Fetty Indriaty
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIFOTOOKSIDAN DAN KOMPOSISI FENOLIK DARI DAUN CENGKEH (Eugenia aromatic L.) Lumingkewas, Meiske; Manarisip, Jeanette; Indriaty, Fetty; Walangitan, Amelia; Mandei, Judith; Suryanto, Edi
CHEMISTRY PROGRESS Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.7.2.2014.7473

Abstract

The objectives of the present research were evaluated effect of solvent extraction on antiphotooxidative from cloveleave (Eugenia aromatic (L). A certain quantity of powdered sample was extracted with methanol 80%, ethanol 80%and aseton 80%. After evaporation the extracts were dissolved in methanol and assayed for phenolic, flavonoid andcondensed tannin content. Singlet oxygen quenching and free radical activity of each extracts of spices at 500 ppmlevel were evaluated using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) free radical. Anti-photooxidative activity test wasconducted using linoleic acid as substrates each containing 5 ppm erythrosine as a photosensitizer. The resultshowed that solvent was significantly having effect on total phenolic, flavonoid and condensed tannin content.Methanol extract possessed highest total flavonoid and condensed tannin content than aseton and etanol. Methanolextract of clove leave was found to have the highest anti-photooxidative effect, followed by aseton and ethanol. Inaddition, ekstrak methanol showed any difference in it free radical scavenger effect than that of ethanol and asetonextracts. This results show that clove methanol extract has the best activity on photooxidation of linoleic acid andscavenger of free radical DPPH. These results suggest that the methanolic extract of clove leave contains somecompounds having singlet oxygen quenching and free radical scavenging activities on linoleic acid and free radicalDPPH.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pelarut ekstraksi terhadap aktivitas antifotooksidan dankomposisi fenolik yang terdapat pada ekstrak daun cengkeh. Serbuk daun cengkeh diekstraksi dengan metanol 80%,etanol 80% dan aseton 80%. Setelah evaporasi, ekstrak daun cengkeh dilakukan pengujian untuk kandungan fenolik,flavonoid dan tannin terkondensasi. Aktivitas penstabilan oksigen singlet dan radikal bebas dari ekstrak dievaluasidengan menggunakan asam linoleat sebagai substrat yang mengandung 5 ppm eritrosin sebagai fotosensitiser danradikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelarut ekstraksimemiliki efek sangat signifikan terhadap kandungan fenolik, flavonoid dan tannin terkondensasi. Pelarut ekstrakmetanol memiliki kandung flavonoid dan tannin terkondensasi paling tinggi daripada aseton dan etanol. Ekstrakmetanol daun cengkeh ditemukan mempunyai efek antifotooksidatif diikuti ekstrak etanol etanol dan aseton. Selainitu, pelarut methanol juga menunjukkan suatu perbedaan dalam penangkalan radikal bebas DPPH. Berdasarkananalisis komposisi fenolik dalam daun cengkeh dengan HPLC teridentifikasi senyawa eugenol, asam galat, kuersetin,rutin dan kaempferol. Hasil ini menyimpulkan bahwa ekstrak metanol daun cengkeh mengandung beberapasenyawa fenolik yang mempunyai aktivitas sebagai penstabilan oksigen singlet dan penangkalan radikal bebas.
PENINGKATAN CITA RASA BUMBU WOKU PADA IKAN TUNA Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.589 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2222

Abstract

Woku adalah bumbu makanan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari berbagai macam bumbu, biasa digunakan untuk memasak atau membumbui daging dan ikan.Penelitian peningkatan cita rasa bumbu woku pada ikan tuna telah dilaksanakan.Tujuan penelitian yaitu mengetahui formulasi bumbu inti woku yang diaplikasikan pada ikan tuna.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.Data yang diperoleh dianalisis secara diskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel, histogram, yang menjadi perlakuan yaitu penambahan bumbu inti 10, 15, 20, 25 dan 30%. Pengamatan dilakukan terhadap penampakan, warna, rasa, kadar air, protein, lemak, abu, Angka Lempeng Total (ALT), kapang. Hasil penelitian yang terbaik yang dapat direkomendasikan yaitu pada perlakuan penambahan bumbu inti rasa woku 30% (E) diperoleh kadar air 66,96%, protein 22,33%, lemak 3,73%, kadar abu 2,12%, angka lempeng total (ALT) 1,5x105 koloni/g dengan penampakan 4,13 (suka), rasa 4,5 (suka), dan warna 4,16 (suka).        Kata Kunci: ikan, bumbu “woku”
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG PISANG GOROHO TERHADAP MUTU SNACK FOOD Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 2 Desember 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.875 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i2.3523

Abstract

Snack food adalah makanan yang dikonsumsi diantara waktu makan utama dan umumnya sudah merupakan bagian yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada kalangan anak-anak remaja.Telah dilakukan penelitian variasi penggunaan tepung pisang goroho dengan tepung tapioka pada snack food. Tujuan penelitian untuk mendapatkan formulasi snack food yang menggunakan bahan baku tepung pisang goroho dan tepung tapioka.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan gambar dengan perlakuan yaitu A= 20% tepung pisang goroho:80% tepung tapioka; B= 30% tepung pisang goroho:70% tepung tapioka; C= 40% tepung pisang goroho:60% tepung tapioka; D = 50% tepung pisang goroho:50% tepung tapioka; E= 60% tepung pisang goroho: 40% tepung tapioka; F= 70% tepung pisang goroho:30% tepung tapioka; G= 80% tepung pisang goroho:20% tepung tapioka; H=100% tepung pisang goroho : 0% tepung tapioka.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa snack food dengan formulasi tepung pisang goroho 40% dan tepung tapioka 60% (C) merupakan perlakuan yang dapat direkomendasikan dengan tingkat kesukaan terhadap rasa 3,8 (suka) warna 4,68 (sangat suka), tekstur 3,96 (suka) kadar air 3,1%, kadar lemak 36,32%, protein 5,16, kadar abu 1,49%  serat 0,34%.Kata kunci:
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NENAS PADA PERMEN KERAS Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.894 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2223

Abstract

Buah nenas merupakan buah yang tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama karena kadar air yang relatif tinggi (85,3%), menyebabkan nanas mudah rusak, susut, dan cepat busuk. Salah satu usaha pemanfaatannya yaitu dengan mengekstarak atau mengambil sarinya dan mengolah menjadi permen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan permen nenas keras dan disukai oleh panelis dengan penambahan beberapa konsentrasi sari buah nenas. Metode yang digunakan adalah metode percobaan secara Rancangan Acak Lengkap, dua kali ulangan dengan dengan perlakuan penambahan sari sari buah (0, 20, 25, 30 dan 35%) serta perbandingan jumlah sukrosa dan glukosa 70:30 (% b/b). Pengamatan dilakukan terhadap mutu dari permen nenas sesuai dengan persyaratan kembang gula keras SNI 3547.1:2008 meliputi kadar air, kadar sukrosa, kadar gula reduksi, kadar abu dan vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan penambahn sari buah nenas memberikan pengaruh nyata pada kadar sukrosa yaitu antara 63,03-75,09%, gula tereduksi 11,06-21,69%, kadar air antara1,08-1,14%. Kadar Vitamin C berkisar antar 1,90-2,01 mg/g. Semua memenuhi syarat mutu kembang gula keras SNI3547.1:2008. Secara organoleptik rasa, bau, warna dan tekstur  disukai penelis.                           Kata kunci : permen keras, nenas
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN SARI BUAH SIRSAK TERHADAP MUTU KEMBANG GULA KERAS Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6, No. 2 Desember Tahun 2014
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.853 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v6i2.3191

Abstract

Buah sirsak banyak terdapat di Indonesia tetapi mempunyai daya simpan yang singkat atau cepat rusak. Salah satu usaha untuk pemanfaatan buah sirsak yaitu dengan mengolahnya menjadi kembang gula keras. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kembang gula keras yang disukai panelis dengan penambahan beberapa konsentrasi sari buah sirsak. Penelitian menggunakan metode percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan jumlah sari buah sirsak 0%, 20%,25%, 30%, dan 35%. Pengamatan dilakukan terhadap mutu kembang gula keras sirsak sesuai persyaratan mutu kembang gula keras SNI 3547.1:2008, yang meliputi kadar air, kadar sakarosa, kadar gula reduksi, kadar abu, vitamin C, dan uji organoleptik menggunakan metode skala hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan variasi penambahan sari buah sirsak pada kembang gula keras berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar gula reduksi, tingkat kesukaan terhadap rasa, warna, tekstur, dan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar sakarosa dari kembang gula keras secara organoleptik rasa, warna, dan tekstur kembang gula keras disukai oleh panelis. Kembang gula keras dengan penambahan sari buah sirsak memenuhi syarat mutu SNI 3547.1:2008 untuk parameter kadar air, kadar sakarosa, kadar gula reduksi, kadar abu.Kata kunci: kembang gula keras, sari sirsak