Firmansyah Putra
Universitas Pohuwato

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KUANTIFIKASI AIR YANG TERSEDIA DI PANTAI UNTUK PENGEMBANGAN TAMBAK MARJINAL DAN TERLANTAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN PINRANG Firmansyah Putra
JISOS: JURNAL ILMU SOSIAL Vol. 1 No. 1: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.518 KB)

Abstract

Usaha potensial. Mengingat lingkungan perairan pantai atau pesisir merupakan perairan yang sangat produktif, maka panjang pantai Indonesia merupakan potensi sumbaerdaya alam (hayati) yang besar untuk pembangunan ekonomi di negara ini. Kebutuhan air tambak menjadi hambatan yang dihadapi oleh para petani tambak baik kualitas maupun kuantitas air tambak. Prasarana yang telah dibangun tidak terawat dengan baik, menyebabkan tidak lancarnya pergantian air payau pada petakan tambak. Hal ini menjadi salah satu penyebab hasil produksi usaha budidaya rendah produksi atau tidak tercapai. Penelitian ini merupakan deskriptif eksploratif dimana stasiun pengamatan ditentukan melalui purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penentuan stasiun penelitian yang dilakukan dengan cara random di daerah penelitian, serta pengujian kualitas air baik uji in situ maupun uji laboratorium. Pengamatan dan pengambilan data lapangan dilakukan selama periode pasca pengamatan dan pasut. Setiap lokasi titik pengambilan sampel dicatat dengan alat penentuan posisi geografis (GPS). Metode analisis menggunakan analisis asimilasi perairan tambak yang meliputi kuantifikasi volume air pada saat pasang dan surut serta kuantifikasi limbah budidaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan ketersediaan air di pantai untuk budidaya tambak udang dan ikan yang dapat memuat air dari pantai hingga budidaya udang dan ikan dengan ketinggian air 70 cm ha-1 yang banyak diterapkan pada pertanian tradisional dengan ketersediaan air di pantai untuk Desa Lotang Salo seluas 450,685 ha, Desa Wiringtasi seluas 955,49 ha, dan Desa Tasiwalie seluas 512,91 ha. Sedangkan tinggi muka air 1 m pada aplikasi tambak semi intensif dan intensif dengan ketersediaan air di pantai hingga desa Lotang salo seluas 315,47 ha, desa Wiringtasi seluas 668,84 ha, dan desa Tasiwalie seluas 359,04 ha. Kegiatan budidaya intensif di Desa Tasiwalie menghasilkan limbah organik sekitar 798 kg ha-1 TSS dengan kapasitas asimilasi air untuk menguraikan limbah organik dari kegiatan budidaya sebesar 412.898 kg, Desa Wiringtasi TSS 756 kg ha-1 dengan kapasitas asimilasi air untuk menguraikan limbah organik dari kegiatan budidaya sebesar 117.047,7 kg, sedangkan untuk Desa Salo Lotang belum menerapkan budidaya tambak intensif, dan lingkungan laut hanya mampu mendukung pengembangan usahatani intensif teknologi hingga Desa Tasiwalie seluas 517,41 ha dengan produksi sebesar 1,29 ton udang optimal MT-1, untuk Desa Wiringtasi seluas 154,82 ha dengan produksi udang optimal 1,22 ton MT-1.