Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Algoritma memetic untuk penjadwalan multi-tujuan flow-shop memperhitungkan konsumpsi energi Bobby Kurniawan; Atia Sonda; Ade Irman; Evi Febianti; Kulsum Kulsum; Lely Herlina; Muhammad Adha Ilhami; Yusraini Muharni; Fellek Getu Tadesse; Hadi Setiawan
Journal Industrial Servicess Vol 8, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i2.14211

Abstract

Energi sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Saat ini, sumber energi masih didominasi oleh sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) yang dapat habis seiring dengan waktu. Industri manufaktur, sebagai salah satu sektor yang mengkonsumsi energi dalam jumlah besar, dituntut untuk dapat melakukan konservasi energi dalam kegiatan operasionalnya. Penjadwalan dapat digunakan sebagai metode konservasi energi. Penelitian ini membahas penjadwalan banyak tujuan flow-shop untuk meminimasi biaya pemakaian listrik dan total tardiness. Kecepatan mesin dapat diubah untuk mengurangi atau menambah waktu proses sebuah job. Apabila waktu proses sebuah job dikurangi, maka job dapat selesai lebih cepat. Akan tetapi, mengurangi waktu proses sebuah job memerlukan energi yang lebih banyak. Oleh karena itu, akan muncul trade-off antara total tardiness dan konsumsi energi. Algoritma memetic multi-obyektif (MOMA) dikembangkan untuk memecahkan masalah multi-tujuan. Percobaan numerik dilakukan untuk mengevaluasi performansi MOMA menggunakan masalah yang dibangkitkan secara acak. Hasil dari percobaan numerik menunjukkan bahwa MOMA efektif dalam menyelesaikan masalah penjadwalan multi-tujuan flow-shop.
Penjadwalan Single Machine Dengan Metode Algoritma Branch And Bound Untuk Meminimasi Total Lateness Dan Jumlah Tardy Job Muhamad Syafei; Evi Febianti; Lely Herlina
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 3 November 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.763 KB)

Abstract

PT. XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja las. PT. XYZ mempunyai 2 jenis mesin yaitu mesin ERW (Electric Resistance Welding) digunakan untuk pembuatan pipa baja dengan las longitudinal dan mesin SPM (Spiral Pipe Machine) digunakan untuk pembuatan pipa baja dengan las spiral. Jumlah mesin ERW yang hanya 1 buah membuat pembuatan pipa longitudinal sangat bergantung pada efektifitas penggunaan mesin ERW tersebut. Hal ini yang menyebabkan sering terjadinya keterlambatan dalam proses penyelesaian job. Tujuan dari penelitian ini yaitu meminimasi total lateness dan jumlah tardy job pada produk pipa longitudinal yang terjadi di PT. XYZ dengan metode algoritma branch and bound. Sebelum melakukan perhitungan algoritma branch and bound dilakukan penentuan jadwal inisial dengan aturan priority rule EDD(earliest due date), SPT(shortest proccesing time) dan LDD(last due date). Hasil penelitian ini didapatkan nilai total lateness pada jadwal existing sebesar 1616 jam dan 6 tardy job dengan urutan sequencing job (1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15), kemudian dilanjutkan dengan pembuaatan jadwal inisial EDD, SPT dan LDD. jadwal inisial EDD menghasilkan total lateness 720 jam dan 6 tardy job yaitu job ke-2, 5, 8, 11, 12 dan 14 dengan urutan job (10-9-7-13-1-3-4-6-12-8-2-5-11-14-15). Jadwal inisial SPT menghasilkan total lateness sebesar 880 jam dan 4 tardy job yaitu job ke-1, 2, 3 dan 10 dengan urutan job (14-5-8-9-11-12-13-10-4-7-15-6-3-1-2). Sementara jadwal inisial LDD menghasilkan total lateness sebesar 4296 jam dengan 8 tardy job yaitu job ke-1, 3, 4, 6, 7, 9, 10 dan 13 dengan urutan job (15-14-11-2-5-8-12-3-4-6-1-13-7-9-10). Pada perhitungan metode algoritma branch and bound baik itu menggunakan jadwal inisial EDD, SPT maupun LDD menghasilkan 24 alternatif sequencing yang sama dengan nilai total lateness 344 jam dan 2 tardy job yaitu job ke-1 dan ke-2 akan tetapi alternatif sequencing yang dipilih ialah alternatif sequencing yang dihasilkan oleh metode algoritma branch and bound dengan jadwal inisial EDD dan SPT. Hal ini dikarenakan jadwal inisial EDD terbukti menghasilkan jadwal alternatif dengan total lateness yang minimum sedangkan jadwal inisial SPT menghasilkan jadwal alternatif dengan jumlah tardy job yang minimum. Oleh karena itu alternatif jadwal sequencing dengan urutan job (9-8-5-10-7-4-11-13-12-14-15-6-3-1-2) dipilih sebagai alternatif jadwal sequencing terbaik.
Perancangan Ulang Fasilitas Produksi Menggunakan 2-OptAlgorithm Di PT. XYZ Setiawan Adi Nugroho; Evi Febianti; Bobby Kurniawan
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 1 Maret 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.277 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan peusahaan yang memproduksi besi baja profil dan tulangan dengan kegunaan sebagai baja beton dan pembangunan konstruksi, untuk dapat meraih keunggulan di tengah kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat.Salah satu faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan jangka panjang adalah pengukuran kinerja perusahaan.Selama ini perusahaan mempunyai kinerja yang kurang baik, karena tidak terfokuskan sepenuhnya untuk memanfaatkan fasilitas produksi dengan baik.Tujuan perancangan ini adalah mendapatkan tata letak alternatif untuk fasilitas produksi di area Roll Turning Shop yang baik dari segi teknis dan efisien untuk keperluan produksi dan mendapatkan tata letak mesin yang optimum untuk proses produksi di PT.XYZ. Faktor yang terjadi dalam permasalahan ini adanya jarak yang sangat jauh dari aktivitas pekerjaan antar masing-masing fasilitas, dimana penempatan mesin Auxilary ke tempat area produksi Barmill,Sectionmill dan Mekanik Perawatan yang berjarak 2 km, hal ini menjadi hambatan dalam proses pengiriman spare-part ke divisi tersebut. Yakni merelokasi mesin auxiliary ke Departemen Roll Turning Shop dengan menggunakan metode ABSmodel 2 dengan 2-OPT meupakan solusi terbaik untuk memberikan usulan layout tata letak mesin di PT XYZ. Pengolahan data menghasilkan tata letak usulan yang lebih efektif dan efesien dengan menggunakan metode tersebut hasil perhitungan dari solusi awal hasil yang diperoleh total biaya perpindahan dari layout awal sebesar Z* 851500. Setelah mengalami 1 kali iterasi menggunakan Absmodel 2, makaperubahan 2 departemen mesin, diperoleh layout baru stasiun 2 dengan nilai Z* optimum sebesar 825500, maka mencari nilai optimum kembali dengan mendapatkan nilai Z* optimum 802750 yaitu terdapat pertukaran area pekerjaan las dengan mesin press, serta menjadi layout baru usulan stasiun 3. kemudian kembali menukarkan semua posisi antar mesin agar mendapatkan nilai yang optimum sebagai acuan mendapatkan posisi mesin yang ideal dari segi efisiensi, dan di dapat nilai Z* sebesar 767000 dengan , bahwa stasiun 4 merupakan penempatan mesin yang sangat ideal berdasarkan kedekatan antar mesin dan jarak tempuh material yang akan dibuat sebagai spare-part yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dinas produksi dan perawatan di PT XYZ.
Penjadwalan Pola Aliran Flow Shop 1-Stage dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness dengan Mempertimbangkan Maintenance dan Waktu Set Up Irfan Muhammad; Muhammad Adha Ilhami; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 2 Juli 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.09 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja las spiral dan longitudinal. Penelitian  dilatarbelakangi dari permasalahan penjadwalan yang masih konvensional di perusahaan  yang mana banyak job yang selesai tidak sesuai dengan due datenya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode sistem lelang (auction based) untuk meminimasi weighted tardiness dan membandingkan jadwal produksi usulan dengan jadwal inisial di perusahaan. Model penjadwalan sistem lelang mengadaopsi dari sistem lelang pada umumnya dimana mesin sebagai juru lelang, job sebagai peserta lelang dan slot waktu sebagai barang yang dilelang. Pada penelitian ini metode EDD digunakan sebagai perbandingan dengan hasil penjadwalan sistem lelang. Dari hasil penelitian didapat nilai weighted tardiness penjadwalan dengan sistem lelang yang optimal dalam arti lebih minimasi dibanding dengan metode EDD dan kondisi existing dengan nilai weighted tardiness sebesar 39 , dibandingkan dengan  nilai weighted tardiness pada metode EDD dan kondisi existing sebesar 106 dan 45  Dengan demikian penjadwalan dengan metode lelang lebih optimal dibanding dengan metode EDD dan kondisi existing dengan urutan jadwal pada mesin ERW adalah Job 1-Job 2-Job 3-Job 5-Job 4-Job 6-Job 7-Job 8-Job 9.
PROSES PEMBUATAN DAN ANALISIS KELAYAKAN BIAYA PRODUKSI PRODUK STANG MOTOR Zafar Sodik; Evi Febianti; Ade Irman Saeful M
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol.5 No.3 November 2017
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.252 KB)

Abstract

Di masa sekarang sektor industri rumahan semakin berkembang sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan membuat presentase pengangguran semakin berkurang, maka dari itulah harus ditanamkan budaya wirausaha pada jiwa personalnya, khususnya pada mahasiswa. Karena banyak mahasiswa yang berfikiran hanya ingin bekerja pada instansi unggulan namun karna banyaknya persaingan sehiyang menyebabkan pengangguran. Dari itulah peneliti berusaha membuat produk Stang . Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Untirta adalah sebuah laboratorium yang mempunyai kelengkapan proses produksinya yaitu dari kelengkapan mesin yang menunjang proses produksi. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin membuat suatu produk yang bernilai jual, sehingga dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada mahasiswa.Waktu baku adalah waktu normal yang diperlukan operator untuk menyelesaikan pekerjaannya yang ditambahkan dengan  kelonggaran (allowance) , dan Mettode BEP adalah metode yang digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya.Hasil penelitian menunjukan waktu baku untuk setiap proses yaitu, adalah untuk proses Pengukuran didapatkan waktu siklus sebesar 14,30 detik , proses pemotongan didapatkan waktu siklus sebesar 19,66 detik , proses penghalusan didapatkan waktu siklus sebesar 25,40 detik , proses pembendingan didapatkan waktu siklus sebesar 43,75 detik dan proses finishing  didapatkan waktu siklus sebesar 37,00 detik. Dan Dari hasil uji kelayakan didapatkan haraga harga pokok produksi untuk Stang Motor sebesar  Rp 37.000,-/(HasilPembulatan) produk dengan keuntungan 50 %. Dan di dapatkan bahwa payback periode usaha ini adalah pada bulan ke-3 2,0471 (57 hari).Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai IRR pada bulan ke-11 yaitu 49 %. Nilai tersebut lebih besar dari pada suku bunga bank yaitu sebesar 7 – 9 % (Sumber Bank Indonesia). Hal ini dapat dikatakan usaha layak untuk diinvestasikan
Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. KS) Ekobuono Jati Widodo; Lely Herlina; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 2 Juli 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.591 KB)

Abstract

PT. KS (Krakatau Steel. Tbk) bergerak dalam bidang proses produksi baja. Salah satu divisi PT. KS adalah CRM (Cold Rolling Mill) yang memproduksi baja lembar dingin berupa coil. Penelitian ini mencakup proses produksi pada output produk mill CPL (Continuous Pickling Line) berupa HRPO (Hot Roll Pickle Oil) yang termasuk dalam kategori produk coil unggulan PT. KS. Namun pada kenyataannya, masih terdapat ketidak-efisienan dalam proses produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbandingan nilai PCE (Process Cycle Efficiency) setelah dilakukan identifikasi waste dan reduksi sub-sub aktivitas yang menyebabkan produksi belum optimal pada divisi CRM serta merancang pemodelan simulasi sistem untuk melihat perbandingan hasil output rata-rata unit dari simulasi antara kondisi eksisting dan usulan yang dipilih. Metode yang digunakan untuk mengatasi waste yaitu dengan lean manufacturing yang diantaranya terdapat 7 macam pemborosan yaitu overproduction, transportation waste, waiting, over processing waste, inventory, motion waste, dan defect product waste. Setelah dilakukan identifikasi terhadap seven waste, lalu dilakukanlah pemetaan untuk mengetahui tools yang tepat dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools (VALSAT). Berdasarkan perhitungan waste workshop didapatkan persentase waste yang terjadi yaitu transportation waste sebesar 22,86 %, inventory sebesar 20%, motion waste sebesar 19,05% , defect product waste sebesar 17,14% , over processing waste sebesar 12,38 %, waiting sebesar 8.57%, dan overproduction yaitu sebesar 0%. Total waktu lead time process saat produksi HRPO sebesar 975, untuk mengurangi waktu lead time perlu dirancang perbaikan dengan menggunakan tools Process Activity Mapping, Big Picture Mapping, Simulation System, serta melihat perbandingan antara kondisi eksisting dan usulan terbaik dengan Process Cycle Efficiency. Setelah itu dirancanglah model simulasi dari usulan perbaikannya. Berdasarkan rekapitulasi Process Cycle Efficiency didapatkan peningkatan waktu produksi dari 68% menjadi 72%. Usulan simulasi model ke-2 menjadi usulan perbaikan yang dipilih untuk mengoptimalkan output HRPO dari 145 unit menjadi 164 unit. Dengan demikian terdapat peningkatan 19 unit produk HRPO dalam 1 shift kerja.
Perencanaan Ulang dan Pengendalian Produk Heat Exchanger Menggunakan Metode Critical Path Method dan Penunjang Microsoft Project Di PT. Marvin Mas Teknik Kesuma Adi Jaya; Nurul Ummi; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 5 NO. 2 JULI 2017
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.614 KB)

Abstract

Setiap perusahaan baik perusahaan persero maupun perseorangan tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba seoptimum mungkin dari usaha yang bersangkutan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditentukan. unsur yang tidak kalah penting dari berhasilnya suatu pengiriman bahan baku, dan yang lebih utama adalah menciptakan rasa puas bagi pemesan baik kulitas, biaya atau waktunya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang merupakan aktivitas kritis pada proses pengerjaan proyek Heat Exchanger pesanan PT. XYZ dan berapa biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek Heat Exchanger dengan durasi pengerjaan awal dan percepatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode CPM dan peneliti menggunakan aplikasi software Microsoft Project sebagai penunjangnya. CPM adalah merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Microsoft Proyek dirancang untuk membantu manajer proyek dalam mengembangkan rencana, menetapkan sumber daya untuk tugas-tugas, pelacakan kemajuan, mengelola anggaran dan menganalisis beban kerja. Aktivitas kritis dengan menggunakan metode CPM dan Software Ms. Project 2007 adalah 17 aktivitas dalam waktu 65 hari. Biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek Heat Exchanger untuk kondisi awal yaitu sebesar Rp 108.623.550, sedangkan untuk kondisi percepatan ditambah dengan biaya lembur tenaga kerja yaitu sebesar Rp 130.851.210.
Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage Irfan Hadi Permana; Muhammad Adha Ilhami; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 4 Oktober 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.445 KB)

Abstract

PT. ABC merupakan salah satu perusahaan baja yang memproduksi beberapa jenis produk baja yaitu baja tulangan dan baja profil yang masing-masing memiliki tipe produk yang berbeda-beda. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. ABC adalah perusahaan tidak memiliki pengaturan mengenai tata letak produk  jadi. Saat ini untuk mengatur posisi penyimpanan dan penyusunan produk-produk tersebut, akibatnya pola penyimpanan dan penyusunan dilakukan secara acak bergantung pada posisi gudang yang kosong. Akibatnya waktu angkut menjadi lebih lama (ada proses mencari) dan terjadi penumpukan produk yang berlebihan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menghitung total jarak material handling pada kondisi saat ini, menghitung total jarak material handling pada kondisi usulan 1 (penerapan dedicated tanpa perubahan penempatan blok) dan usulan 2 (penerapan dedicated dengan dilakukan perubahan penempatan blok), menghitung penurunan total jarak material handling yang terjadi jika metode dedicated storage diterapkan. Oleh karena itu untuk dapat menjawab tujuan dari penelitian tersebut perlu dilakukan penerapan metode dedicated storage.Metode dedicated storage ini merupakan metode tata letak penyimpanan produk berdasarkan banyaknya aktivitaskeluar masuk produk di gudang dengan jarak tempuh terpendek terhadap I/Opoint (throughput). Dengan adanya rancangan penyusunan penerapan dedicated storage ini diharapkan produk yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap untuk memudahkan operator dalam menyimpan dan mengambil produk sehingga aliran produk menjadi lancar dan pemakaian area penyimpanan (space requirement) menjadi lebih optimal. Hasil dari penerapan dedicated untuk usulan 1 sebesar 877.779 m jarak ini memiliki selisih sebesar 305.562 m dari jarak kondisi exsisting yaitu 1.183.341 m dengan persentasi penurunan jarak 25,82 %, sedangkan untuk jarak usulan 2 didapatkan total jarak sebesar 772.486 m dari jarak kondisi exsisting dengan persentasi penurunan jarak 34,72 %. Angka ini menunjukkan total perjalanan yang diperlukan material handling untuk menyimpan dan mengirim produk yang ada di gudang.
Analisis Penjadwalan Pembuatan MVR Evaporator Shelter Dengan Metode CPM Dan PERT Di PT. Solen Putra Indra Alfian; Evi Febianti; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 3 November 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.238 KB)

Abstract

Saat dunia bisnis semakin berkembang, persaingan perusahaan yang bergerak dibidang proyek jasa konstruksi semakin ketat. Perusahaan harus bisa seefektif mungkin dalam penggunaan waktu di setiap kegiatan atau aktivitas, sehingga biaya yang ditimbulkan dapat diminimasikan dari rencana semula yang berdampak pada meningkatnya kepuasaan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal dan percepatan serta menghitung persentase pencapaian pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode CPM dan PERT. CPM adalah metode lintasan kritis yang memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka. PERT adalah teknik merekayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu tertentu. Aktivitas kritis dengan menggunakan metode CPM dan Software Ms. Project 2007 adalah 19 aktivitas dalam waktu 76 hari. Biaya yang ditimbulkan untuk kondisi awal yaitu sebesar Rp 809.925.570, sedangkan untuk kondisi percepatan ditambah dengan biaya lembur tenaga kerja yaitu sebesar Rp 839.224.885. Nilai persentase pencapaian pekerjaan dalam waktu 63 hari kalender diperoleh dari nilai Z 5,258 dengan nilai tabel distribusi normal sebesar 0,99993 sehingga nilai presentase 99,993% yang berarti bahwa proyek dalam kondisi percepatan tersebut dikatakan dapat dicapai.
Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi; Lely Herlina; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 2 Juli 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.426 KB)

Abstract

PT. Surya Toto Indonesia, Tbk merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam industri keramik dimana proses produksi closet tipe CW 660J terdapat beberapa pemborosan atau aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah (value added) dalam proses input menjadi output sepanjang value stream, diantaranya adalah masih terdapat aktivitas yang memerlukan waktu proses yang cukup lama dalam melakukan proses produksi. Untuk meningkatkan produktifitas perusahaan terlebih dahulu diketahui kegiatan yang memberikan nilai tambah (value added) dan tidak memberikan nilai tambah (non value added). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pemborosan yang paling dominan, cara  untuk mengatasi pemborosan, dan mengetahui berapa besar produktivitas yang didapatkan dari hasil usulan perbaikan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode lean. Pendekatan lean bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (waste elimination). Pemborosan diidentifikasi dengan seven waste, kemudian dilakukan pemetaan secara detail agar diperoleh tools yang tepat dalam pemetaan aliran proses dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools (VALSAT). Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui jenis pemborosan (waste) yang paling dominan, yaitu didapatkan bahwa transportasi merupakan waste yang paling besar, setelah itu dilakukan usulan perbaikan dengan menggunakan metode 5W+1H. Berdasarkan hasil perhitungan valsat didapatkan total nilai keseluruhan dan tipe mapping tools Process Activity Mapping dipilih karena memiliki nilai yang paling tinggi. Pada saat process activity mapping current state aktivitas value added sebesar 81,24%, non value added sebesar 5,03%, dan necessary non value added sebesar 13,74% dengan lead time 895,5 menit. Setelah dilakukan  usulan perbaikan yaitu dengan dibuatnya mesin conveyor dan memberikan alas pada mesin loader, maka didapatkan hasil peningkatan persentase value added menjadi 87,33% penurunan pada  non value added menjadi 3%, dan necessary non value added menjadi 9,66% dengan lead time 833 menit.