yang dibutuhkan harus tersedia secara memadai. Sebab dengan semakin besar volume lalulitas yang beraktivitas baik yang meninggalkan atau menuju pusat kegiatan, maka semakin besar pula kebutuhan ruang parkir yang dibutuhkan.
ARSITEKTUR PERILAKU Henny Marlina; Devi Ariska
Rumoh Vol. 9 No. 18 (2019): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.236 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v9i18.81

Abstract

Arsitektur Perilaku merupakan hubungan manusia dengan lingkungannya serta perilakunya memiliki hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. Arsitektur perilaku merupakan arsitektur yang menerapkan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan. Dalam merancang sebuah bangunan pada arsitektur perilaku harus diperhatikan agar peran bangunan dapat berfungsi sebagai suatu pelayanan sosial dalam arti yang luas maka elemen-elemen yang harus dipertimbangkan. Prinsip-prinsip arsitektur perilaku yaitu mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan, mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman secara fisik maupun psikis dan memperhatikan kondisi dan perilaku pemakai.
PANTI JOMPO AL WASILAH DI BANDA ACEH : Tema: Arsitektur Perilaku Devi Ariska; Henny Marlina
Rumoh Vol. 9 No. 18 (2019): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.758 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v9i18.98

Abstract

Kondisi Panti Jompo Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang saat ini masih kurang memadai baik dari segi sarana maupun fasilitas yang ada seperti kurangnya pencahayaan dalam ruang, dimensi ruang yang tidak mencukupi, material yang tidak sesuai, tidak ramah terhadap difable serta kondisi yang kurang terawat. Permasalahan ini diselesaikan dengan cara merancang panti jompo sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Lokasi Panti Jompo Al Wasilah di Banda Aceh ini berada pada jalan Prof. Ali Hasyimi, Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda. Panti Jompo Al Wasilah ini menerapkan tema Arsitektur Perilaku yang merupakan hubungan timbal balik antara arsitektur dan perilaku dimana desain-desain yang diciptakan harmonis antara bangunan, pengguna, lingkungan dan menjadi satu komposisi yang dipersatukan dan saling berhubungan. Penerapan tema ini dapat dilihat pada ukuran ramp yang sesuai standar khusus difable yaitu 9 meter dengan kemiringan ramp 5% dan dilengkapi dengan railing, material lantai yang digunakan bertekstur untuk mencegah lansia terjatuh, material dan warna di bedakan untuk mempermudah lansia dalam memahami kondisi jalan atau ruang serta sebagai petunjuk arah. Klasifikasi yang diterapkan antaranya Panti Jompo Al Wasilah di Banda Aceh termasuk kedalam bangunan gedung sosial budaya, batasan lansia ditinjau dari aspek umur yaitu 60 tahun keatas. Analisis yang dipakai dalam bangunan ini yaitu analisis fungsional, analisis tapak dan analisis bangunan. Luas lahan Panti Jompo Al Wasilah di Banda Aceh adalah 27.320 m², massa bangunan merupakan masa tunggal berlantai banyak dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 60% yaitu 16.392 m², dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 32.784 m² dengan fasilitas yaitu hunian lanjut usia, klinik kesehatan, ruang ketrampilan, area rekreasi, ruang ibadah, serta hunian pengasuh.
MUSEUM DIORAMA GAYO: Arsitektur Tangible Metaphors Fendika Anggara; Henny Marlina
Rumoh Vol. 10 No. 20 (2020): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.588 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v10i20.110

Abstract

Suku Gayo merupakan masyarakat asli dari Kabupaten Aceh Tengah yang beribukota Takengon dan merupakan bagian dari Provinsi Aceh. Keberadaan adat istiadat, budaya dan sejarah suku Gayo menjadi karakter yang di wariskan nenek moyang mereka kepada generasi berikutnya secara turun temurun. Namun sayangnya saat ini sebagian masyarakat suku Gayo sudah lupa akan adat istiadat, budaya dan sejarahnya. Untuk hal tersebut maka di perlukan suatu wadah berupa museum yang mampu mengekspresikan adat istiadat, budaya dan sejarah suku Gayo dalam bentuk diorama yang menyenangkan dan edukasi.Proses perancangan Museum Diorama Gayo Di Aceh Tengah ini diawali dengan pendekatan studi literatur dari objek sejenis, studi lapangan dan pendekatan tema bangunan, yaitu Arsitektur Tangible Methaphors. Maka dari itu dilanjutkan dengan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam rancangan dengan memperhatikan beberapa kemungkinan yang ada seperti lokasi tapak, hubungannya dengan lingkungan sekitar serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan. sehingga dapat mempermudah dalam proses perancangan. Museum Diorama Gayo Di Aceh Tengah akan dibangunan di atas lahan seluas 25.500 m² dengan luas bangunan 4577.3 m². Museum Diorama Gayo Di Aceh Tengah ini bersifat massa tunggal dengan jumlah lantai sebanyak empat lantai, yang dilengkapi dengan lobby, loket karcis, ruang penitipan, ruang informasi, ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang seminar, ruang auditorium, perpustakaan, ruang edukasi, dan ruang konservasi. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa toko souvenir, mushalla, kafetarian dan taman. Konsep yang diangkat pada museum diorama Gayo di Aceh Tengah ini adalah kombinasi dari bentuk gerakan tarian saman dan alat musik teganing.