Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA MODAL DAN KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH Nurina Nurina; M. Rizal Yahya
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol 1, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Accounting Departement Economics and Business Faculty Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research examines the effect of implementation of capital expenditure and adherence to laws and regulations on accountability performance of city agencies Banda Aceh. The research objective was to determine the effect of the implementation of the capital expenditure budget and compliance with laws and regulations to the accountability of the performance of city agencies Banda Aceh partial or collectively. The of this study was population treasurer of 30 working units in the city of Banda Aceh, which have 90 treasurer. Primary data were collected by distributing questionnaires. Data analysis used is multiple linear regression model. The results of the study can be explained that the implementation of the capital expenditure has positive influence on performance accountability of government agencies in Banda Aceh. Obedience to the laws and regulations has positive effect on performance accountability of government agencies in Banda Aceh. The correlation between the variable capital expenditure budget implementation and compliance with laws and regulations with the accountability of the performance of city agencies Banda Aceh is positive and relatively strong. The role of variable capital expenditure budget implementation and compliance with laws and regulations with the accountability of the performance of city agencies Banda Aceh is still more dominant than the other variables. Keywords — The implementation of the capital budget, adherence to the rule of law, accountability of the performance of government agencies
ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD-ASSESSMENT TECHNIQUE) Henni Henni; Nurina Nurina; Syifa Fauziah Abbas
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri Vol 1, No 2 (2014): JISI UMJ
Publisher : Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jisi.1.2.%p

Abstract

Paper ini berisi tentang kajian pengaruh shift kerja terhadap beban kerja pekerja denganmenggunakan metode SWAT. Permasalahan dalam penelitian ini adalah PT Toyota MotorManufacturing Indonesia (TMMIN), mempunyai ketetapan Zero Accident dalam setiapkegiatan produksi maupun kegiatan bekerja. sehingga perusahaan dihadapkan denganmasalah bagaimana memenuhi ketetapan Zero Accident tersebut. Aspek keselamatan dankesehatan kerja sangat perlu diperhatikan, agar tercipta kondisi kerja yang baik sehinggadidapatkan output yang optimal. Jam kerja karyawan produksi PT TMMIN terdapat 2 shiftkerja (red dan white), PT TMMIN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadiperbedaan beban kerja mental terhadap shift kerja sebagai faktor penunjang kesehatan dankeselamatan kerja karyawan line AA di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia denganmenggunakan Metode SWAT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah MetodeSWAT. Metode SWAT merupakan metode pengukuran beban mental secara subjektif yangdidasarkan pada persepsi pekerja, dengan menggunakan kombinasi dari tiga dimensi dengantingkatannya.Dimensi tersebut adalah beban waktu, beban usaha mental dan beban tekananpskologis. SWAT sebagai sebuah skala multidimensional melakukan 2 (dua) tahapanpekerjaan, yaitu : pembuatan skala dan pemberian nilai terhadap hasil penelitian.Pengujiandata kuesioner menggunakan Uji Anova hasil nilai probabilitas sebesar 0,213. Karena nilaiprobabilitas lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak terdapat perbedaanyang signifikan dari beban kerja terhadap shift kerja. Dapat disimpulkan bahwa rata-ratabeban kerja mental shift pagi dan shift malam hanya terjadi perbedaan sebesar 19%, dantepatnya beban kerja shift malam lebih tinggi dibandingkan beban kerja shift pagi.
TRAINING IN UTILIZING LOCAL FOOD IN STUNTING PREVENTION IN SOMOGEDE VILLAGE Irfan Faozi; Firdaus Firdaus; Istiqomah Istiqomah; Nurina Nurina; Hanna Kristianasari; Muhammad Hamid; Adit Prayitno; Aji Bayu Prabowo; Nahdia Sains Lini; Nuriyah Setyani; Fiyya Syarifah Kurniasari
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.7459

Abstract

Stunting adalah kondisi tubuh anak yang gagal tumbuh pada usia balita karena kekurangan gizi (gizi kronis) yang menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya atau tidak berkembang baik. Desa Somogede terjadi stunting disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan terhadap remaja perempuan sebelum menikah tentang gizi seimbang, tidak memahami kebutuhan gizi yang seimbang untuk anak, dan kurangnya kreativitas mengolah makanan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas ibu khususnya bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi balita agar memanfaatkan bahan pangan lokal. Metode penelitian ini yaitu dokumentasi, sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan bahan pangan lokal dengan pelatihan pembuatan susu kedelai dan kroket singkong. Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data berupa pengukuran berat badan balita, panjang badan balita, berat badan ibu hamil, tinggi badan dan lingkar lengan atas ibu hamil. Peningkatan pencegahan stunting melalui pemanfaatan bahan pangan lokal. Hasilnya dapat diketahui bahwa terdapat penurunan angka stunting setelah dilakukannya sosialisasi, edukasi dan pelatihan, pada saat pre-test yaitu terdapat 8 balita (4%) yang pendek dan 2 balita (1%) yang sangat pendek. Hasil post-test menjadi nol artinya sudah tidak terdapat anak atau bayi yang mengalami stunting.
Pengaruh Kesesuaian Pemberian MP-ASI dan Riwayat Pemberian ASI Eklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Simpang Jaya Kec. Tadu Raya Kab. Nagan Raya Eva Rosdiana; Mira Abdullah; Nurina Nurina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2973

Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan suatu kondisi dimana tinggi badan anak tidak sesuai dengan umur atau biasa disebut dengan kondisi pendek menurut umur anak. Berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, 13 kabupaten/kota di Aceh masuk dalam kategori merah karena memiliki prevalensi stunting di atas kisaran 30 persen. Daerah berstatus merah antara lain Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Besar, serta Aceh Tamiang Tujuan : mengetahui tentang Pengaruh Kesesuaian Pemberian Mp-Asi Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulan Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Simpang Jaya Kec. Tadu Raya Kab. Nagan Raya Metode Penelitian : Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain case control untuk melihat ‘‘hubungan riawayat kesesuaian pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting” Penelitian di laksanakan pada tanggal 01 s/d 07 Juli 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 6-59 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Simpang Jaya Kec. Tadu Raya Kab. Nagan Raya. Sampel di ambil dengan tekni menggunakan rumus lameshow dengan perbandingan 1:1 sehingga diperoleh total sampel sebanyak 60 responden. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariate. Hasil Penelitian : analisis univariat diperoleh jumlah anak yang menderita stunting adalah sebanyak 30 (50%) responden, riwayat kesesuaian pemberian MP-ASI mayoritas pada kategori tidak sesuai yaitu sebanyak 41 (68.3%). Analisa bivariate menunjukan ada hubungan antara riwayat kesesuaian pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting. Bagi petugas kesehatan agar dapat meningkatkan lagi pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemberian MP-ASI yang sesuai dan tepat agar anak usia 6-59 bulan memperoleh asupan gizi yang cukup dan terhindar dari kejadian stunting.Kata Kunci : MP-ASI, StuntingBackground: Stunting is a condition where a child's height does not match the age or commonly referred to as a short condition according to the child's age. Based on the 2021 Indonesian Nutrition Status Study Data (SSGI), 13 districts/cities in Aceh are included in the red category because they have a stunting prevalence above the 30 percent range. Areas with red status include Pidie, North Aceh, East Aceh, Central Aceh, Southeast Aceh, Aceh Jaya, Southwest Aceh, Nagan Raya, Aceh Besar, and Aceh Tamiang Objective: to find out about the effect of the suitability of giving MP-ASI on the incidence of stunting in children aged 6-59 months in the work area of the Uptd Puskesmas Simpang Jaya Kec. Tadu Raya Kab. Nagan Raya Research Method: This type of research is descriptive analytic by using a case-control design to see ''the relationship between the history of the suitability of complementary feeding and the incidence of stunting. toddlers aged 6-59 months in the Simpang Jaya Health Center UPTD Working Area, Kec. Tadu Raya Kab. Nagan Raya. The samples were taken technically using the lameshow formula with a ratio of 1:1 so that a total sample of 60 respondents was obtained. Data analysis using univariate and bivariate analysis. Research results: univariate analysis showed that the number of children suffering from stunting was 30 (50%) respondents, the history of suitability for giving MP-ASI was mostly in the inappropriate category, namely 41 (68.3%). Bivariate analysis showed that there was a relationship between the suitability history of complementary feeding and the incidence of stunting. For health workers to be able to improve further education and health counseling about the importance of providing appropriate and appropriate MP-ASI so that children aged 6-59 months receive adequate nutrition and avoid stunting.Keywords: MP-ASI, Stunting