Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengembangan LKPD dengan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Hani Ervina Pansa; Caswita Caswita; Suharsono Suharsono
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS LAMPUNG Vol 5, No 3 (2017): JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main objective this research is to develop effective, valid, and practical students worksheet in the terms of students mathematical communication ability. The population of this research was the whole 10th grade students in Senior High School 1 Bandar Lampung of the academic year 2016/2017. The development of students worksheet followed the procedure of Brog and Gall. Data collection techniques in this research used are validation expert, the respons of students and mathematical communication ability test. The result showed that students worksheet with the model of problem based learning had been the requirement and eligibility based on the material and media expert assessment. The result showed that the developed students worksheet could improve the ability of students in communicating mathematically that can be seen from the result of the communication test and the achievement of the students. Based on the research, developed students worksheet with problem based learning had been the criteria of being valid, practical and effective in improving the mathematical communicative ability.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD yang valid, praktis, dan efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017. Pengembangan LKPD mengikuti prosedur Brog Gall. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah validasi ahli, respon peserta didik dan tes kemampuan komunikasi matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD dengan model Problem Based Learning telah memenuhi syarat dan standar kelayakan berdasarkan penilaian ahli materi, dan media. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dilihat dari pencapaian KKM dan tes kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil penelitian, LKPD dengan model Problem Based Learning yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.Kata kunci: Komunikasi Matematika, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Problem Based Learning
Modeling Hot Spot Motor Vehicle Theft Crime in Relation to Landuse and Settlement Patterns Djaka Marwasta; Suharsono Suharsono
Forum Geografi Vol 17, No 2 (2003)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v17i2.533

Abstract

The crowd of Yogyakarta urban has impacted its surrounding area, including Depok sub district, which is indicated by the rising of physical development, for example education facilities and settlements. The progress does not only bring positive impact, but also negative impact for instance the rising of crime number i.e. motor vehicle robbery. The aims of this research are 1) mapping motor vehicle robbery data as the distribution map and identifying motor vehicle robbery hot spot base on distrbution map; and 2) studying the correlation of motor vehicle robbery hot spot with physical environment phenomena, i.e. land use type and settlement pattern. The research method consists of two parts; they are motor vehicle robbery cluster analysis and the relation of motor vehicle robbery and physical environment analysis. Motor vehicle robbery cluster analysis is using distribution data, which analyzes the distribution into motor vehicle robbery hot spot with nearest neighbor tehnique. Contingency coefficient and frequency distribution analysis is used to analyze the correlation of motor vehicle robbery hot spot and physical environment. Contingency coefficient is used to study the relation of motor vehicle robbery hot spot polygon with physical environment condition, whereas frequency distribution is used to study the distribution of motor vehicle robbery in the hot spot with physical environment condition. Physical environment which consists of land use type, housing density, house regularity pattern, and the average of building size, are obtained from interpretation of black and white panchromatic aerial photograph year 2000, in the scale 1 : 20.000. the most motor vehicle robbery hot spot is found on the settlement area, 68,3% from 378 motor vehicle robbery cases in the hot spot. The seond level is found on the education area (16.4%). The most motor vehicle hot spot in the settlement is found on the hight density and irregular settlement, which have big size buildings. The calculation of contingency coefficient shows that there was a significant correlation between motor vehicle robbery hot spot with land use type and settlement pattern, but it has low correlation value. It means that land use type and settlement pattern have weak influence to the hot spot existence.
Agrobacterium-MEDIATED GENETIC TRANSFORMATION OF SEAWEED Kappaphycus alvarezii USING Gα GENE AND CALLUS CULTURES Erina Sulistiani; Suharsono Suharsono; Ence Darmo Jaya Supena; Miftahudin Miftahudin
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 26 No. 1 (2019)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.176 KB) | DOI: 10.11598/btb.2019.26.1.989

Abstract

Cottonii seaweed (Kappaphycus alvarezii Doty) is one of the most important commercial sources of carrageenans which are widely used in the pharmaceuticals and food industries. A problem in the cultivation of this seaweed is the ice-ice disease, which is caused by extreme changes in environmental conditions such as temperature and seawater salinity. Gene transformation to produce Cottonii seaweed transgenics that are tolerant to environmental stress is a potential solution to this problem. Gα gene encodes for the heterotrimeric G protein α subunit is a gene that plays a role in tolerance to biotic and abiotic environmental stresses. This study aimed to: (a) introduce the Gα gene into the callus cells of K. alvarezii and regenerate transformed callus cells to transgenic plantlets; (b) determine the appropriate concentration of acetosyringone and Agrobacterium tumefaciens strain for gene transfer into the callus of K. alvarezii. The callus cells of K. alvarezii were transformed using Agrobacterium tumefaciens strains LBA4404 and EHA105 carrying the expression vector pGWB502-Gα with a CaMV-35S promoter. The calli and A. tumefaciens were co-cultivated in several concentrations of acetosyringone (20, 40, 60 mg/L). The regeneration of transformed callus cells into transgenic plantlets was successfully performed using the somatic embryogenesis technique. The results showed that the highest percentage of putative transgenic micropropagule formation occurred at the 20-40 mg/L concentration of acetosyringone. Polymerase chain reaction (PCR) analysis on the twenty transgenic plantlets indicated that the Gα gene was successfully introduced into the genomic DNA of all of them. The highest transformation efficiency was in the co-cultivation treatment of 20-40 mg/L acetosyringone (22-28%). The transformation efficiency produced by Agrobacterium tumefaciens EHA105 (23%) was not significantly different from that produced by the LBA4404 (15%).
PENGARUH EKSTRAK TOMAT TERHADAP PERTUMBUHAN EMBRIO ANGGREK Phaius tankervilleae KHAS GUNUNG GALUNGGUNG KABUPATEN TASIKMALAYA Risty Agustin; Suharsono Suharsono; Rinaldi Rizal Putra
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 9 No. 2: Oktober 2020
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v9i2.7064

Abstract

Anggrek menjadi salah satu tanaman berbunga yang paling banyak diminati oleh sebagian besar kalangan, sehingga menjadikannya banyak diincar baik di habitat alaminya maupun yang telah dibudidayakan. Salah satu anggrek yang banyak diminati tersebut adalah jenis Phaius tankervilleae, yang merupakan anggrek tanah terbesar. Anggrek ini cukup jarang dibudidayakan, sehingga dikhawatirkan keberadaannya di alam menjadi teracam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak tomat terhadap pertumbuhan embrio anggrek Phaius tankervilleae khas Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juli di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Metode yang digunakan adalah metode true experimental dengan populasi seluruh biji/embrio anggrek yang ditabur dari satu buah ke dalam cawan petri berisi media VW dengan tambahan 5 variasi konsentrasi ekstrak tomat (PA: 50 g/L, PB: 100 g/L, PC: 150 g/L, PD: 200 g/L, dan PE: 250 g/L) dan kontrol (P0) atau tanpa penambahan ekstrak tomat. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kali ulangan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 20 embrio pada setiap cawan petri. Untuk mengukur pertumbuhan embrio anggrek digunakan parameter pertumbuhan berupa perubahan ukuran dan warna embrio anggrek yang disimbolkan dengan 6 fase pertumbuhan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji one way ANOVA dengan α 0,05 dan uji lanjutan LSD. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan ekstrak tomat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan embrio anggrek Phaius tankervilleae khas Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya, dengan perlakuan terbaik ditunjukan oleh perlakuan penambahan ekstrak tomat 100 gr/l (perlakuan PB). Kata kunci : ekstrak tomat, pertumbuhan, embrio, Phaius tankervillea
EXPRESSION OF RESISTANCE OF SOYBEAN TO THE POD SUCKING BUG RIPTORTUS LINEARIS F. (HEMIPTERA: COREIDAE) Suharsono Suharsono; Liliek Sulistyowati
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i1.137

Abstract

Factors involved in the mechanism of resistance of soybean to pod sucking bug R. linearis  were identified using resistant soybean genotypes, IAC-100, and IAC-80-596-2 and the susceptible variety, Wilis as a check. The role of trichomes in resistance was assayed removing trihomes from the pod shell, and seed coat  and  the resistance was determined based on the number of stylet punctures made by the bug. Seed of IAC-100 and IAC-596-2 that had longer, denser trichomes, higher crude fiber content and  suffered fewer stylet punctures than  Wilis. This suggested that denser and longer trichomes interfered with stylet piercing of the pod shell. When the trichomes of IAC-100 and IAC-596-2 were removed these genotypes were more susceptible to insect feeding. In further studies, replacement of IAC-100 and IAC-596-2 seed with seed of Wilis in the pods of resistant genotypes resulted less stylet punctures on the Wilis seed. It was concluded that denser and longer trichomes on pods along with harder pod shells acts as a physical barrier in antixenosis resistance of soybean to the pod sucking bug. Therefore, IAC-100, and IAC-596-2 genotypes have good potential for used as resistant parents in a soybean breeding program.     Keywords: resistance, pod characters, tri-chomes, antixenosis, pod stink bug
Prospek Kedelai Hitam Varietas Detam-1 dan Detam-2 M. Muchlish Adie; Suharsono Suharsono; Sudaryono Sudaryono
Buletin Palawija No 18 (2009): Buletin Palawija No 18, 2010
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.255 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n18.2009.p66-72

Abstract

Jawa Timur merupakan provinsi terbesar penghasil kedelai Glycine soya Merr. di Indonesia, karena memiliki luas tanam relatif tinggi sehingga menjadi penyumbang terbesar kebutuhan kedelai nasional. Dengan makin pentingnya posisi kedelai sebagai pangan fungsional, maka varietas kedelai unggul tidak semata-mata berdaya hasil tinggi, namun juga harus memenuhi pra-syarat kedelai sebagai pangan sehat dan menyehatkan, sesuai dengan kebutuhan pengguna serta berdaya saing tinggi.Selama 89 tahun (1918–2007) pemerintah Indonesia baru berhasil melepas lima varietas kedelai hitam dan pada umumnya merupakan hasil seleksi terhadap varietas lokal dan galur introduksi, kecuali Cikuray diperoleh dari seleksi terhadap persilangan antara galur No 630 dan Orba. Varietas kedelai hitam Detam-1 dan Detam-2 dilepas tahun 2008, hasil persilangan antara kedelai introduksi dengan varietas Wilis dan Kawi. Keunggulan Detam-l adalah berdaya hasil 2,51 t/ha, berukuran biji besar (14,84 g/100 biji), dan merupakan kedelai hitam pertama yang berukuran biji besar. Detam-2, berdaya hasil 2,46 t/ha dan menjadi varietas kedelai berkandungan protein paling tinggi di Indonesia (45,58 % berat kering) dan tergolong toleran kekeringan pada fase reproduktif.
Peran Komunikasi Interpersonal dan Proses Sosialisasi dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota untuk Menciptakan Budaya Gaya Hidup yang Peduli Lingkungan Suharsono Suharsono
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2 No 2 (2010): ULTIMACOMM
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.255 KB) | DOI: 10.31937/ultimacomm.v2i2.195

Abstract

Kota masih menjadi pusat harapan bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di luar wilayah perkotaan. Kota dipandang sebagai wilayah yang mampu memenuhi harapan itu, oleh karena itu setiap tahun jumlah penduduknya semakin bertambah. Di sisi lain peningkatan jumlah penduduk menyebabkan penambahan beban dalam menyediakan berbagai fasilitas dan akses yang lain. Salain itu karena kebijakan pembangunan perkotaan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup maka akhirnya menimbulkan berbagai masalah perkotaan seperti banjir, kepadatan penduduk, lingkungan yang kumuh, kemacetan dan lainnya. Kota tidak berkembang sebagai kota yang manusiawi (humanopolis) dan nyaman secara ekologi(ecopolis). Persoalan ini dapat diatasi antara lain dengan meningkatkan partisipasi dalam menciptakan budaya gaya hidup peduli lingkungan melalui peran komunikasi interper dan proses sosialisasi. Dengan demikian perkembangan kota diharapkan menjadi kota yang berkelanjutan(sustainability). Kata kunci : Budaya Gaya Hidup Peduli Lingkungan, Komunikasi Interpersonal, Sosialisasi,dan Partisipasi.
Peran Komunikasi Interpersonal dan Proses Sosialisasi dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota untuk Menciptakan Budaya Gaya Hidup yang Peduli Lingkungan Suharsono Suharsono
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4 No 1 (2012): ULTIMACOMM
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.292 KB) | DOI: 10.31937/ultimacomm.v4i1.428

Abstract

Kota masih menjadi pusat harapan bagin sebagian besar masyarakat yang tinggal di luar wilayah perkotaan. Kota di pandang sebagai wilayah yang mampu memenuhi harapan itu, oleh karena itu jumlah penduduk setiap tahun semakin bertambah. Di sisi lain jumlah peningkatan penduduk menyebabkan penambahan beban dalam menyediakan berbagai fasilitas dan akses yang lain. Selain itu karena kebijakan pembangunan kota yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup maka menimbulkan berbagai masalah perkotaan seperti banjir, kepadatan penduduk, lingkungan yang kumuh dan kemacetan yang lainnya. Kota tidak berkembang sebagai kota yang manusiawi (humanopolis) dan nyaman ekologi (ecopolis). Persoalan ini dapat diatasi antara lain dengan meningkatkan partisipasi dalam menciptakan budaya gaya hidup peduli lingkungan melalui peran komunikasi interper dan sosialisasi. Dengan demikian perkembangan kota diharapkan menjadi kota yang berkelanjutan (sustainability). Kata kunci: Budaya Gaya Hidup Peduli Lingungan, Komunikasi Interpersonal, Sosialisasi, dan Partisipasi
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN E-LEARNING DAN KONVENSIONAL Suharsono Suharsono; Dani Ramdani; Liah Badriah
Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 2, No 1 (2017): Bioedusiana
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi - Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.827 KB) | DOI: 10.34289/277884

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa biologi yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan e-learning dan konvensional pada konsep sistem pencernaaan makanan. Metode penelitian ini adalah metode komparatif yang menggunakan rancangan posttest control group design dengan populasi seluruh mahasiswa semester I program studi pendidikan Biologi FKIP UNSIL dengan sampel sebanyak 2 kelas yang diambil secara cluster random sampling yaitu kelas 1A sebanyak 30 orang dan kelas 1 C sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan posttest untuk memperoleh data kemampuan akhir hasil belajar dan rubrik untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis mahasiswa, teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,690 0,05 untuk hasil belajar dan sig. (2 tailed) sebesar 0, 83 0,05 untuk berfikir kritis, dari data tersebut disimpulkan Ho diterima artinya tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar dan kemampuan berfikir kritis mahasiswa biologi yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran e-learning dan konvensional.
PENGARUH PRE TEST TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PADA MATERI PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAM MATA KULIAH MIROBIOLOGI Vita Meylani; Suharsono Suharsono
Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 2, No 1 (2017): Bioedusiana
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi - Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.319 KB) | DOI: 10.34289/277890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pre-test terhadap tingkat pemahaman guru siswa di Materi Biologi Praktikum Gram Mikrobiologi. Lima kelas populasi dari tiga kelas sampel diambil secara acak, dua kelas menjadi satu kelas kelas eksperimen dan kontrol. Dua kelas eksperimen diobati dengan pretest sbelum mengikuti studi mikrobiologi pada bahan pewarnaan gram, sedangkan kelas kontrol yang tidak diobati. Hasil kami menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terhadap pemahaman tingkat gram material. Hal ini didasarkan pada perbedaan rata-rata hasil post-test yang berbeda secara signifikan, didukung oleh hasil analisis statistik. Selain itu, hasil pre-test dan post-test di kelas eksperimen memiliki nilai skor yang cukup banyak.