Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

KAJIAN ESTETIK DESAIN MATA UANG RUPIAH PADA MASA PEMERINTAHAN SOEKARNO PERIODE 1945-1949 Afrizal Afrizal
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 2 (2013): NOVEMBER 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.16 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i2.2337

Abstract

The foreign people’s entry into Indonesia before Indonesian’s Independence aimed totrade. They used transaction means they brought with them from their own countries. Such themeans constituted gold and silver. When gold and silver were replaced with paper money bythe incomers such as Dutch and Japanese as the means of transaction, such the type of papermoney was also used as the legal means of payment in Indonesia. When Indonesiansproclaimed their independence on August 17, 1945, such the form of transaction means wasstill used as the legal means of payment. The use of transaction means the incomers hadbrought as legal payment was considered as not suitable to the Indonesian personality; thus itshould be replaced. For that reason, Indonesian government issued its own money form as thelegal transaction means: Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).This study explored specifically the development of ORI design during Soekarno reign in1945-1949 period. The main problem was explained using historical approach and fine artscience such as esthetics and symbolism.The result of research revealed that the development of ORI design was affected byseveral factors. The role of Indonesian government as the organizer of money circulation, therole of artists as ORI’s designer who got full trust to select the picture theme to be applied tothe money form, and Indonesian support to the publication of ORI who wanted to beindependent from the colonial grip were internal factors supporting the development. Theexternal factor was that the money used before Indonesian independence was not Indonesianofficial money.Keywords: design development, rupiah currency, and esthetics.  Masuknya bangsa asing ke Indonesia sebelum bangsa Indonesia merdeka dengantujuan berdagang mereka menggunakan alat transaksi yang dibawa dari negaranya masingmasing,alatransaksi itu berupa emas dan perak. Pada saat itu emas dan perak menjadialatransaksi yang sah di Indonesia. Ketika uang emas dan perak diganti dengan uang kertasoleh bangsa pendatang seperti bangsa Belanda dan bangsa Jepang sebagai alatransaksi, jenisalatransaksi dengan bahan kertas tersebut juga diberlakukan sebagai pembayarang yang sah di Indonesia. Saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17Agustus 1945 bentuk alatransaksi itu masih digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.Penggunaan bentuk alatransaksi yang dibawa oleh bangsa pendatang sebagai pembayaranyang sah setelah bangsa Indonesia merdeka, alatransasi itu dianggap tidak cocok dengankepribadian bangsa Indonesia, dengan demikian jenis alatransaksi tersebut harus diganti. Olehkarena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan bentuk uang sendiri sebagai alatransaksi yangsah yaitu: Oeang Repoeablik Indonesia (ORI).Penelitian ini menggali secara khusus tentang perkembangan desain ORI pada masapemerintahan Soekarno periode 1945-1949. Pokok permasalahan dipaparkan denganpendekatan sejarah dan penggunaan ilmu seni rupa seperti: estetika dan simbolisme.Hasil penelitian menggambarkan bahwa perkembangan desain ORI dipengaruhibeberapa hal. Peran pemerintahan Indonesia selaku pengatur peredaran uang, peran senimansebagai desainer ORI yang mendapat kepercayaan penuh terhadap pemilihan tema gambaryang akan di aplikasikan kedalam bentuk uang, dan dukungan bangsa Indonesia terhadapterbitnya ORI yang ingin bebas dari cengkraman penjajah merupakan faktor internal yangmendukung perkembangan tersebut. Faktor eksternal adalah: uang yang digunakan sebelumbangsa Indonesia merdeka bukan uang resmi bangsa Indonesia. Kata kunci: perkembangan desain, mata uang rupiah, dan estetika
KEBERHASILAN PKBI SUMATERA BARAT DALAM MEWUJUDKAN PERILAKU SEHAT KOLEKTIF PADA PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) (Suatu Studi Pemberdayaan Komunitas) Suci Kurnia Sari; Afrizal Afrizal; Indraddin Indraddin
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 9, No 1 (2019): JISPO Vol 9 No 1 2019
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v9i1.4056

Abstract

The aim of the study was to explain the PKBI West Sumatra strategy to change collective sanitation behavior, community response to the Total Led Community Sanitation (CLTS) program and explain multi-stakeholders who contribute to community empowerment in the CLTS program. Based on the results of the study it was found that PKBI West Sumatra conducted socialization through new empowerment. The community responded to the program very well. Multi stakeholders who contributed during the government, nagari government, community and company. Contributions are financial, energy, and interrelated thinking. Changes that occur in NagariBatangBarus will be seen as a reality that is built and built together towards the direction of external reality and shifts towards the objectification made, accepted into a new reality and obeyed.
PEMANFATAAN KAWASAN HUTAN NEGARA OLEH MASYARAKAT ADAT DI DESA MATOTONAN KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Juni Arman; Afrizal Afrizal; Asrinaldi Asrinaldi
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 8, No 2 (2018): JISPO Vol 8 No 2 2018
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v8i2.3743

Abstract

This research is motivated by the use of state forest areas in the buffer zone of Siberut National Park by the Matotonan Indigenous People. In fact, the Mentawai Islands Regency consists of 82% of the state forest area and only 18% of the Other Use Areas are space for the community, placing the country in a dominant regulation on the use of forests in Mentawai. But until 2016, 79% of the forest area on Siberut Island was controlled and utilized by indigenous peoples. The Matotonan indigenous people utilize state forest areas more dominantly as spiritual needs rather than as economic needs. With the belief that indigenous peoples are experts in preserving forests, the government provides space for indigenous peoples to utilize state forest areas with the issuance of regional regulations on the recognition and protection of Uma as a customary law community unit. Thus, when the state views forest use in accordance with its interests and objectives, the government responds positively to the use of state forest areas by indigenous peoples.
FRAMING GERAKAN FORUM MASYARAKAT MINANGKABAU DAN ADVOKASI KEBIJAKAN INVESTASI DI KOTA PADANG: KASUS PT. LIPPO TBK. Wira Hospita; Aidinil Zetra; Afrizal Afrizal
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 8, No 1 (2018): JISPO Vol 8 No 1 2018
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v8i1.3943

Abstract

Social movements are a typical form of community activism, where there is a form of collective action with a clear conflictual orientation and bound by a sense of solidarity and a strong collective identity. This article highlights the success strategies of the Minangkabau community movement that are members of the Minangkabau Community Forum (FMM) rejecting Siloam's investment, and advocating for the policies of the Padang City Government (Pemko) regarding the principle permit for utilization of room number 650.44 / Bapeda / II-2013. FMM assesses that the City Government's policy has threatened the values of the customs and religion, mobilizing collective action based on cultural issues, where Adat Bersandi Sarak, Sarak Bersandi Kitabullah is used as the main frame to mobilize the community to support advocacy.
Anomali Total Electron Content (TEC) di Ionosfer Sebagai Prekursor Gempa Bumi di Sumatra Rohadatul Aisy Syafda; Dwi Pujiastuti; Afrizal Afrizal
Jurnal Fisika Unand Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.813 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.1.96-103.2021

Abstract

PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN BERKELANJUTAN DANAU BAKUOK Afrizal Afrizal; Mimin Sundari Nasution
Jurnal Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46730/jkp.10.2.p.91-96

Abstract

Danau Bakuok merupakan kawasan konservasi (Conservat area) dan Danau Adat atau lubuk larangan yang memiliki kegiatan perikanan yang berbasis budaya. Semua kegiatan yang dilaksanakan di Danau Bakuok ini dikendalikan oleh pemangku adat Kenegrian Tambang dimana memiliki visi yang sama dalam upaya pelestarian dan perlindungan kawasan danau. Di Sisi lain secara ekologis Danau Bakuok ini sangat memprihatinkan, dengan adanya Pohon Sawit dan Karet yang ditanam dipinggir danau, serta adanya keramba Ikan. Berdasarkan aturan tentang larangan di Danau Bakuok tersebut, tidak semua aturan tersebut terjalankan dan terlaksana dengan baik, meskipun sudah ada yang mengawasi, masih ada juga pelanggaran yang terjadi. Banyaknya kelembagaan yang terlibat dalam pengembangan Danau Bakuok selama ini masih bersifat temporal atau sementara, serta berjalan masing-masing dan belum membentuk kolaborasi yang sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran kelembagaan dalam pengelolaan berkelanjutan Danau Bakuok. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh (holistik) dari sebuah fenomena di Danau Bakuok tersebut. Hasil penelitian menunjukkan beberapa item penting bahwa Ninik Mamak mempunyai peran yang cukup besar terhadap pengelolaan Danau Bakuok di Desa Aur Sati, segala keputusan ataupun aturan dibuat berdasarkan kesepakatan ninik mamak yang ada di Kecamatan Tambang, Baik Peran sebagai pengambil kebijakan dan peran strategis lainnya.
EKSPLORASI DUKUNGAN HOLISTIK KELUARGA DALAM PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA: “ASPEK GENDER” DI KOMUNITAS MELAYU RIAU KOTA PEKANBARU, INDONESIA Reni Zulfitri; Afrizal Afrizal; Hardisman Hardisman; Defriman Djafri
Jurnal Ners Indonesia Vol 7, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.547 KB) | DOI: 10.31258/jni.7.2.30-40

Abstract

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia penyakit kronis. Dukungan yang diberikan harus bersifat holistik (aspek fisik, spikososial, maupun spiritual) oleh anggota keluarga laki-laki maupun perempuan, sehingga mencegah terjadinya caregiver burden pada salah satu anggota keluarga. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi gambaran dukungan holistik yang diberikan anggota keluarga laki-laki dan perempuan dalam perawatan hipertensi pada lansia. Menggunakan Mixed methods (metode kuantitatif dan kualitatif) dengan desain survey deskriptif dan studi fenomenologi. Lokasi penelitian adalah di komunitas Melayu Riau Kota Pekanbaru (Kecamatan Rumbai Pesisir, Senapelan, dan Lima Puluh). Jumlah sampel sebanyak 110 keluarga atau 220 orang (anggota keluarga jenis kelamin laki-laki dan perempuan) sesuai kriteria inklusi melalui teknik purposive sampling. Mayoritas dukungan holistik keluarga bersifat negatif (56,4%), Mayoritas partisipasi positif dalam perawatan hipertensi pada lansia dilakukan oleh perempuan (56,4%) dibandingkan laki-laki (20%). Laki-laki berpartisipasi jika perempuan meminta tolong. Mayoritas dukungan aspek biologis yang tidak fokus pada perawatan hipertensi lansia yang diberikan oleh anggota keluarga perempuan (49,1%) maupun laki-laki (30,9%). Mayoritas dukungan instrumental diberikan oleh anggota keluarga (perempuan: 64,5%, laki-laki: 28,2%). Hasil uji Chi Square, menunjukkan ada perbedaan antara dukungan holistik yang diberikan oleh laki-laki dengan perempuan dalam perawatan hipertensi pada lansia (p value = 0,001). Dukungan holistik keluarga dalam perawatan hipertensi pada lansia masih rendah, mayoritas diberikan oleh perempuan. Kerjasama yang positif antara anggota keluarga laki-laki dan perempuan dalam merawat lansia hipertensi di rumah mempengaruhi kualitas dukungan kepada lansia hipertensi.
PELAKSANAAN DAN STATUS HUKUM PEMBERIAN ORANG TUA KEPADA ANAK PEREMPUAN MELALUI HAREUTA PEUNULANG DI KABUPATEN ACEH BESAR AFRIZAL AFRIZAL
PREMISE LAW JURNAL Vol 7 (2015): Volume VII Tahun 2015
Publisher : PREMISE LAW JURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.345 KB)

Abstract

The inheritance system in Acehnese community who practice the parental or bilateral kinship system give equal position to their sons and daughters to be pointed as heirs. In Aceh Besar District, a daughter is not only a heir but can also receive the property granted by her parents. Hareuta Peunulang is one of the grants in the forms of jewelry, gold, home, yard or ground and so forth granted by the parents after their daughter gets married. The amount of the grant given must not greater than 1/3 (one-third) of the total number of the property of the legacy provider, and the hareuta peunulang which has been given is not returnable. A further study on granting hareuta peunulang needs to be conducted considering that the currently existing inheritance system in Aceh following Islamic inheritance system with the principle of 2:1 between the son and the daughter. The purpose of this study was to find out the existence of the grant given by the parents to their daughter through hareuta peunulang practice and to find out whether this practice of hareuta paneulang can beequated with a grant in Islamic law. Keywords: Hareuta Peunulang, Daughter, Aceh Besar
PERANCANGAN CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN ZACHMAN FRAMEWORK (Studi kasus: PTIPD UIN Suska Riau) Afrizal Afrizal; Angraini Angraini
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi Vol 2, No 1 (2016): Februari
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/rmsi.v2i1.1687

Abstract

Untuk mendukung visi UIN Suska Riau, maka didirikanlah Unit Pelaksana Teknis bidang komputer dan sistem informasi UIN Suska Riau bernama Pusat Komputer (PUSKOM). Namun, pada tahun 2013, Pusat Komputer (PUSKOM) UIN Suska Riau berganti nama menjadi Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD). Cetak biru Teknologi Informasi pada intinya berisi rencana strategis perusahaan dalam mengimplementasikan dan membangun sistem informasi di perusahaaan. Cetak biru Teknologi Informasi berisi pedoman kebutuhan sistem informasi seperti apa yang diperlukan perusahaan. Cetak biru Teknologi Informasi akan menjadi dasar bagi perencanaan perusahaan dalam investasi dan implementasi teknologi. Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD memerlukan cetak biru TI untuk menjadi kontrol dan parameter yang efektif untuk mengkaji performa dan kesuksesan impelementasi teknologi informasi pada Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) UIN Suska Riau. Perancangan cetak biru Teknologi  Informasi yang dibahas dalam kajian ini adalah menggunakan Zachman Framework. Hasil dari rancangan  ini akan memodelkan dan mendefinisikan perancangan cetak biru teknologi informasi  bagi Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) UIN Suska Riau.
Membangun Ketahanan Sosial Masyarakat Menangani Tindak Kekerasan Seksual Terhadap Anak Aziwarti Aziwarti; Afrizal Afrizal; Bob Alfiandi; Yulkardi Yulkardi; Azwar Azwar; Elfitra Elfitra; Maihasni Maihasni; Mira Elfina
Jurnal Pengabdian Warta Andalas Vol 23 No 2 (2016): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Increasing acts of sexual violence committed against children is an event that is disturbing the public, especially to families with children of men and women. In this case needs special attention to children from parents, the community and government. Attention, awareness and community participation is essential to prevent acts of sexual violence against children . In Koto Baru Payakumbuh city that sexual violence is an aberration and society mention the term sudah tapijak arang means he already had one error that can not be forgiven and the penalty removed by the village . Another term of this crime panaaka jawi means same-sex sexual relations .