Berlina Lumban Gaol
STT Imanuel Pacet

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kedudukan Perempuan dalam Alkitab dan Masa Kini Berlina Lumban Gaol
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.804 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v1i1.6

Abstract

In the Genesis 1:27 " So God created the man was in the image of His, according to the image of God created His him ; male and female created His those " here means that God created the man both women and men with the same degree and according to the image of God, besides that also emphasizes that human beings are just as essential as the Creator . Equal or equivalent position and power, that is the intention of Allah. God's creation is not a sudden thought in the eternal past, God has a desire, a favor to get a universe in which He can fulfill its purpose. And humans were created to nurture and rule together . In another letter, Paul clearly says that there is no difference in status in Christ between a man and a woman. Abstrak: Di dalam Alkitab pada Kejadian 1:27 "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" disini berarti bahwa Allah menciptakan manusia baik perempuan dan laki-laki dengan derajat yang sama dan menurut gambar Allah, disamping itu juga menekankan bahwa manusia itu sama hakekat dengan Sang Pencipta.kedudukan dan kekuasaan yang setara atau sepadan, itu adalah maksud dari Allah. Penciptaan Allah bukanlah pemikiran yang tiba-tiba dalam kekekalan lampau Allah memiliki keinginan, perkenanan untuk mendapatkan suatu alam semesta dimana Dia dapat menggenapkan tujuannya. Dan manusia diciptakan untuk memelihara dan memerintah bersama-sama. Di suratnya yang lain, dengan jelas Paulus mengatakan bahwa tidak ada perbedaan status di dalam Kristus antara seorang pria dan seorang wanita.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DAN KEPEMIMPINAN KRISTEN TERHADAP KARIAWAN Berlina Lumban Gaol
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.332 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v3i1.49

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan gaya kepemimpinan otoriter dan kepemimpinan kristen terhadap kesejahteraan, dimana seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencapai tujuan bersama bukan demi kepentingan pribadi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data lewat kajian literatur dan wawancara. Kepemimpinan otoriter akan menekan bawahan dan memaksakan kehendaknya untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan kristen melayani para bawahnya dengan tulus, mengayomi serta membangun hubungan yang baik dengan Tuhan. Dengan belajar kepemimpinan Kristen maka para pemimpin diajarkan untuk menjadi pemimpin yang dapat memimpin seperti Kristus memimpin dengan tulus. Pemimpin meniliki tugas untuk membimbing dan bukan mengatur orang. Perlu diketahui pemimpin Kristen merupakan seorang dipilih berdasarkan inisiatif Allah sendiri. Apabila Allah yang memulai segala sesuatu, maka Dia pula yang menjamin, memperlengkapi, memampukan dan memakai seorang pemimpin untuk tujuan-tujuan-Nya yang agung. Oleh sebab itu seorang pemimpin sangat besar dampaknya bagi yang dipimpinnya, dan alangkah lebih baik jika kepemimpinan kristen ini yang dipakai dalam memimpin sebuah organisasi.
TEORI TIDAK SESUAI DENGAN PRAKTEK Sarah Sarah; Berlina Lumban Gaol
FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Imauel Pacet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.203 KB) | DOI: 10.55772/filadelfia.v1i2.10

Abstract

Dalam Perjanjian Lama menunjukkan pentingnya pembelajaran itu, Kitab Ulangan mengatakan Musa mengajarkan hukum dari Tuhan untuk melakukan pembelajaran secara berulang-ulang Ul. 6:7. Melalui pembelajaran orang dapat mengerti hukum serta firman Tuhan yang berlaku bagi setiap kehidupan. Etika kristen hadir sebagai ilmu pengetahuan yang didasari dan bersumber pada firman Tuhan. Sebagai teori Etika kristen diajarkan kepada setiap peserta didik sesuai prosedur sekolah. Tujuan dari pengajaran etika Kristen dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai penuntun arah hidup manusia pada kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa. Dalam hal ini pengumpulan data yang dilakukan ialah melalui wawancara, observasi lapangan serta melalui literature buku-buku atau study pustaka. Dengan demikian metode yang digunakan adalah metode kualitatif, sebagai prosedur dalam penelitian. rancangan penelitian kualitatif merupakan rancangan penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi atau gambaran untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Menurut Alkitab etika merupakan sikap dan tingkah laku manusia di panggil untuk berteladan kepada Allah, firman Tuhan mengatakan hendaklah kamu suci, karena aku Tuhan Allahmu adalah suci (Im.19:2); dan dikatakan juga hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati (Luk. 6:36). Namun untuk meneladani Allah tidaklah mudah perlu suatu proses, sebab dalam kedagingannya manusia masih hidup Menurut kehendaknya sendiri.