Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FESTIVAL SAINS DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Gamaliel Septian Airlanda; Suciati Sudarisman
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sains khususnya biologi sangat penting perannya dalam mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Oleh karenanya, pengembangan biologi harus senantiasa diupayakan terutama sesuai dengan hakikat pembelajarannya kearah pengembangan kemampuan berpikir (mind on), ketrampilan (hands on), serta sikap ilmiah (heart on). Namun, pembelajaran biologi di sekolah cenderung belum seperti yang diharapkan. Pembelajaran biologi cenderung berorientasi pada produk (materi), sehingga kurang mengembangkan ketrampilan proses siswa akibatnya siswa menjadi pasif, membosankan, dan akhirnya siswa menjadi kurang berminat untuk mempelajarinya. Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya-upaya inovatif agar pembelajaran biologi dapat lebih memberi peluang bagi siswa untuk dapat melakukan keterampilan proses sains secara bebas.Festival Sains dalam pembelajaran biologi merupakan suatu acara publik yang menampilkan karya nyata dan unjuk kerja siswa khususnya dalam bidang biologi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengaplikasikan produk sains (konsep-konsep biologi), proses sains (ketrampilan proses sains), serta sikap ilmiah. Melalui kegiatan Festival Sains diharapkan dapat mengembangkan berbagai aspek seperti: kemandirian, menghasilkan dan mengkomunikasikan karya nyata. Dengan demikian, melalui kegiatan Festival Sains Biologi diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan dalam pembelajaran biologi. Meski kegiatan Festival Sains dalam pembelajaran biologi sangat menarik, tetapi perlu kesiapan serta penyesuaian baik dari siswa maupun guru karena kegiatan tersebut relatif baru terutama bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Berangkat dari uraian di atas serta dalam rangka meningkatkan ketrampilan proses sains siswa maka gagasan tentang kegiatan Festival Sains Dalam Pembelajaran Biologi menjadi fokus pada paparan makalah ini. Kata kunci : Ketrampilan Proses Sains, Festival Sains Biologi
PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBM MENGGUNAKAN LK TERBIMBING DAN LK BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KPS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS Erminingsih Erminingsih; Suciati Sudarisman; Suparmi Suparmi
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan menggunakan LK terbimbing dengan LK bebas termodifikasi, KPS, kemampuan berpikir analitis dan interaksinya terhadap prestasi belajar peserta didik. Menggunakan metode eksperimen desain anava tiga jalan 2 x 2 x 2, data diolah menggunakan bantuan Software SPSS 18. Subjek penelitian peserta didik kelas VIII, SMPN I Kapas, Kab. Bojonegoro Jawa Timur semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian didapatkan; 1) ada pengaruh penggunaan LK terbimbing dengan LK bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar; 2) ada pengaruh keterampilan proses sains terhadap prestasi belajar; 3) ada pengaruh antara kemampuan berpikir analitis terhadap prestasi belajar;  4) ada interaksi antara penggunaan jenis LK (terbimbing dan bebas termodifikasi) dengan keterampilan proses sains terhadap prestasi belajar; 5) tidak ada interaksi antara penggunaan jenis LK (terbimbing dan bebas termodifikasi) dengan kemampuan berpikir analitis terhadap prestasi belajar;  6) ada interaksi antara keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir analitis  terhadap prestasi belajar; 7) tidak ada interaksi antara penggunaan jenis LK dengan keterampilan proses sains  dan kemampuan berpikir analitis terhadap prestasi belajar.   Kata kunci:  Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), lembar kerja terbimbing, lembar kerja bebas termodifikasi, keterampilan proses sains, kemampuan berpikir analitis.
PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR Tri Wahyuni; Suciati Sudarisman
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA biologi di SMP Negeri 2 Tangen, Kabupaten Sragen. Pembelajaran yang cenderung bersifat deklaratif, menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menarik dan membosankan sehingga peserta didik menjadi pasif. Kondisi ini kurang sesuai dengan hakikat IPA dimana pembelajaran IPA seharusnya tidak hanya menekankan pada pemahaman konsep sebagai produk sains, tetapi juga dapat memberi kesempatan pada peserta didik agar dapat berinteraksi aktif melakukan keterampilan proses sains serta mengembangkan sikap ilmiah.                Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing dan tipe NHT terhadap hasil  belajar biologi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan  menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing dan tipe NHT. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Tangen, Kabupaten Sragen, semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. Data berupa nilai hasil belajar yang dijaring dengan menggunakan teknik tes serta sikap kooperatif yang diperoleh melalui penilaian ranah afektif yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.Hasil penelitian menunjukkan: 1) Secara umum penggunaan model pembelajaran kooperatif baik tipe Bamboo Dancing maupun tipe NHT dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik; 2) Hasil belajar peserta didik model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe NHT (75,32) lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing (68,38); 3) Penggunaan model pembelajaran kooperatif baik tipe Bamboo Dancing maupun tipe NHT dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup mendapat respon positif dari peserta didik. Kata kunci : Pembelajaran kooperatif, Bamboo Dancing, NHT, Hasil belajar
TUGAS RUMAH BERBASIS HOME SCIENCE PROCESS SKILL (HSPS) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI SAINS SISWA Suciati Sudarisman
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK  Sains merupakan ilmu dasar yang melandasi pengembangan teknologi (technological and scientific advancement), sehingga memiliki peran penting dalam mendorong laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh karenanya, sains harus terus dikembangkan dan dikenalkan baik secara formal melalui kegiatan pembelajaran di kelas maupun secara non-formal dalam kegiatan di luar kelas, agar terwujud masyarakat “melek sains” (science literacy) khususnya di kalangan siswa.Dalam konteks pembelajaran biologi di kelas, guru masih mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Keterbatasan waktu mendorong guru lebih berorientasi produk (tercapainya target kurikulum) daripada mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Akibatnya pembelajaran biologi dimaknai hanya sebatas transfer of knowledge berupa sekumpulan konsep-konsep yang harus dihafal, akibatnya siswa menjadi pasif, pembelajaran monoton, tidak menarik, dan membosankan. Belum optimalnya prestasi belajar, lemahnya penguasaan keterampilan sains, serta buruknya perilaku moral peserta didik, merupakan bukti bahwa pembelajaran biologi belum mengacu pada proses, produk, dan sikap ilmiah. Kondisi ini perlu segera dicari solusinya jika tak ingin pembelajaran biologi kehilangan ruhnya sebagai sains yang seharusnya dikembangkan sesuai dengan hakikatnya yakni pembelajaran berbasis hands on, minds on, dan hearts on activities sesuai yang diamanahkan dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.    Home Science Process Skill adalah keterampilan proses sains berbasis kehidupan sehari-hari (daily life) yang dapat dilakukan oleh peserta didik di rumah secara terbimbing. Menurut (Debbye Vitti & Angie Torres, 2006) proses sains dapat terjadi secara spontan dan alami dalam situasi dan kondisi apapun, dengan demikian keterampilan proses sains dapat dilatihkan melalui kegiatan sehari-hari dalam bentuk tugas rumah secara terstruktur. Melalui optimalisasi tugas rumah berbasis Home Science Process Skill diharapkan selain dapat meningkatkan literasi sains siswa, sekaligus merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi hambatan guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains terkait dengan terbatasnya waktu pembelajaran di kelas.  Berangkat dari hal tersebut, maka paparan yang berjudul:“TUGAS RUMAH BERBASIS HOME SCIENCE PROCESS SKILL (HSPS) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI SAINS SISWA” menjadi fokus dalam makalah ini.  Kata kunci : Home Science Process Skill, literasi sains.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED INQUIRY LABORATORY (GIL) UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DIMENSI KONTEN Ita Widya Yanti; Suciati Sudarisman; Maridi Maridi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 2 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i2.9486

Abstract

Penelitian bertujuan untuk:1) mengetahui karakteristik modul berbasis GIL; 2) menguji kelayakan modul pembelajaran berbasis GIL; dan 3) menguji keefektivan modul berbasis GIL untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan. Penelitian menggunakan model prosedur Research And Development (R & D) mengacu pada model Borg and Gall (1983) yang dimodifikasi. Subjek pengembangan meliputi responden uji lapangan awal berjumlah 4 validator dan 2 praktisi, responden uji skala kecil berjumlah 10 peserta didik. Responden uji lapangan terbatas berjumlah 50 peserta didik yang terdiri atas 2 kelas mengunakan modul yaitu 25 peserta didik kelas XI MIA 1 dan 25 peserta didik kelas XI MIA 3. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar analisis, angket, lembar validasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan hasil belajar dianalisis dengan N-gain ternormalisasi untuk mengetahui keefektivan modul, Paired-sample t-test untuk mengetahui literasi sains dimensi konten sebelum dan setelah menggunakan modul berbasis GIL. Hasil penelitian diperoleh: 1) Modul berbasis GIL untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan dikembangkan sesuai dengan sintaks GIL (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi) dengan pendekatan saintifik; 2) Hasil pengembangan modul berbasis GIL dari validator ahli instrumen pembelajaran memperoleh kategori “baik” dengan persentase 85%, dan kategori “sangat baik” dari ahli keterbacaan dengan persentase 100%, ahli materi dengan persentase 92%, ahli penyajian modul dengan persentase 100%,  praktisi modul dengan persentase 100% serta responden uji skala kecil dengan persentase 87,38%, sehingga modul berbasis GIL layak digunakan di kelas XI; 3) Hasil keefektivan modul berbasis GIL pada materi Sistem Pencernaan terdapat kenaikan literasi sains dimensi konten setelah mengunakan modul berbasis GIL, sehingga modul efektif dalam meningkatkan literasi sains dimensi konten. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa karakteristik modul berbasis GIL sesuai sintaks GIL (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi) dengan pendekatan sainstifik, layak, dan efektif untuk meningkatkan untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan kelas XI.
PENGEMBANGAN MODEL INTEGRATING SOCIETY, SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND COLLABORATIVE MIND MAPPING (ISSETCM2) UNTUK MEMBERDAYAKAN LITERASI LINGKUNGAN Ari Maryani; Suciati Sudarisman; Sugiyarto Sugiyarto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i1.17278

Abstract

Model Integrating Society, Science, Environment, Technology And Collaborative Mind Mapping (ISSETCM2) merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan SETS dan teknik CM2. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui karakteristik model pembelajaran ISSETCM2 ditinjau dari aspek budaya untuk memberdayakan literasi lingkungan; 2) mengetahui kelayakan model pembelajaran ISSETCM2 ditinjau dari aspek budaya untuk memberdayakan literasi lingkungan; 3) menguji keefektifan produk model ISSETCM2 ditinjau dari aspek budaya untuk memberdayakan literasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode research and development (R&D) yang mengadaptasikan model Borg & Gall yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) pengembangan produk awal; 4) uji coba awal; 5) revisi tahap I; 6) uji coba lapangan terbatas; 7) revisi tahap II; 8) uji coba lapangan operasional; 9) revisi tahap III; 10) diseminasi atau penyebaran. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif menggunakan uji paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik model ISSETCM2 adalah membuat hubungan keterkaitan antara unsur dalam SETS dan budaya dengan menggunakan CM2. Produk model pembelajaran ISSETCM2 layak digunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan penilaian ahli dan praktisi pembelajaran dan dapat memberdayakan literasi lingkungan siswa. Peningkatan nilai tes literasi lingkungan dalam kategori “sedang” setelah diterapkan model pembelajaran ISSETCM2 dan terdapat perbedaan yang signfikan antara nilai tes literasi lingkungan pada kelas model dan kelas kontrol yaitu rerata nilai postes kelas model lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan level sig 0,00 < 0,05
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS INQUIRY LESSON TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS Izzatin Kamala; Baskoro Adi Prayitno; Suciati Sudarisman
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i1.9610

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) prosedur pengembangan modul IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson tema Pencemaran Lingkungan; 2)  karakteristik modul IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson tema Pencemaran Lingkungan; 3) kelayakan modul IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson tema Pencemaran Lingkungan; 4) efektivitas modul IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson tema Pencemaran Lingkungan terhadap literasi sains. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan hasil modifikasi model penelitian pengembangan dari Borg & Gall yang telah dimodifikasi. Validasi desain produk dilakukan oleh ahli materi, ahli pendidikan, ahli media pembelajaran, ahli bahasa dan praktisi guru IPA. Subyek uji coba lapangan adalah 35 siswa kelas VII-B, subyek uji lapangan adalah 35 siswa yang diambil secara acak dari dua kelas yaitu VIIA dan VIIC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pengembangan IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson mengadaptasi kerangka modul dari Depdiknas 2008 yang terdiri dari bagian pembuka, inti dan bagian penutup.  Prosedur pengembangan menggunakan Borg & Gall yang telah dimodifikasi yang terdiri dari: penelitian dan pengumpulan data awal, perencanaan penelitian, pengembangan produk awal, uji coba awal, revisi hasil uji coba terbatas, uji coba lapangan, revisi hasil uji coba lapangan, uji lapangan, revisi produk akhir dan diseminasi; 2) Modul IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson tema Pencemaran Lingkungan mempunyai karakteristik model keterpaduan webbed, basis modul Inquiry Lesson, dan sesuai dengan Kurikulum 2013; 3) kelayakan modul sangat baik dengan penilaian ahli materi 88%, ahli pendidikan 100%, ahli media pembelajaran 83%, ahli bahasa 82%, praktisi 93%; 4) penerapan modul IPA Terpadu berbasis Inquiry Lesson pada kelas uji coba lapangan dan uji lapangan  secara signifikan dapat meningkatkan literasi sains siswa dengan rata-rata N-gain masing-masing sebesar 0,5 dan 0,62 pada kategori sedang. Uji korelasi gain literasi sains pada uji coba lapangan dengan uji lapangan memperoleh nilai korelasi sebesar 0,957 artinya hubungan korelasi literasi sains pada uji coba lapangan dan uji lapangan sangat kuat. Nilai p-value 0,000 < 0,05 artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara literasi sains siswa ketika siswa menggunakan modul pada uji coba lapangan dengan uji lapangan.
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIINTEGRASIKAN DENGAN PREDICT – OBSERVE – EXPLAIN (POE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN INFERENSI SISWA Dwi Wahyuni; Suciati Sudarisman; Sugiyarto Sugiyarto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i1.9544

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran model PBL, POE dan integrasi model PBL-POE terhadap prestasi belajar ditinjau dari kreativitas dan kemampuan inferensi.                Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 3x2x2. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling, masing-masing terdiri dari 32 siswa. Kelas eksperimen I diberi perlakuan menggunakan model PBL, kelas eksperimen II diberi perlakuan menggunakan model POE dan kelas eksperimen III diberi perlakuan menggunakan integrasi model PBL-POE. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk hasil belajar kognitif, angket untuk  hasil belajar afektif, psikomotor, kreativitas dan kemampuan inferensi. Uji hipotesis penelitian menggunakan Anova tiga jalan sel tidak sama dengan bantuan software SPSS 18.                         Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) ada pengaruh integrasi model PBL-POE terhadap prestasi belajar baik aspek kognitif, afektif, psikomotor; (2) ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar siswa; (3) tidak ada pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa; (4) tidak ada pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kreativitas kategori tinggi rendah terhadap prestasi belajar siswa; (5) ada pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kemampuan inferensi kategori tinggi rendah terhadap prestasi belajar siswa; (6) ada pengaruh interaksi antara kreativitas dan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada pengaruh integrasi model PBL-POE dengan kreativitas siswa dan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa.