Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKOLOID TERHADAP SIFAT FISIK DAN SENSORI ES KRIM SANTAN KELAPA Utama, Rozi Satria; Fajri, Prima Yaumil; Agustina, Agustina; rahayu, cucu
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.276 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.17187

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan hidrokoloid terhadap sifat fisik (waktu leleh dan overrun) dan sensori (rasa, tekstur, aroma, dan penerimaan keseluruhan) es krim santan kelapa. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu penambahan hidrokoloid 0%, penambahan guar gum, karagenan, dan CMC dengan konsentrasi masing – masing 0,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan hidrokoloid berpengaruh signifikan terhadap waktu leleh es krim santan kelapa. Waktu leleh es krim penambahan hidrokoloid 0%, penambahan guar gum, karagenan, dan CMC berturut-turut adalah 44,67 menit, 49 menit, 56,67 menit, dan 51,33 menit. Penambahan hidrkoloid tidak berpengaruh signifikan terhadap overrun es krim santan kelapa. Pada uji kesukaan, penambahan CMC dan karagenan berpengaruh signifikan terhadap nilai kesukaan untuk tekstur dan penerimaan keseluruhan, namun tidak berpengaruh terhadap rasa dan aroma, sedangkan penambahan guar gum tidak berpengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan. Es krim santan kelapa dengan penambahan CMC mempunyai nilai tertinggi untuk parameter tekstur dan penerimaan keseluruhan.
Analysis of Safety Street Food In Public Primary Schools in Padang City Fajri, Prima Yaumil; Refdi, Cesar Welya; Fiana, Risa Meutia
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.65 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.17197

Abstract

Food safety is the main issue in street food for student in primary school. Street food that unhealthy can be caused by unhygienic food processing or storage. Microbial contamination, chemical contamination from the air or application of food additives at risk become critical point food safety in street food for student in primary school. The aim of this research was to know street food that often consumed by students some public primary schools in Padang City and its safety. This research is an observational study with purposive sampling technique. The result of this research showed that there is chemical contamination from lead, may caused of the location of food stall and how it is processed. Street food of school children observed from selected public primary schools in Padang City was suspected of containing borax and formalin proved negative.Keywords : borax, chemical contamination, formalin, lead, street food 
FORMULASI NASI INDIGENOUS (BERAS CISOKAN) DENGAN MAKANAN KHAS SUMATERA BARAT SEBAGAI PRODUK PANGAN DARURAT Refdi, Cesar Welya; Rasdiana, Felga Zulfia; Fajri, Prima Yaumil
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.181 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i4.18855

Abstract

The critical part of disaster mitigation is getting the food needs of disaster victims, namely emergency food. Emergency Food Products (EFP) are processed food products specifically designed to meet humans' daily energy needs (2100 kcal) and are consumed in abnormal situations. West Sumatra has a variety of traditional cuisine that is liked by various people especially in Indonesian peoples. This study aimed to determine the formulation of indigenous rice (Cisokan Rice) and traditional West Sumatra dishes as emergency food based on nutritional composition to meet IOM emergency food standards. This research obtained three formulations of Emergency Food products using traditional foods from West Sumatra. These formulations, namely Rice with Rendang, Rice with Chicken Kalio, and Rice with Fish Asam padeh. Each formulation consists of 250 grams per serving. Each product formulation also meets the requirements for emergency food consumption, namely 2100 kcal per day, which can be fulfilled with 3-4 portions of consumption a day.
ALIH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL DI KENAGARIAN ANDALEH, LIMAPULUH KOTA Prima Yaumil Fajri; Nela Eska Putri; Rilma Novita; Gusmalini Gusmalini; Yenni Muchrida
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.81-86.2021

Abstract

Jagung banyak dibudidayakan di Kenagarian Andaleh di Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota. Jenis jagung yang dibudidayakan adalah jagung gigi kuda yang sering dijadikan sebagai pakan ternak terutama pakan unggas. Jagung gigi kuda memiliki biji berbentuk gigi, mengandung karbohidrat (pati) yang tinggi, dan bertekstur keras. Ciri khas jagung ini adalah memiliki biji yang melekuk di bagian tengah atau bagian atas biji. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masayarakat Nagari Andaleh Kecamatan Luak, tentang pemanfaatan bahan pangan lokal, khususnya komoditi jagung ini melalui alih teknologi pengolahan menjadi nugget jagung. Kegiatan diawali dengan memberikan penyuluhan tentang praktik sanitasi, meliputi sanitasi pekerja, sanitasi peralatan, dan sanitasi pengolahan, serta cara pengolahan pangan yang baik. Nugget jagung dibuat dari campuran daging ayam dan jagung dengan perbandingan 1:0.2. Melalui kegiatan ini, masyarakat mampu menerapkan higieni dan sanitasi dalam pengolahan pangan, serta memiliki keahlian dalam pengolahan jagung menjadi produk pangan baru, yaitu nugget jagung, sehingga meningkatkan pemanfaatan bahan pangan lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan alih teknologi pemanfaatan bahan pangan lokal jagung diharapkan tumbuh motivasi untuk mengembangkan usaha skala rumah tangga yang berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat di Kenagarian Andaleh. Kata kunci: Jagung Gigi Kuda, Nagari Andaleh, Nugget Jagung, Alih Teknologi, Pangan Lokal ABSTRACT Corn is widely cultivated in Andaleh Village, Luak Sub-district, Lima Puluh Kota Regency. The type of corn that cultivated in this village is dent corn (Zea mays var. indentata), which often used as animal feed, especially poultry feed. Dent corn has a tooth-shaped seed, contains high carbohydrates (starch), and has a hard texture. The characteristic of this corn form is that the seeds have an indentation in the middle or top of the seed. The purpose of this programs was to increased the knowledge Andaleh Village community, Luak District, about the utilization of local food, especially dent corn through the transition technology of corn processing to be corn nuggets. The activity began with provided counseling on sanitation practices, including personal sanitation, equipment sanitation, and processing sanitation, as well as good manufacturing practice. Corn nuggets were made from a mixture of chicken and corn in a ratio of 1: 0.2. Through this programs, the community will be able to apply hygiene and sanitation in food processing, and have expertise in processing corn into new products like nuggets, thereby can increase the utilization of local foodstuffs and improve the community's economy. Transition technology to use local dent corn was expected to grow the motivation of community to develop household-scale businesses that have an effect to increase the economy of the Andaleh Village community. Keywords: Dent Corn, Andaleh Village, Corn Nugget, Transition of Technology, Local Foods
KOMPOSISI GIZI DAN PATI TEPUNG BERAS RENDANG DARI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI DI KOTA PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT Cesar Welya Refdi; Prima Yaumil Fajri
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.89 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.1.40-44.2017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi zat gizi dan pati Tepung Beras Rendang yang berasal dari beberapa sentra produksi di Kota Payakumbuh Sumatera Barat dan dibandingkan dengan Tepung Beras Ketan Putih (TBKP) sebagai bahan baku. Hal yang ingin diteliti adalah pengaruh perendangan tepung beras ketan terhadap komposisi gizi dan pati bahan. Komposisi gizi yang diamati adalah kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, dan kadar karbohidrat, sedangkan komposisi pati yang diamati adalah kadar amilosa dan amilopektin bahan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan Paired T-test (Uji T-berpasangan) menggunakan program SPSS 17. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa proses perendangan TBKP memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) untuk menurunkan kadar air, kadar protein, kadar lemak dan secara nyata (P<0,05) meningkatkan kadar karbohidrat, kadar abu dan kadar amilosa
EVALUASI PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP ANTIOKSIDAN DAN EFEK OKSIDASI PADA PRODUK KARAK KALIANG DENGAN PENAMBAHAN KULIT MANGGIS Cesar Welya Refdi; Felga Zulfia Rasdiana; Prima Yaumil Fajri
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.1.47-52.2022

Abstract

Minangkabau memiliki khazanah pangan yang banyak, salah satunya makanan ringan karak kaliang. Karak kaliang diproduksi dengan penggorengan dengan suhu sangat tinggi dan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggorengan vakum karak kaliang yang ditambahkan antioksidan kulit manggis pada karakteristik antioksidan dan efek oksidasinya. Penggorengan vakum dilakukan pada A (suhu penggorengan biasa), B (suhu penggorengan vakum 70˚C), C (suhu penggorengan vakum 80˚C), D (suhu penggorengan vakum 90˚C) dan E (suhu penggorengan vakum 100˚C). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan suhu penggorengan karak kaliak menunjukkan berbeda tidak nyata pada asam lemak bebas dan bilangan peroksida namun berbeda nyata pada kapasitas antioksidan. Kapasitas antioksidan tertinggi terdapat pada perlakuan E (penggorengan Vakum 100oC) dan terendah pada penggorengan biasa (di atas 160oC).
Evaluasi Potensi Rendang dan Kalio Minangkabau sebagai Pangan Fungsional Prima Yaumil Fajri; Made Astawan; Tutik Wresdiyati
Agroteknika Vol 6 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i1.208

Abstract

Rendang merupakan salah satu harta karun masakan tradisional Indonesia yang berasal dari suku Minangkabau Sumatera Barat. Rendang mempunyai komposisi bumbu dan rempah yang banyak dan beragam, yang akan mempengaruhi aktivitas antioksidan dan menghambat oksidasi sehingga lambat tengik yang menjadi penyebab lamanya umur simpan rendang. Selain itu kandungan antioksidan pada rendang akan memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Selama proses pemasakan, senyawa produk reaksi Maillard diduga terbentuk. Melanoidin adalah salah satu produk senyawa reaksi Maillard yang memiliki aktivitas antioksidan. Kalio merupakan salah satu masakan asal Sumatera barat yang memiliki komposisi bahan yang mirip dengan rendang, tetapi proses pembuatannya lebih singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana reaksi Maillard selama pemasakan yang berakibat pada pembentukan senyawa melanoidin sebagai pigmen warna cokelat rendang terhadap aktivitas dan kapasitas antioksidan dari rendang dibandingkan dengan kalio yang mungkin berpotensi sebagai pangan fungsional. Variabel yang diukur adalah intensitas pencokelatan, aktivitas dan kapasitas antioksidan, kemudian data dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Intensitas pencokelatan daging rendang (0,322±0,001) sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan daging kalio (0,163±0,001). Hal ini menandakan reaksi Maillard lebih jauh terjadi pada daging rendang dibandingkan dengan daging kalio. Sementara aktivitas antioksidan bumbu (62,46±1,43%) dan daging rendang (46,23±1,43%) sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan bumbu (23,86±1,62%) dan daging kalio (23,9±0,24%). Kapasitas antioksidan bumbu (310,08±7,23 mg EVC 100 g-1 BK) dan daging rendang (227,76±7,23 mg EVC 100 g-1 BK) sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan bumbu (114,34±9,16 mg EVC 100 g-1 BK) dan daging kalio (114,51±1.20 mg EVC 100 g-1 BK).
Lemea, The Rejang Tribe'S Traditional Food Made From Fermented Bamboo Shoots (Review) Rozi Satria Utama; Prima Yaumil Fajri; Agustina Agustina; Jerry Antonio
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v10i1.3836

Abstract

Lemea is a traditional food made from fermented chopped bamboo shoots and fish. It is a traditional food of the Rejang tribe in Bengkulu, Sumatera. Lemea is not eaten raw due to its strong flavor and aroma, but rather cooked with simple spices and served with fish or shrimp. It is commonly cooked in a spicy sambal lemea and served as a dish with rice. This review aims to spread information about lemea and its various studies. Several researchers have altered the lemea production process to improve product quality, such as blanching raw materials, fish raw materials, and fermentation containers. The fermentation of lemea is spontaneous fermentation. Lactobacillus plantarum C410L1 and Lactobacillus rossiae LS6 have been identified as lactic acid bacteria from lemea. These bacterial isolates have potential as probiotics because of their good resistance to pH, temperature, and salt concentration.