Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis interferensi T-DAB dan TV Analog pada pita Very High Frequency (VHF) Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 12, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.035 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2014.120305

Abstract

Kehadiran teknologi digital telah membawa perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali di dunia penyiaran. Digitalisasi dibidang penyiaran diyakini dapat memberikan manfaat dalam hal efisiensi spektrum frekuensi radio. Berkaitan dengan penyiaran radio, Menteri  Komunikasi  dan  Informatika telah menetapkan DAB family sebagai standard penyiaran radio digital di Indonesia. Kajian dilakukan untuk mendapatkan jarak minimum yang diperlukan  antara sistem T-DAB dan TV analog sebagai solusi terhadap kemungkinan interferensi. Analisis dilakukan dengan bantuan SEAMCAT. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa  kanal  A  T-DAB  merupakan  kanal yang paling rentan terhadap interferensi; Untuk mencapai probabilitas interferensi maksimum 5%, separasi geograpis minimum antara cakupan terluar TV analog kanal n dan transmitter terluar pada jaringan SFN T-DAB untuk kanal (n- 1)D, nA, nB, nC berturut-turut adalah 220 Km, 290 Km, 145 Km dan  40  Km.  Sedangkan  untuk  kanal  nD  dan  (n+1)A  dapat dioperasikan tanpa separasi geograpis dengan TV analog.
Evaluasi Implementasi Green Ict Pada Penyelenggara Telekomunikasi Di Indonesia Diah Yuniarti; Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 9, No 4 (2011): December 2011
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.749 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2011.090404

Abstract

Gartner, sebuah lembaga riset yang fokus dalam bidang teknologi informasi pada tahun 2007 telah merilis statistik yang menyatakan bahwa diperkirakan pembuatan, penggunaan dan pembuangan peralatan ICT memberikan kontribusi sekitar 2% dari emisi global CO2 dan diprediksi pada 2020, emisi CO2 ini akan naik menjadi 6%. Kondisi tersebut mendapat respon positif dari Pemerintah Indonesia, pada G20 Summit di Pittsburgh, presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan komitmen target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai untuk mendapat gambaran mengenai implementasi Green ICT pada penyelenggara telekomunikasi di Indonesia hingga saat ini. Penelitian dilakukan dengan mengadakan in depth interview dengan informan dari PT Bakrie Telecom, PT Telkomsel dan PT Telkom Tbk di empat kota di Indonesia meliputi Jakarta, Medan, Yogyakarta dan Bandung. Dari hasil in depth interview dan kajian literatur, ditemukenali bahwa implementasi Green ICT pada penyelenggara Telekomunikasi telah memberi manfaat bagi perusahaan dalam hal efisiensi biaya yang didapat dari efisiensi bahan bakar, sumber daya dan energi. Kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan, implementasi Green ICT juga telah memberikan dampak positif yaitu menurunnya emisi yang dihasilkan dan terciptanya lingkungan yang lebih sehat. Dampak tersebut juga telah berkontribusi terhadap program pemerintah dalam hal penurunan emisi dan penghematan energi. Akan tetapi masih ditemukenali beberapa kendala seperti belum adanya roadmap Green ICT, mahalnya investasi untuk energi alternatif, belum adanya perusahaan daur ulang dengan biaya yang murah serta kurangnya dukungan masyarakat. Sehingga diharapkan dukungan yang lebih nyata dari pemerintah dalam mengatasi kendala-kendala tersebut.
Proyeksi Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler di Indonesia Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 12, No 2 (2014): June 2014
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.918 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2014.120206

Abstract

Teknologi telekomunikasi  nirkabel  terus berkembang. Diawali dengan kehadiran teknologi NMT dan AMPS yang menitikberatkan kepada komunikasi suara, diikuti dengan kemunculan teknologi GSM maupun CDMA yang merupakan awal dari sistem komunikasi digital dengan diperkenalkannya layanan pesan singkat dan layanan data kecepatan rendah, saat ini masyarakat Indonesia sudah dapat menikmati layanan 3G dan 3,5G. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan proyeksi pelanggan telepon bergerak seluler dengan menggunakan analisis runtun waktu. Hasil analisis terhadap jumlah pelanggan masa lalu menghasilkan proyeksi jumlah pelanggan pada rentang 2013 sampai dengan 2018 berturut-turut sebanyak         312.985.951, 341.129.729, 366.555.056, 389.261.933, 409.250.358, 426.520.331. Jumlah tersebut sedikit berbeda dibandingkan dengan hasil proyeksi berdasarkan proyeksi teledensitas seluler dan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan perbedaan maksimum sebesar 0,51%.
Proyeksi Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Radio Trunking Terrestrial Dengan Analisis Runtun Waktu Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 11, No 1 (2013): March 2013
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.649 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2013.110106

Abstract

Sistem komunikasi radio trunking merupakan sistem komunikasi radio yang dibuat untuk menyempurnakan kekurangan yang dimiliki sistem konvensional dengan cara mengembangkan sistem yang memungkinkan sebuah frekuensi dapat digunakan secara bersama-sama. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan proyeksi  jumlah pelanggan layanan radio trunking dari penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi, tidak termasuk telekomunikasi khusus. Proyeksi pertumbuhan pelanggan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai prospek bisnis layanan radio trunking dimasa mendatang, dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menata kembali frekuensi untuk keperluan radio trunking. Berdasarkan analisis runtun waktu yang dilakukan, baik secara moderat maupun optimis, proyeksi pertumbuhan jumlah pelanggan cenderung positif,. Antara tahun 2013 sampai dengan 2017, secara moderat diproyeksikan jumlah pelanggan berturut-turut sebanyak 13.286, 13.725, 14.039, 14.226, 14.287. Sedangkan proyeksi secara optimis dan pesimis pada tahun 2017 masing-masing 22.565 dan 6.010 orang.
Aplikasi Short Message Service (SMS) dan Email Sebagai Media Komunikasi Data dalam Sistem Pemantauan Suhu Andi Adriansyah; Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 9, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.079 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2011.090203

Abstract

     Sistem pemantauan suhu secara langsung dengan mencatat setiap perubahan suhu secara manual, terlebih pada kondisi suhu yang ekstrim, memiliki resiko yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukannya secara otomatis. Penelitian ini bertujuan merancang sebuah sistem mandiri yang dapat melakukan pemantauan dan pencatatan perubahan suhu secara near real time (NRT) dan mengirimkan laporan secara otomatis melalui email dan SMS. Sistem terdiri dari Sensor suhu LM35 yang berfungsi merubah besaran fisis suhu ke besaran listrik tegangan, Microcontroller Atmega8535 yang memegang peranan untuk mengkonversi tegangan keluaran LM35 kedalam bentuk digital, serta mengirimkan data hasil konversi melalui komunikasi serial ke computer. Program Java yang dijalankan di computer berfungsi memproses data yang dikirim mikrokontroler ATmega8535, menyimpannya ke basis data MySQL, menampilkannya dalam bentuk tabel dan grafik, dan mengirimkan laporan melalui email dan SMS bila data suhu yang diterima melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
Perilaku Masyarakat Kabupaten Belitung Terhadap Layanan Isi Ulang Pulsa Telepon Seluler Elektronik Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 10, No 4 (2012): December 2012
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.934 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2012.100403

Abstract

Telepon seluler prabayar merupakan telepon seluler yang pembayaran pulsanya dilakukan diawal dengan membeli voucher pulsa dengan nominal tertentu. Pada awalnya pulsa telepon seluler prabayar hanya dijual dalam bentuk kartu berbahan kertas dengan kode-kode tertentu diatasnya.  Sekarang kita sudah menemui layanan isi ulang pulsa secara elektronik. Penggunaan voucher telepon berbentuk fisik yang berbahan kertas, tidak sejalan dengan program pemerintah yang sedang menggalakkan paperless. Terlebih Jumlah pelanggan seluler di Indonesia yang demikian besar, pada awal 2012 ATSI mencatat  sekitar 240 juta orang Indonesia menggunakan layanan seluler dan sebagian besarnya adalah pelanggan prabayar. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran perilaku dan konstruk-konstruk yang mempengaruhi masyarakat Kabupaten Belitung terhadap layanan isi ulang pulsa telepon seluler secara elektronik dan diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi penyusunan strategi meningkatkan adopsi layanan isi ulang secara elektronik. Temuan dari penelitian ini adalah konstruk perceived of usefullness dan personal innovativeness secara positif dan signifikan mempengaruhi minat berperilaku dalam menggunakan voucher elektronik pada masyarakat di Kabupaten Belitung. Sedangkan dua konstruk lainnya yaitu social influence dan perceived cost pengaruhnya tidak signifikan.
Studi kesiapan penyelenggaraan layanan Near Field Communication (NFC) komersial di Indonesia Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 10, No 3 (2012): September 2012
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.364 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2012.100302

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan diberbagai aspek, tak terkecuali dalam metode pembayaran, yaitu dengan munculnya sistem pembayaran uang elektronik. Keberadaan uang elektronik ini sejalan dengan program kerja Bank Indonesia untuk menciptakan Less Cash Society (LCS). Untuk mewujudkan LCS, Bank Indonesia bekerjasama dengan Kementerian komunikasi dan informatika. yang memiliki peran dan kewajiban untuk menetapkan standar TIK yang digunakan dalam penggunaan uang elektronik, mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengembangan transaksi dengan menggunakan elektronik serta melakukan monitoring, sosialisasi, pembinaan dan evaluasi penggunaan uang elektronik. Layanan NFC komersial hadir sebagai alternatif bagi penyelenggaraan sistem uang elektronik. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kesiapan calon penyelenggara layanan NFC komersial di Indonesia dilihat dari empat aspek, yaitu human resources, technology and strategy, partnership dan Infrastructure and device. Penelitian difokuskan pada kesiapan operator telekomunikasi sebagai salah satu entitas dalam ekosistem penyelenggaraan layanan NFC komersial. Responden terdiri dari PT PT. B, PT. A dan PT PT. C. Pengumpulan data dilakukan dengan media kuesioner dan wawancara dengan PIC yang ditunjuk ketiga perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. A memiliki tingkat kesiapan diatas kedua responden lainnya terkecuali dalam hal penguasaan teknologi;Persiapan-persiapan yang dilakukan belum menjamin interoperabilitas antar penyelenggara, sehingga kurang menguntungkan bagi masyarakat selaku pengguna; Kendala utama dalam penyelenggaraan layanan ini adalah belum adanya standar teknis dan kemanan NFC. besarnya biaya investasi, kurangnya edukasi masyarakat dan belum terbentuknya ekosistem penyelenggaraan layanan NFC komersial.
Minat masyarakat terhadap layanan Near Field Communication (NFC) komersial di Indonesia Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 10, No 2 (2012): June 2012
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.691 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2012.100205

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan diberbagai aspek, tak terkecuali dalam metode pembayaran, yaitu dengan munculnya sistem pembayaran uang elektronik. Keberadaan uang elektronik ini sejalan dengan program kerja Bank Indonesia untuk menciptakan Less Cash Society (LCS). Untuk mewujudkan LCS, Bank Indonesia bekerjasama dengan Kementerian komunikasi dan informatika. yang memiliki peran dan kewajiban untuk menetapkan standar TIK yang digunakan dalam penggunaan uang elektronik, mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengembangan transaksi dengan menggunakan elektronik serta melakukan monitoring, sosialisasi, pembinaan dan evaluasi penggunaan uang elektronik. Layanan NFC komersial hadir sebagai alternatif bagi penyelenggaraan sistem uang elektronik. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai minat masyarakat dan variabel-variabel yang mempengaruhi minat terhadap layanan NFC komersial tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% responden berminat terhadap layanan ini. Inovativeness dan relative advantage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat, sedangkan variabel image dan compatibility memiliki korelasi positif terhadap minat, tetapi pengaruhnya tidak signifikan.
Kualitas Pelayanan Internal Direktorat Jenderal Sumber Daya Dan Perangkat Pos Dan Informatika Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 11, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.473 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2013.110303

Abstract

Pelayanan internal adalah pelayanan yang diberikan oleh sebuah unit organisasi atau orang yang bekerja pada unit organisasi tersebut ke unit-unit lain atau kepada pegawai lain di dalam sebuah organisasi. Kualitas pelayanan internal harus baik karena secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas pelayanan eksternalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas serta mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dari pelayanan internal di lingkungan Direktorat jenderal SDPPI. Berdasarkan analisis CSI,  IPA dan kesenjangan diperoleh kesimpulan bahwa kualitas pelayanan internal Direktorat Jenderal SDPPI cukup baik; Dimensi yang sudah masuk kategori baik dan perlu dipertahankan adalah Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, lingkungan kerja, komunikasi dan peralatan kerja; Terdapat dua indikator yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan, yaitu pendekatan interpersonal pimpinan dan sosialisasi perubahan kebijakan dan indikator kinerja.