Heri Suprijanto
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Studi Perencanaan Tembok Laut (Seawall) di Pantai Bobolio Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara Nimanto, Aji Prakoso; Suprijanto, Heri; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.392 KB)

Abstract

ABSTRAK: Pantai Bobolio mengalami perubahan morfologi pantai akibat erosi yang terjadi dari besarnya terjangan gelombang laut sehingga mengakibatkan kemunduran garis pantai. Kerusakan pemukiman penduduk, fasilitas umum serta bengunan lainnya yang disebabkan oleh kemunduran garis pantai dapat diminimalkan degan membangun tembok laut. Perencanaan tembok laut mula-mula dilakukan dengan menganalisis gelombang datang dengan kala ulang 25 tahun yang bertujuan untuk memperoleh dimensi tembok laut. Setelah didapatkan dimensi, akan dihitung stabilitas bangunan terhadap kelongsoran rotasi dan daya dukung tanah. Pondasi tiang pancang yang direncanakan mengunakan 3 alternatif berupa kayu bakau, kayu gelam dan bambu. Hasil perencanaan ini diperoleh gelombang dominan dari arah Tenggara dengan tinggi gelombang signifikan sebesar 1,50 m untuk kala ulang 25 tahun. Tembok laut terletak pada elevasi 0,0 m dengan tinggi puncak pada elevasi + 5,10 m, panjang 1315 m sepanjang garis pantai, berat batu pelindung terluar sebesar 2,11 ton dengan diameter 1,16 m. Analisis stabilitas lereng terhadap kelongsoran rotasi mengunakan bantuan software Geostudio Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu dapat dikatakan aman. Pondasi tiang pancang direncanakan sedalam 20 m dengan diameter tiang pancang sebesar 0.2 m. Total rencana angaran biaya (RAB) alternatif I dengan material pondasi tiang pancang menggunakan dolken kayu bakau sebesar Rp 62.448.965.000,00, alternatif II dengan material pondasi tiang pancang mengunakan dolken kayu gelam sebesar Rp 60.381.849.000,00 dan alternatif III dimana material pondasi tiang pancang mengunakan cerucuk bambu sebesar Rp 63.381.400.000,00. Kata kunci: tembok laut, kelongsoran rotasi, geostudio geoslope, pondasi tiang   ABSTRACT: The coastal morphology of Bobolio Beach has been changed due to erosion from wave movement.The damages of the settlements, public facilities and other buildings caused by the changes of coastline can be minimized by a seawall construction. The designing of seawall was first performed by analyzing the coming wave with a 25-year of return period to obtain the dimension. After the dimension is obtained, the stability of structure against the rotational slide and the bearing capacity of the soil can be evaluated. Three alternatives of pile foundation materials were used: mangrove wood, gelam wood and bamboo. From this study, it is observed that the dominant waves came from southeast with a significant wave height of 1.50 m for a 25-year of return period. As a final design, the height of seawall is 5.10 m with a length of 1315 m along the coastline. The weight of the outer protective rock is 2.11 tonnes with a diameter of 1.16 m. From the analysis of slope stability using Geostudio Geoslope software with Fellenius, Bishop and Janbu method indicates that this structure was safe against rotational slide. The depth of pile foundation is 20 m with a diameter of 0.2 m. The estimation of total cost with pile foundation using mangrove wood (alternative I) is Rp 62.448.965.000. As for alternative II using gelam wood and alternative III which bamboo piles was used, the estimations of total cost were calculated as Rp 60.381.849.000 and Rp 63,381,400,000, respectively. Keyword: seawall, rotational slide, geostudio geoslope, pile foundation
KAJIAN HIDROLIKA KOMBINASI PELIMPAH SAMPING DAN PELIMPAH BERPINTU PADA BENDUNGAN WAY APU KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU DENGAN UJI MODEL FISIK SKALA 1:65 Fardiana, Ayu; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.55 KB)

Abstract

ABSTRAK: Dalam proses pembangunan suatu bendungan, salah satu tahapan yangharus dilakukan guna memperoleh kesempurnaan desain Bendungan Way Apu adalahdengan melakukan uji model fisik guna mengetahui fenomena hidraulik pelimpahbendungan tersebut. Dari hasil pengujian final design, dengan sill setinggi 1,50 m padapenampang kontrol-1 yang terletak di akhir saluran samping menyebabkan kondisialiran subkritis dan adanya bantalan air. Sedangkan penampang kontrol-2 terletak padaperalihan saluran transisi menuju saluran peluncur. Perubahan kemiringan saluran dihilir penampang kontrol-1 dan meperbesar lengkung di akhir saluran menuju salurantransisi dapat mengatasi permasalahan tekanan negatif sehingga aman dari bahayakavitasi. Pada peredam energi telah dilakukan penurunan sebesar 3,50 m (dari +46,50menjadi +43,00) agar peredaman energi cukup efektif. Sedangkan untuk mengatasimasalah gerusan lokal (local scouring) dilakukan pemasangan krib di sepanjang saluranakhir (escape channel), pemasangan bronjong pada bagian yang tergerus, danpemasangan groundsill sebelum section 37.Kata Kunci: Pelimpah, pintu, analisa hidraulika, gerusan lokal.ABSTRACT: In building a dam, one of the stages that must be passed to obtainperfection Way Apu Dam is to test the physical model hydraulics spillway to determinethe spillway’s hydraulic performance. From the final design of the test results, byadding the sill as high as 1,50 m at the control-1 cross section that located at the end ofthe side channel causes subcritical flow conditions and the presence of water pads.While the control-2 cross section is located in the transition channel to chuteway.Changing the slope at the end of control-1 cross section and increasing the curve at theend channel to the transition channel can solve the problem of negative pressure so thatit is safe from cavitation. Decreasing the stilling basin as high as 3.50 m (from +46.50to +43.00) so that energy reduction is quite effective. Whereas to solve the problem ofscours, the cribs is added along the final escape channel, added the gabions on erodedparts, and build groundsill before section 37.Keywords : Spillway, gate, hydraulics analysis, scours.
Kajian Hidrolika Pelimpah Samping Uji Model Fisik Bendungan Temef Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Skala 1:65 Retnaningtyas, Jenny; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.945 KB)

Abstract

ABSTRAK: Untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan maka sangat diperlukan dibangunnya Bendungan Temef di wilayah tersebut. Dalam membangun suatu bendungan, salah satu tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh kesempurnaan desain adalah dengan melakukan uji model fisik hidrolika pelimpah. Dalam kajian hidrolika pada model fisik ini, untuk analisa hidrolika pada saluran pelimpah menggunakan persamaan kontinuitas dengan perhitungan koefisien debit Cd menggunakan metode USBR dan Iwasaki. Untuk analisa pada saluran samping menggunakan persamaan momentum, analisa hidrolika pada saluran transisi dan saluran peluncur menggunakan persamaan energi dengan metode perhitungan tahapan standar. Sedangkan untuk analisa hidrolika pada peredam energi USBR tipe II menggunakan persamaan momentum dan kontinuitas. Untuk perhitungan gerak material dasar menggunakan persamaan momentum dan dilakukan koreksi dengan menggunakan grafik shield. Dari hasil pengujian final design, menurunkan dasar hulu saluran samping sebesar 2 m, menambahkan 1 aerator di section 21 dan 22 pada saluran peluncur agar tidak terjadi tekanan negatif. Tinggi dinding peredam energi USBR Tipe II masih mampu menampung debit rancangan Q1000th yang lewat. Pada bagian saluran pengarah hilir, mengubah lebar saluran dari 34 m menjadi 50 m. Pada sungai di hilir saluran pengarah hilir ditemukan adanya gerusan lokal dari hasil pengamatan.Kata Kunci: Kajian hidrolika, pelimpah side channel, gerusan lokal.ABSTRACT: To fulfill the needs of the raw water in Timor Tengah Selatan, Temef Dam’s construction is needed. One of the stages in building a dam that must be passed to obtain perfection of the design is model test of hydraulics spillway. In this hydraulics study of this physical model, hydraulics analisis at Spillway used the continuity equation by calculating the coefficient of discharge (Cd) using USBR and Iwasaki method. For analysis of the side channel using momentum equation, analysis of transition channel and the chuteway using the energy equation with the calculation stages standard method. Meanwhile, for the hydraulics analysis on type II of USBR stilling basin used the momentum and sudden rise continuity equations. For the calculation of the base material movement using the equations of momentum and correction by using charts shield. From the test result of final design, by lower side channel base about 2 meters, add 1 aerator on section 21 and 22of chuteway so there is no negative pressure or avoid cavitation. Overall the high wall of USBR Type II stilling basin is still able to accommodate design discharge until Q1000th. From observations, in the escape channel and downstream river was found scours.Key words: Study of hydraulics, side channel spillway, scours.
Tinjauan Ekohidraulik Pada Uji Model Fisik Bangunan Pelimpah Waduk Pidekso Kabupaten Wonogiri Suprijanto, Heri; Masrevaniah, Aniek; Prasetijo, Hari; Sisinggih, Dian; Primantyo, Andre
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1432.09 KB)

Abstract

Within this physical hydraulic model of spillway of the Pidekso Dam, the experiment consisted of 9-series of testing; 4-series were testing of narrowing the angle of transition channel by 24 degree while 5others were by 12 degree. For the testing of series No.0 (original design) to No.8, the flow capacity was adequate for various discharges over spillway and outlet structure. Overall, the best hydraulic performance of the model was achieved by series No.4 in term of flow condition (uniformly distributed). This was a model of transition channel with angle of transition of 12 degree and no baffle apron used.Basically, all of testing of the model series No.0 to No.8 brought the positive impact to the downstream-part (section No.36) by considering the dissolved oxygen (DO) level. It was ranging from 11.1 mg/l to 14.2 mg/ l. According to the results of DO level, then only the series No.0 to No.3 were chosen as alternatives design for the case of transition channel with the angle of 24 degree combined with various dimensions of baffle apron. There were regular changes of DO level but the values were still lying above the minimum requirement level and were not harmful for fishery.By respecting to the eco-hydraulic concept, the downstream waterway was designed to be the stone pitching combined with vegetation. It was suggested that the bare floodplain at downstream-part need to be greening by mean of vegetation.Keyword: dam, spillway, baffle apron, dissolved oxygen
Alternatif Penggunaan Abrupt Rise pada Peredam Energi Bendungan Kresek-Madiun Jawa Timur (Model Fisik Skala 1:50) Suprijanto, Heri; Priyantoro, Dwi; Fajar, Nurul
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.738 KB)

Abstract

Perilaku hidraulik lebih mudah diidentifikasikan dengan uji model fisik. Oleh karenanya, uji model hidraulika pada peredam energi bendungan Kresek, bertujuan untukmengetahui kinerja hidraulika dan efektifitas peredaman energi. Penelitian dimulai dengan pembuatan model fisik peredam energi dari seri 0, seri 1dan seri 2 dengan skala model tanpa distorsi 1:50. Hasil model menunjukkan didapatkan nilai kedalaman konjugasi untuk seri 0 berturut-turut mulai debit 2, 100 dan 1000 tahun sebesar 8,456 m, 9,087 m dan 9,950 m , seri 1 sebesar 8,033 m, 9,667 m dan 10,150 m ,seri 2 sebesar 8,5 m , 9,5 m dan 10,22 m. Nilai efektifitas energi untuk seri 0 berturut-turut mulai debit 2, 100 dan 1000 tahun sebesar sebesar 45,859 % , 49,155% dan 41,951% , seri1 sebesar 48,708 % , 50,713% dan 43,131% , seri 2 sebesar 45,875% , 46,088% dan43,199%. Dan untuk pengendalian debit PMF, peredam energi seri 2 merupakan peredam energi yang mampu mengendalikan debit PMF, dengan syarat menambahkan tinggi dinding peredam energi menjadi 12,64 m.Kata Kunci : model fisik, peredam energi, kedalaman konjugasi
Analisa Pola Operasi Embung Joho untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Desa Joho Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk Jawa Timur Isqak, Dediek; Juwono, Pitojo Tri; Suprijanto, Heri
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 2, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.635 KB)

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting untuk memenuhi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan akan air semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, sedangkan persediaan air di bumi adalah tetap. Salah satu upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan menampung air di embung. Dalam memanfaatkan tampungan embung harus diingat bahwa kuantitas air sungai sangat terbatas, sehingga pemakaian air harus dilakukan sebaik mungkin. Pengaturan pendistribusian air di embung sangat diperlukan dalam menentukan pelepasan yang terencana dan berkesinambungan.Dalam studi ini dilakukan simulasi operasi waduk pada tahun 2011 sampai 2025, simulasi dilakukan dengan menggunakan berbagai keandalan debit inflow yaitu air cukup (26,02%), air normal (50,68%), air rendah (75,34%) dan air kering (90%) serta dengan beberapa keandalan operasi. Metode simulasi yang digunakan mempunyai tujuan untuk mengetahui pola operasi embung. Persamaaan yang digunakan adalah kontiunitas massa aliran yang merupakan hubungan antara masukan (inflow), keluaran (outflow), dan perubahan tampungan embung. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah debit inflow, evaporasi, jenis tanah dan kebutuhan yang harus dilayani embung.Dari hasil simulasi operasi Embung Joho dapat diketahui seberapa besar potensi Embung Joho dalam memenuhi kebutuhan air baku domestik, besarnya kemampuan Embung Joho untuk debit dengan keandalan 26,02% = 26.737 jiwa, 50,68% = 20.487 jiwa, 75,34% = 13.087 jiwa dan 90% = 13.887 jiwa.Dari hasil simulasi ini dilakukan analisa pola operasi berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing – masing simulasi pola operasi. Dari hasil analisa maka pola operasi yang tepat untuk Embung Joho adalah pola operasi dengan simulasi keandalan debit 90%.Kata Kunci : inflow, outflow, simulasi operasi embung
STUDI PERENCANAAN EMBUNG AEK SIMARE DESA SINTONG KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA Danang, Kiswanto -; Suprijanto, Heri -; Pitojo, Juwono Tri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK: Daerah Kabupaten Toba Samosir terdapat banyak daerah persawahan yang hanya mengandalkan air hujan sementara itu kebutuhan domestik untuk daerah perkotaan dan pedesaan juga sangat minim. Hal ini membuat potensi pertaniannya maenjadi terhambat karena kurang maksimalnya ketersediaan kebutuhan air irigasinya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, alternatif yang dapat dilakukan terhadap air irigasi yaitu dengan menyimpannya pada sebuah tampungan yakni dengan dibangunnya suatu embung dengan tujuan utamannya sebagai tempat tampungan air di musim hujan dan digunakan secara efisien di musim kemarau yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mensuplai  kebutuhan air untuk irigasi di Daerah Irigasi Toba Samosir. Dari analisis yang sudah dilakukan, didapatkan tinggi embung 13,5 meter dengan tinggi embung berada pada elevasi +987,5 m, lebar puncak embung 5,6 m, kemiringan hulu 1 : 2,5, kemiringan hilir 1 : 2,0, dan volume tampungan efektif sebesar 113.300,5 m3,volume tampungan mati 1.223,3 m3, volume tampungan total 114.523,8 m3. Sedangkan bangunan pelimpah yang digunakan adalah overflow type dengan lebar pelimpah 9,5 m dengan puncak mercu pelimpah berada pada elevasi +983 m. Dalam analisis stabilitas, analisis yang digunakan dalam stabilitas lereng embung yaitu dengan metode Fellenius dan dari hasil analisis didapatkan angka keamanan yang memenuhi syarat. Untuk analisis keamanan pelimpah terhadap gaya geser dan gaya guling, dalam kondisi normal dan juga gempa didapatkan angka aman yang telah memenuhi syarat. Kata kunci : Embung Aek Simare, Pelimpah, Stabilitas, TampunganABSTRACT: Toba Samosir District there are many rice fields that rely only on rainwater while the domestic needs for urban and rural areas is also very minimal. This makes the potential of agriculture becomes hampered because of lack of maximum availability of irrigation water needs. In relation to these problems, an alternative that can be done to irrigation water is by storing it in a container that is with the construction of a pond with the ultimate goal as a place of water reserves in the rainy season and used efficiently in the dry season which later can be utilized to supply water needs for irrigation in the Toba Samosir Irrigation Area. From the analysis that has been done, we found that the height of the Small Dam was 13,5 meters with the height of the Small Dam at the elevation of +987,5 m, the top of the Small Dam of 5.6 m, the slope of the upstream 1: 2,5, the downward slope of 1: 2,0, and the effective volume of 113.300,5.38 m3 , dead storage volume 1.223,3 m3, total storage volume 114.523,8 m3. Whereas the overflow building used is an overflow type with a width of 9,5 m overflow with the top of the spillway located at +983 m elevation. In the  stability analysis, the analysis used in slope stability is Fellenius method and from the analysis result obtained the qualified security number. For analysis spillway safety shear strenght and over turning, in normal condition and also earthquake obtained secure number that has been qualified. Keywords: Bonan Dolok Small Dam, Spillway, Stability, Storage
STUDI PERENCANAAN BANGUNAN GROUNDSILL DAN REVETMENT SUNGAI PENGAMAN JEMBATAN BANDUNG DI PARIT RAYA KABUPATEN TULUNGAGUNG Andriantari, Nur Fadhlillah; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Parit Raya merupakan salah satu sungai buatan yang terletak di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Tulungagung, bagian hulunya terletak di Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, sedangkan hilirnya berada di Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Disebelah hulu Parit Raya menyatu dengan Kali Ngasinan. Disepanjang Parit Raya muncul permasalahan berupa banyaknya tanggul/tebing yang kritis, bangunan air yang hancur dan longsor yang dapat mengancam pemukiman warga serta banyak juga abutment dari jembatan yang mengalami degradasi akibat luapan Parit Raya pada daerah hulu, sehingga jembatan-jembatan tersebut tidak dapat difungsikan kembali. Analisa debit banjir rancangan kala ulang 25 tahun menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu didapatkan debit sebesar 569.762 m3/dt. Bangunan groundsill akan direncanakan dengan jarak ±10 m dari jembatan. Sedangkan untuk analisa banjir akan di running menggunakan aplikasi HEC-RAS 5.0.3.  Detail dimensi bangunan groundsill yaitu tinggi main dam 1,5 m, lebar pelimpah 50 m, tebal mercu main dam 2 m, kedalaman pondasi 1,2 m, tinggi sub dam 0,80 m dan tebal mercu sub dam 2 m. Untuk revetment dengan tinggi bangunan 6,5 m dan kedalaman pondasi bangunan 1m. Dengan daya dukung izin tanah yang tidak memenuhi syarat maka dibantu dengan adanya tiang pancang dengan panjang 7,8 meter untuk groundsill dan 8 m untuk revetment. Kata kunci : Groundsill, Revetment, Parit Raya, HEC-RAS     ABSTRACT: Parit Raya is one of the artificial rivers located in Trenggalek Regency and Tulungagung Regency. The upstream is located in Bendorejo Village, Pogalan District, Trenggalek Regency, while the downstream is in Besuki Village, Besuki District, Tulungagung District.In the upstream, Parit Raya merges with Ngasinan River. Along Parit Raya appears some problems such as critical levee, broken water buildings, dangerous landslides that can threaten residents settlements and degraded abutments from bridges due to the overflow of Parit Raya in the upstream area, so that the bridges cannot be used. The designed flood discharge analysis of 25-year return period with the Nakayasu Synthetic Unit Hydrograph method is 569.762 m3/dt, Futhermore, the groundsill will be planned in distance of ± 10 m from the bridge. Besides that, the flood analysis will use HEC-RAS 5.0.3 application. Moreover, the detailed dimensions of the groundsill are stated as follow: the height of the main dam is 1,5 m, the width of the main dam is 50 m, the thickness of the main dam is 2 m, the depth of the foundation is 1,2 m, the height of the sub dam is 0,80 m and the thickness of the sub dam is 2 m. For revetment, the height is 6,5 and the dept of the building fondation is 1 meter. With the soil allowance bearing capacity that doesn’t meet the requirements, it is assisted by the presence of a 7.8 meter long pile for groundsill and 8 m for the revetment. Keywords : Groundsill, Revetment, Parit Raya, HEC-RAS
STUDI PERENCANAAN TEROWONGAN PENGELAK BENDUNGAN LUBUK AMBACANG KECAMATAN HULU KUANTAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU Wicaksana, Chandra Yoga; Suprijanto, Heri; Cahya, Evi Nur
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.059 KB)

Abstract

ABSTRAK: Bangunan pengelak dibangun pada awal konstruksi bendungan. Bangunan ini berfungsi untuk mengalihkan aliran sungai selama periode pelaksanaan konstruksi. Pada saat akhir konstruksi terowongan pengelak ini akan dijadikan sebagai pelimpah darurat. Dalam studi perencanaan bangunan pengelak ini menggunakan dua terowongan pengelak dengan bentuk lingkaran. Dari studi perencanaan terowongan pengelak ini didapatkan diameter terowongan 9m menggunakan perhitungan penelusuran banjir dengan debit lima tahun. Didapatkan juga momen maksimum menggunakan software STAADPRO yang dibagi dalam tiga area yaitu Momen Maksimum bagian atas sebesar 2.16 KNm, Momen Maksimum bagian bawah sebesar 3.56 KNm, dan Momen Maksimum bagian samping sebesar 3.56 KNm. Dari momen maksimum tersebut pada studi perencanaan terowongan pengelak ini menggunakan tulangan utama D25-100 dan tulangan bagi sebesar D19-100. Pada proses pengerjaan terowongan juga perlu dilaksanakannya backfill grouting agar dapat menutup overbreak dan grouting konsolidasi untuk menutup retakan memanjang di area luar dari terowongan akibat ledakan. Kata Kunci: Terowongan Pengelak,Penelusuran Banjir, Momen Maksimum, Penulangan, Sementasi.   ABSTRACT: Diversion Tunnel built in the early construction of the dam. The building serves to divert the river flow during the period of construction. At the end of construction,this tunnels will serve as an emergency spillway. In this study it plans using two diversion tunnels with circle shape. The results of this study diversion tunnel that is obtained using a 9m diameter with five years flood routing discharge. The maximum bending moment is obtained also using software STAADPRO divided into three areas: Maximum moment at 2.16 KNm on top, Maximum moment of 3.56 KNm in bottom and Maximum moment at 3.56 KNm in side. Of the maximum bending momemt at study of Diversion tunnel uses main reinforcement for the reinforcement of D25-100 and D19-100. Backfill grouting is important to cover overbreak and consolidation grouting to seal cracks extending beyond the area of ​​the tunnel from the explosion. Keyword: Diversion Tunnel, Flood Routing, Maximum Moment,Reinforcement,Grouting
EVALUASI KARAKTERISTIK PERMEABILITAS DAN KETAHANAN TERHADAP PIPING MATERIAL PIROKLASTIK HASIL ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014 DAN APLIKASINYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL TIMBUNAN Nuari, Fianda Hifqi Sandar; Hendrawan, Andre Primantyo; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.577 KB)

Abstract

ABSTRAK: Di Indonesia , batu apung dan material piroklastik ditemukan dalam deposit besar di Sungai Kali Sambong, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, namun aplikasinya sebagai material timbunan masih terbatas. Dengan demikian, menjadi sangat penting untuk mempelajari karakteristik mekanik dan ketahanan terhadap bahaya piping untuk alternatif material timbunan. Untuk mengevaluasi karakteristik mekanik dilakukan uji pemadatan Standard Proctor untuk menentukan nilai kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum sebagai material timbunan. Uji permeabilitas dengan Constant Head dilakukan untuk menentukan nilai koefisien permeabilitas. Uji ketahanan terhadap piping dilakukan berdasarkan Furumoto et al (2002) dengan kombinasi pada alat dari Fujisawa et al (2013). Dari hasil uji pemadatan Standart Proctor didapatkan nilai MDD dan OMC batu apung, material piroklastik dan material pasir masing – masing adalah 1,48 gram/cm3 dengan OMC 15%, 1,95 gram/cm3 dengan OMC 15% dan 1,95 gram/cm3 dengan OMC 15%. Untuk nilai koefisien permeabilitas (k) masing – masing 0,111 cm/dt, 0,0087 cm/dt dan 0,0091 cm/dt. Sedangkan untuk nilai (k) pada uji ketahanan terhadap piping masing – masing adalah 0,117 cm/dt, 0,023 cm/dt dan 0,018 cm/dt. Dapat disimpulkan bahwa batu apung memiliki kepadatan yang rendah dengan nilai (k) yang lebih besar dikarenakan batu apung memiliki rongga yang lebih besar untuk dapat meloloskan air.   Kata kunci : Batu Apung, Piroklastik, Permeabilitas, Piping, Timbunan ABSTRACT : In Indonesia, pumice and pyroclastic materials are found in large deposits in the Kali Sambong River, Ngantang District, Malang Regency, East Java, but their application as a backfill material is still limited. Thus, it becomes very important to study the mechanical characteristics and resistance to piping hazards for alternative backfill material. To evaluate the mechanical characteristics, Standard Proctor compaction test was performed to determine the maximum dry density value and optimum moisture content as the backfill material. The permeability test with Constant Head is performed to determine the permeability coefficient value. The piping resistance test was performed based on Furumoto et al (2002) with a combination of tools from Fujisawa et al (2013). From the result of Standard Proctor compaction test, the value of MDD and OMC of pumice stone, pyroclastic material and sand material are 1.48 gram / cm3 with OMC 15%, 1.95 gram / cm3 with OMC 15% and 1.95 gram / cm3 with OMC 15%., respectively. For permeability coefficient values ​​(k) of 0.111 cm / s, 0.0087 cm / s and 0.0091 cm / s, respectively. As for the value of (k) on the resistance test against piping 0.117 cm / s, 0.023 cm / s and 0.018 cm / s, respectively. It can be concluded that pumice stone has a low density with a larger (k) value based on the fact that the pumice stone has a larger cavity to drain the water. Keywords : Pumice, Pyroclastic, Permeability, Piping, Backfill