Abstract Leadership is a force that moves a struggle or activity towards success. Leadership means the process of influencing group activities in the context of formulating and achieving organizational goals. Therefore, a leader must be able to optimize management and set a good example in office and in everyday life so that the organization becomes conducive and the quality of education increases. There are two things that characterize leaders in carrying out their duties, namely "openness and willingness to serve". Leaders must be able to set a good example of the people they lead and place personnel in the organization according to their fields. To do so, we need not only the ability to utilize existing resources to achieve goals, but also the capacity to develop trust and high human resources are needed and "empowered". In addition, in improving quality, there are seven functions of a leader (principal/madrasah head) that must be carried out, including: educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator and motivator. A leader must also be able to "humanize humans" and must not be authoritarian and must be able to position himself. a leader must know the goals of the organization and must be disseminated to all "education customers" so that organizational goals are quickly achieved in accordance with the vision and mission of the institution, so that the quality of education increases and has "high selling points". Thus, good quality benchmarks are not absolute quality benchmarks, but relative benchmarks, namely those that meet the needs of education customers. The quality of the school will be good if the school can provide services that match the needs of education customers. Keywords leadership; educational administration Abstrak Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan menuju sukses. Kepemimpinan berarti proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus bisa mengoptimalkan manajemen dan memberi contoh yang baik dalam kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga organisasi menjadi kondusif dan mutu pendidikan menjadi meningkat. Ada dua hal yang mengarakterisasi pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, yaitu “keterbukaan dan mau melayani”. Pemimpin harus bisa memberikan teladan yang baik dari orang-orang yang dipimpin dan menempatkan personalia dalam organisasi sesuai dengan bidangnya. Untuk melakukannya, di butuhkan tidak hanya kemampuan untuk memanfaatkan sumber yang ada untuk mencapai sasaran, tapi juga kapasitas untuk mengembangkan kepercayaan dan di butuhkan SDM yang tinggi dan “diperdayakannya ”. Selain itu, dalam meningkatkan mutu, ada tujuh fungsi pemimpin ( kepala sekolah / kepala madrasah) yang harus dilaksanakan antara lain : educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator. Seorang pemimpin juga harus bisa “ memanusia kan manusia” tidak boleh otoriter dan harus bisa menempatkan diri. seorang pemimpin harus mengetahui tujuan organisasi dan harus disosialisasikan kepada semua”pelanggan pendidikan”supaya tujuan organisasi cepat tercapai sesuai dengan visi dan misi di lembaga tersebut, sehingga mutu pendidikan meningkat dan memiliki “nilai jual yang tinggi”. Dengan demikian, tolok ukur mutu yang baik, bukan tolok ukur mutu yang absolut, melainkan tolok ukur yang bersifat relatif yaitu yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan pendidikan. Mutu sekolah akan baik jika sekolah tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggan pendidikan. Kata Kunci kepemimpinan; administrasi pendidikan