Beberapa intelektual dan peneliti menyimpulkan bahwa faktor pemicu terorisme adalah ideologi atau agama. Dalam hal ini gerakan Islam radikal seringkali dituduh sebagai pemicu dan pelaku berbagai aksi teror tersebut. Memang harus diakui, bahwa ideologi agama sedikit banyak berpengaruh terhadap munculnya aksi radikalisme. Teks-teks agama yang ditafsirkan secara atomistik, parsial-monolitik (monolithic-partial) akan menimbulkan pandangan yang sempit dalam beragama. Kebenaran agama menjadi barang komoditi yang dapat dimonopoli. Ayat-ayat suci dijadikan justifikasi untuk melakukan tindakan radikal dan kekerasan dengan alasan untuk menegakkan kalimat Tuhan di muka bumi ini. Aksi radikalisme inilah yang sering mengarah kearah aksi teror. Oleh karena itu perlu ada dialog dalam masalah pemahaman agama.