Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH ALOKASI WAKTU TERHADAP PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR DI PUSAT KOTA SEMARANG Manullang, Okto Risdianto; Syabri, Ibnu; Tamin, Ofyar Z.; Sjafruddin, Ade
Jurnal Transportasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.536 KB)

Abstract

Downtown area is the area that located in the central of a city with a relatively close distance to the location of the activity and existing facilities and it is served by public transportation service, so that the number of private vehicles uses can be reduced. However, those conditions are not found in the downtown area of Semarang, where the number of motorcycle uses is high. That phenomenon needs to be observed from household scale as the main actors of trips. This study aims to investigate motor cycle travel behavior of households living in the downtowns area of Semarang. Based on the results it is found that husband and wife have different travel behavior along with their role in the household. Husbands have more trips related to work activities while wives have more trips related to household activities. Moreover, household travel behavior is different during weekdays and weekend. Variable which has the most influence on travel behavior in weekdays is daily activity that is accompany family members, while variables which have the most influence on travel behavior in weekend are non-daily activities such as recreation and visiting relatives. Pusat kota adalah kawasan yang menempati lokasi sentral dengan jarak relatif dekat dengan lokasi aktivitas serta fasilitas yang ada dan dapat diakses dengan jaringan pelayanan angkutan umum sehingga angka penggunaan kendaraan pribadi, khususnya bagi penduduk yang tinggal di dalamnya, dapat dikurangi. Namun kondisi tersebut tidak terjadi di pusat Kota Semarang karena angka penggunaan sepeda motor di sini cenderung tinggi. Fenomena tersebut perlu dicermati pada skala paling kecil, yaitu rumah tangga sebagai pelaku utama pergerakan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor yang tinggal di kawasan pusat Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pasangan suami dan istri memiliki perilaku perjalanan yang berbeda dalam melakukan aktivitas rumah tangga. Pergerakan suami lebih banyak dilakukan untuk kegiatan bekerja sedangkan istri lebih banyak berperan dalam aktivitas rumah tangga. Selain itu perilaku perjalanan rumah tangga pada hari kerja dan pada akhir pekan juga berbeda. Variabel yang paling mempengaruhi perilaku perjalanan pada hari kerja adalah aktivitas harian, yaitu mengantar anggota keluarga, sedangkan variable yang paling mempengaruhi pada akhir pekan adalah aktivitas non-harian, seperti rekreasi, jalan-jalan dan mengunjungi kerabat.
The Influence of Railway Station on Residential Property Values-Spatial Hedonic Approach The Case of Serpong’s Railway Station Syabri, Ibnu
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 3 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1534.196 KB)

Abstract

Abstract. Urban area management in developed countries such as the United States and Japan which have implemented “Transit Oriented Development” (TOD), shows that TOD seems capable of increasing the property values and and reducing household expenditure for transportation costs. However, applying the TOD concept in Indonesian cities such as Jakarta, Surabaya, and Medan, is a unique and considerable challenge, considering urban transportation condition in Indonesia that is far different from the conditions in urban areas in developed countries. One of important infrastructure policy issues for Jakarta and other rapidly growing cities in Indonesia is how to raise fiscal revenues through “value capture”, in which the increase the property values is due to better access and services from the existances of the railway stations. The research is based on a case study in Serpong, a neighborhood in Jakarta Metropolitan Area (JMA), Indonesia. The focus of this study is to test the basic viewpoint of TOD strategy which is how transport infrastructure such as railway stations influence the property values of a neighborhood. Following Anselin and Lozano-Gracia’s (2009) framework, this paper uses a spatial hedonic pricing model that allows to measure both “direct and in-direct effects” or “externality spillovers” from the existence of the railway stations.Abstrak. Pengelolaan kawasan perkotaan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan lain-lain yang telah menerapkan konsep "Pembangunan berorientasi Transit" atau lazim disebut dengan istilah “transit oriented development” (TOD), menunjukkan bahwa TOD tampaknya mampu meningkatkan nilai properti dan dan mampu mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk biaya transportasi. Namun demikian, menerapkan konsep TOD di kota-kota Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, merupakan tantangan yang unik dimana kondisi tataruang kota dan transportasi perkotaan di Indonesia yang jauh berbeda dari kondisi di daerah perkotaan di negara-negara maju. Salah satu isu kebijakan infrastruktur penting untuk Jakarta dan kota-kota berkembang pesat di Indonesia adalah bagaimana memberikan jastifikasi meningkatkan pendapatan fiskal melalui konsep "value capture", di mana nilai properti meningkat karena akses dan layanan yang baik dari keberadaan stasiun kereta api. Penelitian ini didasarkan pada studi kasus di Serpong, sebuah lingkungan di Jakarta Metropolitan Area (JMA), Indonesia. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji sudut pandang dasar strategi TOD yaitu bagaimana infrastruktur transportasi, seperti stasiun kereta api, mempengaruhi nilai properti yang ada disekitarnya. Dengan menggunakan kerangka metodoologi yang sama dengan Anselin dan Lozano-Gracia (2009),”spatial hedonic pricing models” studi ini mampu mengukur baik "efek langsung” maupun “tidak langsung" dari "limpahan eksternalitas" keberadaan stasiun kereta api.
KARAKTERISTIK PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR DI PINGGIRAN KOTA SEMARANG Manullang, Okto Risdianto; Tamin, Ofyar Z.; Syabri, Ibnu; Sjafruddin, Ade
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

With urban sprawl, public transport often fails to accommodate the high travel demand; population is increasingly spread out while most activities stay in the city centers. This creates variations in travel behavior, affected by the traveler himself and his location. This study examines household travel behavior characteristic using motorcycle in Semarang City fringes quantitatively using crosstab analysis. Analysis results showed that distance to working location has the biggest influence in the husband and wife travel behavior on weekday, as the main actor of household production and consumption which play a main role in the decisions being made in the household. On the other hand, the frequency of trips on the weekend is influenced by a number of members of the family and household income, as well as travel time is affected by household income. This suggests that the characteristics of household travel behavior motorcyclists on weekends is more influenced by household income. Typically these households undertake recreational walks.
PENGARUH ALOKASI WAKTU TERHADAP PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR DI PUSAT KOTA SEMARANG Manullang, Okto Risdianto; Syabri, Ibnu; Tamin, Ofyar Z.; Sjafruddin, Ade
Jurnal Transportasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.536 KB) | DOI: 10.26593/jt.v14i1.1370.%p

Abstract

Downtown area is the area that located in the central of a city with a relatively close distance to the location of the activity and existing facilities and it is served by public transportation service, so that the number of private vehicles uses can be reduced. However, those conditions are not found in the downtown area of Semarang, where the number of motorcycle uses is high. That phenomenon needs to be observed from household scale as the main actors of trips. This study aims to investigate motor cycle travel behavior of households living in the downtowns area of Semarang. Based on the results it is found that husband and wife have different travel behavior along with their role in the household. Husbands have more trips related to work activities while wives have more trips related to household activities. Moreover, household travel behavior is different during weekdays and weekend. Variable which has the most influence on travel behavior in weekdays is daily activity that is accompany family members, while variables which have the most influence on travel behavior in weekend are non-daily activities such as recreation and visiting relatives. Pusat kota adalah kawasan yang menempati lokasi sentral dengan jarak relatif dekat dengan lokasi aktivitas serta fasilitas yang ada dan dapat diakses dengan jaringan pelayanan angkutan umum sehingga angka penggunaan kendaraan pribadi, khususnya bagi penduduk yang tinggal di dalamnya, dapat dikurangi. Namun kondisi tersebut tidak terjadi di pusat Kota Semarang karena angka penggunaan sepeda motor di sini cenderung tinggi. Fenomena tersebut perlu dicermati pada skala paling kecil, yaitu rumah tangga sebagai pelaku utama pergerakan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor yang tinggal di kawasan pusat Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pasangan suami dan istri memiliki perilaku perjalanan yang berbeda dalam melakukan aktivitas rumah tangga. Pergerakan suami lebih banyak dilakukan untuk kegiatan bekerja sedangkan istri lebih banyak berperan dalam aktivitas rumah tangga. Selain itu perilaku perjalanan rumah tangga pada hari kerja dan pada akhir pekan juga berbeda. Variabel yang paling mempengaruhi perilaku perjalanan pada hari kerja adalah aktivitas harian, yaitu mengantar anggota keluarga, sedangkan variable yang paling mempengaruhi pada akhir pekan adalah aktivitas non-harian, seperti rekreasi, jalan-jalan dan mengunjungi kerabat.
Peran dan Pola Penggunaan Sepeda Motor Pada Masyarakat Berpendapatan Rendah di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Role and Pattern of Motorcycle Usage by Low Income Society in Yogyakarta Urban Region) Herwangi, Yori; Syabri, Ibnu; Kustiwan, Iwan
Journal of Regional and City Planning Vol 26, No 3 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.456 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.3.2

Abstract

Peningkatan jumlah sepeda motor yang pesat menimbulkan berbagai masalah dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan. Namun di sisi lain, keberadaan sepeda motor juga merupakan sarana yang penting bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk mengakses berbagai kesempatan yang dapat meningkatkan kehidupan mereka seperti; pekerjaan, pendidikan, kesehatan. Untuk itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terutama yang berpendapatan rendah terhadap sepeda motor, tanpa mengorbankan hak mereka terhadap kesempatan tersebut. Salah satunya adalah dengan memahami bagaimana peran dan pola penggunaan sepeda motor pada masyarakat berpendapatan rendah di kawasan perkotaan, yang menjadi tujuan dari studi ini. Untuk mencapai tujuan tersebut dikumpulkan data mengenai peran dan pola penggunaan sepeda motor  dari 437 rumah tangga penduduk berpendapatan rendah di dua kelurahan dan dua desa di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Data kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensi. Berdasarkan analisis terhadap data didapatkan bahwa sepeda motor berperan besar dalam menunjang pergerakan masyarakat berpendapatan rendah. Walaupun dirasa memberatkan, banyak masyarakat berpendapatan rendah yang terpaksa memiliki lebih dari satu unit sepeda motor. Penggunaan sepeda motor pun sebagian besar adalah untuk keperluan bekerja dan pendidikan sehingga ketiadaan moda tersebut dapat bepengaruh besar pada kehidupan mereka.Kata kunci. Sepeda motor, masyarakat berpendapatan rendah, Kawasan Perkotaan YogyakartaA rapid increase in motorcycle ownership has led to various economic, social and environmental problems. On the other hand, motorcycles are also an important mode of transportation for low-income people for accessing a wide range of opportunities that can improve their lives, such as employment, education, and health. Therefore, it is necessary to find appropriate solutions to reduce motorcycle dependency, especially among low-income people, without compromising their right to the various opportunities offered by the motorcycle. One of the solutions is to understand the roles and patterns of motorcycle usage among low-income people in urban areas, which was the goal of this study. To achieve these objectives, the role and usage patterns of motorcycles of 437 low-income households were collected in two districts and two villages in Yogyakarta Urban Area (Kawasan Perkotaan Yogyakarta). The data were processed and analyzed using descriptive statistical methods and inferential statistics. Based on the analysis it was shown that  motorcycle plays a major role in supporting the mobility of low-income people. Although considered as burdening, many low-income people are forced to have more than one motorcycles. The motorcycles are mostly used for the purposes of work and education, so that the absence of this mode of transportation can affect their lives substiantally.Keywords. Role of motorcycle, pattern of motorcycle usage, low-income people
Exploratory Spatial Data Analysis for Flow Data: Exploring The Error Term of Spatial Interaction Models Syabri, Ibnu
Journal of Regional and City Planning Vol 14, No 2 (2003)
Publisher : Center for Research and Community Services ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.381 KB)

Abstract

In a number of problem domains there is an increasing interest in exploring flow data, which is defined as data that captures movement between places on a given network, including most branch of engineering, transportation, telecommunication, social system, and economic geography;.. However, the current state of the art in exploratory spatial data analysis (ESDA,); which is largely dominated by geo-statistical and lattice data analysis, lack techniques and methodologies for the exploration of flow data. Although the general underlying concepts are largely the same, flow data requires a different set of specific methods for data exploration. In this paper I extend the methods of spatial stat is tic for identifying spatial clusters and outliers to work with flow data, and demonstrate the methods to detect spatial error dependence and heteroskedasticity  in the error term of spatial interaction models.
Pengembangan Varian Model Vehicle Route Problem (VRP) Untuk Penentuan Rute Angkutan Laut Penumpang Studi Kasus Pt. Pelni (Persero) Danandjojo, Imbang; Kombaitan, B; Santoso, Idwan; Syabri, Ibnu
Warta Penelitian Perhubungan Vol 26, No 3 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.486 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v26i3.874

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan varian modelVRP untuk menyusun rute angkutan umum penumpang. Sebagai bahan pertimbangan adalah karakteristik rutenya tertutup yang berawal dan berakhir pada terminal atau pangkalan yang sama, karakteristik pelanggannya deterministik dengan volume permintaan layanan tetap dan dalam kurun waktu saturound trip tertentu, serta karakteristik kendaraan yang dioperasikan memiliki variasi kapasitas dan biaya operasi. Rute disusun untuk memperoleh efisiensi biaya operasional yang optimal, setiap jalur yang ada dalam jaringan pelayanan dilewati tepat satu kali dengan alasan pemberian frekuensi layanan yang sama untuk setiaplink pergerakan penumpang. Penyusunan rute dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap inisialisasi dengan pendekatan metoda Nearest Addition atau Nearest Neighborhood Heuristic dan tahap perbaikan dengan pendekatan metoda Genetic Algorithm. Model ini belum mempertimbangkan adanya pola rute dengan naik-turun penumpang yang dinamis, serta kecepatan dan waktu tempuh kendaraan yang bersifat stokastik, permintaan pergerakan penumpang setiap jalur yang bersifat stokastik, ataupun jumlah pelabuhan dalam jaringan pelayanan yang bersifat stokastik. Sehingga membuka peluang penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penyusunan ulang rute pelayanan kapal-kapal milik PELNI, total biaya operasional seluruh kapal dapat ditekan jauh lebih efisien hingga mencapai 64,38% dari total biaya aktual. Sedangkan dari sisi total jarak tempuh, dapat ditekan lebih efektif hingga mencapai 59,64% dari total jarak tempuh aktual. Kata kunci: VRP, angkutan laut penumpang, efisiensi biaya, efektivitas jaringan
Model Integrasi Keputusan Lokasi, Perutean Kendaraan, dan Pengendalian Persediaan Pada Sistem Rantai Pasok Tiga Eselon Saragih, Nova; Nur Bahagia, Senator; Suprayogi, Suprayogi; Syabri, Ibnu
Jurnal Teknik Industri Vol 19, No 1 (2017): JUNE 2017
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.31 KB) | DOI: 10.9744/jti.19.1.1-10

Abstract

Keputusan lokasi, perutean kendaraan, dan kebijakan persediaan merupakan keputusan yang saling terkait satu dengan yang lain. Keputusan pengendalian persediaan, seperti ukuran lot pemesanan dan frekuensi pemesanan akan mempengaruhi baik itu ongkos persediaan dan ongkos transportasi. Sebagai contoh, pengiriman dalam kuantitas yang sedikit dan frekuensi yang sering menyebabkan pengurangan ongkos persediaan tetapi membutuhkan tambahan ongkos transportasi. Selanjutnya, keputusan perutean dan keputusan pengendalian persediaan akan mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi sebab pemilihan lokasi ditentukan berdasarkan kriteria ongkos sistem minimum. Kegagalan dalam melibatkan ongkos persediaan dan ongkos transportasi ke dalam pertimbangan ketika memilih lokasi dapat menyebabkan sub-optimalitas sebab keputusan pemilihan lokasi memiliki dampak yang besar pada ongkos persediaan dan ongkos transportasi. Oleh karena itu, bagaimana memilih lokasi, menentukan rute kendaraan, dan mengendalikan persediaan yang optimal menjadi isu yang penting dalam merancang sebuah sistem logistik. Penelitian ini mengembangkan model integrasi yang secara simultan mengoptimisasikan keputusan lokasi, rute kendaraan, dan pengendalian persediaan pada sistem rantai pasok tiga eselon yang belum pernah dikembangkan sebelumnya. Entitas yang terlibat dalam rantai pasok kajian terdiri dari satu Pemasok, multi Depot, dan multi Ritel. Karakteristik permintaan yang dipertimbangkan dalam penelitian ini bersifat probabilistik dan jumlah produk terdiri dari satu produk. Model integrasi yang dikembangkan selanjutnya dipecahkan dengan metode optimal dan metode heuristik. Setelah dilakukan perbandingan dengan model dekomposisi diperoleh kesimpulan bahwa model integrasi menghasilkan ongkos total sistem yang lebih kecil.
Economic Contribution of Regional Feeder Ports to The Local Economy In Indonesia Syabri, Ibnu; Widyanarko, Pritta Andrani
TEKNIK Vol 38, No 1 (2017): (Juli 2017)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.708 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v38i1.15408

Abstract

Indonesia regional feeder ports’ main function is to serve marine transport activities between regency/city in a province in limited quantities. The intention of the government to make marine transportation as the backbone of national logistic transportation system puts these ports to an important position, as suppliers for the main and/or collector ports and as goods distribution centers for the region from the bigger ports. Not only as a provider of accessibility between regions, regional feeder ports should be seen as an investation to boost regional economy. This study aims to explain the influences of regional feeder ports on regency/city economy, based on the port types: (1) cargo ports, and (2) cargo & passengers ports. Results showed that both types of ports have positive influences on the regency/city economy, although it is not related to region’s economic base sector. Cargo ports which are mainly located on west area of Indonesia, supports the region’s economy more than cargo & passenger ports which are mainly located on the east.
Post-suburbia dan Tantangan Pembangunan di Kawasan Pinggiran Metropolitan: Suatu Tinjauan Literatur Erie Sadewo; Ibnu Syabri; Pradono Pradono
Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.681 KB) | DOI: 10.22146/mgi.32097

Abstract

Post-suburbia merupakan fenomena transformasi perkotaan yang banyak ditemui di berbagai tempat. Fenomena ini terjadi sejalan dengan proses dekonsentrasi dan desentralisasi pekerjaan ke kawasan suburban yang menyusul populasi, sehingga menjadikan pusat kota kehilangan pengaruhnya. Tulisan ini dimaksudkan sebagai tinjauan terhadap berbagai literatur mengenai diskursus post-suburban dari sudut pandang filosofis. Selain itu, diberikan juga konteks perkembangannya di Indonesia, serta tantangan yang dihadapi oleh riset mengenai post-suburban kedepannya. Yaitu terkait dengan keberlanjutan perkotaan, apakah post-suburbia menghasilkan pembangunan yang tidak saja lebih ramah lingkungan, namun juga lebih baik secara ekonomi maupun sosial.ABSTRACT Post-suburbia is a well spread urban transformation phenomenon which could be seen in many places. This phenomenon occurs along with the employment deconcentration and decentralization process following the population towards the suburban area. Such a process makes the urban core losing its influence. This paper aimed as a literature review of post-suburban discourse from a philosophical perspective. Moreover, we also discuss its development in the Indonesian context and several possibilities of its research challenge in the future. Such as its relation with urban sustainability, whether post-suburbia would produce more not only environmental friendly development but also in economic and social aspect.