Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I DI BPM “B” BUKITTINGGI TAHUN 2015 Putra, Yuhendri; Rahayu, Rahayu
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.192 KB) | DOI: 10.35730/jk.v8i2.323

Abstract

          Childbirth period (puerperium) is the reproductive period of the reproductive organ as it was before pregnancy within six weeks after birthing.  In a developing country like Indonesia, the childbirth period is a critical period for the mother. It is estimated that 60% of maternal deaths of an accident after birthing within the first 24 hours with almost 50% totally. One of the psychological disorders experienced by the puerperal mother is anxiety than 20% of postpartum women experience a feeling disorder with anxiety and panic symptoms. Facial Loving Touch is one of the complementary therapies to reduce stress and anxiety. This study aims to see the effect of facial loving touch on the decrease of anxiety in postpartum mother at the Mother and Child Hospital Sayang Ibu of Pariaman in 2017. This research uses a Quasi-Experiments design with one group pretest-posttest. The time of the research from 29 August - 1 October at Maternal and Child Hospital Sayang Ibu of Pariaman. the Number of sample 10 people with sampling technique of purposive sampling. The results showed that pretest anxiety level 19.50 and posttest 15.20 Statistical test results using paired T-test obtained p = 0,0001 ≤ α 0.05 so it can be concluded that there is influence facial loving touch on decrease anxiety in postpartum at the Hospital of Mother and Child sayang ibu Pariaman in 2017. The results of this study are expected to postpartum mothers to be able to access info about the benefits of facial loving touch as one of the complementary therapies.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD PROF. DR. MA. HANAFIAH SM BATUSANGKAR TAHUN 2013 Kasrin, Rinawati; Putra, Yuhendri
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v4i1.185

Abstract

Flebitis merupakan komplikasi akibat pemasangan infus yang masih banyak terjadi di rumah sakit dengan tanda dan gejala adanya daerah yang memerah dan hangat, nyeri atau rasa lunak dan pembengkakan didaerah penusukan atau sepanjang vena. Hasil survei awal di Ruang Rawat Interne RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah, SM Batusangakar ditemukan masih ada pasien yang terpasang infus mengalami flebitis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama terpasang infus, lokasi pemasangan dan penggantian balutan terhadap kejadian flebitis pada pasien pemasangan infus. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai Mei tahun 2013 dengan jenis penelitian kwantitaif yang menggunakan metode analitik observasional dan penelitian ini menggunakan disain crossectional. Sampel adalah pasien yang terpasang infus yang berjumlah 46 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan data uji chi-square kemudian diolah dengan komputerisasi. Hasil penelitian didapatkan faktor pada lama terpasang nilai p value =0,007 < 0,05, maka terdapat pengaruh lama terpasang infus dengan kejadian flebitis. Pada faktor lokasi pemasangan didapatkan nilai p value=0,025 < 0,05, maka terdapat pengaruh lokasi pemasangan dengan kejadian flebitis. Pada penggantian balutan didapatkan nilai p value=0,025 < 0,05, maka terdapat pengaruh penggantian balutan terhadap kejadian flebitis. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh lama terpasang, lokasi pemasangan dan penggantian balutan terhadap kejadian flebitis pada pasien pemasangan infus. Diharapkan pada perawat pelaksana agar lebih meningkatkan perawatan pada pasien yang terpasang infus.
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Demam Kejang Berulang pada Balita di Ruang Rawat Anak RSAM Bukittinggi Sobirin, Cecep; Putra, Yuhendri
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.415 KB) | DOI: 10.35730/jk.v6i1.235

Abstract

Menurut WHO tahun 2009 salah satu infeksi nasokomial adalah infeksi luka pasca operasi, dimana hal ini bisa menjadi penyebab utama morbiditas, mortalitas. Resiko terjadinya infeksi setelah pembedahan dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk didalamnya, umur pasien, status nutrisi dan obesitas. Berdasarkan pengambilan data di RSUD pada tahun 2012 ditemukan 49 pasien yang menjalani operasi laparatomi, hamper 50% orang diantaranya mengalami infeksi pada luka post operasi dan pada tahun 2013 dari 61 pasien yang menjalani operasioperasi laparatomi, 50% orang diantaranya mengalami infeksi luka operasi, dimana terdapat peningkatan kejadian infeksi luka post operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan tejadinya infeksi luka pasien post laparatomi. Penelitian ini menggunakan desain studi korelasi dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 30 orang, dengan pengolahan data menggunakan chi-squere. Alat yang digunakan adalah lembar kuesioner dan observasi. Variabel yang diteliti adalah umur, status nutrisi, obesitas dan infeksi luka psien post laparomi. Penelitian ini menunjukan 72,7 % responden yang berumur >60 tahun beresiko terhadap infeksi post laparatomi, 71,4% responden dengan status nutrisi buruk, 71,4% responden mengalami obesitas dan 33,3% responden yang terjadinya infeksi luka post laparatomi. Analisis bivariat, ada hubungan umur (p value 0,001), status nutrisi (p value 0,026) dan obesitas ( p value 0,111) dengan terjadinya infeksi pada pasien post laparatomi. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara umur, status nutrisi dan obesitas dengan terjadinya infeksi pada pasien post laparatomi di RSUD Achmad Darwis Suliki, disarankan pada pihak RSUD agar bisa memberikan penyuluhan tentang upaya preventif terjadinya infeksi.
FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ISPA Putra, Yuhendri; Wulandari, Sekar Sri
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.804 KB) | DOI: 10.35730/jk.v10i1.378

Abstract

1 dari 4 anak mengalami ISPA di indonesia pada tahun 2016,  di Kab. Lima Puluh kota14,38%, di Puskesmas Rimbo Data ISPA 369 kasus. Di Puskesmas Rimbo Data kasus ISPA banyak diderita oleh orang dewasa karena beberapa faktor pencetus, salah satunya wilayah ini berada di sekitar jalan raya Sumbar-Riau dan sering terjadi polusi udara dan sanitasi lingkungan yang kurang memadai.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Faktor Penyebab ISPA dengan Tingkat kejadian ISPA pada penderita ISPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel didapatkan sebanyak 79.Data dianalisis menggunakan uji chi square (CI 95%, 0.05). Hasil analisis menyatakan  Analisis bivariat hubungan antara sanitasi lingkung dan kejadian ISPA menunjukkan adanya (p value 0.007) (p<0.05) dan hubungan antara polusi udara dengan kejadian ISPA (p value 0.018). Diharapkan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Rimbo Data untuk dapat mendorong dan membina masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan lingkungan sehingga memperkecil resiko terjadinya ISPA.
Perbedaan Efektifitas Terapi Warna Merah Dan Senam Otak Terhadap Memori Jangka Pendek Pada Lansia Dengan Dimensia Di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Di Sicincin Tahun 2015 Kasrin, Rinawati; Putra, Yuhendri; Junios, Junios
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v6i1.247

Abstract

Lanjut usia yang berusia diatas 60 tahun berisiko terkena penyakit demensia. Demensia merupakan gangguan intelektual yang menghambat fungsi kerja dan sosial seperti perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal atau ide baru. Survei awal yang dilakukan pada 6 responden didaapatkan hasil 5 orang (83,33%), dari 6 lansia mengalami Dimensia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas terapi warna merah dan senam otak terhadap memori jangka pendek pada lansia dengan demensia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih di Sicincin tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasy-eksperimen “Non Equivalent Control Group”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah sebanyak 110 lansia dan banyak sampel 32 responden di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih, Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis univariat dengan observasi eksperimental melalui rata-rata dan analisis bivariat dengan uji independent t-test secara komputerisasi. Hasil uji statistik didapatkan p value =0.056 > (α = 0.05) yang bearti p > α. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pemberian terapi warna merah dan senam otak terhadap memori jangka pendek pada lansia dengan demensia dengan kata lain pemberian terapi warna merah dan senam otak sama-sama efektif terhadap peningkatan memori jangka pendek dan disarankan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi PSTW Sabai Nan Aluih di Sicincin dan menerapkan terapi warna merah dan latihan senam otak sebagai suatu program dalam rencana kegiatan.
HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU SUBUR KELURAHAN PULAI ANAK AIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS NILAM SARI KOTA BUKITTINGGI Yuhendri Putra, Yuhendri Putra; Junios, Junios
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v4i2.203

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 prevalensi status gizi balita berat kurang pada tahun 2010 adalah 17.9%. Bila dibandingkan dengan sasaran MDG’s tahun 2015 yaitu 15.5% maka prevalensi berat kurang secara nasional masih harus diturunkan. Kelurahan Pulai Anak Air merupakan kelurahan terbesar dari empat kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari Bukittinggi. Dari survey awal didapatkan 4 balita dengan gizi sangat kurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan ibu dengan status gizi balita. Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 434 balita, sampel 81 responden dengan metode accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada 17 Juni 2014 di Posyandu Subur Kelurahan Pulai Anak Air. Data tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan ibu dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner secara wawancara dan data status gizi balita dikumpulkan dengan menimbang berat badan di Posyandu. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan chi-square test (CI =95%). Hasil penelitian didapatkan 60.5% responden dengan tingkat ekonomi rendah, 58.0% responden dengan pengetahuan tinggi, dan 93.8% responden mempunyai status gizi baik. Hasil uji statistik hubungan tingkat ekonomi keluarga dengan status gizi balita didapatkan nilai p=0.379 dan hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita didapatkan nilai p=0.392. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan ibu tentang status gizi dengan status gizi balita. Diharapkan kepada tenaga kesehatan dan orang tua untuk dapat memperhatikan status gizi balitanya agar kejadian gizi kurang di Kelurahan Pulai Anak Air dapat diatasi.
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 Putra, Yuhendri; Kasrin, Rinawati; Kurnia Sari, Yade
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.264 KB) | DOI: 10.35730/jk.v6i1.237

Abstract

Hypertension or high blood pressure is an abnormal increase in blood pressure in the arteries continuously over a period. several risk factors that can take into severe hypertension, among other things: stress, obesity, food containing salt, high cholesterol, preserved foods, meat, fruit durian, cigarettes, coffee, family history or genetic and age. Most of it is an indicator of an unhealthy lifestyle. Lifestyle is a pattern of life which describes the overall self interacts with its environment. The purpose of this study was to determine the relationship between lifestyle with hypertension. The sampling technique accidental sampling as many as 95 respondents. The independent variable in this study is a lifestyle, while the dependent variable was the incidence hipertensi Hasil univariate analysis obtained more than half of respondents (51.6%) who have a healthy lifestyle and more than half of respondents (52.6%) who had hypertension. Bivariate analysis results There is significant correlation between lifestyle with hypertension (p = 0.003 and OR = 3.937). So lifestyle is associated with the incidence of hypertension. For it is expected to further research to examine the other variables.
Perbedaan Tingkat Insomnia Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Senam Lansia Di PSTW Kasih Sayang Ibu Tahun 2015 Husna, Elfira; Susanti, Evi; Putra, Yuhendri; Junios, Junios
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v6i1.248

Abstract

Insomnia merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Berdasarkan data di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang ibu Batusangkar lansia berjumlah 70 orang,saat melakukan wawancara pada 7 orang lansia di Panti Tresna Werdha Kasih Sayag ibu didapatkan 4 0rang yang mengalami gangguan tidur (insomnia).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Tingkat Insomnia Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Senam Lansia Di PSTW Kasih Sayang Ibu Tahun 2015. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan pendekatan one group pretest posttest, populasi 70 lansia dan sampel 16 responden teknik purposive sampling, tempat di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar diuji paired T-test Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputerisasi. Hasil penelitian ini didapatkan nilai rat-rata tingkat insomnia pada lansia sebelum diberikan senam lansia adalah 4,94 dan rata-rata tingkat insomnia pada lansia sesudah diberikan senam lansia adalah 0,94. Secara Statistik didapatkan bahwa tingkat insomnia sebelum dan sesudah diberikan senam lansia dengan p value 0,000. Disimpulkan bahwa ada perbedaan antara tingkat insomnia sebelum dan sesudah diberikan senam lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar Tahun 2015. Selain itu disarankan bagi petugas panti bisa melakukan senam lansia tersebut pada pagi hari atau sore hari selama 30 menit untuk mengurangi insomnia pada lansia.
Pengaruh Terapi Jus Sirsak Terhadap Kadar Asam Urat penderita Gout Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguak Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014 Kasrin, Rinawati; Putra, Yuhendri
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v4i2.209

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umumnya terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia. Hipertensi dapat terjadi seiring dengan bertambahnya usia terutama pada lansia wanita karena penurunan hormon estrogen. Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu pengobatan dengan farmakologi dan nonfarmakologi diantaranya adalah pengobatan herbal, salah satu pengobatan herbal hipertensi yaitu seledri. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian jus sissak terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Posyandu Anyelir Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Kota Bukittinggi Tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dari maret – september 2014 di Posyandu Anyelir. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode praeksperimen (pre experimental designs) dengan disain penelitiannya one group Pretest Posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang. Teknik pengumpulan sampel dengan metode purposive sampling. Analisa yang dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat. Berdasarkan uji paired T – test menunjukkan tekanan darah sistolik p=0,000 dan tekanan darah diastolik p=0,000. Dari hasil uji statistik terdapat perbedaan yang bermakna rata – rata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan jus sissak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi jus sissak pada umumnya efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi derajat I dan II. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi profesi keperawatan hendaknya dapat melakukan pengembangan terapi herbal dalam upaya penurunan tekanan darah pada pasien terutama lansia.
HUBUNGAN PERILAKU DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS TIGO BALEH KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014 Sulistiawan, Andika; Putra, Yuhendri
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.272 KB) | DOI: 10.35730/jk.v6i1.243

Abstract

Dengue feveris a disease caused by the dengue virus isclassified as an arbovirus and entered into the patient's body through the bite of Aedes aegypty. Based on the initial survey, the working area Talawi health center has the highest prevalence of DHF compared to other health centers. The purpose of this study was to identify factors that affect the incidence of dengue in the health centers of Talawi, Sawahlunto 2014. Analytic descriptive method of research methods with cross sectional design. The population is all the people who are in the health centers of Talawi, Sawahlunto samples to taling 98 respondent. Univariate data processing is done by editing, coding, precessing, dry and bivariate data analysis performed by computer using statistical test chi-square test at the 0.05 significance. From the results of this study showed no significant relationship between know The results showed 47 respondents (48.0%) have less knowledge, more than half of the 58 respondents (59.2%) had a negative attitude, more than half of the 52 respondents (53.1%) had no clean environment, and who have had DHF 44 respondents (44.9%). In conclusion, no significant association between knowledge of the incidence of DHF (p value = 0.048), no significant relationship between the attitude of the incidence of DHF (p value = 0.037), no significant relationship between the environment and the incidence of DHF (p value = 0.023) incidence of DHF. Educational institutions are expected to be used as baseline data for further research, as the empirical data for the development of nursing, and a clean environment are expected to have a sense of community is higher so as to have a positive attitude to the incidence of dengue. This requires cooperation between public health officials in an effort to prevent the occurrence of DHF