Claim Missing Document
Check
Articles

DECISION OF FRAUD DISCLOSURE IN THE INDONESIAN REGIONAL GOVERNMENT Johan Arifin; Sheila Hikma Ariefadisya; Chivalrind Ghanevi Ayuntari
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 5, No 3 (2020): Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/reaksi.v5i3.11088

Abstract

AbstractThe objective of this study was to examine the potential factors affecting employees to perform whistleblowing in Indonesian regional government level. The examined factors included supervisor support, protection, compensation and the level of fraud severity.This study was conducted by testing 130 civil servants who have worked in a number of regions in Indonesia. The test was done by handing out questionnaires that consisted of some questions and two case studies. The participants were asked to answer one of the available  five answer choices which were related to the decision of fraud disclosure in regional government. The result showed that employees were willing to disclose any fraud in the workplace if they received sufficient supervisor support, protections and considered that the level of fraud was serious. However, it was found that compensation did not affect the employees to perform whistleblowing.Keywords: Whistleblowing, Wrongdoing, Supervisor Support, Protection, Compensation.
ANALISIS STRUKTUR WACANA DALAM ACARA “BAANTARAN JUJURAN” DI BANJARMASIN Arifin, Johan
Vidya Karya Jurnal Kependidikan Vol 30, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Vidya Karya Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research deals with the analysis of discourse structure in the show "Baantaran honesty" in Banjarmasin and the researcher concludes that this discourse structure consists of greetings, praise to God and the Prophet, respect for the arrival of the family of the bridegroom, Introduction words (in the language of Banjar-called " maantar pamandiran "), Core (delivery or receiving conduction), Acknowledgements and apology, Prayer, Closing (greeting). This type of approach used in this study is qualitative descriptive. The research is qualitative descriptive and aims of providing an overview of the case carefully. In the analysis of discourse structure, "baantaran jujuran" The discourse of dilivery of the bridegroom of the first and the discourse of acceptance of the bride is the response symbolized by R.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ONDANSETRON DAN TRAMADOL INTRAVENA DALAM MENCEGAH MENGGIGIL PASCA ANESTESI UMUM Johan Arifin; Yosie Arif Sanjaya
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 1 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.449 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i1.31

Abstract

Latar belakang : Menggigil pasca anestesi merupakan komplikasi yang cukup sering terjadi, menimbulkan keadaan yang tidak nyaman dan menimbulkan berbagai resiko. Selama ini obat yang digunakan untuk mencegah atau mengatasi menggigil mempunyai efek samping mual, muntah, sedasi dan depresi napas. Tujuan penelitian adalah membuktikan pemberian ondansetron 0,1 mg/kgBB intra vena sebelum induksi anestesi lebih efektif dibandingkan dengan pemberian tramadol 2 mg/kgBB intra vena sebelum induksi anestesi dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum.Metode : Penelitian eksperimental "randomized post test only controlled group" pada 72 pasien usia 16-40 tahun yang menjalani operasi selama 1-2 jam dengan anestesi umum. Tanda vital (tekanan darah, laju jantung, saturasi oksigen serta suhu tubuh aksila) diukur 5 menit sebelum induksi dilanjutkan randomisasi. Pasien dibagi menjadi 3 kelompok : Kelompok O mendapatkan ondansetron 0,1 mg/kgBB, kelompok T mendapatkan tramadol 2 mg/kgBB dan kelompok K mendapatkan NaCl 0,9%. Setelah perlakuan dilakukan induksi anestesi sesuai dengan standar. Tanda vital diukur segera setelah ekstubasi dan tiap lima menit selama 15 menit. Uji statistik dengan One-way Anova dan Kruskal Wallis dengan derajat kemaknaan p < 0,05.Hasil : Kejadian menggigil pada kelompok tramadol terjadi pada 5 pasien (20,8%), pada kelompok ondansentron 4 pasien (16,7%), (p=0,482). Sedangkan antara kelompok ondansentron dan tramadol dengan kelompok kontrol, menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Perbedaan suhu tubuh kelompok ondansetron dan tramadol tidak bermakna. Lima pasien (20,8%) pada kelompok tramadol mengalami mual muntah sedangkan kelompok ondansetron tidak didapatkan efek samping (p < 0,05).Kesimpulan : Ondansetron 0,1 mg/kgBB dan tramadol 2 mg/kgBB intra vena mempunyai efektifitas yang sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum, tetapi ondansetron mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibandingkan tramadol.Kata kunci: menggigil pasca anestesi, ondansetron, tramadol.
Peran Sistem Informasi dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif Melalui Transformasi Teknologi Johan Arifin
Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen Vol. 7 No. 2 (2005)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/js.v7i2.894

Abstract

In a competitive market, many companies cannot avoid the competition. The right technology and information system can be the key factor in sustaining corporate viability. The information system changes the way of company in running its business and making some new things in the organization. Nowadays, the progress in information system followed by the pro¬gress in information technology. Therefore, information technology as a strategic business tool is essential to a firm, and central to its competitive strategy. This paper tries to discuss the aim of information system to create competitive advantage trough the use of tech¬nology transformation Keywords: Information system, Competitive advantage, Technology transformation.
BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM ACARA MARIO TEGUH GOLDEN WAYS Arifin, Johan
Vidya Karya Vol 31, No 2 (2016)
Publisher : Vidya Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This research deals with directive speech in the Mario Teguh Golden Ways. This study uses a qualitative approach. That is, data that has been found later identified, analyzed and classified through a qualitative analysis. In line with the approach, the method used is descriptive method. From the results of the study, it is showed that the speech act in Mario Teguh Golden Ways is a directive speech act, which is seen from the number of words used by Mario in giving advice. This can be seen in terms of understanding that researcher found. Directive speech acts (directives) illocutionary aim to produce an effect of an act committed by the addressees; this illocutionary is for example, ordering, commanding, pleading, demanding, and giving advice. Keywords: Discourse, Directives Speech Acts, Mario Teguh Golden Ways Abstrak: Penelitian ini berkenaan dengan bentuk tidak tutur direktif dalam acara Mario Teguh Golden Ways. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya, data yang telah ditemukan kemudian diidentifikasi, dianalisis dan diklasifikasikan melalui analisis secara kualitatif. Sejalan dengan pendekatannya, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur yang banyak terdapat pada acara Mario Teguh Golden Ways adalah tindak tutur direktif yang dapat diamati dari banyaknya kalimat yang digunakan oleh Mario Teguh dalam berbicara memberi saran dan nasihat. Hal ini bisa dilihat dari segi pengertian yang telah peneliti dapatkan. Tindak tutur direktif (directives) ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh petutur; ilokusi ini misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat.Kata kunci : Wacana, Tindak Tutur Direktif, Acara Mario Teguh Golden Ways
TRACER STUDY ALUMNI JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN WALISONGO SEMARANG Arifin, Johan
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/economica.2015.6.2.796

Abstract

Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan institusi pendidikan dalam menghasilkan kualitas lulusan adalah dengan melaksanakan survei penelusuran alumni (tracer study). Hal ini berguna untuk mengukur kompetensi lulusan yang bermutu tinggi dan relevan dengan kebutuhan pasar, meningkatkan kualitas tata kelola yang kredibel, transparan dan akuntabel, dan cara untuk mengetahui perubahan dan kebutuhan akan kemampuan dan kapabilitas yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang kompleks melalui pendapat alumninya. Di sisi lain, tracer study juga berguna untuk memperoleh informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan.
HUBUNGAN HUKUM KEMITRAAN DALAM LINKAGE PROGRAM PERBANKAN SYARI’AH Arifin, Johan
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/economica.2013.4.2.778

Abstract

Linkage program is a strategy that aims to empower and provide access to capital for small and medium enterprises (UMKM) through the involvement of participation in the financial industry. It is based on the fact that BPR/S or Shariah microfinance institutions like Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) sometimes have problems in mobilizing public sector funds. While commercial banks on the other hand tend to have excess funds that the public sector (over liquidity) but space is limited to micro business reach its movement.In other words, that the benefits of this program, commercial banks have easy access to UMKM and BMT benefit from the availability of funds to be distributed to the debtor, with due regard to the risk management process so as not to encourage an increase in the ratio of financing problems (non-performing financing).
The implementation of probity audit to prevent fraud in public procurement of goods and services for government agencies Johan Arifin; Toni Hartadi
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol 24, No 1 (2020)
Publisher : Accounting Department, Faculty of Business and Economics, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jaai.vol24.iss1.art2

Abstract

The procurement activities to obtain goods and services for government agencies in Indonesia are susceptible to becoming a medium of various types of fraud. Probity audit is a novel approach in which real-time audit is implemented in the process of goods and services procurement to overcome ongoing fraud issues. This study aimed to evaluate the implementation of probity audit with reference to applicable regulations. This research was a descriptive qualitative study analyzed using the document analysis method. The object of the study was the Inspectorate of the National Public Procurement Agency (LKPP) as the Government Internal Supervisory Apparatus of LKPP. The study results showed that, first, the suitability of facilities and infrastructure to implement probity audit was fairly good; second, the implementation of probity audit was satisfactory and in accordance with the guidelines for probity audit; third, the issue during the implementation of probity audit included the absence of policy and Standard Operating Procedure (SOP) for the implementation of probity audit in LKPP. This research was also expected to become one of the relevant sources for future researchers and assist the government in implementing the probity audit policy in Indonesia.
FISCAL POLICY DISCLOSURE IN INDONESIAN LOCAL GOVERNMENTS Johan Arifin; Greg Tower; Stacey Porter
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 17 No. 1 (2013)
Publisher : Accounting Department, Faculty of Business and Economics, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jaai.vol17.iss1.art2

Abstract

Studi ini meneliti tingkat pengungkapan informasi kebijakan fiskal dalam laporan keuangan pemerintah daerah Indonesia. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang baru saja melalukan reformasi keuangan negara secara komprehensif. Teori institusional isomorphic diadopsi sebagai teori yang mendasari studi ini. Hasil studi ini menyatakan bahwa terdapat tingkat pengungkapan informasi kebijakan fiskal yang tinggi dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan index ketaatan kebijakan fiskal yaitu 81,2%. Analisis regresi menunjukkan bahwa variabel ‘coercive’ yang diukur dengan jumlah anggota dewan merupakan prediktor terhadap tingkat pengungkapan informasi kebijakan fiskal. Pemerintah daerah yang mempunyai lebih banyak jumlah anggota dewan lebih intensif mengkomunikasikan informasi kebijakan fiskalnya. Selain itu, umur pemerintah daerah dan ketergantungan keuangan juga mempengaruhi tingkat pengungkapan informasi kebijakan fiskal pada pemerintah daerah Indonesia.Kata kunci: Laporan keuangan, pengungkapan informasi kebijakan fiskal, negara berkembang.
Penyelenggaraan manajemen keuangan di lingkungan perguruan tinggi Johan Arifin
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol 2, No 1 (1998)
Publisher : Accounting Department, Faculty of Business and Economics, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam mengelola suatu universitas/perguruan tinggi diperlukan sebuah sistem informasi keuangan yang dapat diandalkan. Sistem informasi tersebut disusun untuk mengumpulkan semua data keuangan oleh manajemen untuk bahan pengambilan keputusan. Apabila kita amati secara seksama ternyata penyelenggaraan/praktik manajemen keuangan pada suatu universitas/perguruan tinggi mempunyai persamaan dengan manajemen keuangan di lingkungan pemerintahan dan di lingkungan organisasi nirlaba (organisasi yang tujuan utamanaya tidak untuk mendapatkan laba).Banyak pilihan yang sangat luas terhadap alat-alat dan teknik-teknik manajemen keuangan yang tersedia untuk universitas/perguruan tinggi, dimana tidak hanya sistem atau model-model yang dikembangkan khusus untuk universitas/perguruan tinggi, akan tetapi juga praktik-praktik yang dilakukan oleh organisasi nirlaba. Universitas/perguruan tinggi seyogyanya tidak menganggap bahwa praktik-praktik yang exist itu sebagai pembatas (constraint), tetapi sebagai model yang dapat diikuti dan dikembangkan tergantung dari kondisi yang berlaku di masing-masing universitas/perguruan tinggi.