Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KETEBALAN PELAT PANEL KOMPOSIT BAMBU SPESI TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN TULANGAN BAMBU ORI Pereira, Augusto Manuel; Ningrum, Diana; Rasidi, Nawir
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Progress in the field of science and technology in the field of construction resulted in the necessity of building materials increasingly meningkat.Maka needed an alternative building materials that are resistant to earthquakes. One type of material that is resistant to earthquakes are bamboo ori. Ori Bamboo is one of the alternative role of reinforcing steel in a structure, this is because bamboo has a firmness pull ori whose value is almost equivalent to medium-quality steel. Based on the flexural strength test results showed that the test specimen plate, is the smallest deflection plate thickness of 9 cm and the largest deflection plate thickness of 7 cm. While the maximum load that can be retained by plate size 50 cm x 30 cm by 9 cm thick and bamboo reinforcement Ori is 18 KN or 1800 kg with a deflection which varies from 1.95 mm - 3.05 mm. It can be concluded that the strength of the concrete slab with reinforcement ori bamboo can be used on the floor plate of the building structure replaces steel reinforcement. Keywords: Pull Strong, Strong bending, Bamboo, Variation, Concrete ABSTRAK Kemajuan di bidang ilmu dan tekonologi pada bidang konstruksi mengakibatkan kebutuhan pada bahan bangunan semakin meningkat.Maka dibutuhkan suatu alternatif bahan bangunan yang tahan terhadap gempa. Salah satu jenis bahan yang tahan terhadap gempa adalah bambu ori. Bambu ori merupakan salah satu alternatif pengganti peran baja tulangan pada suatu struktur, hal ini dikarenakan bambu ori memiliki keteguhan tarik yang nilainya hampir setara dengan besi baja berkualitas sedang. Berdasarkan hasil pengujian kuat lentur benda uji pelat menunjukan bahwa, lendutan yang terkecil adalah Pelat ketebalan 9 cm dan lendutan yang terbesar adalah Pelat ketebalan 7 cm. Sedangkan beban maksimum yang dapat ditahan oleh pelat ukuran 50 cm x 30 cm dengan tebal 9 cm dan tulangan bambu Ori adalah sebesar 18 KN atau 1800 Kg dengan lendutan yang bervariasi mulai 1,95 mm – 3,05 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pelat beton dengan tulangan bambu ori bisa digunakan pada struktur bangunan pelat lantai menggantikan tulangan Baja. Kata Kunci : Kuat Tarik, Kuat lentur, Bambu, Variasi, Beton
ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG) Gusman S.W, Lalu; Rasidi, Nawir; Ningrum, Diana
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan merupakah sebuah struktur yang sangat penting sebagai penghubung jalan yang terputus akibat rintangan-rintangan. Dengan semakin meningkatnya beban yang diterima jembatan dan umur jembatan semakin sedikit ataupun habis, menyebabkan kekuatan berkurang dan terjadinya lendutan yang maksimal. Diperlukan rehabilitas dengan cara memperkuat konstruksi, salah satu caranya adalah memberikan prategang eksternal yang akan melawan lendutan yang terjadi. Dari hasil analisis menggunakan STAAD Pro terhadap jembatan suhat bentang 60 meter didapatkan besar lendutan terhadap beban mati dan beban hidup sebesar 11,72 cm dengan lendutan maksimum izin 6 cm maka lendutan yang terjadi melebihi lendutan yang diizinkan sehingga perlu dilakukan perkuatan dengan cara prategang eksternal. Dua buah model perkuatan prategang eksternal yang dilakukan yaitu prategang eksternal tanpa batang penyokong dan prategang eksternal dengan batang penyokong. Dengan model pertama didapatkan besar lendutan yang memenuhi syarat aman yaitu sebesar 58,489 mm (kebawah) dengan gaya prategang yang harus diberikan adalah 10.000 kN dengan strand gabungan terdiri dari 7 buah tendon, 1 tendon terisi 7 buah kawat strand berdiameter 15,25. Untuk kondisi lendutan akibat beban mati dan gaya prategang adalah sebesar 6,173 mm (kebawah). Sedangkan untuk model kedua didapatkan besar lendutan yang memenuhi syarat aman yaitu sebesar 54,649 mm (kebawah) dengan gaya prategang yang harus diberikan sebesar 7.000 kN dengan strand gabungan terdiri dari 7 buah tendon, 1 tendon terisi 7 buah kawat strand berdiameter 12,27 mm. Untuk kondisi lendutan akibat beban mati dan gaya pratengan saja didapatkan sebesar 2,334 mm (kebawah). Dari kedua model perkuatan tersebut dapat memberikan keamanan kepada jembatan rangka baja tersebut, namun dari kedua model tersebut model yang paling efisien adalah model kedua yaitu prategang eksternal dengan batang penyokong dikarenakan dengan gaya prategang yang kecil dan diameter yang kecil dapat memberikan lawan lendutan yang lebih aman dari pada model kedua. Kata kunci: Jembatan rangka baja, perkuatan, prategang eksternal, lendutan.
HUBUNGAN ANTARA PENGELOLAAN, PENGENDALIAN SISA MATERIAL DENGAN BIAYA DAN WAKTU PENYELESAIAN PEMBANGUNAN GEDUNG PSIK DI UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ZULKIBLI, ZULKIBLI; Rasidi, Nawir; Arifianto, Andi Kristafi
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The construction project is closely related to construction materials. In the implementation of construction projects will certainly lead to the rest of the material. Waste materials sizeable appearing which one of them due to the use of materials that are less effective and efficient, so it can certainly be swelling, especially in the finance sector. Not only that, when waste materials has not be managed properly then it will have an impact on sustainability and an environmental damage around. The purpose of this research is to minimize the cost and time by way of the management and controlling of waste material, especially in the iron material of concrete, cement, sand, brick, gravel, ceramic. Data were obtained from: (1) direct observation in the field around the development projects in the form of direct counting and documentation of waste material on the ground; (2) The survey questionnaire respondents are contracting staff, among others are, field supervisors, foremen, consultants, supervisors, and workers. The results showed that: The percentage of the remaining cost of the largest material studied during the project implementation comes from Concrete steel material valued at IDR 5.4838 million, the total responses to questionnaires each type of waste material under study is the largest sand material waste by 19.68%, the percentage of remaining charge the material can not be used towards the cost of materials required field amounted to 4.9%, the percentage of the total cost of waste material to the total cost of the project amounted to 1.87% and the total results of the questionnaire in the field based on the source and cause of the largest waste material is (X3) handling factor amounting to 35.75%. Besides efforts to reduce material waste in the ground is a good material management methods. Keywords: Waste material, material management, the category of waste material.
Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan (Overlay) Pada Ruas Jalan Tidar Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang AMARAL MAGNO, BERNARDINA FATIMA; Rasidi, Nawir; Arifianto, Andi Kristafi
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The road has a lifespan of service life or the planlife. If the age of service ability has been exceeded, it is needed for an additional layer (overlay) to rejuvenate the structure pavement. Overlays are used as road maintenance to improve pavement structure which decreased. The existence of the highway is needed to support the mobility of freight and people who was crossing the road, which is growing requirement for leveled against transportation to Karangbesuki village. Based on the conditions of location studies, the planning of supplement pavement layer thickness (Overlay) on the Road Section of Karangbesuki village is intended to support economic growth with increasing demand of transport means that can be launched transport in the Karangbesuki Village and development capacity and quantity of vehicles which is connecting the Karangbesuki village, limited sources of funding for highway construction and operation of the traffic infrastructure is not optimal are the main issue in the Karangbesuki Village, Malang. Research conducted in the Karangbesuki Village on June 2015. This study can be obtained arrangement pavement thickness consisting of a subbase (Sub Base) thick 20 cm, 15 cm thick of foundation above, the surface layer of pavement layers 3 cm long and additional layer of Asphalt Macadam. To keep against cracks on highway body encouraged to the public, in onder to not throw away the frash in the side of highway, so causing cracks in the road body and hold regular maintenance by the related department and the public. Keywords: Layer Thickness, Supplement Pavement (Overlay), Karangbesuki Village ABSTRAK Jalan memiliki umur layan atau umur rencana. Jika umur layan telah terlampaui, maka perlu adanya suatu lapisan tambahan (overlay) untuk meremajakan struktur perkerasan. Overlay digunakan sebagai pemeliharaan jalan untuk meningkatkan struktur perkerasan sudah menurun. Keberadaan jalan raya sangat di perlukan untuk menunjang mobilitas angkutan barang dan manusia yang melintasi pada jalan tersebut sering meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat melancarkan transportasi di kelurahan karangbesuki. Berdasarkan kondisi yang ada dilokasi studi, Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan (Overlay) Pada Ruas Jalan Tidar Kelurahan Karangbesuki, ini dimaksudkan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi sering dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat melancarkan transportasi di Kelurahan Karangbesuki dan Perkembangan kapasitas maupun kwantitas kendaraan yang menghubungkan Kelurahan Karangbesuki terbatasnya sumber dana untuk pembangunan jalan raya serta belum optimalnya pengoperasian prasarana lalu lintas yang ada, merupakan persoalan yang utama di Kelurahan Karangbesuki, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Karangbesuki, pada bulan Juni 2015. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah Metode Bina Marga dapat di peroleh susunan tebal perkerasan terdiri dari pondasi bawah (Sub Base) tebal 20 cm, pondasi atas tebal 15 cm, lapisan permukaan 3 cm lapisan perkerasan lama dan Aspal Macadam lapisan tambaha 2 cm. Untuk menjaga agar tidak terjadi retak pada tubuh jalan maka dihimbau kepada masyarakat agar tidak menbuan kotoran pada saluran yang ada di sisi kiri kanan jalan akibat banjir sehingga menyebabakan retak pada tubuh jalan dan mengadakan pemeliharaan secara rutin oleh dinas terkait dan juga masyarakat. Kata kunci : Perencanaan Tebal, Lapisan Perkerasan Tambahan (Overlay)
PENGARUH PENGGUNAAN TULANGAN BAMBU PADA STRUKTUR PELAT ATAP/LANTAI DENGAN MUTU BETON fc’ 25,5 MPa Rosario, Domingos; Ningrum, Diana; Rasidi, Nawir
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of science and technology on construction cause the need of building material more and more increasingly.but, concerning to the condition of Indonesia that sensitive to the disasters especially earthquake. So, it’s needed a beuilding material alternative which is earthquake resistance. One of the material is ori bamboo. Ori bamboo is one of the replaceable alternative for steel frame in a structure. It is Caused of the ori bamboo has the great power of pulling in which it is quite the same value with steel medium quality. The research was held on the laboratory by using concrete pat 70 x 50 cm with theThicknees 10 cm, 12 cm also 14 cm to know the elasticity power of concrete in which it’s made by 9 examined things in it. From the result of examination about the elasticity power on the plat examined show that, the smallest deflection is in the 14 cm steel, (C1) then the biggest deflection is in The 12 cm steel (B2). While the maximum weight that can be endured by the steel sized 70x50 cm with 14 cm thickness and the ori bamboo Frames is 10000 KN or 1800 kg with various deflection, started from 0,74 mm up to 3,05 mm. So, it can be cconluded that the power of coherence steel with bamboo ori frames can be used on the floor steel building structure substituted the steel frames. Keywords : the bamboo ori tensile strength, flexural strength concrete plate. ABSTRAK Kemajuan di bidang ilmu dan teknologi pada bidang konstruksi mengakibatkan kebutuhan pada bahan bangunan semakin meningkat. Akan tetapi, melihat kondisi Indonesia yang rawan akan bencana alam terutama gempa bumi, maka dibutuhkan suatu alternatif bahan bangunan yang tahan terhadap gempa. Salah satu jenis bahan yang tahan terhadap gempa adalah bambu Ori. Bambu Ori merupakan salah satu alternatif pengganti peran baja tulangan pada suatu struktur, hal ini dikarenakan bambu Ori memiliki keteguhan tarik yang nilainya hampir setara dengan besi baja berkualitas sedang. Penelitian dilakukan dilaboratorium dengan pelat beton beton 70 x 50 cm dengan ketebalan 10 cm, 12 cm, 14 cm untuk mengetahui kuat lentur beton dimana untuk kuat lentur beton dibuat 9 buah benda uji pelat. Dari hasil pengujian kuat lentur benda uji pelat menunjukan bahwa, lendutan yang terkecil adalah Pelat ketebalan 14 cm , (C1) dan lendutan yang terbesar adalah Pelat ketebalan 12 cm ( B2 ). Sedangkan beban maksimum yang dapat ditahan oleh pelat ukuran 70 cm x 50 cm dengan tebal 14 cm dan tulangan bambu Ori adalah sebesar 10000 KN atau 18000 Kg dengan lendutan yang bervariasi mulai 0,74 mm – 3,05 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pelat beton dengan tulangan bambu Ori bisa menggunakan pada struktur bangunan pelat lantai Penggantikan tulangan Baja. Kata Kunci : kuat tarik bambu ori, kuat lentur beton pelat.
STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN WATER PARK TIRTASANI ROYAL RESORT KARANGPLOSO – MALANG) KAKARUA, YOAKIM; Rasidi, Nawir
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Execution a project generally consist of some or many the activity need such resource fund and time can in the form of manpower, appliances, materialss and others. Besides ability provide resource, is also needed by ability to plan, to organization, executing and observing each; every activity of project is so that obtained by result of optimal is matching with the one which expected. Date’s which is needed in have of this skripsin is obtained date’s from outside the project of mentioned as data of skunder, and obtained datas of project mentioned as primary date. Date Processing which done/conducted] by using equipments of computer, program assist Microsoft Office Excel 2007 and MS project 2003. Expense of development is the expense of which included in bond which have been agreed on with which is raised by contractor at the time of selling. For that the expense of development which have been agreed by in bond development of WATER PARK Tirtasani is Rp 3,024,077,117.00, do not the including PPN. Result of scheduling optimasi of normal durasi 168 day plan execution, project of conducted by conducive to be construction of acceleration and got by optimal time is 134,4 day. conducted by addition of office hours or overtime counted 2 office hours of normal time 8 clock/day becoming clock/day, got by the expense of optimum equal to Rp 2.419.261.694. Keywords : Time, Expense, MS project 2003, Planning ABSTRAK Pelaksanaan suatu proyek umumnya terdiri atas beberapa atau banyak aktifitas tersebut memerlukan waktu dan dana sumber daya yang dimaksud dapat berupa tenaga manusia, alat-alat, bahan-bahan dan lain-lain. Selain kemampuan menyediakan sumber daya, juga diperlukan kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengawasi setiap kegiatan proyek sehingga diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan yang diharapkan. Data-data yang diperlukan dalam penyelesaikan skripsin ini adalah data-data yang diperoleh dari luar proyek tersebut sebagai data skunder, dan data-data yang diperoleh dari proyek tersebut sebagai data primer. Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan peralatan computer, program bantu Microsoft Office Excel 2007 dan MS project 2003. Biaya pembangunan adalah biaya yang termuat dalam kontrak yang telah disepakati bersama yang diajukan kontraktor pada saat prnawaran. Untuk itu biaya pembangunan yang telah disetujui dalam kontrak pembangunan WATER PARK Tirtasani adalah Rp 3,024,077,117.00, tidak termasuk PPn. Hasil optimasi penjadwalan dari durasi normal 168 hari rencana pelaksanaan, proyek konstruksi dimungkinkan dilakukan percepatan dan didapat waktu yang optimal adalah 134,4 hari. Dengan dilakukan penambahan jam kerja atau lembur sebanyak 2 jam kerja dari waktu normal (8 jam kerja/hari) menjadi 10 jam kerja/hari, didapat biaya yang optimum sebesar Rp 2.419.261.694. Kata Kunci : Waktu, Biaya, MS project 2003, Perencanaan.
PERENCANAAN PERKUATAN TEBING PADA RUAS JALAN MALANG - KEDIRI STA ( 30KM ) DENGAN MENGGUNAKAN DINDING PENAHAN TANAH TIPE KANTILEVER DI DESA KAWADEN, KECAMATAN NGANTANG, KABUPATEN MALANG Nenohai, Imanuel F; Rasidi, Nawir; Hanggara, Ikrar
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Retaining wall is one of the structures that serves to maintain the stability of a landfill, so the heap is not moving or landslides. This building is mostly used in irrigation projects, highways, ports and others. In general, the use of retaining walls in the field consists of two types of gravity type and cantilever type. The main difference between the construction of these two types of retaining walls is that of the cantilever type, whereas the type of gravity does not use reinforcement. In terms of use, the cantilever type is more widely used for slopes that have a height of more than 6 meters, while the gravity type is used for altitudes less than 6 meters. The stability of the retaining wall can be expressed by the value of Fs (safety factor). The value of the security factor under consideration is Fs Overtuning which is the security factor to the rolling force, Fs Slading is the safety factor of the shear, Fs bearing capacity is the safety factor to the collapse of carrying capacity. Therefore, the purpose of this study is to know the efficiency of the base width of cantilever type cantilever wall on Abd.Manan Wijaya Road which is located in Kaweden Village, Ngantang District, Malang Regency so that it is stable to the style of bolsters, shear and soil bearing capacity. After the calculation, the result of stability factor to shear 1.61> 1.5 (safe), stability to bolsters 2.0> 1.5 (safe), Stability Against soil bearing capacity 142,795> qa = 123.39 kN / M2. Then it can be concluded that the condition of cantilever cantilever wall stability is safe against danger of bolsters, shear and soil bearing capacity. Keywords: Cantilever Wall Retaining Wall, Base width efficiency, Stability
ANALISA PERENCANAAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN FAUTFUEL KELURAHAN APLASI KECAMATAN KOTA KEFAMENANU KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (TTU) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) PAPA, EDISTENIKSON ADI; Ningrum, Diana; Rasidi, Nawir
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The bridge is a means of connecting two locations separated by the difference in topography , streams , oceans , as well as highway barriers . As a strategic transport infrastructure for the movement of traffic , the existence of the bridge in an area of course vital for the development of the area. Along with the development of civilization , where the flow of human movement or distribution of goods and services higher , the availability of means of support of course needs to be improved . The building under the bridge is a part of the bridge structureis very determining in the composition the structure of the bridgeit self both in terms of the ablity to acceptload if the horizontal load, vertical load, seismic load or wind load and others, under the building structure played anrole is very important, because without something good planning at the bottom of the bridge structure which includes the ”planning abutment, wing wall, tread plate, and the foundation caisson” then building the bridge will not function properly if the building is not under it capable of receiving load channeled from the building above bridge to the building structure under tge bridge. Planning of the the building structure under tge bridge Fautfuel village Aplasi TTU NTT province pllaned abutment has a height of 7 m width 3,5 m and length is 7,5 m span abutment with one expanse. Keyword : Fautfuel Bridge ABSTRAK Jembatan merupakan sarana yang menghubungkan dua lokasi yang terpisahkan oleh adanya perbedaan topografi, aliran sungai, lautan, maupun hambatan jalan raya. Sebagai prasarana transportasi strategis bagi pergerakan lalu lintas, keberadaan jembatan pada suatu daerah tentu saja vital bagi perkembangan daerah tersebut. Seiring perkembangan peradaban, dimana arus pergerakan manusia ataupun distribusi barang dan jasa semakin tinggi, maka ketersediaan sarana pendukung tentu saja perlu ditingkatkan. Bangunan bawah jembatan merupakan suatu bagian dari struktur bangunan jembatan yangn sangat menentukan dalam komposisi struktur jembatan itu sendiri, baik dari segi kemampuan menerima beban apakah itu beban horizontal, beban vertical, beban gempa maupun beban angin dan lain-lan, struktur bangunan bawah ikut memeganmg peranan sangat penting tanpa suatu perencanaan yang baik pda struktur bangunan bawah jembatan yang meliputi perencanaan “ perencanaan abutment, wing wall, pelat injak, dan pondasi caisson” maka baugnan atas jembatanpun tidak akan berfungsi dengan baik kalau bangunan bawahnya tidak mampu menerima beban-beban yang disalurkan dari bangunan atas jembatan ke struktur bangunan bawah jembatan. Pada perencanaan bangunan bawah jembatan Fautfuel kelurahan Aplasi kabupaten TTu provinsi NTT abutment yang direncanakan memiliki ketinggian 7 m lebar 3,5 m dan panjang bentang abutment adalah 7,5 m dengan satu betangan. Kata Kunci : Jembatan Fautfuel
STUDI PENENTUAN FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN METODE FELLINIUS DAN BISHOP PADA DINDING PENAHAN BATU KALI DI JL. RAYA BEJI PUSKESMAS KOTA BATU Mau, Jefrianus; Rasidi, Nawir; Hanggara, Ikrar
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Landslides are frequent disasters in the region of Batu, the intensity of heavy rainfall causing unstable slope conditions so that occurrence of landslides in the area of Jl. Raya Beji Puskesmas Kota Batu. The purpose of this study was to determine the safety factor of the smallest on the slope. Slope stability analysis is done using methods Fellinius and Bishop are in the process of the analyst performed using manual calculation table. From the analysis Fellinius methods produce FK = 0.41, FK = 0.30, FK = 0.34 and for the results of the analysis Bishop methods generate FK = 0.34, FK = 0.32, FK = 0.09 show slopes in the location of the landslide-prone state where FK
Uji Kelayakan Kualitas Pasir Namaweka dan Pasir Apung Waikomo Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton Bala, Yosep; Karjanto, Adjib; Rasidi, Nawir
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Agregat gunung Namawek dan pasir apung Waikomo menjadi komoditas penting di kabupaten Lembata yaitu sebagai bahan bangunan.Agregat harus memenuhi berbagai syarat teknis, namun sebagai bahan alam kualitas agregat Namaweka dan pasir apung Waikomo jelas banyak dipengaruhi oleh keadaan tempat dan lingkungan pengambilannya.Penelitian dilakukan dilaboratorium dengan menggunakan selinder beton 15 x 30 cm untuk mengetahui kuat tekan beton dan kuat tarik beton. Dimana untuk kuat tekan beton dibuat 9 buah benda uji dan kuat tarik beton 5 buah benda uji untuk masing – masing jenis material (pasir gunung Namaweka dan psir apung Waikomo) 1 Semen : 2,372 Kerikil : 1,178 Pasir. Uji pendahuluan terhadap aggregate halus dari pasir gunung Namaweka dan psir apung Waikomo menunjukan bahwa, untuk kandungan pasir gunung Namaweka air adalah 0.35%, kandungan lumpur 4,34%, JPK atau SSD 2,60 kg/cm2 , sedangkan untuk kandungan air pasir apung Waikomo adalah 0,14%, kandungan lumpur 16,18 % penyerapan 6,44%, JPK atau SSD 1,37 kg/cm2. Pengujian kuat tekan dan kuat tarik dengan mesin Los Angelos pada umur 7 hari dikonversi ke 28 hari untuk pasir gunung Nmaweka sebesar 177,33 kg/cm2, sedangkan untuk pasir apung Waikomo sebesar 57,779 kg/cm2. Untuk kuat tarik pasir gunung Namaweka sebesar 54,848 kg/cm2 dan pasir apung Waikomo sebesar 19,446 kg/cm2. Kata Kunci : kualiats agregat; kuat tekan beton; kuat tarik beton; namaweka; waikomo. ABSTRACT Aggregate Namawek Mountain and Waikomo quicksand become an important commodity in Lembata district is as a building material. Aggregate must meet various technical requirements, but as a natural ingredient aggregate Namaweka and Waikomo quicksand quality obviously heavily influenced by the state of the place and the environment were taken. The study was conducted in laboratory using a concrete cylinder 15 cm x 30 cm to determine the concrete compressive strength and tensile strength of concrete. Wheres the strength of concrete made 9 specimens and tensile strength of concrete 5 specimens for each - each type’s of material (Namaweka sand mountains and Waikomo quicksand) 1 Cement: 2.372 Gravel: 1,178 Sand.Testing a fine aggregate of sand mountains Namaweka andWaikomo quicksand shows that, for the water content of the sand mountain Namaweka is 0,35%, silt content of 4.34%, JPK or SSD 2.60 kg/cm2, while for the water contentWaikomo quicksand was 0.14%, was 16.18% silt content absorption was 6.44%, JPK or SSD 1.37 kg/cm2. Testing the compressive strength and tensile strength with engines Los Angelos at the age of 7 days converted to 28 dayssand mountain’s Nmawekawas 177,33 kg/cm2, while for Waikomo quicksand 57,779 kg/cm2. For tensile strength of Namaweka sand mountains 54,848 kg/cm2 and Waikomo quicksand 19,446 kg/ cm2. Keywords : aggregate quality; concrete compressive strength; tensile strength of concrete; namaweka; waikomo.