Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Validation of Modified COPCORD Questionnaire Indonesian Version as Screening Tool for Joint Pain and Musculoskeletal Diseases Anshory, Muhammad; Wahono, Cesarius Singgih; Kalim, Handono; Al Rasyid, Harun
Indonesian Journal of Rheumatology Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Indonesian Rheumatology Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.818 KB)

Abstract

Background: WHO-ILAR COPCORD Program is a program that aimed to obtain data on joints pain and musculoskeletal diseases in developing countries, one aspect which has not been studied is the ability of COPCORD questionnaire as a screening tool which standardized for  screening  joint pain and musculoskeletal diseases. Objective of this study is to assess the validity of modified COPCORD questionnaire Indonesian version in screening joint pain and musculoskeletal disease compared to examination by rheumatologists.Methods: The initial phase of the research is determining essential points, translation to Indonesian, and back translation. The second stage is testing questionnaires in communities which 100 respondents involved. Dependent variable is the diagnosis of rheumatic diseases and independent variables are pain in less and more than 7 days, high degree pain in less and more than 7 days, history of NSAIDs/Steroids/DMARDs use, and disabilities. Validation test was assessed by calculating the sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR+, and ROC curve. Bivariate analysis using Chi Square analysis, and multivariate analysis using logistic regression.Results: The sensitivity test results is best obtained on the question history of NSAIDs/steroids/DMARDs use (100%)  and specificity is best obtained on the question about disability (98%). ROC curve analysis which the results >85% obtained on the question of pain >7 days (90%), high degree pain >7 days (93%), and history of NSAIDs/steroids/DMARDs use (92%).  LR+ to diagnose rheumatic diseases found in all questions. Chi square analysis showed that all questions were significant with p <0.05 and odds ratio (OR) obtained most on high degree pain more than 7 days (OR: 180.167; 95% CI: 38.196-849.834).Conclusion: The modified COPCORD questionnaire Indonesian version has been adapted and can be a good tool in the screening of joint pain and musculoskeletal diseases compared to examination by rheumatologists. Keyword: Validation, Questionnaire, COPCORD
Membangun Desa Binaan Tanggap COVID-19, Lupus, Reumatik, dan Alergi: Upaya Menurunkan Angka Kejadian dan Mencegah Kekambuhan di Malang Handono, Kusworini; Wahono, Cesarius Singgih; Barlianto, Wisnu; Dewi, Elvira Sari; Sari, Tita Luthfia; Hasanah, Dian; Rahman, Perdana Aditya; Anshory, Muhammad; Wulandari, Desy; Sari, Dewi Purnama; Endharti, Agustina Tri; Nurdiana, Nurdiana; Kalsum, Umi; Susianti, Hani; Kalim, Handono
International Journal of Community Service Learning Vol 5, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijcsl.v5i1.30161

Abstract

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang COVID-19, lupus, reumatik, dan alergi mempengaruhi keberhasilan terapi, penurunan angka kejadian, dan pencegahan kekambuhan. Tujuan pengabdian masyarakat adalah membangun desa-desa binaan tanggap COVID-19, lupus, reumatik, dan alergi di Malang oleh Tim Kelompok Kajian Lupus, Autoimun, Reumatik, dan Alergi (LAURA) Universitas Brawijaya. Warga desa binaan diberikan penyuluhan berupa seminar awam dan pelatihan tentang pertolongan awal pada penyakit COVID-19, lupus, reumatik, dan alergi, kemudian diminta mengisi kuesioner posttest untuk mengukur pemahaman. Desa-desa binaan diberikan thermo-gun dan wastafel untuk menerapkan protokol kesehatan. Satu bulan kemudian dievaluasi adanya kejadian COVID-19, lupus, reumatik, dan alergi di desa binaan. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata warga desa binaan memahami 78,3% materi yang diberikan dan menerapkan protokol kesehatan sesuai yang diajarkan saat penyuluhan. Dilaporkan tidak ada kejadian COVID-19 serta kekambuhan lupus, reumatik, dan alergi dalam satu bulan terakhir kegiatan. Kesimpulan: pembangunan desa-desa binaan di Malang meningkatkan tanggap warga terhadap COVID-19, lupus, reumatik, dan alergi.
HUBUNGAN ANTARA KADAR LACTATE DEHYDROGENASE (LDH) DENGAN LUARAN KLINIS PASIEN SEPSIS DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR Anshory, Muhammad; Pratama, Gusti Rajendra Yoga; Iskandar, Agustin
Majalah Kesehatan FKUB Vol 8, No 1 (2021): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2021.008.01.4

Abstract

Di seluruh dunia, sepsis adalah penyebab utama kematian. Insiden sepsis telah berlipat ganda selama beberapa tahun terakhir. Terdapat peradangan sistemik pada sepsis yang menyebabkan disfungsi organ. Dengan demikian, kita membutuhkan biomarker untuk menentukan diagnosis dan prognosis sepsis. Lactate dehydrogenase (LDH) adalah biomarker kerusakan organ terkait sepsis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara LDH dan luaran klinis pasien dengan sepsis di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Studi ini dilakukan menggunakan pendekatan kohort prospektif, sementara desainnya adalah analitik observasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode konsekutif. Pemeriksaan kadar LDH dilakukan menggunakan Roche Cobas 8000, kemudian mortalitas dan lama perawatan dikumpulkan dari catatan medis. Temuan menunjukkan bahwa tidak ada variasi kadar LDH dalam hubungannya dengan kematian pada pasien sepsis (p = 0,414) dan ada hubungan negatif antara kadar LDH dengan lama perawatan pasien sepsis (r = -0,576, p = 0,031), tidak ada hubungan antara kadar LDH dan kematian pasien sepsis (r = 0,14, p = 0,414). Didapatkan nilai cut-off LDH untuk memprediksi kematian adalah 728 U/I, dengan nilai risiko relatif 1,28. Pengukuran LDH yang hanya satu kali dianggap berdampak pada temuan laporan ini. Studi ini menyimpulkan bahwa pada pasien sepsis, kadar LDH memiliki hubungan yang moderat dengan lama perawatan, tetapi tidak memiliki hubungan pada kematian pasien sepsis.Â