Heri Suprijanto
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan

Studi Perencanaan Tembok Laut (Seawall) di Pantai Bobolio Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara Nimanto, Aji Prakoso; Suprijanto, Heri; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.392 KB)

Abstract

ABSTRAK: Pantai Bobolio mengalami perubahan morfologi pantai akibat erosi yang terjadi dari besarnya terjangan gelombang laut sehingga mengakibatkan kemunduran garis pantai. Kerusakan pemukiman penduduk, fasilitas umum serta bengunan lainnya yang disebabkan oleh kemunduran garis pantai dapat diminimalkan degan membangun tembok laut. Perencanaan tembok laut mula-mula dilakukan dengan menganalisis gelombang datang dengan kala ulang 25 tahun yang bertujuan untuk memperoleh dimensi tembok laut. Setelah didapatkan dimensi, akan dihitung stabilitas bangunan terhadap kelongsoran rotasi dan daya dukung tanah. Pondasi tiang pancang yang direncanakan mengunakan 3 alternatif berupa kayu bakau, kayu gelam dan bambu. Hasil perencanaan ini diperoleh gelombang dominan dari arah Tenggara dengan tinggi gelombang signifikan sebesar 1,50 m untuk kala ulang 25 tahun. Tembok laut terletak pada elevasi 0,0 m dengan tinggi puncak pada elevasi + 5,10 m, panjang 1315 m sepanjang garis pantai, berat batu pelindung terluar sebesar 2,11 ton dengan diameter 1,16 m. Analisis stabilitas lereng terhadap kelongsoran rotasi mengunakan bantuan software Geostudio Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu dapat dikatakan aman. Pondasi tiang pancang direncanakan sedalam 20 m dengan diameter tiang pancang sebesar 0.2 m. Total rencana angaran biaya (RAB) alternatif I dengan material pondasi tiang pancang menggunakan dolken kayu bakau sebesar Rp 62.448.965.000,00, alternatif II dengan material pondasi tiang pancang mengunakan dolken kayu gelam sebesar Rp 60.381.849.000,00 dan alternatif III dimana material pondasi tiang pancang mengunakan cerucuk bambu sebesar Rp 63.381.400.000,00. Kata kunci: tembok laut, kelongsoran rotasi, geostudio geoslope, pondasi tiang   ABSTRACT: The coastal morphology of Bobolio Beach has been changed due to erosion from wave movement.The damages of the settlements, public facilities and other buildings caused by the changes of coastline can be minimized by a seawall construction. The designing of seawall was first performed by analyzing the coming wave with a 25-year of return period to obtain the dimension. After the dimension is obtained, the stability of structure against the rotational slide and the bearing capacity of the soil can be evaluated. Three alternatives of pile foundation materials were used: mangrove wood, gelam wood and bamboo. From this study, it is observed that the dominant waves came from southeast with a significant wave height of 1.50 m for a 25-year of return period. As a final design, the height of seawall is 5.10 m with a length of 1315 m along the coastline. The weight of the outer protective rock is 2.11 tonnes with a diameter of 1.16 m. From the analysis of slope stability using Geostudio Geoslope software with Fellenius, Bishop and Janbu method indicates that this structure was safe against rotational slide. The depth of pile foundation is 20 m with a diameter of 0.2 m. The estimation of total cost with pile foundation using mangrove wood (alternative I) is Rp 62.448.965.000. As for alternative II using gelam wood and alternative III which bamboo piles was used, the estimations of total cost were calculated as Rp 60.381.849.000 and Rp 63,381,400,000, respectively. Keyword: seawall, rotational slide, geostudio geoslope, pile foundation
KAJIAN HIDROLIKA KOMBINASI PELIMPAH SAMPING DAN PELIMPAH BERPINTU PADA BENDUNGAN WAY APU KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU DENGAN UJI MODEL FISIK SKALA 1:65 Fardiana, Ayu; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.55 KB)

Abstract

ABSTRAK: Dalam proses pembangunan suatu bendungan, salah satu tahapan yangharus dilakukan guna memperoleh kesempurnaan desain Bendungan Way Apu adalahdengan melakukan uji model fisik guna mengetahui fenomena hidraulik pelimpahbendungan tersebut. Dari hasil pengujian final design, dengan sill setinggi 1,50 m padapenampang kontrol-1 yang terletak di akhir saluran samping menyebabkan kondisialiran subkritis dan adanya bantalan air. Sedangkan penampang kontrol-2 terletak padaperalihan saluran transisi menuju saluran peluncur. Perubahan kemiringan saluran dihilir penampang kontrol-1 dan meperbesar lengkung di akhir saluran menuju salurantransisi dapat mengatasi permasalahan tekanan negatif sehingga aman dari bahayakavitasi. Pada peredam energi telah dilakukan penurunan sebesar 3,50 m (dari +46,50menjadi +43,00) agar peredaman energi cukup efektif. Sedangkan untuk mengatasimasalah gerusan lokal (local scouring) dilakukan pemasangan krib di sepanjang saluranakhir (escape channel), pemasangan bronjong pada bagian yang tergerus, danpemasangan groundsill sebelum section 37.Kata Kunci: Pelimpah, pintu, analisa hidraulika, gerusan lokal.ABSTRACT: In building a dam, one of the stages that must be passed to obtainperfection Way Apu Dam is to test the physical model hydraulics spillway to determinethe spillway’s hydraulic performance. From the final design of the test results, byadding the sill as high as 1,50 m at the control-1 cross section that located at the end ofthe side channel causes subcritical flow conditions and the presence of water pads.While the control-2 cross section is located in the transition channel to chuteway.Changing the slope at the end of control-1 cross section and increasing the curve at theend channel to the transition channel can solve the problem of negative pressure so thatit is safe from cavitation. Decreasing the stilling basin as high as 3.50 m (from +46.50to +43.00) so that energy reduction is quite effective. Whereas to solve the problem ofscours, the cribs is added along the final escape channel, added the gabions on erodedparts, and build groundsill before section 37.Keywords : Spillway, gate, hydraulics analysis, scours.
Kajian Hidrolika Pelimpah Samping Uji Model Fisik Bendungan Temef Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Skala 1:65 Retnaningtyas, Jenny; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.945 KB)

Abstract

ABSTRAK: Untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan maka sangat diperlukan dibangunnya Bendungan Temef di wilayah tersebut. Dalam membangun suatu bendungan, salah satu tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh kesempurnaan desain adalah dengan melakukan uji model fisik hidrolika pelimpah. Dalam kajian hidrolika pada model fisik ini, untuk analisa hidrolika pada saluran pelimpah menggunakan persamaan kontinuitas dengan perhitungan koefisien debit Cd menggunakan metode USBR dan Iwasaki. Untuk analisa pada saluran samping menggunakan persamaan momentum, analisa hidrolika pada saluran transisi dan saluran peluncur menggunakan persamaan energi dengan metode perhitungan tahapan standar. Sedangkan untuk analisa hidrolika pada peredam energi USBR tipe II menggunakan persamaan momentum dan kontinuitas. Untuk perhitungan gerak material dasar menggunakan persamaan momentum dan dilakukan koreksi dengan menggunakan grafik shield. Dari hasil pengujian final design, menurunkan dasar hulu saluran samping sebesar 2 m, menambahkan 1 aerator di section 21 dan 22 pada saluran peluncur agar tidak terjadi tekanan negatif. Tinggi dinding peredam energi USBR Tipe II masih mampu menampung debit rancangan Q1000th yang lewat. Pada bagian saluran pengarah hilir, mengubah lebar saluran dari 34 m menjadi 50 m. Pada sungai di hilir saluran pengarah hilir ditemukan adanya gerusan lokal dari hasil pengamatan.Kata Kunci: Kajian hidrolika, pelimpah side channel, gerusan lokal.ABSTRACT: To fulfill the needs of the raw water in Timor Tengah Selatan, Temef Dam’s construction is needed. One of the stages in building a dam that must be passed to obtain perfection of the design is model test of hydraulics spillway. In this hydraulics study of this physical model, hydraulics analisis at Spillway used the continuity equation by calculating the coefficient of discharge (Cd) using USBR and Iwasaki method. For analysis of the side channel using momentum equation, analysis of transition channel and the chuteway using the energy equation with the calculation stages standard method. Meanwhile, for the hydraulics analysis on type II of USBR stilling basin used the momentum and sudden rise continuity equations. For the calculation of the base material movement using the equations of momentum and correction by using charts shield. From the test result of final design, by lower side channel base about 2 meters, add 1 aerator on section 21 and 22of chuteway so there is no negative pressure or avoid cavitation. Overall the high wall of USBR Type II stilling basin is still able to accommodate design discharge until Q1000th. From observations, in the escape channel and downstream river was found scours.Key words: Study of hydraulics, side channel spillway, scours.