Vitia Cahyono
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT BUSUK BATANG PADA TANAMAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) DI DESA SUNGAI KURUK TIGA, ACEH TAMIANG Maria Heviyanti; Adnan; Vitia Cahyono
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.28 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v8i1.3720

Abstract

Tanaman buah naga (Hylocereus polyrhizus) mampu beradaptasi pada berbagai jenis iklim. Buah yang berasal dari Amerika ini termasuk kedalam jenis tanaman kaktus. Desa Sungaii Kuruk Tiga, Kabupaten Aceh Tamiang adalah desa yang menjadi pusat penanaman buah naga. Dalam budidaya buah naga salah satu masalah yang dihadapi petani adalah serangan pathogen penyebab penyakit. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman buah naga merah di Desa Sungaii Kuruk Tiga adalah serangan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh pathogen Erwinia sp. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat keparahan penyakit dan persentase serangan penyakit busuk batang tanaman buah naga merah. Analisis tingkat keparahan penyakit dilaksanakan pada empat dusun di desa Sungai Kuruk Tiga yaitu Dusun Bakti, Dusun Tengah, Dusun Depan dan Dusun Keluarga. Metode yang digunakan adalah metode survey dimana lokasi ditentukan secara purposive sampling method. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase serangan penyakit busuk batang pada setiap dusun rata-rata mencapai 100%. Intensitas penyakit busuk batang tanaman buah naga pada empat dusun menunjukkan bahwa Intensitas serangan penyakit tertinggi terjadi di Dusun Keluarga (51%), diikuiti oleh Dusun Depan (47%), Dusun Tengah (38%) dan Dusun Bakti (21%). Rata-rata Intensitas serangan penyakit busuk batang lunak adalah 39,25%. Tingginya persentase serangan dan intensitas serangan penyakit ini diantaranya dikarenakan cara budidaya yang tidak tepat, sanitasi lingkungan yang buruk, tidak adanya perawatan lahan pertanaman, curah hujan dan kelembaban yang tinggi.