Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP EROSI, LIMPASAN DAN SEDIMENTASI DI DAS COMAL KABUPATEN PEMALANG MENGGUNAKAN ARCSWAT Pramesi, Gading Komala; Andawayanti, Ussy; Putra, Sebrian Mirdeklis Beselly
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1120.957 KB)

Abstract

ABSTRAKBencana yang sering terjadi di DAS Comal adalah banjir dan tanah longsor, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada DAS Comal diperlukan perencanaan pengelolaan dan usaha konservasi DAS yang sesuai untuk DAS Comal. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya lompasan, erosi, dan sedimentasi dengan melakukan simulasi model ArcSWAT akibat pengaruh tata guna lahan dan menentukan skenario tata guna lahan yang optimal untuk DAS Comal. Untuk mengetahui besarnya limpasan, erosi dan sedimentasi yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan adalah dengan menggunakan program ArcSWAT melalui 4 proses yaitu delineasi DAS, pembentukan Hydrological Response Unit (HRU), pembuatan database dan simulasi model, serta proses visualisasi model. Hasil penelitian menunjukan besarnya limpasan rata-rata 147,173 mm/tahun, erosi rata-rata 88,617 ton/ha/tahun dan sedimentasi rata-rata 9,380 ton/ha/th. Hasil ini menunjukan DAS Comal termasuk dalam DAS yang tingkat kekritisan lahannya kritis dengan kriteria 1,255 % sangat kritis, 46,591 % kritis, 16,140 semi kritis dan 36,014 potensial kritis. Dari peta tataguna lahan rekomendasi yang sudah dibuat, dengan mengubah tataguna lahan pertanian menjadi hutan (sesuai dengan fungsi kawasan DAS Comal). Hasil dari skenario pembuatan tataguna lahan rekomendasi menunjukan penurunan terhadap laju limpasan sebesar 11,847 %, erosi sebesar 31,570 % dan sedimentasi sebesar 29,394 %.Kata kunci : Perubahan tata guna lahan, ArcSWAT, Daerah Aliran Sungai, Limpasan, Erosi, SedimentasiABSTRACT The commo nt disasters in Comal Watershed are floods and landslides, to solve the problems it is to look appropriate watershed management and conservation management plant. This study aims to calculate the magnitude of run-off, erosion, and sedimentation by utilizing ArcSWAT model. ArcSWAT program through 4 processes: watershed delineation, Hydrological Response Unit (HRU), database and model simulation, and model visualization process. The results showed an average runoff rate of 147.173 mm / year, average erosion of 88.617 ton / ha / year and sedimentation averaged 9.380 ton / ha / year. This result shows that this watershed is in criticial land, with parameter very critical 1.255% , 46.591% critical, 16,140 semi critical and 36.014 critical potentials. That have been made by switch landuse of agricultural into forest (suitable with the function of the Comal Watershed area). The results show a decrease in runoff 11.847%, erosion 31.570% and sedimentation 29.394%. Keywords: Land use changes, ArcSWAT, Watershed, Run off, Erosion, Sediment,and Runoff
Studi Evaluasi dan Penanganan Genangan Berwawasan Lingkungan Di Sub Sistem Drainase Kemambang Kabupaten Sidoarjo Sariyanti, Ni Komang Yuli; Harisuseno, Donny; Andawayanti, Ussy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.36 KB)

Abstract

ABSTRAK: Genangan di Kabupaten Sidoarjo sudah menjadi permasalahan tahunan yang serius. Genangan yang sering terjadi di Sub Sistem Drainase Kemambang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan lingkungan. Pada studi ini akan membahas mengenai evaluasi dan penanganan genangan pada Sub Sistem Drainase Kemambang. Pada studi ini dilakukan perhitungan debit rancangan dengan menggunakan metode Rasional Modifikasi. Intensitas hujan yang digunakan adalah rumus Mononobe untuk mendapatkan intensitas dengan beberapa kala ulang. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log Pearson Tipe III. Pada analisa backwater menggunakan metode Tahapan Langsung. Dari hasil analisis genangan historis disebabkan oleh curah hujan ulang 5 tahun dengan intensitas hujan 10,701 mm/jam. Dari hasil analisa terdapat 21 saluran drainase eksisting yang tidak mampu mengalirkan debit banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun. Pengaruh backwater terjadi sepanjang 1291,7 m dari hilir, dimana saluran drainase eksisting masih mampu mengalirkan debit backwater. Penanganan genangan dianalisa dengan metode kombinasi yang terdiri dari 3 saluran tersier baru, 15 rehabilitasi saluran dan 3 sumur tampungan. Kata kunci: Drainase, Genangan, Evaluasi saluran, Backwater, penanganan genangan ABSTRACT: Inundation in Sidoarjo regency had become an annual serious problem. Inundation occurs in Sub Drainage system of Kemambang impacts environmental  and society damages. This study will discuss about evaluation and management to controlling inundation at Sub Drainage system of Kemambang . In this study, design discharge was analyzed with Modification Rational method. Rainfall intensity was analyzed using Mononobe formula during historical floods with several return periods. Design rainfall was analyzed using Log Pearson Type III method. Backwater in this study was analyzed using Direct Step Method. From the analysis, the historical floods in Sub Drainage of Kemambang that’s is caused by rainfall with return period of 5 years, showed  the rainfall intensity of 10,701 mm/hour. The result of this evaluation there are 21 existing drainage channels which are not capable to drain the load flow design for 5 years return period. The backwater effect 1291,7 m away from downstream, existing drainage channels capacities are capable drain discharge from backwater effect. Inundation management for sub drainage system of Kemambang was analyzed using combination method divided by 3 new tertiary channels, 15 rehabilitation of drainage channels, and 3 detention wells.  Keywords: drainage, inundation, channel evaluation, backwater, inundation management
Analisis Genangan di Sub Sistem Drainase Sidokare Kabupaten Sidoarjo Maharani, Yasinta Surya; Andawayanti, Ussy; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.351 KB)

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan genangan di Kabupaten Sidoarjo cukup serius, terutama pada Sub Sistem Drainase Sidokare dikarenakan daerah tersebut merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat. Untuk itu dilakukan analisis genangan dan metode yang tepat untuk menanggulanginya. Adapun alternatif penanganan genangan yang digunakan pada daerah studi, yaitu pembuatan saluran tersier baru, rehabilitasi, dan sumur tampungan, ataupun kombinasi dari ketiga alternatif tersebut. Berdasarkan hasil analisis, genangan historis pada Sub Sistem Drainase Sidokare setara dengan kala ulang 5 tahun dengan intensitas hujan 9,519 mm/jam, dimana dari hasil evaluasi terdapat 32 saluran yang tidak dapat menampung debit banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil analisis kapasitas pada 5 long storage dan pompa banjir eksisting, dengan spesifikasi kapasitas long storage dan pompa banjir yang ada, 4 long storage dapat menampung debit sementara apabila dilakukan pengoperasian pompa banjir dan 1 long storage dapat menampung debit sementara tanpa dilakukan pengoperasian pompa banjir. Adapun upaya penanganan genangan pada Sub Sistem Drainase Sidokare, yaitu pembuatan saluran tersier baru sejumlah 17 saluran, rehabilitasi pada 25 saluran, dan pembuatan sumur tampungan pada 1 titik saluran.Kata Kunci: drainase, genangan, long storage, pompa banjir eksisting, penanganan genanganABSTRACT: The problem of inundation in the Sidoarjo Regency is quite serious, especially in the drainage sub system of Sidokare because the area is the center of government and community activities. Therefore it is necessary to analyze the inundation and appropriate methods to overcome them. As for the alternative treatment of inundation used in the study area, namely design of new tertiary channels, rehabilitation, and wells, or a combination of the three alternatives. Based on the results of the analysis, the historical inundation drainage sub system of Sidokare is equivalent to a 5-year re-period with an intensity of rain of 9,519 mm / h, of which there are 32 channels that cannot accommodate the design flood discharge with the 5-year re-period. In addition, based on the capacity analysis of 5 long storage and existing flood pumps, with the specification of long storage capacity and existing flood pumps, 4 long storage can accommodate temporary discharge when flood pump operation and 1 long storage can accommodate temporary discharge without being operated flood pump. As for the inundation management in drainage sub system of Sidokare, that is the creation of new tertiary channels of 17 channels, rehabilitation on 25 channels, and making wells at 1 point channel.Keywords: drainage, inundation, long storage, existing flood pumps, inundation management
ANALISA NILAI ERODIBILITAS TANAH DAN PERBANDINGAN PERSENTASE KEMIRINGAN LERENG TERHADAP LAJU KEHILANGAN TANAH DENGAN RAINFALL SIMULATOR ramdhani, fitroh; Andawayanti, Ussy; Limantara, Lily Montarcih
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.826 KB)

Abstract

ABSTRAK : Penyebab terjadinya erosi sangat banyak diantaranya adalah faktor tingginya curah hujan pada suatu daerah, kemiringan lahan, dan jenis tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besaran laju kehilangan tanah dengan menggunakan alat rainfall simulator. Dengan perlakuan perbedaan jenis tanah yang memungkinkan akan mempunyai nilai erodibilitas yang berbeda yaitu sampel tanah aluvial.Menggunakan debit 1 liter/menit, ketinggian sampel tanah 10 cm dan kemiringan lereng sebesar 2 %  dan 5% selama 30 menit. Hasil yang didapat dari alat rainfall simulator berupa sediment yield. Dimana untuk mendapatkan besaran erosi di bagi terlebih dahulu dengan nilai sediment delivery ratio (SDR), dengan menggunakan metode SDR dari Boyce.Nilai erodibilitas tanah yang didapat dari nomograph Wischmeier adalah 0,461 untuk sampel tanah aluvial dan. Besaran rerata sediment yield yang didapat pada sampel tanah aluvial ls 2% sebesar 197,47 gram dan 236,06 gram pada sampel tanah alluvial ls 5%. Untuk hasil erosi pada sampel tanah aluvial ls 2% sebesar 14,882 gram/m2/menit dan 16,885 gram/m2/menit pada sampel tanah Aluvial ls 5%. Sedangkan rerata nilai erodibilitas yang didapat dari rainfall simulator adalah 0,463 untuk sampel tanah aluvial ls2% dan 0,526 pada sampel tanah alluvial 5%. Kata kunci: erodibilitas, distribusi butiran, erosi, rainfall simulator, sediment yield   ABSTRACT : There is many cause of erosion case, including the high rainfall rate in some regions, slope rate of the land, and the soil type. The purpose of this research is to measure the soil loss rate using the rainfall simulator tool. With different treatment of the soil types will enable have the different erodibility values that is alluvial soil sample and grumosol soil sample. Using 1 liter / min discharge, the height of the soil sample is 10 cm and the slope rate is 2% and 5% for 30 minutes. The results obtained from rainfall simulator tool is the sediment yield. Which is to obtain the amount of erosion should be multiplied by the SDR value, using the SDR method from Boyce.The soil erodibility values obtained from Wischmeier nomographs was 0.461 for alluvial soil samples. The average sediment yield obtained from alluvial soil samples was 197,47 gram and 236,06 gram from alluvial 5% soil samples. For erosion results from alluvial ls 2% soil samples was 14,882 grams/m2/minute and 16,865 gram/m2/minute from alluvial 5% soil samples. Meanwhile the soil erodibility value obtained from rainfall simulator was 0,463 for alluvial 2% soil samples and 0,526from alluvial 5% soil samples. Key words: erodibility, grain distribution, erosion, rainfall simulator, sediment yield
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI MENGGUNAKAN APLIKASI MODEL AVSWAT 2000 DI DAS BAGEK KEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Nashrullah, Imam; Andawayanti, Ussy; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.094 KB)

Abstract

ABSTRAK : Di muara sungai Bagek Kembar akan dibangun PLTGU Lombok Peaker. Dalamupaya melindungi dan menjaga kelestarian bangunan PLTGU Lombok Peaker serta menjagakelestarian DAS Bagek Kembar, dilakukan analisa untuk memprediksi erosi dan sedimentasi padaDAS Bagek Kembar. Analisa ini akan mengkaji hasil erosi dan sedimentasi di DAS BagekKembar dengan menggunakan aplikasi model AVSWAT (Arc View Soil And Water AssessmentTool) 2000. Hasil perhitungan menggunakan AVSWAT 2000 mulai tahun 2000 sampai dengantahun 2009 didapatkan nilai laju erosi rata-rata pada DAS Bagek kembar adalah sebesar 58.48ton/ha/th dan hasil sedimen rata-rata sebesar 14.96 ton/ha/th atau 1.25 mm/th. Lokasi bangunanpengendali sedimen yang pertama (Check Dam 1) berada pada hilir subdas 12 dengan nilai IndeksBahaya Erosi (IBE) sangat tinggi, sedangkan lokasi bangunan pengendali sedimen yang kedua(Check Dam 2) berada pada hilir subdas 14 dengan nilai IBE sangat tinggi. Volume tampunganCheck Dam 1 adalah sebesar 7783.78 m3 diharapkan dapat mengontrol laju sedimentasi sebesar124% dari potensi laju sedimentasi normal. Sedangkan volume tampungan Check Dam 2 adalahsebesar 17142.86 m3 diharapkan dapat mengontrol laju sedimentasi sebesar 243% dari potensi lajusedimentasi normal.Kata Kunci : AVSWAT 2000, DAS Bagek Kembar, erosi, sedimentasi, Check DamABSTRACT : At the estuary of the Bagek Kembar River will be built PLTGU Lombok peaker. Inan effort to protect and maintain the sustainability of the building of PLTGU lombok peaker aswell as maintaining the conservation Bagek Kembar’s Watershed, an analysis was conducted topredict the erosion and sedimentation in Bagek Kembar’s Watershed. This analysis will examinethe results of erosion and sedimentation in Bagek Kembar’s Watershed by using the application ofthe model AVSWAT (Arc View Soil and Water Assessment Tool) 2000. Calculation using AVSWAT2000 from 2000 to 2009 was conducted to obtain the results of the average erosion rate on BagekKembar’s Watershed is 58,48 tons / ha / yr and the average sediment yield is 14,96 tons / ha / yror 1.25 mm / year. The location of the first Check Dam is located at downstream sub-watershed 10with the value of index of erosion hazard (IBE) very high, whereas the location of the secondCheck Dam is located at downstream sub-watershed 14 with the value of IBE very high. Thevolume of the first Check Dam is 7783.78 m3 and expected to control the sedimentation rate by124% of the potential of normal sedimentation rate. While the volume of second Check Dam is17142.86 m3 and expected to control sedimentation rate by 243% from the potential of normalsedimentation rate.Keywords : AVSWAT 2000, Bagek Kembar’s Watershed, erosion, sedimentation, Check Dam
APLIKASI HEC RAS UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN BANJIR DI SUNGAI MUJUR KECAMATAN TEMPEH LOR KABUPATEN LUMAJANG alif, chalid jul; andawayanti, Ussy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.76 KB)

Abstract

Sungai Mujur merupakan salah satu sungai di Lumajang, yang berada di lereng gunung Semeru. Adanya aktifitas letusan-letusan kecil gunung semeru menyebabkan sungai mengalami perubahan penampang akibat endapan material yang terbawa oleh hujan maupun aliran air. Akibatnya pada beberapa titik sungai terjadi luapan akibat penampang yang berubah. Oleh sebab itu kajian ini bertujuan melihat bagaiamana kondisi eksisting Sungai Mujur pada debit banjir kala ulang 25 tahun, menggunakan metode Nakayasu. Sedangkan untuk melihat titik yang terjadi luapan dilakukan analisa pada program Hec-RAS. Untuk penanganan banjir/luapan yang terjadi dilakukan normalisai dan pembuatan tanggul. Metode irisan Fellenius digunakan untuk menghasilkan angka keamanan pada tanggul. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa normalisai dan pembuatan tanggul pada sungai mujur sudah berhasil mengatasi debit banjir pada kala ulang 25 tahun sebesar 463,561m3/dtk.Peace River is one of the rivers in Malang, located on the of Mount Semeru downstream. Due to the activities of a small eruption on Mount Semeru, cause a river cross section changes due on deposition of material washed by rain or water flow. As a result at some point river overflow occurs due to a changing cross section. Therefore, this study aims to look at how the existing condition of the Mujur River in 25 years flood discharge, using Nakayasu methods. As for the view point that happens overflow done the analysis in Hec-RAS programs. For handling flood/overflow that occurred was done normalization of river and manufacture of the embankment. The method of slices Fellenius used to generate the numbers of security on the embankment. From the results of the analysis it can be concluded that normalization and the making of embankment, mujur rivers was successfully on handling overcoming the 25 years flood discharge as 463,561 m3/sec.
APLIKASI MODEL AVSWAT 2000 UNTUK PENDUGAAN EROSI DAN SEDIMENTASI DI DAS SERMO PLTA GENYEM KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA Rachmanto, Fariz Bayu; Marsudi, Suwanto; Andawayanti, Ussy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.468 KB)

Abstract

Lokasi Bendung PLTA1Genyem merupakan lokasi sungai dengan inflow sedimen yang cukup besar sehingga dalam operasinya pintu intake harus jauh dari jangkauan aliran sedimen, maka dilakukan analisa untuk memprediksi erosi dan sedimentasi pada DAS Sermo PLTA Genyem. Analisa ini akan mengkaji hasil erosi dan sedimentasi di DAS Sermo PLTA Genyem dengan menggunakan aplikasi model AVSWAT (Arc View Soil And Water Assessment Tool) 2000. Hasil perhitungan menggunakan AVSWAT 2000 mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 didapatkan nilai laju erosi rata-rata pada DAS Sermo PLTA Genyem1adalah sebesar 29.47 ton/ha/th dan hasil sedimen rata-rata sebesar 17.41 ton/ha/th. Lokasi bangunan pengendali sedimen yang pertama (Check Dam 1) berada pada hilir subdas 22 dengan nilai Indeks Bahaya Erosi (IBE) tinggi, sedangkan lokasi bangunan pengendali sedimen yang kedua (Check Dam 2) berada pada hilir subdas 26 dengan nilai IBE tinggi. Volume1tampungan Check Dam 1 adalah sebesar 6279.07 m3 diharapkan dapat mengontrol laju sedimentasi sebesar 96% dari potensi laju sedimentasi normal. Sedangkan volume1tampungan Check Dam 2 adalah sebesar 5693.73 m3 diharapkan dapat mengontrol laju sedimentasi sebesar 96% dari potensi laju sedimentasi normal.
Analisis Volume Genangan Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dan Penanggulangannya Berbasis Konservasi Lingkungan (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen) Andawayanti, Ussy; Prasetyorini, Linda
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1216.653 KB)

Abstract

Kecamatan Kepanjen yang direncanakan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Malang banyakmengalami perubahan tataguna lahan. Kondisi tanah yang dulunya berupa lahan terbuka seperti sawah atau lahan kering banyak beralih fungsi menjadi suatu kawasan permukiman dan perkantoran yang bersifat kedap air. Perubahan tersebut mengakibatkan air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah sehingga mengakibatkangenangan pada beberapa kawasan di wilayah Kepanjen. Hal ini kemungkinan diakibatkan semakin meningkatnya debit limpasan yang tidak diiringi dengan pemeliharaan sistem drainase secara baik. Dari hasil studi ini didapatkan bahwa perubahan tata guna lahan yang terjadi berupa penurunan jumlah lapisan tembus air(lapisan impermeable) menjadi lapisan kedap air (lapisan permeable) sebesar ± 80% akan meningkatkan nilai koefiesien pengaliran. Hal tersebut menyebabkan peningkatan debit limpasan permukaan dan genangan setiap tahunnya. Alternatif penanggulangan genangan berupa saluran porus dapat diterapkan pada kawasan tersebut karena kondisi tanah terdiri dari pasir yang mempunyai nilai koefisien permeabilitas tinggi. Saluran porus ini dapat digunakan sebagai artificial recharge untuk konservasi air tanah dengan peresapan sebesar 0,0158 m3/dt. Biaya yang diperlukan dalam pembangunan saluran ini relatif lebih murah jika dibandingkan dengan saluran drainase biasa.Kata kunci : tata guna lahan, limpasan permukaan, genangan, saluran porus
KAJIAN PENANGANAN GENANGAN PADA SUB-SISTEM DRAINANSE JANGKOK KOTA MATARAM Hendrasari, evanur; Suhardjono, Suhardjono; Andawayanti, Ussy
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.895 KB)

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan penduduk dan alih fungsi lahan untuk daerah perkotaan yang semula persawahan menjadi permukiman tidak diiringi dengan evaluasi drainase, seringkali menyebabkan terjadinya genangan pada beberapa daerah di Kota Mataram. Adapun daerah yang sering tergenang yaitu pada Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Selaparang. Hal tersebut dikarenakan penumpukan sampah/sedimentasi pada saluran drainase yang disebabkan oleh masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan terutama pada saluran-saluran drainase dan pengaruh pasang surut air laut. Efek backwater di Sungai Jangkok pada jarak ± 1287 m dari hilir (STA 0+230 – STA 0+469) adalah setinggi 2.08 m .Permasalahan tersebut ditangani dengan metode eco-drainage dimana dibutuhkan 1-22 buah sumur resapan per hektar dengan ∆Q (sisa Q5th) yang tidak tertampung, normalisasi saluran, dan memasang pintu klep otomatis tipe Pusair Pa-Fg1.Kata kunci: eco-drainage, sumur resapan, backwater, pasang surut Abstract: Population growth and land conversion for urban area which originally is a paddy field before became a housing area and not followed by drainage evaluation are often cause ponding in some areas of Mataram City. The aforementioned area are including Ampenan and and Selaparang subdistrict. This is caused by littering habit, especially in the drainage channel and ocean backwater effect. The backwater effect height in Jangkok River at ± 1287 m away from downstream (STA 0+230 – STA 0+469) is 2,08 m. This problem is solved by using eco-drainage method which needs 1 - 22 infiltration wells per hectar with ∆Q, channel normalization, and also by installing Pusair Pa-Fg1 type automatic valve door.Keyword: eco-drainage, infiltration well, backwater, tidal
PENANGANAN KEBUTUHAN AIR DAN KERACUNAN PIRIT DI DAERAH IRIGASI RAWA KECAMATAN JEJANGKIT KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN MEMPERGUNAKAN MODEL DUFLOW Yudianto, Engelbertus Fajar; Andawayanti, Ussy; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.98 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.09

Abstract

ABSTRAK, Semakin  meningkatnya kebutuhan akan pangan, maka diperlukan rekomendasi dalam meningkatkan  produksi pangan khususnya padi. Salah satunya dengan melakukan perluasan areal pertanaian ke lahan sub optimal (lahan pasang surut). Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lahan rawa pasang surut Kecamatan Jejangkit dengan menggunakan program Duflow. Hasil simulasi program menunjukkan tata air yang ada tidak mampu mensuplai air pada lahan dan  resiko terjadinyaoksidasi  pirit pada lahan juga dapat terjadi.  sehingga direkomendasikan menggunakan pompa yang di letakkan pada muara primer dan muara tersier, dengan debit 1 m3/detik pada muara primer  dan  0,1 m3/detik di muara tersier. Dengan  pompa maka kebutuhan air untuk penanaman  padi akan tercukupi dan dapat mencegah terjadinya oksidasi pirit.           Kata kunci : rawa, pasang surut, pompa, genangan, pirit  ABSTRACT, The increasing requirements for food, its make the recommendations to improve food production its necessary needed, especially rice. One of  them is to expansion in sub-optimal land (tidal land). This study aims to provide recommendations to resolve  problems that occurred in the District of jejangkit tidal land using Duflow program.  Simulation results show  the water management  not capable to supplying water to the farm land and the risk for pyrite to oxidation on land can also occur. so it is recommended to use a pump that is  placed at the mouth of the primary and tertiary estuary, with  1 m3/ sec discharge at the mouth of the primary and 0.1          m3 / sec discharge at the mouth of the tertiary. By using a pump the water requirements for rice cultivation will be fulfilled and can prevent the oxidation of pyrite           Keywords: swamp, tidal, pumps, puddle, pyrite