Claim Missing Document
Check
Articles

Deformasi Gunung Guntur berdasarkan data GPS Cecep Sulaeman; Sri Hidayati; Agoes Loeqman; Yasa Suparman; Devy K. Shahbana
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.257 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v1i1.3

Abstract

SARIPenelitian dengan metoda Global Positioning System (GPS) di Gunung Guntur secara berkala telah dilakukan sejak tahun 1996. Berdasarkan hasil penelitian Juni 1997 sampai dengan Juni 2009, secara umum arah pergeseran horisontal titik ukur GPS ke baratlaut dengan besar pergeseran antara 0,7 cm sampaidengan 7,7 cm. Estimasi sumber deformasi menunjukkan bahwa penyebab terjadinya deformasi adalah sesar normal dan sesar oblique mengiri. Berdasarkan nilai dilatasi dan perubahan statik stres, Gunung Guntur merupakan daerah dengan nilai dilatasi negatif dan perubahan statik stres negatif.Kata kunci: Deformasi, sesarABSTRACTGPS survey on Guntur volcano has been done since 1996 periodically. Based on position data in the period of June 1997 until June 2009, horizontal displacement generally to the northwest direction about 0.7 cm – 7.7 cm. The result of deformation source estimation showed that the source of deformation are normal fault and sinistral oblique fault. Based on dilatation value and static stress changes, the Guntur volcano is a region with negative dilatation value and decreasing static stress change.Keyword: Deformation, fault
Pengaruh mekanisme sesar terhadap Gempa Bumi Aceh Tengah, 2 Juli 2013 Sri Hidayati; Supartoyo Supartoyo; Wawan Irawan
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5078.254 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v5i2.66

Abstract

ABSTRAKGempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter pada kedalaman 10 km telah mengguncang wilayah Aceh Tengah dan sekitarnya pada tanggal 2 Juli 2013 pukul 14.37 WIB. Mekanisme sesar penyebab terjadinya gempa bumi tersebut adalah gerak sesar mendatar berarah N 304ºE/69º dengan rake 169º, berkaitan dengan salah satu aktivitas sesar aktif di Aceh Tengah. Gempa bumi ini mempunyai intensitas VII-VIII pada skala MMI yang ditandai oleh bangunan rusak berat, retakan tanah, dan gerakan tanah serta menimbulkan korban jiwa 39 orang meninggal dan lebih dari 400 orang luka. Gerakan tanah sebagai bencana juga terjadi di 22 tempat dan yang terparah di Desa Serempah, Kecamatan Ketol pada jarak 8,22 km dari pusat gempa bumi.Kata Kunci: Gempa bumi Aceh Tengah, skala intensitas gempa bumi, sesar aktif, gerakan tanahABSTRACTAn earthquakes of 6.2 local magnitude in Richter Scale and at a depth of 10 km had shaken Aceh Tengah on July 2nd, 2013 at 14|:37.The mechanism of the earthquake was strike-slip fault which is trending in N 304º E/69º with rake 169º. It was suggested of being associated with one of the active faults in Aceh Tengah region. The scale of the intensity scale was VII-VIII MMI which were marked with heavily damaged settlements; soil cracks and landslides that causing 39 people died and more than 400 people wounded. There were about 22 landslides occurred, the largest one was at Serempah Village in Ketol District, at a distance of 8.22 km from the epicenter.Keyword: Aceh Tengah earthquake, earthquake intensity scale, active fault, landslide
Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011 Cecep Sulaeman; Sri Hidayati
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 2, No 3 (2011)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.89 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v2i3.30

Abstract

SARIPada tanggal 22 Juli 2011 pukul 05.46 terjadi gempa bumi di kawasan kota Bandung. Getaran gempa bumi tersebut terasa di Bojongkoneng, Ujungberung, dan Pasir Impun, Kota Bandung dengan intensitas II – III MMI. Berdasarkan data dari enam stasiun seismik yang ada di Bandung dan sekitarnya telah ditentukan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,72° BT dan 6,84°LS dengan kedalaman 6 km, berada pada jarak 12,5 km timur Lembang dan 16 km timurlaut Bandung. Lokasi sumber gempa bumi tersebut berada pada jalur Sesar Lembang. Magnitudo gempa bumi tersebut 3,4 Richter dan memiliki mekanisme fokal dengan pergerakan sesar normal.Kata kunci: gempa bumi Bandung, sesar Lembang, 3,4 RichterABSTRACTA felt earthquake occurred on July 22, 2011 at 05:46 am. It was felt in Bojongkoneng, Ujungberung, and Pasirimpun, Bandung City with intensity II – III MMI. Hypocenter of earthquake was obtained from six seismometers installed around Bandung. The earthquake was originated at 107.72°E and 6.84°S with 6 km deep, 12.5 km east of Lembang and 16 km northeast of Bandung. The earthquake source is located at Lembang fault lines. It has a magnitude of 3.4 Richter and normal fault solution.Keywords: Bandung earthquake, Lembang fault, 3.4 Richter
STUDI KOMPARATIF : PERAWATAN KATETER INDWELLING DENGAN 10% POVIDONE IODINE DAN 0,9 % NORMAL SALINE TERHADAP BAKTERIURIA DI RUANG ICU RSUD DR. SOESELO SLAWI Sri Hidayati
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 1 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan kateter indwelling merupakan pembersihan daerah perineal dan kateter urine. Tindakan tersebut mencegah infeksi dan mempertahankan kelancaran aliran urine pada sistem drainase urine. Pembentukan sekresi atau krusta pada tempat insersi kateter indwelling merupakan sumber iritan dan potensial menyebabkan infeksi sehingga dalam perawatan kateter dilakukan dengan rutin dan harus memperhatikan prinsip aseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perawatan kateter indwelling yang paling efektif terhadap penurunan kejadian bakteriuria antara 10% Providone Iodine dan 0,9% Normal saline.Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pretest-posttest one group. Responden penelitian ini sebanyak 14 responden. Analisis bivariat dan univariat menggunakan uji statistik paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan kateter indwelling menggunakan 10% Providone Iodine jauh lebih efektif jika di bandingkan menggunakan 0,9% Normal Saline (r= 0,910; p-value= 0,001). Peneliti selanjutnya juga bisa meneliti perawatan kateter indwelling menngunakan cairan yang lain seperti menggunakan air sabun atau meneliti terkait gambaran perawatan kateter indwelling.
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAKTI ASIH BREBES Inayatul Aeni; Sri Hidayati; Arief Rakhman Hakim
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 3 No 1 (2013)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepemimpinan merupakan segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan. Seorang pemimpin harus mampu memilih perilaku kepemimpinan yang sekiranya tepat untuk dilaksanakan, dibutuhkan suatu gaya kepemimpinan (leadership style) dan kemampuan berkomunikasi (the communication capability) dalam bentuk komunikasi yang efektif bagi seorang pemimpin agar dapat menumbuhkan niat baik dan dukungan dari bawahannya. Kinerja merupakan penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Rendahnya suatu kinerja diakibatkan gagalnya pelaksanaan suatu hasil kerja secara optimal. Sebagian besar kegagalan bekerja diakibatkan oleh kegagalan komunikasi. Dan seringkali kegagalan kepemimpinan diakibatkan karena lemahnya kemampuan berkomunikasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes yang berjumlah 66 orang. Sampel dalam penelitin ini dihitung dengan tekhnik purposive sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 42 perawat pelaksana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dengan nilai F hitung > dari F tabel yaitu 111,647, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk melakukan refreshing terhadap kemampuan kepemimpinan Kepala Ruang dalam mengelola pelayanan keperawatan serta meningkatkan kemampuan komunikasi bagi Kepala Ruang sehingga dapat terjadi transfer of knowledge di lingkup keperawatan.
STUDI KOMPARATIF : PERAWATAN KATETER INDWELLING DENGAN 10% POVIDONE IODINE DAN 0,9 % NORMAL SALINE TERHADAP BAKTERIURIA DI RUANG ICU RSUD DR. SOESELO SLAWI Sri Hidayati; Susi Muryani; Ramadhan Putra Satria
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 1 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan kateter indwelling merupakan pembersihan daerah perineal dan kateter urine. Tindakan tersebut mencegah infeksi dan mempertahankan kelancaran aliran urine pada sistem drainase urine. Pembentukan sekresi atau krusta pada tempat insersi kateter indwelling merupakan sumber iritan dan potensial menyebabkan infeksi sehingga dalam perawatan kateter dilakukan dengan rutin dan harus memperhatikan prinsip aseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perawatan kateter indwelling yang paling efektif terhadap penurunan kejadian bakteriuria antara 10% Providone Iodine dan 0,9% Normal saline.Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pretestposttest one group. Responden penelitian ini sebanyak 14 responden. Analisis bivariat dan univariat menggunakan uji statistik paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan kateter indwelling menggunakan 10% Providone Iodine jauh lebih efektif jika di bandingkan menggunakan 0,9% Normal Saline (r= 0,910; p-value= 0,001). Peneliti selanjutnya juga bisa meneliti perawatan kateter indwelling menngunakan cairan yang lain seperti menggunakan air sabun atau meneliti terkait gambaran perawatan kateter indwelling.
PENGARUH KARAKTERISTIK LANSIA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA Sri Hidayati; Ahmad Baequny
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i1.284

Abstract

Lansia (lanjut usia) merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Organisasi Kesehatan Dunia menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (45 -59 tahun), lanjut usia (60 -74 tahun), lanjut usia tua (75 – 90 tahun) dan usia sangat tua (diatas 90 tahun). Keberadaan lansia yang semakin meningkat menimbulkan berbagai polemik dewasa ini, salah satunya adalah depresi. Depresi merupakan masalah kesehatan yang paling banyak terjadi pada lansia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik lansia dan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi lansia. Desain penelitian menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang ada di wilayah Puskesmas Tirto Pekalongan sebanyak 165 lansia. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh karakteristik lansia (umur p=0,005, status perkawinan p=0,015, pekerjaan p=0,000) dan dukungan keluarga (p=0,030) terhadap kejadian depresi lansia. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian depresi lansia yaitu pekerjaan dengan OR sebesar 11,556. Keluarga mempunyai tugas memberikan dukungan agar lansia dapat beraktifitas secara teratur dan tidak berlebihan. Lansia yang masih mempunyai kegiatan/ pekerjaan cenderung lebih bahagia karena mempunyai penghasilan sendiri dan dapat bersosialisasi dengan orang lain sehingga tidak merasa kesepian.Disarankan kepada keluarga yang mempunyai lansia untuk lebih memberikan perhatian dan memberi kesempatan lansia untuk tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar lansia terhindar dari depresi.
ANALISIS PSIKOLOGIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TAK SEMPURNA KARYA FAHD DJIBRAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Sri Hidayati
SURYA BAHTERA Vol 3, No 32 (2015): Jurnal Surya Bahtera
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.759 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) nilai psikologis kepribadian tokoh utama novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran, (2) keterkaitan antara id, ego, dan superego tokoh utama novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran, dan (3) skenario pembelajaran novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran di kelas XI SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yang meliputi: (1) objek penelitian, yaitu teks novel Tak Sempurna Karya Fahd Djibran; (2) fokus penelitian, yaitu psikologis kepribadian tokoh utama yang meliputi id, ego, dan superego; (3) instrumen penelitian, yaitu penulis sebagai peneliti dengan bantuan kartu pencatat data beserta alat tulis; (4) pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi; (5) analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi; dan (6) hasil analisis data disajikan dengan teknik informal. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa (1) psikologis kepribadian tokoh utama novel Tak Sempurna Karya Fahd Djibran meliputi id (aspek biologis); ego (aspek psikologis); dan superego (aspek sosiologis); (2) Keterkaitan antara id, ego, dan superego pada tokoh utama  novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran yang dominan adalah Id atau aspek biologis; (3) skenario pembelajaran novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran di kelas XI SMA sesuai dengan kompetensi dasar 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Langkah-langkah  pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. kata kunci: psikologis kepribadian, skenario pembelajaran
Analisis Morfofonemik Cerita Bersambung Napak Tilas Karya Ariesta Widya dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014 Sri Hidayati
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 7, No 3 (2015): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.403 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) proses morfofonemik yang terjadi dalam cerita bersambung Napak Tilas karya Ariesta Widya; (2)  bentuk morfofonemik dalam cerita bersambung Napak Tilas Karya Ariesta Widya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data  dalam penelitian ini berupa cerita bersambung Napak Tilas Karya Ariesta Widya sedangkan data penelitian yang digunakan adalah bentuk kata yang mengalami proses morfofonemik. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang didukung oleh buku acuan sebagai referensi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, teknik simak catat dan teknik terjemah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik BUL ( Bagi Unsur Langsung ) kemudian dilanjutkan dengan teknik sisip. Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal. Hasil penelitian menunjukkan, (1) proses morfofonemik yang terjadi antara lain dibagi menjadi tiga, yaitu perubahan fonem berjumlah 204 kata, penambahan fonem berjumlah 760 kata, dan penghilangan fonem berjumlah 48 kata; (2) bentuk morfofonemik yang terjadi dalam cerita bersambung  Napak Tilas Karya Ariesta Widya berasal dari bentuk dasar dengan awalan fonem /a/, /b/, /c/, /d/, /dh/, /e/, /g/, /j/, /k/, /l/, /o/, /p/, /r/, /s/, /t/, /u/, dan /w/ berjumlah 1012 kata. Bentuk perubahan fonem yang mengalami proses morfofonemik antara lain: berubahnya fonem /c/ menjadi /ny-/ berjumlah 21 kata, berubahnya fonem /k/ menjadi /ng-/ berjumlah 24 kata, berubahnya fonem /p/ menjadi /m-/ berjumlah 40 kata, berubahnya fonem /s/ menjadi /ny-/ berjumlah 34 kata, berubahnya fonem /t/ menjadi /n-/ 63 kata, dan berubahnya fonem /w/ menjadi /m-/ berjumlah 19 kata. Sedang bentuk penambahan fonem yang mengalami proses morfofonemik antara lain: fonem /a/, /b/, /c/, /d/, /dh/, /g/, /j/, /l/, /o/, /r/, dan /u/ berjumlah 418 kata. Fonem yang mengalami proses morfofonemik pada bentuk penghilangan fonem hanya fonem /e/ yang berjumlah 48 kata. Kata kunci: morfofonemik, cerita bersambung Napak Tilas
PENGARUH RASIO MOL, SUHU DAN LAMA REAKSI TERHADAP BILANGAN IOD, BILANGAN ASAM, BILANGAN PEROKSIDA DAN KANDUNGAN SULFONAT SURFAKTAN DARI CPO Sri Hidayati; Illim -
Jurnal Riset Kimia Vol. 2 No. 2 (2009): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v2i2.155

Abstract

 ABSTRACT A surfactant is a surface-active agent that can be produced by chemical or biochemical synthesis.  The main characteristic of a surfactant is having polar and non polar groups at the same molecule (amphiphilic molecules) and forming head-tail configuration. This research as aimed to obtain      the optimum condition (reaction temperature, sulphonation reaction and molar ratio)                              of sulphonation process in producing MES from CPO methyl ester and to investigate                          the characteristic of MES produced. Measurements conducted include iodine value, acid value, peroxide value and absorbance of Sulfonate. Experimental design used was Response Surface Method (RSM) and Central Composite Design (CCD) with three factors. MES resulted from this best condition   had following characteristic or CPO was obtained with ratio of reactants of 1:1.5, reaction time of 4.5 hour and reaction temperature of 108.9ºC with Acid value of 13.32 mg KOH/g sample, Iod value  of 41.12 Iod g/100 sample, Peroxide value of 7.6 mmole/1000 g, sulfonat absorbance of 0.76 AU. Keywords :  metil ester sulfonat, acid value, iod value, peroxide value   Â