Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI INPUT OUTPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KEDELAI (Glycine max) DI KABUPATEN PASURUAN Mutiara, Farah; Koestiono, Djoko; Muhaimin, Abdul Wahib
Habitat Vol 24, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.679 KB)

Abstract

Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia karena kandungan gizi kedelai yang tinggi dan relatif murah dibandingkan dengan protein hewani. Sebagai sumber protein nabati, kedelai umumnya dikonsumsi dalam bentuk produk olahan, yaitu: tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai dan aneka makanan ringan. Hal tersebut menjadikan kedelai sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan dan menganalisis daya saing usahatani kedelai secara intensif dan konvensional dari perspektif keunggulan komparatif. 2) Menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan input (NPCI) dan output (NPCO) terhadap pengembangan komoditas kedelai. Metode penentuan responden yang digunakan adalah sensus dan proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus Parel. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah analisis finansial, analisis sosial, dan analisis PAM. Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai DRCR pada sistem intensif adalah 0,802 dan pada sistem konvensional adalah 0,908. Kata kunci: kedelai, daya saing, DRC, PAM
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM KONVESIONAL DI KELOMPOKTANI SUMBER REJEKI DESA JATIREJOYOSO Heribertus, Heribertus; Mutiara, Farah; Suwasono, Son
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the differences in productivity and income of rice farming in the Jajar Legowo planting system and conventional planting systems. The method used in this study is saturated sampling (Census). The population in this study were paddy farmers who applied the Jajar Legowo planting system and conventional planting systems which were as many as 40 populations, the selection of samples in the study was based on the same rice varieties (cibogo) in the two different planting systems, the number of samples in the study consisted of 40 people of the 20 who applied the Jajar Legowo planting system and 20 applied the conventional planting system. Data analysis used quantitative descriptive namely analysis of farm productivity and income and then analysis of independent sample t-test. The results showed that the productivity of the jajar legowo planting system was higher at 9,800.5 Kg, with an income of Rp. 18,310,500 while Conventional cropping system productivity was 8,216.5 Kg and revenue was 13,013,035. There is a significant difference in productivity and income in the two cropping systems, it shows that planting with the Jajar Legowo planting system is more profitable than conventional planting systems. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis perbedaan produktivitas dan pendapatan usahatani padi pada sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh (Sensus). Populasi pada penelitian ini adalah petani padi yang menerapkan sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam konvensional yaitu sebanyak 40 populasi, pemilihan sampel dalam penelitian berdasarkan varietas padi yang sama (cibogo) pada kedua sistem tanam yang berbeda, jumlah sampel dalam penelitian adalah 40 orang yang terdiri dari 20 yang menerapkan sistem tanam jajar legowo dan 20 yang menerapkan sistem tanam konvensional. Analisis data yang digunakan deskriptif kuantitatif yaitu analisis produktivitas dan pendapatan usahatani serta selanjutnya analisis independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukan produktivitas sistem tanam jajar legowo lebih tinggi sebesar 9.800,5 Kg, dengan pendapatan sebesar Rp. 18.310.500 sedangkan sistem tanam Konvensional produktivitas sebesar 8.216,5 Kg dan pendapatan sebesar 13.013.035. Ada perbedaan yang signifikan produktivitas dan pendapatan pada kedua sistem tanam, hal menunjukan bahwa menanam dengan sistem tanam jajar legowo lebih menguntungkan dibanding dengan sistem tanam konvensional.
ANALISIS USAHA ULAT SUTERA SISTEM KEMITRAAN PENGUSAHA DENGAN PETANI ULAT SUTERA DI KECAMATAN LAWANG KABUPATEN MALANG Paulus, Kristo; Mutiara, Farah; Masduki, Said
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The silkworm is a very important product in the production of currencies. At present, the demand for cocoon and silk is increasing, which may offer silkworm producers new opportunities to feed on cassava leaves. The purpose of this study is to determine the partnership system of silkworm entrepreneurs with silkworm breeders and to determine how to analyze the efforts of silkworm breeders in Lawang District. The data analysis method used was descriptive and qualitative to determine the partnership system and analysis of silkworm activities. Data obtained through direct interviews and questionnaires. The partnership model set up by silkworm entrepreneurs with silkworm breeders is a model of partnership based on plasma. Where the contractor is the nucleus that supplies the seeds and sells the silkworms. Farmers in the form of plasma preparing only soils, cages and silkworms. The business analysis in this study includes fixed costs, variable costs, total costs, revenues and profits. The income of each silkworm producer in Lawang Subdistrict is 1,813,250 rupees. According to the results of the study, the role of partnerships in the silkworm sector is very useful and profitable for silkworm farming. It is hoped that researchers will be able to develop research on the partnership of silkworm entrepreneurs. Ulat sutera merupakan komuditas yang cukup penting dalam prolehan devisa negara. Saat ini permintaan kokon dan benang sutera semakin meningkat sehingga dapat memberikan peluang yang prospektif bagi petani ulat sutera dengan pakan daun singkong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem kemitraan pengusaha ulat sutera dengan petani ulat sutera, dan untuk mengetahui bagaimana analisis usaha petani ulat sutera di Kecamatan Lawang. Metode analisa data yang digunakan secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui sistem kemitraan dan analisis usaha ulat sutera. Data diperoleh dengan cara wawancara langsung dan kuisioner. Pola kemitraan yang dilakukan oleh pengusaha ulat sutera dengan petani ulat sutera adalah pola kemitraan inti plasma. Dimana pengusaha sebagai inti yang menyediakan bibit dan menjual ulat sutera. Petani sebagai plasma dimana hanya menyiapkan lahan, kandang, dan pakan ulat sutera. Analisis usaha dalam penelitian ini meliputi biaya tetap, biaya variabel, biaya total, penerimaan, dan keuntungan. Penghasilan setiap petani ulat sutera di Kecamatan Lawang yaitu Rp 1.813.250,-. Dari hasil penelitian, peran kemitraan didalam usaha ulat sutera ini cukup membantu dan menguntungkan untuk dilakukan didalam beternak ulat sutera. Diharapkan peneliti dapat mengembangkan penelitian tentang kemitraan pengusaha ulat sutera.
STRATEGI PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN Sa'edi, Sa'edi; Pudjiastuti, Agnes Quartina; Mutiara, Farah
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marketing strategy is a form of desicion making about marketing costs, marketing mix, marketing allocation in relation to the expected environmental condition, the aims of this reseach to find out the marketing strategy, marketing system and analysis of vannamei shrimp farming in Galis District. This research was conducted in Galis Subdistrict , Pamekasan Regency. This study was analyzed by looking at the strengths, weaknesses, opportunities and treats (SWOT). Based on the IFE and EFE matrix so as to produce an IE matrix. The results of the study show that marketing of shrimp in Galis Subdistrict uses a vertical marketing, the production of shrimp farmers is directly sold to traders (CV.WINDU JAYA) from Bangil Pasuruan. Shrimp farming business in Galis Subdistrict is a business category that is developing and has excellent potential to support farmer’s income receved is Rp. 346.022.661,25. While the shrimp infrastructure margin is Rp. 68.436.976,25. Strategi pemasaran adalah suatu bentuk pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran, sistem pemasaran dan usahatani udang vannamei di Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Data dianalisis dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT). Berdasarkan matriks IFE dan EFE sehingga menghasilkan matriks IE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran udang di Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan menggunakan sistem pemasaran vertikal. Hasil produksi udang dari petani langsung dijual ke pedagang (CV.WINDU JAYA) dari Bangil Pasuruan. Usaha tambak udang di Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan termasuk kategori usaha yang sedang berkembang dan mempunyai potensi yang sangat baik untuk menunjang pendapatan dan kesejahteraan petani. Keuntungan yang di peroleh petani sebesar Rp. 346.022.661,25 sedangkan margin pemasaran udang sebesar Rp. 68.436.976,25.
PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOKTANI DALAM MENSUKSESKAN UPSUS PADI SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG (STUDI KASUS PADA KELOMPOKTANI UTAMA 1 DI DESA KEMIRI) Gori, Gregorius; Mutiara, Farah; Suwasono, Son
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The condition of Indonesia's food security in 2017 is getting worse, due to the shifting function of agricultural land in Indonesia. FAO (Food and Agriculture Organization) posted, Indonesia is on a serious level in the global hunger index. In 2015 the government wanted to repeat the golden period with a Special Effort Activity (UPSUS) to Increase Rice, Corn, Soybean (PAJALE) Production in 2015. The role of agricultural extension agents in the success of UPSUS PAJALE requires quality HR (Human Resources) as the main capital for become the actor or driver of development in an area. One of the systems carried out by the PAJALE UPSUS Program is SRI (system of Rice Intensification). SRI (System of Rice Intensification) is a rice cultivation technique that is able to increase rice productivity by changing the management of plants, soil, water, and nutrients. The purpose of this study is to describe the role of field agricultural instructors in applying the SRI (System of Rice Intensification) rice system in Kemiri Village, Kepanjen District, Malang Regency, the analytical method used is qualitative descriptive. The role of the field agriculture instructor (PPL) through the Soybean Maize Rice Special Program (UPSUS PAJALE) plays an important role in carrying out all program activities. This is seen in each of its roles, where the role of extension agents as facilitators is in terms of fostering members of farmer groups, the role of extension agents as organizers in each extension activity, the role of extension agents as dynamics namely in activating farmer group activities, the role of extension agents as technicians namely in extension provide technical knowledge, the role of extension agents as mediators, namely the information link aspect. Kondisi ketahanan pangan pada tahun 2017 ini semakin memburuk, dikarenakan beralih fungsinya lahan pertanian di Indonesia. FAO (Food and Agriculture Organisation) memposting, Indonesia berada di level serius dalam indeks kelaparan global. Pada tahun 2015 pemerintah ingin kembali mengulang masa emas itu dengan Kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai (PAJALE) tahun 2015. Peranan penyuluh pertanian dalam mensukseskan UPSUS PAJALE membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas sebagai modal utama untuk menjadi pelaku atau penggerak pembangunan di suatu daerah. Salah satu sistem yang dilakukan Program UPSUS PAJALE yaitu SRI (system of Rice Intensification). SRI (System of Rice Intensification) adalah teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Tujuan penelitian ini yaitumendeskripsikan peran penyuluh pertanian lapangan dalam menerapkan sistem padi SRI (System of Rice Intensification) di Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Peran Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) melaui Program Khusus Padi Jagung Kedelai (UPSUS PAJALE) ini sangat berperan di dalam melalukan seluruh kegiatan program. Hal ini dilihat dalam setiap perannya, sebagai organisator yaitu sebagai penyelenggara pada setiap kegiatan penyuluhan, peran penyuluh sebagai dinamisator yaitu dari segi mengaktifkan kegiatan kelompoktani, peran penyuluh sebagai teknisi yaitu segi penyuluh dalam memberikan pengetahuan teknis, peran penyuluh sebagai mediator yaitu segi penghubung informasi.
Peran Penyuluh Pertanian Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Penggunaan Pupuk Organik Pada Padi Sistem Tanam JARWO (Jajar Legowo) Faizal, Ahmad; Mutiara, Farah; Masduki, Said
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is an agrarian country which means that most of the population works as farmers. In its development, Indonesian agriculture can be said to experience no change. This study aims to determine the efforts of extension workers in increasing the use of organic fertilizers in jarwo rice farming, and the level of participation of farmers in the use of organic fertilizers in the rice farming Jarwo. This study used qualitative research methods. The sample was a member of the Subur Jaya Farmer Group in Kenaman Village with 23 group members and 1 field agriculture instructor. Analysis of the data used in this study uses descriptive qualitative analysis. The results showed that extension agents had a role in increasing the use of organic fertilizers, and farmers participated in the acceptance of information submitted by Agents. Indonesia merupakan negara agraria yang memiliki arti bahwa sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Dalam perkembangannya pertanian Indonesia dapat dikatakan tidak mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya tenaga penyuluh dalam meningkatkan penggunaan pupuk organik dalam usaha tani padi jarwo, dan tingkat partisipasi para petani dalam penggunaan pupuk organik dalam usaha tani padi jarwo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sampelnya adalah anggota Kelompok Tani Subur Jaya Desa Kenaman sejumlah 23 orang anggota kelompok dan 1 orang penyuluh pertanian lapang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskiptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh berperan dalam meningkatkan penggunaan pupuk organik, dan para petani berpartisipasi dalam penenerimaan informasi yang disampaikan oleh PPL.
ADOPSI TEKNOLOGI SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PETANI PADI SAWAH DI DESA SUTOJAYAN KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Wea, Paulinus; Mutiara, Farah; Masduki, Said
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adoption of Technology of Integrated Crop Management Field School (SL-PTT) of paddy rice farmers in Sutojayan Village, Pakisaji District, Malang Regency, is one component in the government program to increase farmers' knowledge and skills in adopting the technology of lowland rice crops. This study aims to 1) examine the form of technology in SL PTT rice paddy farmers, members of farmer groups. 2) analyzing the adoption of SL PTT technology in paddy rice farmers in members of farmer groups in Sutojayan Village, Pakisaji District, Malang Regency. The data used in this study are primary and secondary data. Methods of data collection using observation, interviews, documentation and questionnaires, data analysis techniques using qualitative data analysis using interative models. The results of this study indicate that the SLPTT technology applied in the village of Sutojayan is divided into several components, namely the main components consisting of the use of rice paddy seed varieties, fertilization, planting systems, integrated pest control and supporting components consisting of tillage, planting young seedlings, intermittent, weeding and post-harvest irrigation, as well as from the analysis of SLPTT technology adoption of farmers in Sutojoyan Village, can be seen from the form of applied technology adoption, where the adoption activities applied are well received by farmers. Adopsi Teknologi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) petani padi sawah di Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, merupakan salah satu komponen dalam program pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengadopsi teknologi tanaman padi sawah. Kajian ini bertujuan untuk 1) mengkaji bentuk teknologi pada SL PTT petani padi sawah anggota kelompok tani. 2) menganalisis adopsi teknologi SL PTT petani padi sawah pada anggota klompok tani di Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancar, dokumentasi dan kuesioner, teknik analisis data menggunakan analisis data kualtatif dengan menggunakan model interative. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa bentuk teknologi SLPTT yang diterapkan di Desa sutojayan terbagi menjadi beberapa komponen yakni komponen utama yang terdiri dari penggunaan varietas benih padi sawah, pemupukan, sistem tanam, pengendalian hama terpadu dan komponen penunjang yang terdiri dari pengolahan tanah, tanam bibit muda, pengairan berselang, penyiangan dan pasca panen, serta dari hasil analisis adopsi teknologi SLPTT petani di Desa Sutojoyan di lihat dari bentuk kegiatan adopsi teknologi yang diterapkan, dimana kegiatan adopsi yang diterapkan diterima baik oleh petani.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN PETANI JAHE MERAH DI KELOMPOK TANI “PATIN UNGGUL” DI KELURAHAN ARDIREJO KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Lalo, Januarius Mesang Ana; Muljawan, Rikawanto Eko; Mutiara, Farah
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The management of land for red ginger farmers is very good. Intensive farming has a land area of 0.05 ha. Of the land area of 0.05 Ha, all were planted with red ginger, so it was said to be intensive. Half-intensive farming has a land area of 0.1 ha. From a land area of 0.1 ha, 0.075 ha was planted with rice and 0.025 ha was planted with red ginger, so it was said to be half intensive. Side farming has a land area of 0.15 ha. Of the land area of 0.15 ha, 0.09875 ha was planted with rice, then 0.03875 ha was planted with chili and strawberries and 0.0125 ha was planted with red ginger, so it was said to be a side. Analysis of farming, fixed costs are fixed value costs that must be paid by producers regardless of the level of output produced, variable costs are the amount of costs that change according to the high and low output produced. total cost is the sum of fixed costs and variable costs. So the equation is TC = FC + VC. Total revenue is the product of price and quantity. Price is a predetermined price, the amount of production is the amount of output produced, the equation is TR = P × Q. Profit formula Π = TR─TC. The total receipt of red ginger with an intensive planting system has an average value of Rp. 39,000,000 greater than the half intensive planting system of Rp. 16,890,452 and the side of Rp. 10,797,949. The total cost of red ginger with an intensive planting system has an average value of Rp. 11,232,000 more than the half intensive planting system of Rp. 5,623,333 and a side of Rp. 2,841,821. The net income of red ginger farmers with an intensive system of Rp.448,000 is greater than the half intensive Rp. 11,406,667 and a side of Rp. 7,953,179. The R / C ratio obtained is greater than 1 (R / C ratio> 1), both intensive, semi-intensive and side-by-side so that farming with the system is very feasible. Pengelolaan sumber daya lahan petani jahe merah sangat baik. Usahatani intensif memiliki luas lahan sebesar 0,05 Ha. Dari luas lahan 0,05 Ha, seluruhnya ditanami jahe merah, sehingga dikatakan intensif. Usahatani setengah intensif memiliki luas lahan sebesar 0,1 Ha. Dari luas lahan 0,1 Ha, 0,075 Ha ditanami padi dan 0,025 Ha ditanami jahe merah, sehingga dikatakan setengah intensif. Usahatani sampingan memiliki luas lahan sebesar 0,15 Ha. Dari luas lahan 0,15 Ha, 0,09875 Ha ditanami padi kemudian 0,03875 Ha ditanami cabe dan stroberi dan 0,0125 Ha ditanami jahe merah, sehingga dikatakan sampingan. Analisis usaha tani, biaya tetap adalah biaya yang bernilai tetap yang harus dibayar produsen berapapun tingkat output yang dihasilkan, biaya variabel adalah jumlah biaya yang berubah-ubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan. biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Sehingga persamaannya adalah TC= FC+VC. Penerimaan total adalah hasil kali antara harga dengan kuantitas. Harga adalah harga yang telah ditentukan, jumlah produksi adalah jumlah output yang dihasilkan, persamaannya adalah TR= P×Q. Rumus keuntungan Π=TR─TC. Penerimaan total jahe merah dengan sistem tanam intensif memiliki nilai rata-rata Rp. 39.000.000 lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam setengah intensif sebesar Rp. 16.890.452 dan sampingan sebesar Rp. 10.797.949. Biaya total jahe merah dengan sistem tanam intensif memiliki nilai rata-rata sebesar Rp. 11.232.000 lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam setengah intensif sebesar Rp. 5.623.333 dan sampingan sebesar Rp. 2.841.821. Pendapatan bersih petani jahe merah dengan sistem intensif sebesar Rp.448.000 lebih besar dibanding dari setengah intensif sebesar Rp. 11.406.667 dan sampingan sebesar Rp. 7.953.179. Nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1 (R/C rasio > 1), baik sistem intensif, setengah intensif maupun sampingan sehingga usahatani dengan sistem tersebut sangat layak dilakukan.
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENYULUHAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA PADI SEHAT DI KELOMPOK TANI “PERDI I” DESA DILEM KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Mera, Meriana Dappa; Mutiara, Farah; Suwasono, Son
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the role of field agricultural instructors in the use of extension equipment in healthy rice cultivation activities and to analyze the factors associated with the use of extension equipment in the "PERDI I" farmer group in Dilem Village, Kepanjen District, Malang Regency. Data collection techniques in this study by using questionnaires or questionnaires, interviews, observations / observations. The analytical method used in this study is qualitative and quantitative descriptive analysis. The results showed that in conducting counseling activities on Perdi I farmer groups on healthy rice cultivation, extension agents always used extension tools (slides or drawings) with the intention that farmers more easily understand the material presented, so that the level of knowledge of members of the farmer group 1 about tools counseling assistance and its benefits were obtained by the majority (74.3%) of group members stating that they knew enough about the types and benefits of extension equipment as a medium used by agricultural extension workers to clarify information provided in this case information on innovations related to healthy rice cultivation activities. Tujuan Penelitian ini untuk Mengetahui peran penyuluh pertanian lapangan dalam penggunaan alat bantu penyuluhan pada kegiatan budidaya padi sehat dan untuk Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat bantu penyuluhan di Kelompok tani “PERDI I” Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Teknik Pengumpulan Data pada penelitian ini dengan menggunakan Angket atau kuisioner ,Wawancara, Pengamatan/observasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam melakukan kegiatan penyuluhan pada kelompok tani Perdi I tentang budidaya padi sehat, penyuluh selalu menggunakan alat bantu penyuluhan (slide atau gambar) dengan maksud agar petani lebih mudah memahami materi yang disampaikan, sehingga tingkat pengetahuan anggota kelompok tani perdi 1 tentang alat bantu penyuluhan dan manfaatnya diperoleh sebagian besar (74,3%) anggota kelompok menyatakan sudah cukup mengetahui jenis dan manfaat alat bantu penyuluhan sebagai media yang digunakan penyuluh pertanian untuk memperjelas informasi yang diberikan dalam hal ini informasi inovasi terkait kegiatan budidaya padi sehat.
ANALISIS USAHATANI PADI SEHAT SISTEM JAJAR LEGOWO 2:1 POKTAN TIRTOSARI II DESA MOJOSARI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Djata, Christian; Mutiara, Farah; Suwasono, Son
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to analyze healthy rice farming and what obstacles experienced by farmers in carrying out the legowo jajar system in Gambiran Hamlet, Mojosari Village, Poktan Tirtosari II, Kepanjen District, Malang Regency. The sample collection technique in this study was a simple random sampling. Data collected in this study consisted of primary data and secondary data, the data analysis method used was Cost Structure Analysis, fixed costs and variable costs ( variable cost), total cost, Revenue, Revenue and Business Analysis using Break Event Point (BEP) and Revenue Cost Ratio (R / C Ratio) .The results of the study show that the healthy rice farming system has a R / C value ratio> 1 which is 1.8 and net income which is IDR 22,754,623 so that healthy rice farming in the jajar legowo poktan tirtosari II system Gambiran Village in Mojosari Village is beneficial and the constraints of farmers in implementing the jajar legowo planting system are caused by more difficult planting systems, high planting costs and planters who have not been dive Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis usahatani padi sehat dan kendala apa yang dialami petani dalam melakukan sistem jajar legowo di Dusun Gambiran Desa Mojosari Poktan Tirtosari II Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah smpel acak sederhan (Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, metode analisis data yang digunakan yakni Analisa Struktur Biaya, Biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost), Biaya total (total cost), Penerimaan, Pendapatan dan Analisis Usaha menggunakan Break Event Point (BEP) dan Revenue Cost Ratio (R/C Rasio). Hasil penelitian menunjukan usaha tani padi sehat sistem jajar legowo memiliki nilai R/C ratio > 1 yakni 1.8 dan pendapatan bersih yakni Rp. 22.754.623 sehingga usahatani padi sehat sistem jajar legowo poktan tirtosari II Dusum Gambiran Desa Mojosari Menguntungkan dan kendala petani dalam menerapkan sistem tanam jajar legowo disebabkan oleh sistem tanam yang lebih sulit, mahalnya biaya tanam dan tenaga tanam yang belum berpengelaman.