Jimi Narotama Mahameruaji, Jimi Narotama
Program Studi Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Edulib

POTENSI YOUTUBE SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI ANAK MUDA Rahmawan, Detta; Mahameruaji, Jimi Narotama; Janitra, Preciosa Alnashava
Edulib Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v8i1.11267

Abstract

Penetrasi Internet di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Meskipun demikian, tingginya tingkat penggunaan internet masih belum memberikan dampak yang optimal terkait pemberdayaan masyarakat, khususnya anak muda. Rendahnya tingkat literasi digital, serta kurangnya pengetahuan akan konten yang positif di Internet membuat sebagian anak muda di Indonesia belum dapat memanfaatkan peran teknologi dan media digital secara optimal dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama terkait dengan peran teknologi tersebut sebagai sumber informasi mengenai pengetahuan dan pendidikan. Banyaknya konten-konten negatif menimbulkan beragam permasalahan seperti hoax, cyberbullying, cybercrime, pornografi, hingga politisasi isu SARA. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk memetakan beragam konten positif dengan tema pendidikan pada media sosial YouTube. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kreator konten di YouTube yang khusus membahas tema pendidikan masih sangat terbatas. Beberapa akun YouTube yang menjalankan fungsi media edukasi bagi anak muda terutama adalah “Kok Bisa” yang mengemas kontennya dengan menggunakan animasi, bahasa yang sederhana, dan penjelasan yang tidak begitu rumit, serta beberapa akun milik perusahaan rintisan di bidang jasa layanan pendidikan seperti Quipper, Zenius, dan Ruang Guru yang memiliki kanal berisikan pembelajaran elektronik, tutorial dan tips pembelajajaran. Media edukasi di YouTube masih memerlukan kontrbusi banyak pihak karena kami melihat misalnya masih belum banyak konten edukasi dengan genre vlog, dan masih belum banyak konten-konten kreatif lain yang juga bertemakan pendidikan. Hal ini tentunya menjadi sebuah permasalahan sekaligus potensi untuk dikembangkan.