Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengambilan Kembali Vanadium Pentaoksida dari Katalis Bekas Soerawidjaja, Tatang Hernas; Victoria, Agnes Veronica; ., Reynard; Aliwarga, Lienda
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.046 KB) | DOI: 10.26874/jt.vol17no2.87

Abstract

Katalis vanadium bekas diperkirakan akan menjadi salah satu sumber utama persediaan vanadium di masa mendatang. Hasil analisis vanadium dalam katalis vanadium bekas menunjukkan bahwa kadar V2O5 nyamasih cukup banyak untuk diambil dan diolah kembali. Dalam penelitian ini, suatu prosedur telah dikembangkan untuk mengesktraksi vanadium dari katalis vanadium bekas berdasarkan prosedur yang dikembangkan oleh peneliti terdahulu. Katalis vanadium bekas uji coba prosedur menunjukkan bahwa metode gabungan ekstraksi vanadium dari katalis vanadium bekas menggunakan pelarut basa Na2CO3 dan H2O2 pada umpan (tahap ekstraksi pertama) dan NaOH (tahap ekstraksi kedua) yang diikuti dengan netralisasi filtrat dengan asam H2SO4  merupakan prosedur terbaik. Lebih lanjut, terdapat tiga variabel yang sangat berpengaruh dalam pengambilan kembali vanadium dari katalis vanadium bekas, yang ditandai dengan nilai probability of being active di atas 50%. Ketiga variabel tersebut adalah temperatur pengadukan pada tahap ekstraksi II, penambahan larutan H2O2 di umpan dan waktu pengadukan pada tahap ekstraksi I dengan nilai probability of being active secara berturut-turut sebesar 100%, 86%, dan 56%. Untuk mendapatkan perolehan vanadium yang lebih tinggi perlu diadakan penelitian lanjutan yang mengoptimumkan  variabel-variabel tersebut.
Impurity Removal of Waste Cooking Oil Using Hydrophobic Polypropylene Hollow Fiber Membrane Aliwarga, Lienda; Widodo, Setyo; Suwardana, Novika; Darmawan, Hanna; Khoiruddin, Khoiruddin; Wenten, I Gede
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 51, No 2 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.163 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2019.51.2.5

Abstract

Removal of impurities from cooking oil is an important step in providing the possibility of WCO reuse to extend the life cycle of cooking oil, leading to a reduction of WCO disposal. This study was conducted to investigate the performance of a polypropylene (PP) hollow fiber ultrafiltration (UF) membrane for removal of impurities from WCO. The results showed that the membrane could remove water content up to 95% (at 0.1 MPa and 30 °C), but the color improvement was only 9.5% as indicated by the absorbance reduction. Within the range of the operation conditions (i.e. a trans-membrane pressure of 0.1-0.2 MPa and a temperature of 30-50 °C), the oil flux varied from 0.3 L.m‑2.h‑1 to 1.3 L.m-2.h-1. In long-term operation, the membrane wettability was improved as shown by the oil contact angle decreasing from 28.2 ± 1.5° to 14.4 ± 0.5°. This resulted in a higher oil flux. At the same time, the hydrophobicity was also increased, as indicated by an increase in the water contact angle from 95.4 ± 0.7° to 97.3 ± 1.1°.
PROSES PEMUTIHAN KAOLIN CICALENGKA UNTUK PELAPIS KERTAS Aliwarga, Lienda
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 2 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.153 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v13i2.3217

Abstract

Rata-rata bahan baku kaolin di Indonesia masih mempunyai derajat keputihan yang rendah padahal kaolin harus mempunyai derajat keputihan yang tinggi (>83%) untuk dapat digunakan sebagai pelapis dalam industri kertas. Untuk meningkatkan derajat keputihan dari bahan baku kaolin tersebut, proses pemutihan perlu dilakukan. Proses pemutihan kaolin telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pemutih yang berbeda-beda. Warna kuning kecokelatan pada kaolin yang menurunkan derajat keputihan kaolin disebabkan oleh kandungan besi (III) oksida dalam kaolin. Pada proses pemutihan, terjadi reduksi besi (III) oksida menjadi besi (II) oksida yang lebih mudah larut dalam air sehingga lebih mudah dipisahkan dari padatan kaolin. Pada penelitian ini, pemutihan kaolin menggunakan Na2S2O4 dan EDTA sebagai pemutih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel operasi yaitu pH  dan temperatur terhadap derajat keputihan kaolin pada proses pemutihan menggunakan kedua pemutih tersebut. Hasil percobaan menunjukkan proses pemutihan menggunakan Na2S2O4 dan EDTA dapat meningkatkan derajat keputihan kaolin sehingga memenuhi spesifikasi untuk pelapis kertas pada beberapa kondisi operasi. Proses pemutihan berhasil meningkatkan derajat keputihan kaolin hingga mencapai 85,54% pada pH  12 dan temperatur 70oC.
PROSES PEMUTIHAN KAOLIN CICALENGKA UNTUK PELAPIS KERTAS Aliwarga, Lienda
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 13, No 2 (2019): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.153 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v13i2.3217

Abstract

Rata-rata bahan baku kaolin di Indonesia masih mempunyai derajat keputihan yang rendah padahal kaolin harus mempunyai derajat keputihan yang tinggi ( 83%) untuk dapat digunakan sebagai pelapis dalam industri kertas. Untuk meningkatkan derajat keputihan dari bahan baku kaolin tersebut, proses pemutihan perlu dilakukan. Proses pemutihan kaolin telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pemutih yang berbeda-beda. Warna kuning kecokelatan pada kaolin yang menurunkan derajat keputihan kaolin disebabkan oleh kandungan besi (III) oksida dalam kaolin. Pada proses pemutihan, terjadi reduksi besi (III) oksida menjadi besi (II) oksida yang lebih mudah larut dalam air sehingga lebih mudah dipisahkan dari padatan kaolin. Pada penelitian ini, pemutihan kaolin menggunakan Na2S2O4 dan EDTA sebagai pemutih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel operasi yaitu pH  dan temperatur terhadap derajat keputihan kaolin pada proses pemutihan menggunakan kedua pemutih tersebut. Hasil percobaan menunjukkan proses pemutihan menggunakan Na2S2O4 dan EDTA dapat meningkatkan derajat keputihan kaolin sehingga memenuhi spesifikasi untuk pelapis kertas pada beberapa kondisi operasi. Proses pemutihan berhasil meningkatkan derajat keputihan kaolin hingga mencapai 85,54% pada pH  12 dan temperatur 70oC.