Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengamanan Laptop Menggunakan Pengenalan Wajah Berbasis Triangle Face Miftah, Muhammad; Aripin, Aripin
Journal of Applied Intelligent System Vol 1, No 1 (2015): Februari 2015 (Hal. 1-69)
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keamanan laptop merupakan bagian dari sebuah sistem yang sangat penting untuk menjaga validitas data-data dan sumber informasi yang berada di dalam sebuah laptop, termasuk data pribadi, data instansi, data organisasi ataupun data perusahaan. Apabila sebuah informasi tersebut jatuh dan di akses oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab maka akan berakibat fatal. Sebagai tempat penyimpanan data dan informasi yang penting maka laptop perlu mempunyai sistem keamanan yang baik dan handal. Melihat masalah-masalah yang telah dijabarkan maka dalam penelitian ini akan dibangun sistem keamanan menggunakan teknologi biometrik. Dalam penelitian ini dipilih biomerika wajah, karena wajah termasuk dalam sistem biometrik yang mempunyai tingkat keakurasian 90% pada penelitian sebelumnya untuk digunakan dalam sistem keamanan, verifikasi data dan juga catatan seseorang dalam sebuah organisasi. Namun akan digunakan suatu metode untuk mengenali wajah seseorang yaitu Metode Triangle Face, Metode ini merupakan suatu metode untuk pengenalan wajah dengan cara mengukur jarak antar fitur wajah yaitu mata kanan, mata kiri, hidung dan mulut yang membentuk garis segitiga. Berdasarkan pengujian sistem yang telah dilakukan, ternyata sistem pengenalan wajah menggunakan metode Triangle Face ini memiliki tingkat keakuratan 93,3% , kesalahan posistif 6,7% dan kesalahan negatif 0% sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem ini cukup aman untuk diaplikasikan dalam  pengaksesan laptop. Kata kunci— Keamanan Laptop, Pengenalan Wajah, Triangle Face, Laptop.
Meningkatkan Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Melalui sanksi Berjenjang pada Siswa Kelas III SD Aripin, Aripin
Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan Vol. 2 Special Issues (Maret) 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan REKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab siswa. Langkah penelitian ini adalah mulai dari perencanaan, observasi sebelum pelaksanaan, penelitian, observasi pada saat  pelaksanaan penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II dan dilakukan pengolahan data secara diskriptif komperatif serta diadakan refleksi dari masing masing siklus. Diperoleh hasil pada siklus I bahwa katagori tingkat disiplin siswa nilainya masih rendah yaitu nilai cukup. Sedangkan pada katagori rasa tanggung jawab siswa mencapai nilai cukup yaitu rata rata nilainya 6,7. namun pada  poin mengerjakan tugas rumah dengan nilai  D yaitu 5,4. Pada siklus II hasilnya tingkat disiplin siswa mencapai nilai rata rata 8,6 (katagori sangat baik). Tingkat tanggung jawab siswa mencapai nilai 8,5 (sangat baik). Pada katagori mengerjakan tugas rumah yang hanya  mampu mencapai nilai pada katagori cukup yaitu dengan nilai  rata rata 6,7. Disimpulkan terjadinya peningkatan tingkat disiplin dan tanggung jawab siswa dari siklus I sampai siklus ke II karena dilakukan perbaikan pada teknik dalam memberikan sanksi berjenjang secara bervariasi, pembinaan dengan kontinu serta motivasi kepada siswa.
PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT Ratnasari, Yanti; Aripin, Aripin; Suhara, Alfa Mitri
Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 2, No 4 (2019): VOLUME 2 NOMOR 4, Juli 2019
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.262 KB) | DOI: 10.22460/p.v2i4p%p.3012

Abstract

This research was motivated by the difficulties experienced by students in writing, including writing anecdotal texts. Students still find it difficult to develop ideas and ideas to create humor in the text. The problem in this study is how to use the STAD method for learning to write an anecdotal text? Is there a difference in the ability to write anecdotal text before and after using the STAD method? This study was held to determine the use of the STAD method in learning to write anecdotal texts. Knowing the results of student writing for learning to write anecdotal texts that apply the STAD method. The use of research design is one group pretest-posttest. The sample that the author examined was class X with a total of 25 students. Data collection techniques used in this study were in the form of tests either at the beginning (pretest) or at the end (posttest). According to the data presented, the average results obtained before using the learning method amounted to 43.96 and after using the method, the final average score (posttest) was obtained at 67.44. The result of anecdotal text writing ability increased to 23.48 points. Based on the results of the normality test of 0.200> 0.05 stated normal distribution, the results of the homogeneity test of 0.48> 0.05 have a homogeneous variance, and the results of the t-test sig (2-tailed) of 0,000 <0,05 stated that the hypothesis is accepted.
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA Aripin, Aripin; Aswari, Muslim; Amza, Andi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2019: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 03 MEI 2019
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.35 KB)

Abstract

The purpose of this study was to find out and analyze the learning difficulties experienced by students in the learning process at MTs Negeri 1 Palembang, in this study using a type of qualitative research by analyzing the management functions of counseling guidance services that had been applied at MTs Negeri 1 Palembang. The results of this study indicate that the form of learning difficulties experienced by students at MTs Negeri 1 Palembang. Learning difficulties in the form of learning disorder have never happened in the 2018-2019 school year. Factors that Become the Cause of Students Learning Difficulties at MTs Negeri 1 Palembang.Case of learning disorder. Evaluation is carried out through collaboration with the student's homeroom teacher, by means of intense communication related to the development of children who have learning difficulties.
IDENTIFIKASI SEBARAN ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET Aripin, Aripin; Ivansyah, Okto; Sampurno, Joko
Physics Communication Vol 1, No 1 (2017): February 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.981 KB) | DOI: 10.15294/physcomm.v1i1.8999

Abstract

The distribution of magnetic anomalies in Sambas Sea has been investigated using the Magnetic method. The raw data, which acquired, have been corrected using IGRF data and tie-line leveling to obtain the local magnetic field distribution. Then, from the corrected data obtained four anomalous zones. Next, a slice that lying on the anomalous zones (line AB, CD, EF, and GH) was made to obtain the subsurface structures which obtain using inversion method. The results show that the presence of magnetic anomalies at the lines AB, EF and GH (with susceptibility values between 1.2 to 19.2) due to the magnetite rock at the subsurface. Moreover, The presence of magnetic anomalies at the line CD (with susceptibility values of 0.3 to 3.5) is caused by ilmenite rock. The correlation coefficients between the observation data and calculated data for all lines are between 0.98 to 0.99.
Proses Berpikir Kritis dan Kesalahan Peserta Didik Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian Dominance-Influence Herlinda, Mega; Aripin, Aripin; Siregar, Nurfadilah
Mathline : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 5 No 2 (2020): Mathline
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/mathline.v5i2.161

Abstract

Proses berpikir kritis dan kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh kepribadian yang dimiliki setiap individu. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari empat subjek dengan tipe kepribadian yang berbeda di antaranya dua subjek dengan kepribadian dominance dan dua subjek dengan kepribadian influence. Analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Peserta didik dengan kepribadian dominance salah satun subjeknya belum memenuhi semua indikator tahapan proses berpikir kritis yaitu pada tahap klarifikasi, tahap asesmen, tahap inferensi, sedangkan pada tahap strategi kedua subjek belum memenuhi indikator proses berpikir kritis. Selain itu, pada saat memecahkan masalah peserta didik dominance melakukan kesalahan di antaranya kesalahan memahami masalah, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban. 2) Peserta didik dengan kepribadian influence memenuhi semua indikator proses berpikir kritis, namun pada saat memecahkan masalah peserta didik influence melakukan kesalahan di antaranya kesalahan keterampilan proses dan kesalahan penulisan jawaban. Jadi, diantara kedua kepribadian tersebut yang melalui semua tahapan proses berpikir kritis dan melakukan sedikit kesalahan sebesar 33,3 % dari tahapan yang seharusnya dalam memecahkan masalah yaitu peserta didik dengan kepribadian influence.
Studi Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematis Ditinjau dari Kemandirian Belajar dan Tipe Kepribadian (Guardian) Rachmasari, Sri; Aripin, Aripin; Wistama, Sri Tirto Mada
PYTHAGORAS : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021): PYTHAGORAS: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN, BATAM, INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.227 KB) | DOI: 10.33373/pythagoras.v10i1.2946

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah matematis ditinjau dari kemandirian belajar dan tipe kepribadian (guardian) menurut Keirsey. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian eksplorasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode think aloud. Subjek penelitian diambil dari siswa kelas X SMK Negeri Bantarkalong tahun ajaran 2020/2021. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Siswa dengan tipe kepribadian guardian, pada fase contemplating siswa tidak dapat memeriksa kembali, karena merasa sudah yakin bahwa jawaban yang diperoleh sudah tepat. Siswa dalam membahas sesuatu hal tentang realitas dan menulis secara faktual menggunakan kata-kata, menyukai pembahasan yang berkaitan sesuatu yang nyata memang ada di sekitar mereka.  Selanjutnya, Siswa tipe kepribadian guardian, dengan tingkat kemandirian tinggi mampu melewati fase-fase proses berpikir reflektif matematis dengan sangat baik dan konsisten, siswa memiliki inisiatif dan motivasi tinggi, percaya diri dan rasa tanggung jawab tinggi, namun siswa tingkat kemandirian belajar sedang cukup mampu melewati fase-fase proses berpikir reflektif matematis, dibandingkan siswa tingkat kemandirian belajar rendah. Siswa tidak mampu mengerjakan soal yang diberikan sesuai dengan fase-fase proses berpikir reflektif matematisKata kunci: Berpikir reflektif, Pemecahan masalah, Kemandirian belajar, tipe kepribadian (guardian) Abstract. This study proposes to describe students' reflective thinking processes in solving mathematical problems in terms of learning independence and personality type (guardian) according to Keirsey. This research method is qualitative research with exploratory research methods—data collection techniques using the think-aloud method. The research subjects were taken from class X students of SMK Negeri Bantarkalong in the 2020/2021 academic year. The data analysis technique used was data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that students with the guardian personality type, in the contemplating phase, could not check again, because they felt sure that the answer they got was correct in discussing things about reality and writing factually using words, students like discussions that are related to something real that is around them. Furthermore, Guardian personality type students, with a high level of independence can pass through the phases of the mathematical reflective thinking process very well and consistently; students have high initiative and motivation, are confident and have a high sense of responsibility. However, students with a moderate level of learning independence can pass through phases of the mathematical reflective thinking process, compared to students with low learning independence levels. Students are not able to do the questions given according to the phases of the mathematical reflective thinking processKeywords: Reflective thinking, Problem solving, Independent learning, personality type (guardian)
Sequential Model for Mapping Compound Emotions in Indonesian Sentences - Aripin; Wisnu Agastya; Hanny Haryanto
Journal of Applied Intelligent System Vol 5, No 1 (2020): Journal of Applied Intelligent System
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro and IndoCEISS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/jais.v5i1.4264

Abstract

This research proposes mapping Indonesian sentences with single and multiple structures into emotion classes based on a multi-label classification process. The result of this research can apply in various fields, including the development of facial expressions in virtual character animation. Applications in other fields are facial expression analysis, human-computer interaction systems, and other virtual facial character system applications. In previous research, the classification process used for emotion mapping was usually based only on the frequency of occurrence of adjectives. The resulting emotion classes are less representative of sentence semantics. In this research, the proposed sequential model can take into account the semantics of the sentence so that the results of the classification process are more natural and representative of the semantics of the sentence. The method used for the emotion mapping process is multi-label text classification with continuous values between 0-1. This research produces the tolerant-method that utilizes the error value to deliver accuracy in the model evaluation process. The tolerant-method converts the predicted-label, which has an error value less than or equal to the error-tolerant value, to the actual-label for better accuracy. The model used in the classification process is a sequential model, including one-dimensional Convolution Neural Networks (CNN) and bidirectional Long Short-Term Memory (LSTM). The CNN model generates feature maps of each input in a partial way. Meanwhile, bidirectional LSTM captures information from input data in two directions. Experiments were performed using test data on Indonesian sentences. Based on the experimental results, bidirectional LSTM can produce an accuracy of 91% in the 8: 2 data portion and error-tolerant of 0.09.Keywords : Sequential Model, Mapping Compound Emotions, Sentence Semantics, Indonesian Sentences
Pengamanan Laptop Menggunakan Pengenalan Wajah Berbasis Triangle Face Muhammad Miftah; - Aripin
Journal of Applied Intelligent System Vol 1, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro and IndoCEISS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/jais.v1i1.1031

Abstract

Kemanan laptop merupakan bagian dari sebuah sistem yang sangat penting untuk menjaga validitas data-data dan sumber informasi yang berada di dalam sebuah laptop, termasuk data pribadi, data instansi, data organisasi ataupun data perusahaan. Apabila sebuah informasi tersebut jatuh dan di akses oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab maka akan berakibat fatal. Sebagai tempat penyimpanan data dan informasi yang penting maka laptop perlu mempunyai sistem keamanan yang baik dan handal. Melihat masalah-masalah yang telah dijabarkan maka dalam penelitian ini akan dibangun sistem keamanan menggunakan teknologi biometrik. Dalam penelitian ini dipilih biomerika wajah, karena wajah termasuk dalam sistem biometrik yang mempunyai tingkat keakurasian 90% pada penelitian sebelumnya untuk digunakan dalam sistem keamanan, verifikasi data dan juga catatan seseorang dalam sebuah organisasi. Namun akan digunakan suatu metode untuk mengenali wajah seseorang yaitu Metode Triangle Face, Metode ini merupakan suatu metode untuk pengenalan wajah dengan cara mengukur jarak antar fitur wajah yaitu mata kanan, mata kiri, hidung dan mulut yang membentuk garis segitiga. Berdasarkan pengujian sistem yang telah dilakukan, ternyata sistem pengenalan wajah menggunakan metode Triangle Face ini memiliki tingkat keakuratan 93,3% , kesalahan posistif 6,7% dan kesalahan negatif 0% sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem ini cukup aman untuk diaplikasikan dalam  pengaksesan laptop. Kata kunci— Keamanan Laptop, Pengenalan Wajah, Triangle Face, Laptop.
Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Melalui Perancangan Game Simulasi "Warungku" Toto Haryadi; Aripin Aripin
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol 1, No 02 (2015): August 2015
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v1i02.963

Abstract

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia guna menjalani hidup agar selaras dengan tujuan dan cita-cita. Pintu gerbang awal untuk memperoleh pendidikan dimulai dari sekolah dasar, sebagai institusi formal yang berkewajiban membekali anak dengan multi intelegensi sesuai dengan kurikulum yang dibakukan. Semakin maju dan kompleksnya dunia pendidikan khususnya tingkat sekolah dasar (SD), telah menciptakan paradigma bahwa keberhasilan anak hanya ditentukan secara akademis yang diukur melalui kecerdasan kognitif berdasarkan angka rapor maupun hasil tes Intelligence Quotient (IQ). Padahal, dalam kehidupan sehari-hari anak juga perlu mengembangkan kecerdasan afektif dan psikomotorik, guna mengimbangi kemampuan anak dalam memahami sesuatu secara teori dan praktik. Salah satu cara untuk mengembangkan kecerdasan afektif dan psikomotorik anak tanpa meninggalkan kemampuan kognitif yaitu melalui kegiatan bermain, atau juga bisa diwujudkan dalam bentuk permainan (baik tradisional maupun digital). Kemajuan teknologi yang ditunjukkan dengan maraknya perangkat digital khususnya komputer, laptop, komputer tablet, hingga smartphone, bisa dimanfaatkan untuk mengeksplorasi tiga kecerdasan di atas. Tanpa harus berkutat di institusi pendidikan formal, orang tua maupun guru bisa membuat media yang mengajak anak belajar sambil bermain. Dengan memanfaatkan konten lokal berupa makanan khas Jawa Tengah, game “Warungku” bisa menjadi salah satu media alternatif guna melatih kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kata Kunci: kecerdasan, kognitif, afektif, psikomotorik, game simulasi