Kade Sidiyasa
Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KERAGAMAN MORFOLOGI, EKOLOGI, POHON INDUK, DAN KONSERVASI ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm. et Binnend.) DI KALIMANTAN (Morphological Diversity, Ecology, Mother Trees, and Conservationof Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. et Binnend.) in Kalimantan)* Sidiyasa, Kade; Atmoko, Tri; Mukhlisi, Mukhlisi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.596 KB)

Abstract

Di Indonesia pohon ulin (Eusideroxylon swageri Teijsm. et Binnend.) secara alami hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Sampai saat ini penebangan pohon ulin secara tidak terkendali masih saja berlangsung, yang apabila dibiarkan akan mengakibatkan kepunahan, di lain pihak masih banyak hal yang perlu dikaji dan diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang aspek keragaman morfologi, ekologi, pohon induk, dan konservasi ulin di Kalimantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulin memiliki keragaman morfologi yang sangat tinggi, baik berdasarkan sifat-sifat vegetatif maupun sifat generatif (terutama pada bentuk dan ukuran buah atau biji). Dari aspek ekologi, ulin tumbuh baik pada hutan tropis basah, pada tanah-tanah yang tidak tergenang air hingga pada ketinggian 500(-625) m dpl, pada daerah datar dekat sungai dan anak-anak sungai, daerah bergelombang hingga punggung bukit. Dari segi tanah, tempat tumbuh tersebut umumnya berpasir dengan pH dan unsur kimia makro (N,P,K) yang rendah. Potensi ulin sebagai pohon induk di alam tergolong rendah, yakni berkisar antara 22,11% hingga 32,30% dari populasi yang ada. Dalam hubungannya dengan konservasi, upaya yang bersifat in-situ maupun ex-situ sudah dilakukan, namun pengawasan dan pengamanan terhadap kawasan-kawasan konservasi yang bersifat in-situ harus lebih ditingkatkan.