Husnul Khatimah
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 4 PALOPO : INFLUENCE OF REPRODUCTIVE HEALTH EDUCATION ON THE LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT ADOLESCENT SEXUAL BEHAVIOR AT 4 PALOPO STATE HIGH SCHOOL Rosita Passe; Nurul Fitri Sugiarti Syam; Husnul Khatimah
Journal of Midwifery Science and Women's Health Vol. 2 No. 1 (2021): JMSWH
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.83 KB) | DOI: 10.36082/jmswh.v2i1.419

Abstract

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi, serta proses-prosesnya. Tujuan Penelitian Ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap tingkat pengetahuan tentang perilaku seksual remaja di SMA Negeri 4 Palopo tahun 2017. Metode yang di gunakan  adalah studi analitik dengan menggunakan Wilcoxon sampel tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 4 Palopo kelas 3 yaitu sebanyak 43 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden dengan tekhnik pengambilan sampel yaitu menggunakan stratified random sampling dengan jenis “secara acak atau berstrata”. Hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 4 Palopo di peroleh nilai p= 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,005 (p = 0,000>0,05), maka H0 ditolak. Kesimpulannya ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap tingkat pengetahuan tentang perilaku seksual remaja. Karena nilai p = 0,000 <0,005 jadi Ha diterima H0 ditolak. Kesimpulannya berdasarkan uji analisis data diperoleh : ada hubungan yang signifikan pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap tingkat pengetahuan tentang perilaku seksual remaja di SMA Negeri 4 Palopo tahun 2017. Bagisekolah, ditingkatkan terus pemberian  informasi kesehatan reproduksi dengan mengintegrasi pendidikan kesehatan reproduksi remaja dalam matapelajaran yang terkait dan kerja sama dengan dines kesehatan dalam acara penyuluhan dan diharapkan dapat di aplikasikan dalam bentuk perilaku yang positif dalam menumbuh kembangkan perasaan malu dan takut untuk melakukan perbuatan yang tidak baik berkaitan dengan perilaku seksual.
Program Lintas Generasi Lansia-Remaja (LAMAJA) Ni Made Riasmini; Mia Fatma Ekasari; Ni Putu Ariani; Husnul Khatimah
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i2.3136

Abstract

The existence of a gap between generations is an issue that needs special handling considering the importance of values transformation from the older generation to the younger generation so that healthy relationships between generations are established. The development of an intergenerational program for Elderly-adolescents is one of the interventions to improve the harmonization relationship between the elderly and adolescents. This study aimed to determine the effect of intergenerational programs in increasing the knowledge, attitudes, and social interactions of adolescents. The research design used a quasi-experimental control group design with 68 elderly people in North Bogor Sub-Districts and West Bogor Sub-Districts, Bogor City. Data analysis used T-Test, Chi-Square test, and Multiple Logistics Regression. Results of the study found that there were significant differences in the knowledge, attitudes, and social interactions of adolescents before and after implementing intergenerational programs in the intervention group, while in the control group there was no difference. There was no influence of adolescent characteristics on the knowledge, attitudes, and social interactions of adolescents. This intergenerational program was proven to be able to improve the knowledge, attitudes, and social interactions of adolescents, therefore it needs to be replicated in other places, considering that this model has not been developed in Indonesia.