ABSTRAK Penurunan produksi komoditas teh di wilayah Sagalaherang, Kabupaten Subang, telah terjadi sejak tahun 2007. Penurunan produksi ini disebabkan oleh semakin berkurangnya ketersediaan lahan untuk budidaya teh akibat konversi lahan perkebunan menjadi pemukiman, diversifikasi komoditas menjadi kelapa sawit. Ketersediaan dan kualitas lahan merupakan salah aspek penting dalam pengembangan komoditas teh guna meningkatkan produksi teh di masa datang. Oleh karena itu diperlukan studi untuk menilai kondisi lahan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kesesuaian lahan untuk komoditas teh di wilayah Sagalaherang. Kegiatan studi dimulai dengan penyusunan peta dasar, yaitu berupa peta-peta tanah, geomorfologi, topografi, dan geologi pada skala 1 : 100.000. Survei tanah dilakukan dengan pengambilan contoh tanah untuk analisa sifat kimia dan fisika tanah di laboratorium. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan cara mencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan dengan teknik tumpang tindih (overlay). Hasil studi didapatkan bahwa di wilayah studi memiliki 4 ordo tanah, yaitu Inceptisols, Andisols, Ultisols dan Entisols dengan 8 sub grup. Nilai kelas kesesuaian lahan untuk komoditas teh diperoleh kelas S1 dengan luas 6,44 km2, kelas S2 dengan faktor pembatas lereng seluas 45,94 km2, kelas S3 dengan faktor pembatas lereng dan ketersediaan air seluas 38,50 km2 dan kelas N dengan faktor pembatas ketersediaan air dan nutrisi, kondisi drainase dan lereng seluas 32,98 km2. Berdasarkan penilaian kondisi lingkungannya, wilayah Sagalaherang secara umum memiliki kondisi lahan yang sesuai untuk komoditas teh. Oleh karena itu kegiatan alih fungsi atau konversi lahan baik berubah ke lahan pemukiman maupun beralih komoditas ke sawit perlu dibatasi, sehingga produksi teh dapat kembali meningkat dan menjadi komoditas utama di wilayah Sagalaherang.