Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Budaya Islam Nelayan Pesisir Utara Lamongan Jawa Timur Nurdin, Ali
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 18 No 1 (2020): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.354 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v18i1.3359

Abstract

This study aims to understand and describe the religious traditions of fishers in Pesisir Utara Lamongan, East Java in their daily realities that shape transcendental experiences. This study uses a phenomenological approach to describe the experience of the religious practice of the fishers in Pesisir Utara Lamongan, East Java. The data were collected through in-depth interviews and were analyzed using flow models with the viewpoint of symbolic interaction theory that explored the symbolic meaning of the fishers’ behavior. The results of this study described that the daily experience of the fishers in social life is constructed in three religious practices, namely monotheism, social life, and worship. The monotheistic dimension of the fishers is transformed from offerings to monotheism. The dimension of the social life of the fishers is constructed based on the monotheism of Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah teachings. The dimension of worship of the fishers is portrayed in the practice of religious prayer, fasting, and going to wise persons formed by the results of interaction with the surrounding social world. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan tradisi keagamaan nelayan Pesisir Utara Lamongan, Jawa Timur dalam realitas keseharian yang membentuk pengalaman transendental. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mendeskripsikan pengalaman praktik keagamaan nelayan Pesisir Utara Lamongan, Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan dianalisis dengan menggunakan model alir dengan sudut pandang teori interaksi simbolik yang mengeksplorasi makna simbolik perilaku nelayan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa pengalaman keseharian nelayan dalam kehidupan sosial terkonstruksi dalam tiga praktik keagamaan yaitu dimensi tauhid, kehidupan sosial, dan ibadah. Dimensi tauhid nelayan mengalami transformasi dari sesajen ke tauhid. Dimensi kehidupan sosial nelayan dikonstruksi berbasis tauhid ajaran Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dimensi ibadah nelayan terpotret dalam praktik keagamaan sholat, puasa, dan pergi ke orang pintar yang dibentuk atas hasil interaksi dengan dunia sosial di sekitarnya.
Komunikasi Tradisi Abda’u pada Prosesi HewanQurban Adat Tulehu Maluku sulaeman, Sulaeman; Mahriani, Retna; Nurdin, Ali
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 13 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.86 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v13i2.2067

Abstract

Abda’u tradition is performed on the feast of Muslims’ Aidul Adha. This tradition is a form of struggle, the defense of the flag, seizure of the sacrificed animals’ blood by enforcing the ideological teachings of Islam. The purpose of this research was to understand and find communication events, communication components, and patterns of abda’u communication tradition on Maluku Tulehu to sacrifice animals’ procession. This research uses the theory of symbolic interactionism of the constructivist paradigm and communication ethnography method "speaking" from Dell Hymes as the basic reference. The approach used is qualitative data collection techniques through in-depth interviews, participant observations, the study of librarianship and documentation. The subject of the study amounted to 13 people and 2 key informants whom the abda'u offender, directory and mosque imam through a purposive sampling technique. The results of the abda’u tradition communication events include purified sacrifice animals, upholding the religion flag, and the sacrifice of animal slaughtering. Communication events occur concerning the house on mosque Imam, the villages, and Jami'i mosques. The message conveyed in Tulehu religious language, either verbal or nonverbal, based on the lofty norms and values passed down from generation to the next generation. The communication pattern formed based on abda'u tradition of awareness to preserve the procession of sacrificed animals through devotion to God Almighty by enforcing Islam ideological, syiar of Islam, the sacrifice of the sacrificed animals to the community, and the social solidarity of Muslim community. Tradisi abda’u dilakukan pada hari perayaan Idul Adha umat Islam. Tradisi ini merupakan bentuk perjuangan, pertahanan dan penegakkan bendera serta perebutan darah hewan qurban dengan menegakkan ideologi ajaran Islam. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menemukan peristiwa komunikasi, komponen komunikasi, dan pola komunikasi tradisi abda’u pada prosesi hewan qurban adat Tulehu Maluku. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik dari Blummer dengan paradigma konstruktivis dan metode etnografi komunikasi “speaking” dari Dell Hymes sebagai acuan dasarnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan partisipan, wawancara mendalam, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah 13 orang dan 2 orang narasumber kunci melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa komunikasi tradisi abda’u meliputi hewan qurban disucikan, perebutan bendera religi, dan penyembelihan hewan qurban. Peristiwa komunikasi terjadi di kediaman rumah Imam masjid, jalan kampong, dan masjid Jami’i. Pesan disampaikan bernada religi menggunakan bahasa Tulehu, baik verbal maupun nonverbal berlandaskan kepada norma dan nilai luhur diwariskan dari generasi kepada generasi berikutnya. Pola komunikasi tradisi abda’u dibentuk atas dasar kesadaran untuk melestarikan prosesi hewan qurban melalui pengabdian kepada Allah SWT dengan menegakkan ideologi ajaran Islam, syiar Islam, pengorbanan hewan qurban untuk masyarakat, dan solidaritas sosial sesama komunitas Muslim.
DESIGN OF BIOGAS COOLING PROCESSING FROM POME FOR (CSTR) CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR SYSTEM tjahjono, endro wahju; Arfiana, Arfiana; Finalis, Era Restu; Nurdin, Ali
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 14 No. 2 (2020): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : Deputi TIRBR-BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/mipi.v14i2.3856

Abstract

POME (Palm Oil Mill Effluent) can be used as for biogas production, with the main content of (65%) methane gas (CH4) and 35% Carbon Dioxide (CO2), H2S, and H2O gases. Apart from being a gas fuel and a source of electricity generation, biogas from POME waste as well as a waste processor becomes more environmentally friendly (according to quality standards). In order to support the process production of biogas from POME by using Continuous Stirred Tank Reactors (CSTR), it is necessary to decrease POME’s temperature to meet the requirements of the reactor operating conditions. Cooling process by using a Cooling Tower through direct contact between fluids can be a good alternative to be used as a POME cooling method because of its effectiveness in heat exchange and smaller area needed than an open ponds. The type of cooling tower used is the Induced Draft Cooling Tower. In cooling tower design, the steps involved in determining the basic design, calculation of tower dimensions, basin, fan power, losses, and cooling air requirements. Based on the calculation, the tower dimensions determine a height of 5 m, length of 3.6 m, and width of 2.5 m, while the basin cooling tower dimensions determine a height of 2.7 m, length of 3.6 m, and width of 2.5 m, fan power of 5 hp. The cooling air requirement for the POME cooling process is 82,895.14 kg/hour. Keywords : POME; Cooling Tower; CSTR; Fuel; Biogas
ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL Lestari, Indah Ayu; Nurdin, Ali; Asriyadi, Asriyadi
Prosiding SNATIF 2017: Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan informatika (BUKU 1)
Publisher : Prosiding SNATIF

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTeknologi LTE merupakan standar baru untuk jaringan 4G. hasil studi menunjukkan bahwa LTE mampu memberikan kecepatan downlink 100 Mbps dan uplink hingga 50 Mbps. Untuk mengimbangi kecepatan data yang tinggi, maka mobile user juga akan meningkatkan daya pancarnya. Namun, hal ini akan mengakibatkan timbulnya interferensi yang akan berdampak pada turunnya performansi pada mobile user lain. Untuk mengontrol daya tersebut, digunakan power control. Power control akan mengatur daya pancar user agar sesuai dengan daya yang dapat diterima oleh EnB namun tidak terlalu tinggi. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap dua EnB yang telah diterapkan power control. Pengambilan sample data dilakukan pada busy hour dan normal hour. Hasil pengamatan akan memperlihatkan besarnya pengaruh power control dalam mengatur interferensi yang terjadi saat high user (busy hour) dan low user (normal hour). Kata kunci: 4G, LTE, Power Control, interferensi