This Author published in this journals
All Journal AGRISE
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Melati (Jasminum Sambac L) Dan Usahatani Sedap Malam (Polianthes Tuberose L) Agustina Shinta; Risqi Ainiyah
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 3 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.743 KB)

Abstract

Melati (Jasminum sambac L) dan sedap malam (Polianthes tuberose L) merupakan tanaman hias populer di Indonesia khususnya di Jawa Timur. Selain digunakan sebagai bunga segar dan bunga potong, keduanya banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri minyak atsiri. Tujuan dari penelitian  ABini adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan finansial dan tingkat kepekaan usahatani melati dan usahatani sedap malam, dan kemudian membandingkan nilai dari keduanya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kriteria investasi  yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period serta analisis kepekaan. Hasil uji kelayakan finansial menunjukkan bahwa pada tingkat OCC (Opportunity Cost of Capital) 12% memberikan hasil NPV  sebesar Rp15.732.336 dan untuk usahatani sedap malam sebesar Rp 6.178.255. Nilai IRR untuk usahatani melati sebesar 60,5% dan untuk usahatani sedap malam sebesar 49,5%. Sedangkan untuk nilai Net B/C sebesar nilai 2,85 pada usahatani melati dan 1,99 untuk usahatani sedap malam. Usahatani melati mempunyai Payback Period selama 3 tahun 5 bulan, sedangkan sedap malam selama 1 tahun 8 bulan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani melati dan usahatani sedap malam layak untuk dikembangkan, Hasil perhitungan analisis kepekaan menunjukkan hasil bahwa dengan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan hasil produksi sampai sebesar 15% serta menurunkan harga produksi sampai sebesar 25%, usahatani melati dan sedap malam masih layak dikembangkan. Apabila terjadi peningkatan biaya produksi sebesar 15% yang disertai penurunan hasil produksi 15%, usahatani melati dan usahatani sedap malam sudah tidak layak lagi untuk diusahakan, karena memberikan nilai NPV negatif, IRR < OCC dan Net B/C < 1. Kata kunci: Kelayakan Finansial.