Machdawaty Masri
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Gambaran Perilaku Remaja Terhadap Penggunaan Earphone Pada Siswa SMA Negeri Kota Padang Tiara Rahma Zain; Nirza Warto; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.610

Abstract

AbstrakEarphone adalah alat yang digunakan untukmendengarkan musik dari telepon genggam dan perangkat audio lainnya.Sebuah survey yang dilakukan oleh American Speech Languageand Hearing Association (2006) menemukan bahwa remaja lebih banyak menggunakan perangkat dengar pribadidengan volume keras dan dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja terhadap pengunaan earphone pada siswa SMA Negeri Kota PadangPenelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif pada siswa SMAN Negeri Kota Padang yang berjumlah 13.105 orang.Didapatkan sampel berjumlah 427 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Sampling.Data diambil dengan menggunakan kuesioner.Analisis data menggunakan analisis univarat dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 21.00 for Windows.                Hasil didapatkan proporsi pengguna earphone pada siswa SMA Negeri Kota Padangberjumlah 83,6%. Perilaku siswa dibagi menjadi 3 kategori yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasilnya didapatkan siswa tersebut memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap penggunaan earphone dengan persentase 93,4% dan 80,9%. Tindakan siswa ketika menggunakan earphone cukup baik dengan persentasi 66,3%.                Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar siswa SMA Negeri Kota Padang menggunakan earphone.Siswa tersebut memiliki pengetahuan yang baik mengenai dampak penggunaan earphone dan cara pencegahannya. Siswa juga memiliki sikap yang baik terhadap penggunaan earphone dan bertindak cukup baik ketika menggunakan earphone.Kata Kunci :Earphone, remaja, perilaku AbstractEarphone is a device that used for listening music from their mobile phone and other devices. A survey conducted by American Speech Languageand Hearing Association (2006) found that many teenagers use their personal audio device with maximum volume within a long time. This research aims to describe the teenager behavior in using earphone by taking case in high school student in Padang city.                 This research uses descriptive method by studying 13.105 high school students in Padang, with 427 students as a sample. The researcher uses Cluster Sampling method. The data obtained by spreading questionnaire. Data analysis used in this research is univariat analysis by using SPSS program(Statistical Product and Service Solution) 21.00 for Windows.                The result of this reasearch shows that the propotion of earphone user of high school student in Padang is 83,6%. Student behavior is divided into 3 categories namely knowledge, attitude, and action. The result shows that the students are having knowledge and good attitude on the use of earphone with the percentage 93,4 % and 80,9%. The students action when using earphone is quite good with pecentage 66,3 %.                 In conclusion, most of high school students in Padang city use earphone. The students have good knowledge about the impact of using earphone  and prevention’s. Students also have good behavior toward the use of earphone and act well when using it. Keywords : Earphone, teenager, behavior
Uji Efek Antibakteri Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dalam Kapsul yang Dijual Bebas Selama Tahun 2012 di Kota Padang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro Gezha Utama Putra; Aziz Djamal; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.259

Abstract

AbstrakJintan Hitam atau Nigella sativa diketahui memiliki kemampuan sebagai antibakteri, seperti terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kedua bakteri ini memiliki sifat yang berbeda namun memiliki kesamaan dari penyakit yang disebabkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efek antibakteri produk minyak jintan hitam (Nigella sativa) dalam bentuk kapsul antara bakteri Staphylococcus aureus dan Escherechia coli secara in vitro. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 - Desember 2012 di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel jintan hitam yang digunakan tidak memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli dan semua sampel tersebut memiliki efek antibakteri yang bervariasi pada Staphylococcus aureus. Analisis Anova menunjukkan bahwa masing-masing sampel minyak Nigella sativa memberikan efek berbeda secara signifikan pada pertumbuhan Staphylococcus aureus, bahkan enam diantaranya memiliki efek yang lebih baik daripada Cepoperazon (25 mm) sebagai kontrol yang digunakan.Kata kunci: Nigella sativa, efek antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli. AbstractBlack Cumin or Nigella sativa known have the capability as antibacterial, such as to Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Both of these bacteria have different properties but have similarities from diseases they may cause. The objective of this study was to compare anti-bacterial effects of black cumin oil (Nigella sativa) which has been packaged in capsules towards Staphylococcus aureus and Escherichia coli in vitro The research was conducted in January 2012 to December 2012 at the Microbiology laboratory, Medicine Faculty of Andalas University. The results of this research indicate that all black cumin samples that are used did not have antibacterial effect against Escherichia coli and all samples had antibacterial effects on Staphylococcus aureus with germ-free area that size varies. Anova analysis results indicate that each of Nigella sativa gives differ effects significantly on Staphylococcus aureus growth, even six of them have better effect than Cepoperazon (25 mm) were used as controls.Keywords: Nigella sativa, antibacterial effect, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Pola Resistensi Bakteri pada Sputum Pasien PPOK Terhadap Beberapa Antibiotika di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr.M.Djamil Periode 2010 − 2012 Ashima Sonita; Erly Erly; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.117

Abstract

AbstrakPeningkatan resistensi bakteri penyebab PPOK terhadap beberapa antibiotika yang lazim digunakan oleh klinisi dalam pemberian terapi empirik akan menyebabkan berkurangnya keefektifan terhadap terapi PPOK. Hal ini akan berdampak semakin tingginya morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola resistensi bakteri penyebab PPOK terhadap beberapa antibiotika di Laboratorium Mikrobiologi RSUP.Dr.M.Djamil periode 2010 – 2012. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Desember 2013 di Laboratotium Mikrobiologi RSUP Dr.M.Djamil Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif. Hasil penelitian mendapatkan bakteri penyebab PPOK adalah Klebsiella spp (42,44%), Streptococcus α hemolyticus (38,37%), Pseudomonas aeruginosa (12,21%), Staphylococcus aureus (4,65%), Proteus mirabilis (1,16%), Staphylococcus epidermidis (0,58%) dan Streptococcus pneumoniae (0,58%). Disimpulkan bahwa bakteri tersering pada sputum pasien PPOK adalah Klebsiella spp. Tingkat resistensi tertinggi adalah Ampicillin, sedangkan tingkat kepekaan tertinggi adalah terhadap Netilmycin.Kata kunci: antibiotika, bakteri, resistensiAbstractIncreased resistance of bacteria that cause COPD to some antibiotics that are commonly used by clicicians in the provision of empiric therapy, it will cause a reduction in the effectiveness of the tratment of COPD. This study aimed to determine the resistance pattern of Bacteria in sputum of patients COPD to some antibiotics in Microbiology Laboratory Dr.M.Djamil Hospital Peroid 2010 – 2012. The research method was a descriptive and retrospective. According to the result, the bacteria that causes COPD is Klebsiella spp (42.44%), Streptococcus α hemolyticus (38.37%), Pseudomonas aeruginosa (12.21%), Staphylococcus aureus (4.65%), Proteus mirabilis (1.16%), Staphylococcus epidermidis (0.58%), and Streptococcus pneumoniae (0.58%). It can be concluded that the bacteria which cause the highest number of COPD is Klebsiella sp. The highest level of resistance is ampicillin while the highest level of sensitivity Is netilmycin.Keywords: antibiotics, bacteria, resistance
Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam {Syzigium polyanthum (Wight) Walp} terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara Invitro Ikhsan Amanda Putra; Erly Erly; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.281

Abstract

AbstrakTumbuhan salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) telah dikenal sejak dahulu untuk mengobati berbagai penyakit. Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat selain daun adalah bagian kulit batang. Beberapa penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa daun salam memiliki efek antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efek antibakteri dari kulit batang salam. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan metode difusi agar. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang salam memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri sebesar 12 mm, 13,67 mm, 12,33 mm, dan 9 mm, sedangkan pada konsentrasi yang sama untuk Escherichia coli tidak terlihat daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam menghambat S. aureus adalah konsentrasi 50%, dimana konsentrasi 75% dan 100% kurang efektif.Kata kunci: uji efek antibakteri, kulit batang salam, staphylococcus aureus, eschericia coli AbstractSalam plants (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Salam plants have been known since ancient to treat various diseases. The parts of the plant that can be used as drug are bark. From the research that has been conducted has proven that Salam leaves has an antibacterial effect. The objective of this study was to determine the antibacterial effect of salam bark.This was a descriptive study by using agar diffusion method. The concentration of the extract used was 25%, 50%, 75%, and 100%. The results showed that the ethanol extract of Salam bark has antibacterial effects to Staphylococcus aureus with the concentration of 25%, 50%, 75%, and 100% gives the inhibition of the growth of bacteria on 12 mm, 13.67 mm, 12.33 mm, and the 9 mm, while at the same concentration for Escherichia coli was no bacterial inhibition area. The most effective concentration of extract in inhibiting S. aureus was concentration of 50%, while the concentration of 75% and 100% less effective.Keywords: antibacterial activity test, salam bark, staphylococcus aureus, eschericia coli
Pengaruh Kurang Tidur terhadap Berat Badan pada Tikus Wistar Jantan Deby Nelsya Eka Putri; Ellyza Nasrul; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.196

Abstract

AbstrakPengurangan durasi tidur menurunkan kadar leptin dan meningkatkan kadar ghrelin sehingga merangsang nafsu makan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya obesitas pada manusia. Pada tikus akan menyebabkan peningkatan asupan makanan tetapi terjadi penurunan berat badan yang disebabkan karena aktivitas yang tinggi pada tikus. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kurang tidur 24 jam, 48 jam dan 72 jam terhadap berat badan pada tikus Wistar jantan. Jenis penelitian adalah true experimental research dengan rancangan randomized post control group terhadap 14 ekor tikus Wistar yang dibagi atas kelompok kontrol, kelompok perlakuan 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Tikus dikondisikan mengalami paradoxycal sleep deprivation dengan metode modified multiple platform. Asupan makanan diberikan ad libitum dan berat badan diukur setelah pengurangan durasi tidur selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.Analisis data menggunakan uji Saphiro-Wilk Test dan One-Way ANOVA. Rerata berat badan setelah pengurangan durasi tidur 24 jam adalah 193,6±17,9 gram; setelah 48 jam 179,6±17,3 gram; dan setelah 72 jam 176,7±15,9 gram dibandingkan dengan kontrol 219.6±11,3 gram. Pengurangan durasi tidur 48 jam dan 72 jam dibandingkan dengan kontrol bermakna (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan berat badan pada pengurangan durasi tidur selama 48 jam dan 72 jam.Kata kunci: kurang tidur, berat badan, tikus wistarAbstractSleep deprivation lowers level of leptin and increases level of ghrelin which stimulates appetite and increases the likelihood of obesity in humans. In mice will increases food intake, but decreases the body weight due to high activity in mice. The objective of this study was to examine the effect of sleep deprivation 24 hours, 48 hours and 72 hours on body weight in male Wistar rats. This type of research was a true experimental design research with post randomized control group on 14 Wistar rats were divided into control group, treatment group 24 hours, 48 hours, and 72 hours. Rats conditioned paradoxycal sleep deprivation experienced by the modified multiple platform method. Given ad libitum food intake and body weight were measured after sleep deprivation for 24 hours, 48 hours, and 72 hours. Analysis of the data using the Shapiro-Wilk Test and One-Way ANOVA. The mean of body weight after 24 hour sleep deprivation was 193.6±17.9 g, after 48 hours was 179.6±17.3 g, and after 72 hours was 176.7±15.9 g compared with control was 219.6±11.3 g. Sleep deprivation 48 hours and 72 hours compared with controls was significant (p<0.05). It can be concluded there was reduction of body weight on sleep deprivation for 48 hours and 72 hours.Keywords: sleep deprivation, weight, rats
Efek Antibakteri dari Rebusan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan Produk Herbal Sambiloto Terhadap Staphylococcus Aureus Adriyan Sikumalay; Netti Suharti; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.468

Abstract

AbstrakSambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri.  Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama infeksi. Penggunaan Sambiloto di masyarakat saat ini mempunyai beberapa pilihan diantaranya dengan membuat rebusan langsung dari daun sambiloto ataupun dengan membeli produk herbal sambiloto yang dijual di pasaran. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efek antibakteri dari rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan produk herbal sambiloto terhadap Staphylococcus aureus. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan sembilan kali pengulangan menggunakan metode difusi. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dari Maret  sampai Desember 2014. Sambiloto diekstrak dengan metode infusum. Kontrol yang digunakan adalah amoksisilin. Hasil penelitian memperlihatkan tidak ada daerah bebas kuman di sekitar cakram disk yang telah mengandung sambiloto. Kesimpulan hasil ini ialah rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan produk herbal sambiloto tidak mempunyai efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.Kata kunci: sambiloto, staphylococcus aureus, infusum AbstractBitter (Andrographis paniculata Nees) is a medicinal plant that have various benefits, such as an antibacterial. Staphylococcus aureus is a major cause of infection. The use of bitter in today's society has several options such as by making direct decoction of the leaves of bitter or by buying herbal products of bitter sold in the market. The objective  of this study was to determine the antibacterial effect of decocted leaf of bitter (Andrographis paniculata Nees) and herbal products of bitter against Staphylococcus aureus.This type of research was experimental with nine repetitions using diffusion method. This research was conducted in the laboratory of Microbiology Faculty of Medicine Andalas University Padang in March to December 2014. Bitter was extracted by infusum method. Controls used was amoxicillin.The results showed the absence of germ-free area around the disc containing bitter. It could be concluded that the bitter leaf decoction (Andrographis paniculata Nees) and bitter herbal product had no antibacterial effect against Staphylococcus aureus.Keywords: bitter, staphylococcus aureus, infusum
Hubungan antara Higiene Perorangan dengan Infeksi Cacing Usus (Soil Transmitted Helminths) pada Siswa SDN 25 dan 28 Kelurahan Purus, Kota Padang, Sumatera Barat Tahun 2013 Rizka Yunidha Anwar; Nuzulia Irawati; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.584

Abstract

AbstrakInfeksi cacing usus (helminthiasis) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang prevalensinya lebih tinggi pada anak usia sekolah dasar (SD). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, jumlah kasus infeksi cacing usus di Kota Padang tahun 2010 dilaporkan terbanyak kelima dari penyakit yang menyerang balita, yaitu sekitar 2.64%. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara higiene perorangan siswa yaitu kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, penggunaan alas kaki dan kebiasaan mandi dengan infeksi cacing usus. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan metode cross sectional  pada 122 murid kelas 1 sampai kelas 6 SDN 25 dan 28 Purus Kota Padang pada bulan Desember 2013. Hubungan antara variabel dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka infeksi kecacingan di Purus 38.5%, yang terinfeksi A.lumbricoides 33.6%, T.trichiura 7.4% dan cacing tambang 0.8%. Didapatkan nilai probabilitas untuk hubungan variabel kebiasaan mencuci tangan 0.235, kebersihan kuku 0.564, penggunaan alas kaki 0.133, dan kebiasaan mandi dengan infeksi cacing usus 0.753.  Kesimpulan studi ini ialah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, penggunaan alas kaki dan kebiasaan mandi dengan infeksi cacing usus pada murid SDN 25 dan 28 Purus, Kota Padang tahun 2013. Kata kunci: higiene perorangan, infeksi cacing usus, siswa sekolah dasar, perilaku siswa AbstractIntestinal worm infection (helminthiasis) is a public health problems in  Indonesia. Its prevalence is found higher on children. Based on data of Padang District Health Office, the prevalence of helminthiasis in Padang City at 2010 was reported the most 5th highest of disease that attacks toddler, it is about 2.64%. The objective of this study was to determine the relation between the student’s personal hygiene habits, such as washing hands, nail cleanliness, using footwear and bathing to the intestinal worm infection. This study used an observational analytic design method of cross -sectional study on 122 students in grade 1 to grade 6 in 25 and 28 primary school Purus, Padang in December 2013. Bivariat analysis was done using chi–square test with the confidence interval  95% at the significance level 5% (α=0.05). The result of this study showed that the rate of intestinal worm infection was 38.5%. The infection rate of each worm types were roundworms 33.6%, whipworms 7.4% and hookworms 0.8%. The statistical test indicated the probability for the relation between the variable of hand washing, nail cleanliness, using footwear and bathing with helminthiasis were 0.235 (p>0.05), 0.564(p>0.05), 0.133(p>0.05) and 0.753(p>0.05) respectively. It can be concluded that there’s no significant relation between personal hygiene and intestinal worm infection of the 25 and 28 primary school students in Purus, Padang. Keywords:  personal hygiene, intestinal worm infection, primary school students, student’s behaviour 
Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Minyak Sawit terhadap Kadar Malondialdehid Darah Tikus Wistar Maressya Silvia Eszy; Susila Sastri; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.157

Abstract

AbstrakMinyak sawit merupakan sumber lemak yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Minyak ini mengandung 50% asam lemak jenuh atau saturated fatty acid (SFA), 40% asam lemak tidak jenuh rantai tunggal atau Monounsaturated Fatty Acid (MUFA),10% asam lemak tidak jenuh rantai ganda atau Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA), antioksidan, vitamin E dan beta-karoten. Rasio asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada minyak sawit hampir sama. Komposisi asam lemak dan antioksidan berperan dalam menentukan pembentukan ROS (Reactive Oxygen Species) di jaringan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diet tinggi minyak sawit terhadap kadar Malondialdehid (MDA) darah tikus. Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimental dengan menggunakan post test only control group design. Sampel terdiri dari sepuluh ekor tikus wistar jantan dengan berat antara 180-260 gram yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tikus control yang diberi diet standar ad libitum dan kelompok tikus perlakuan yang diberi tambahan minyak sawit kedalam diet standar ad libitum. Setelah perlakuan satu bulan, dilakukan pemeriksaan kadar malondialdehid. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kadar MDA kelompok tikus perlakuan (2,494±0,504 nmol/ml) dengan kelompok tikus kontrol (3,152±0,237 nmol/ml). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diet tinggi minyak sawit menurunkan kadar MDA darah tikus.Kata kunci: minyak sawit, SFA, MUFA, antioxidant, ROS, MDAAbstractPalm oil is a source of fat which most widely consumed by Indonesian people. This oil contains 50% Saturated Fatty Acid (SFA), 40% Monounsaturated Fatty Acid (MUFA), 10% Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA), antioxidant, vitamin E and beta-carotene. The saturated fatty acid to unsaturated fatty acid ratio of palm oil is almost same. Composition offatty acids and antioxidants play a role in determining the production of ROS (Reactive Oxygen Species) in the tissues of the body. This study was aimed to assess the effect of a high palm oil diet on malondialdehyde (MDA) concentration in rat’s blood. This research was an experimental study which applies post test only control group design. Sample amounted to ten male wistar rats with 180-260 gram weight were divided into two research groups those are control group rats which were administrated standard diet ad libitum and treatment group rats which were administrated addition of palm oil to standar diet ad libitum. After one month treatment, malondialdehyde concentrations were observed. The result of this study revealed significant defference (p<0.05) between MDA concentration in treatment group rats (2.494±0.504 nmol/ml) and control group rats (3.152±0.237 nmol/ml). From the result of this research may be concluded that high palm oil diet decreased MDA concentration of rat’s blood.Keywords: palm oil, SFA, MUFA, antioxidant, ROS, MDA
Prevalensi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2013 Dita Eka Novriana; Amel Yanis; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.52

Abstract

AbstrakGangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah salah satu masalah psikiatri utama yang sering ditemukan pada anak. Gangguan ini dapat dijumpai pada kehidupan sehari – hari, terutama pada anak usia prasekolah dan usia sekolah. Gangguan ini adalah alasan utama orangtua membawa anaknya berkonsultasi ke psikiater. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi GPPH pada siswa dan siswi sekolah dasar negeri Kecamatan Padang Timur Tahun 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif dan sampel diambil secara proportional stratified random sampling di empat sekolah dasar negeri dengan jumlah sampel 80 orang dan yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 75 orang yang terdiri dari 38 orang laki – laki dan 37 orang perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Conner’s Abreviated Parent – Teacher Rating Scale dan hasil yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi GPPH di Kecamatan Padang Timur sebesar 8%. Perbandingan GPPH pada anak laki – laki dibandingkan anak perempuan 2 : 1. Gejala GPPH terbanyak ditunjukkan pada kategori usia 11 – 13 tahun dan berada pada tingkatan kelas 5. GPPH tipe predominan hiperaktivitas – impulsivitas berjumlah lebih banyak bila dibandingkan dengan tipe predominan inatensi. Anak – anak dengan GPPH membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tua dan guru. Hal ini agar kemampuan dan potensi anak tersebut dapat berkembang dengan optimal.Kata kunci: Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas, GPPH, prevalensiAbstractAttention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) is one of the main problem in psychiatric which is often found in children. This disorder can be found in daily life, especially in preschoolers and school-ages. This disorder is the main reason for the parents taking their children consult to a psychiatrist.The aim of this study is for knowing the prevalence of ADHD in primary school boys and girls at East District of Padang City in 2013. This is a descriptive study and samples were taken by proportional stratified random sampling at four of state primary schools with the total 80 persons. The inclusion criteria was accomplished by 75 persons consisting of 38 boys and 37 girls. Instrument of this study is Conner’s Abreviated Parent – Teacher Rating Scale questionnaire and the result is presented in frequency distribution table.The study shows that prevalence of ADHD in East District of Padang is 8%. The ratio between boys and girls is 2 : 1. ADHD’s symptomp mostly found in the range of age 11 – 13 years old and also in the 5th grade of primary school. ADHD predominant type of hyperactivity – impulsivity is more than predominant type of inattentivity.The children with ADHD need more attention from parents and also the teacher. The purpose is to maximize the existing ability and potential.Keywords:Attention Deficit Hyperactivity Disorder, ADHD, prevalence