AbstrakCitra satelit yang mampu memetakan anomali gravitasi dengan cakupan yang luas, cepat, dan gratis. Data gravitasi citra satelit GGMPlus spasi titik pengukuran 220 meter. Penggunaan data citra gravitasi telah dimanfaatkan dalam penelitian ini untuk memodelkan struktur bawah permukaan daerah panas bumi lombongo kabupaten Bone Bolango. Data yang diperoleh dari citra satelit berupa data anomali udara bebas dan data topografi. Selanjutnya dilakukan koreksi Bouguer dan koreksi medan dengan memasukkan nilai densitas rata – rata 2,67 gr/cm3 menggunakan metode Nettleton Analitik. Anomali Bouguer Lengkap pada topografi diproyeksikan pada bidang datar dengan ketinggian rata – rata 416 meter. Pemisahan anomali dengan menggunakan moving average. Berdasarkan pemodelan yang dibuat, penampang A-A’ terdapat 6 lapisan yaitu endapan danau, Batuan gunungapi pinogu, Diorit bone, Batuan gunungapi bilungala, Formasi tinombo fasies sedimen, Formasi tinombo fasies gunungapi. Sedangkan penampang B-B’ terdapat 7 lapisan yaitu Endapan danau dengan nilai densitas 1,9 gr/cm3, Batuan gunungapi pinogu dengan densitas 2,4 gr/cm3, Diorit bone densitas 2,6 gr/cm3, Anggota batugamping formasi tapadaka dengan densitas 2,68 gr/cm3, Batuan gunungapi bilungala densitas 2,71 gr/cm3, Formasi tinombo fasies sedimen 2,8 gr/cm3, Formasi tinombo fasies gunungapi 2,99 gr/cm3. Munculnya mata air panas di duga di kontrol oleh sesar mendatar yang berada di daerah panas bumi lombongo.Kata kunci: Citra Satelit, GGMPlus, Panas Bumi, Anomali Bouguer, Pemodelan 2D Abstract. Satellite imagery capable of mapping gravitational anomalies with wide, fast, and free coverage. Gravity data from GGMPlus satellite imagery with a measurement point of 220 meters. The use of gravity image data has been utilized in this study to model the subsurface structure of the Lombongo geothermal area, Bone Bolango district. Data obtained from satellite images in the form of free air anomaly data and topographic data. Furthermore, Bouguer correction and field correction were performed by entering an average density value of 2.67 gr/cm3 using the Analytical Nettleton method. The complete Bouguer anomaly on the topography is projected on a flat plane with an average height of 416 meters. Separation of anomalies using moving averages. Based on the modeling, there are 6 layers in the A-A' cross section, namely lake sediment, Pinogu volcanic rock, Diorite bone, Bilungala volcanic rock, sedimentary facies tinombo formation, and volcanic facies tinombo formation. While the cross section B-B' contains 7 layers, namely lake sediment with a density value of 1.9 gr/cm3, Pinogu volcanic rock with a density of 2.4 gr/cm3, Diorite bone density of 2.6 gr/cm3, limestone members of the tapadaka formation with a. density 2.68 gr/cm3, Bilungala volcanic rock density 2.71 gr/cm3, sedimentary facies Tinombo formation 2.8 gr/cm3, Tinombo formation volcanic facies 2.99 gr/cm3. The emergence of hot springs is thought to be controlled by a horizontal fault in the Lombongo geothermal area.keywords : Satelitte Imagery, GGMPlus, Geothermal, Anomaly Bouguer, Modeling 2D.