Astanto Kasno
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Zuriat

KERAGAMAN DAN KONTRIBUSI PLASMA NUTFAH KACANG TANAH VARIETAS LOKAL DALAM PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL Astanto Kasno; , Trustinah
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6850

Abstract

Keragaman genetik berbanding langsung dengan kemajuan seleksi. Keragaman genetik varietas lokal dan kontribusinya dalam pembentukan varietas unggul telah disadari oleh pemulia kacang tanah. Varietas Schwartz 21 merupakan varietas lokal pertama yang di rilis di Indonesia pada tahun 1937 untuk mengatasi wabah penyakit layu. Varietas Schwartz 21 merupakan varietas lokal Tuban. Varietas Gajah, Kidang, Macan dan Banteng yang dilepas tahun 1950 merupakan turunan varietas Schwartz 21. Varietas tersebut masih dikenal petani kacang tanah hingga kini, dan merupakan kacang tanah tipe spanish. Adanya keragaman plasma nutfah varietas lokal kacang tanah terlihat dari karakteristik polong, biji, ketahanan terhadap penyakit layu dan adaptasi terhadap lingkungan abiotik. Pemanfaatan  varietas lokal dan kontribusi perbaikan varietas terlihat dari  dilepasnya varietas Jepara, varietas Tuban, varietas Bima, varietas Garuda 1 dan Garuda 2. Peningkatan keunggulan varietas lokal terus dilakukan hingga kini. Kacang tanah varietas Jerapah, Sima, Domba, dan varietas Talam 1 merupakan perbaikan varietas lokal. GH 5 galur sedang diusulkan dilepas  merupakan turunan silangan varietas lokal Muneng dengan ICGV 92088.
Identifikasi genotipe kacang tanah tenggang terhadap kekeringan pada stadia reproduktif Astanto Kasno
Zuriat Vol 3, No 1 (1992)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v3i1.6678

Abstract

Identifikasi genotip kacang tanah toleran terhadap cekaman kekeringan pada periode reproduktif talah ditelaah. tujuannya adalah untuk mendapatkan genotip kacang tanah yang toleran terhadap cekaman kekeringan selama periode reproduktif dan untuk mengelompokkan populasi berdasarkan tingkat toleransinya terhadap kekeringan. Percobaan lapangan telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Muneng dan genteng, Balai Penelitian Tanaman, Malang pada MK II 1989 dengan menggunakan rancangan petak terbagi yang diulang dua kali. Petak utama berupa cara pengairan (pengairan 40 dan 80 hari setelah tanam selama 10 hari) dan 512 genotip kacang tanah sebagai anak petak. hasil polong dan indeks kekeringan digunakan sebagai kriteria penilaian untuk menandai dan memilih genotip kacang tanah yang toleran terhadap kekeringan pada periode reproduktif.Pengairan, genotip dan interaksi antara pengairan dan genotip nayat untuk hasil. Cekaman kekeringan selama periode reproduktif dinilai memadai untuk menandai dan memilih genotip kacng tanah yang toleran terhadap cekaman kekeringan pada periode tersebut adalah dengan menghasilkan sedikit polong dengan biji keriput dan berkulit tebal. Kehilangan hasil akibat kekeringan selama periode reproduktif berkisar antara 20%-52%, tergantung genotip, musim dan lokasi. genotip No. 187.2313 dinilai paling toleran terhadap kekeringan selama periode reproduktif, selain itu toleran terhadap penyakit layu dan penyakit daun. Seleksi genotip kacang tanah untuk sifat toleransi terhadap kekeringan, disarankan dilakukan pada musim kemarau dengan pengairan buatan hingga 40 hari setelah tanam. Kelaikan agronomis genotip kekeringan masih perlu diperbaiki melalui program persilangan.