Abstrak PG Kebon Agung memiliki masalah dalam proses produksi terutama berkaitan dengan target produksi dan waktu produksi yang hilang akibat terjadinya gangguan operasional. Hal ini menyebabkan PG Kebon Agung belum dapat memenuhi target produksi setiap tahunnya. Oleh karena itu dibutuhkan identifikasi, pengukuran dan penanganan risiko secara terstruktur untuk mengurangi kerugian dari risiko. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam manajemen risiko adalah Multi-Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA). Metode MAFMA merupakan pengembangan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan menambahkan faktor ekonomi atau biaya ke dalam penilaian risiko. Dalam upaya mengurangi kerugian akibat risiko kritis yang berpotensi terjadi pada proses produksi gula, maka ditentukan risk response planning (RRP) yang sesuai untuk masing-masing risiko kritis. Identifikasi awal risiko menunjukkan bahwa terdapat 23 risiko operasional yang terdapat pada proses produksi gula di PG Kebon Agung. Berdasarkan perhitungan risk level dengan menggunakan metode MAFMA, terdapat 9 risiko kritis yang bersifat operasional pada proses produksi gula. Risiko kritis yang didapatkan dari penelitian ini berkaitan dengan bahan baku gula, kerusakan mesin, dan kecelakaan kerja. RRP yang sesuai dalam menanggapi risiko tersebut antara lain : perbaikan lahan tanam, penjadwalan perawatan mesin dan meningkatkan fungsi pengawasan terhadap para pekerja. Kata kunci: Proses Produksi Gula, Manajemen Risiko, Risiko Operasional, tujuan, Multi-Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).