Muhammad Joni
Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GEDUNG MUSIK BANDA ACEH: Tema: Arsitektur Simbolis Tursina Tursina; Muhammad Joni
Rumoh Vol. 8 No. 16 (2018): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.465 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v8i16.57

Abstract

Musik adalah bahasa manusia, karena dengan musik kita dapat mengekspresikan kemauan, atau isi hati kita tanpa harus mengerti terlebih dahulu bahasa yang dipakai oleh mereka yang mendengarkan musik. Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh belum memiliki suatu tempat atau gedung yang di dalamnya terdapat bermacam fasilitas yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan musik, taman budaya yang ada hanya memiliki fasilitas pertunjukan saja. Maksud dan tujuan dari Gedung Musik Banda Aceh ini adalah menciptakan suatu rancangan yang dapat menjadi tempat untuk menggali potensi-potensi seni musik agar dapat menjadi nilai positif bagi dunia seni di Banda Aceh, tempat untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kegiatan musik yang lebih terpusat. Gedung Musik Banda Aceh ini berfasilitaskan tempat belajar musik, Concert Hall, tempat menjual alat-alat musik, dan aksesoris yang berhubungan dengan musik. Gedung musik Banda Aceh berada di jalan Mr. M. Hasan Kec. Lueng Bata Kota Banda Aceh. Penerapan tema Arsitektur Simbolis diharapkan dapat menghasilkan rancangan yang memiliki makna yang luas bagi yang melihatnya dan berfungsi sesuai dengan tujuan. Konsep perancangan gedung musik ini adalah merancang sebuah bangunan yang memiliki ciri khas tersendiri yang di dalamnya mengandung unsur musik, konsep desainnya diambil pada sebuah speaker yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan ruang yang diperlukan. Struktur bentang lebar yang digunakan dengan pemakaian tulangan dan rangka atap dari baja, sehingga mampu memberikan kekuatan dan juga estetika untuk Gedung Musik Banda Aceh tersebut. Luas lahan untuk perencanaan gedung musik ini 18.000 M², luas bangunan 6.205 M², Luas lahan KLB = 17.280 M², luas lantai KDB 40% = 7200 M². Gedung Musik ini tergolong bermassa banyak yaitu bangunan utama yang terdiri dari fasilitas belajar musik yang berkapasitas 500 orang, kantor pengelola, coffe shop dan galeri, dan juga terdapat concert hall yang berkapasitas 900 orang, juga terdapat bangunan mushalla dan ruang mesin.
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TEKNIK MESIN DI ACEH SELATAN: Tema: Arsitektur Tropis Ikhbal Ruddin; Muhammad Joni
Rumoh Vol. 9 No. 17 (2019): Juni
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5898.69 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v9i17.69

Abstract

Aceh Selatan merupakan Kabupaten dengan Ibu Kota Tapak Tuan. Dari potensi yang ada di Kabupaten Aceh Selatan terlihat sebahagian besar mata pencahariannya rata-rata sebagai Petani dan Nelayan yang membutuhkan tenaga Ahli di bidang Mesin untuk mengembangkan alat mesin sebagai pengolah hasil alamnya. Dengan adanya SMK Teknik Mesin di Aceh Selatan dengan mewadahi siswa dalam menggali berbagai ilmu pendidikan pemesinan dan bisa menciptakan tenaga ahli di bidang Mesin. Lokasi rancangan terdapat di Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. SMK Teknik Mesin di Aceh Selatan menyediakan 4(empat) jurusan yaitu; Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Pengecoran dan Teknik Gambar Mesin. Penggunaan tema arsitektur tropis, bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim tropis, dan disertai dengan analisis-analisis yang dapat mengoptimalkan pengaruh iklim pada daerah sekitar SMK Teknik Mesin. Curah hujan yang tinggi, lamanya penyinaran matahari, suhu udara yang relatif tinggi, serta unsur-unsur dalam arsitektur tropis yang dibutuhkan oleh pemakai bangunan dilihat dari kualitas fisik ruang dalam. Suhu ruang rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi sehingga menghasilkan konsep desain yang seimbang antara standar dan tema yang diharapkan. Penerapan desain pada bangunan adalah bentuk persegi panjang, dengan luas lahan 18.200 M². Bangunan bermassa banyak yaitu dengan masing-masing luasan Gedung Admistrasi 1488,76 m², Ruang Kelas Belajar 2191,8 m², Pendukung 422,4 m², dan bangunan Praktik Khusus/umum 3645,2 m², dengan kapasitas pemakai berjumlah 768 siswa dengan Luas keseluruhan Bangunan 10.072,64 M².
GELANGGANG OLAHRAGA PIDIE JAYA: Arsitektur Hi-Tech Taufiq Hidayah; Muhammad Joni
Rumoh Vol. 9 No. 18 (2019): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.232 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v9i18.80

Abstract

Di Kabupaten Pidie Jaya banyak melahirkan atlit-atlit yang berprestasi dan pernah beberapa kali ikut dalam ajang POPDA dan PORDA sehingga perlu direncanakan sebuah Gelanggang Olahraga yang memenuhi standar tingkat Nasional dan dapat menjadi pusat kegiatan olahraga bagi remaja dan dewasa dengan kapasitas penonton 3.000 orang. Gelanggang Olahraga Pidie Jaya tergolong tipe B dengan fasilitas lapangan bola basket, bola volly, bulutangkis, futsal, tenis, dan sepaktakraw. Luas area bebas 40 meter x 25 meter dengan tinggi 12.5 meter. Penggunaan tema Arsitektur High-Tech pada bangunan direncanakan dengan penggunaan struktur bangunan yang didominasi oleh material baja dan material-material fabrikasi lainnya. Sehingga dapat menyelaraskan dengan perancangan bangunan bentang lebar. Analisa yang dilakukan ialah lingkungan, fungsional dan bangunan yang dikaitkan dengan Arsitektur High-Tech, sehingga menghasilkan konsep desain yang seimbang antara standar dan tema yang diharapkan. Luas lahan perancangan Gelanggang Olahraga Pidie Jaya yaitu 23.000 m² dengan KDB sebesar 60% (13.800 m²), KLB sebesar 2,4 (55.200 m²), dan GSB) 6 m. Massa bangunan menggunakan pola massa tunggal. Dengan difasilitasi lapangan olahraga in door, ruang tribun penonton, ruang fitness center, ruang tamu VIP, mushalla, kios souvenir, café/resto, dan area lapangan olahraga out door. sehingga bangunan ini nantinya dapat mewadahi fasilitas olahraga yang berstandar nasional.
BANDA ACEH APARTMENT: Tema: Arsitektur Organik Shavia Nada Annissa; Muhammad Joni
Rumoh Vol. 10 No. 20 (2020): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.323 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v10i20.117

Abstract

Kota Banda Aceh, sebagai Ibu Kota Provinsi Aceh menjadi pusat dari segala kegiatan, baik di bidang ekonomi, politik, pendidikan dan lain sebagainya. Sehingga angka kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh semakin lama semakin tinggi tingkat kepadatan lahan dan harga tanah yang juga semakin tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut perlu direncanakan konsep pemukiman secara vertikal yang digunakan sebagai sarana tempat tinggal bagi pebisnis yang menetap di Kota Banda Aceh berupa Apartemen. Lokasi untuk pembangunan Banda Aceh Apartment ini di Jln. Teuku Nyak Arief, Syiah Kuala, Banda Aceh. Banda Aceh Apartment bertema Arsitektur organik yang merancang suatu bentuk dan struktur berdasarkan kebutuhan penghuni dan menerapkan elemen alam pada rancangan. Melalui konsep of the people dan of the material, sehingga desain-desain yang diciptakan menyatu dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Bahan bangunan yang digunakan berupa batu alam, kayu, dan penerapan vegetasi pada beberapa bagian dinding. Banda Aceh Apartment menerapkan sistem Apartemen sewa dan Apartemen beli, berkategori jenis High-Rise Apartment, dengan sirkulasi vertical Elevator Apartment. Banda Aceh Apartment ini direncanakan dengan luas lahan 25.000 m². Massa bangunan tunggal dengan tipe 2 tower sebagai hunian dengan menyediakan fasilitas hunian tipe studio dengan penambahan 2 bedroom dan 3 bedroom. Terdapat beberapa fasilitas pendukung antara lain Sauna, cafe, playground, jogging track, cafetaria, salon, restaurant, fitness, dan swimming pool.