Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

POLA PERMUKIMAN BUGIS DI KENDARI Nurjannah, Irma; Anisa, Anisa
Nalars Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Snyder (1985) menyatakan bahwa terbentuknya lingkungan permukiman dimungkinkan karena adanya proses pembentukan hunian sebagai wadah fungsional yang dilandasi oleh pola aktivitas manusia serta pengaruh setting baik yang bersifat fisik maupun momfisik yang secara langsung mempengaruhi pola kegiatan dan proses pewadahannya. Penelitian tentang pola permukiman Bugis di Kendari ini dilakukan pada kelurahan Mata dan Puunggaloba dengan metode rasionalistik kualitatif. Pola permukiman Bugis di kelurahan Mata dan puunggaloba ini membentuk dua macam pola yaitu linier dan mengelompok. Masyarakat di kelurahan Mata dan Puunggaloba dalam menentukan lokasi permukimannya selalu mendekati laut atau sungai, karena laut berperan penting dalam kehidupan masyarakatnya. Kata kunci : pola, permukiman, bugis. ABSTRACT. Snyder (1985) said built environment has been formed from a process of settlement forming as a functional place which based of human activities pattern as well as setting impact either phisically or non phisically. These impacts will affect activities pattern directly within activities process. Research about Bugis setllement pattern within Kendari has been conducted at ‘kelurahan’ Mata and Puunggaloba by using qualitative rationalistic method. Bugis settlement pattern within kelurahan Mata and Puunggaloba has been formed into 2 patterns, linear and grouping. Community within kelurahan Mata and Puunggaloba has used sea or river to decide settlement location, because they believe that sea has an important role in their life. Keywords : pattern, settlement, Bugis.
KAJIAN KONSEP PENATAAN KAWASAN KOTA LAMA KENDARI BERDASARKAN IDENTITAS DAN CITRA KOTANYA Nurjannah, Irma
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 2 (2017): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.847 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v4i2.23253

Abstract

Kawasan Kota Lama Kendari dahulunya adalah pusat kota, kawasan ini juga dikenal sebagai kota pelabuhan yang merupakan salah satu identitas kawasan tersebut. Akibat mengalami penurunan kualitas lingkungan,yakni menurunnya estetika kawasan, bangunan historis yang mulai hilang, tata ruang yang tidak memenuhi syarat, aktifitas ekonomi masyarakat yang mulai berkurang, sertatidak adanya taman kota, sehingga kota ini dianggap sebagai kota mati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konsep penataan kawasan Kota Lama Kendari sehingga dapat menghidupkan serta mempertahankan identitas dan citra kotanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif melalui kegiatan survey literatur, observasi, wawancara, dan materi visual yang kemudian dilakukan kajian dan analisa sesuai dengan permasalahan berdasarkan teori penataan kawasansehingga dapat diketahui konsep penataan kawasan yang cocok untuk diterapkan. Penelitian ini menghasilkan: penataan kawasan(bangunan &lingkungan);peningkatan kualitas kawasan (penguatan karakter dan identitas kawasan) yang membentuk image;peningkatan vitalitas ekonomi kawasan; pengintegrasian komponen kawasan; danpenataan komponen perancangan secara terpadu.Kata-kata Kunci: Penataan Kawasan, Identitas Kota, Citra Kota. STUDY OF KENDARI’S OLD TOWN AREA ARRANGEMENT CONCEPT BASED ON THE IDENTITY AND IMAGE OF THE CITYThe Kendari’s Old Town was once the center of the city andhas been properly acknowledged as the port city, the eminent identity of the region. Due to the environmental degradation i.e. the ghastly decaying of aesthetics, lost of historical building, unqualified spatial, decreasing of economic activity of society, and the absence of city’s park, the area has been deemed as dead city. This study aims to analyze the concept of the Kendari’s Old Town area arrangement in reviving and maintaining the identity and image of the city. This research applied positivistic approach with descriptive qualitative type through literature study activity, observation, interview, and visual material followed by study and analysis in accordance with the problems based on the theory of the area arrangement, hence it might result on the suitable concept toward area arrangement that meets the requirements. Research findings are as follows: Area arrangement (buildings& environment), improvement of area’s quality (strengthening of character and identity of the area) that forms image, improvement of economic vitality, integration of component area; and the design of components in integrated manner.Keywords: Area Arrangement, City’s Identity, City’s Image REFERENCESAmar. (2009). Identitas Kota, Fenomena dan Permasalahannya. Jurnal “ ruang “ VOLUME 1 Nomor 1 September 2009. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako.Budiharjo, E. (1982). Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: Alumni Bandung.Nurjannah, Irma., Santi., (2011). Studi Morfologi Kota Kendari Sebagai Penentu Model Inovasi Perancangan Kota Masa Depan Berdasarkan Karakter Struktur Kotanya. Laporan Penelitian Hibah Kompetensi. Universitas Haluoleo. Kendari.Riski, C., Antariksa., Surjono., (2009). Pelestarian Kampung Kemasan Kota Lama Gresik. Arsitektur e-Journal, Vol. 2 No. 2. Universitas Brawijaya. Malang.Shirvani, Hamid (1985). The  Urban Design Process.  Van Nostrand Reinhold, New York.Lynch, Kevin (1960). The Image of The City. MIT Press. Cambridge. MA
PERENCANAAN CITY WALK DI KENDARI DENGAN PENDEKATAN KONSEP RUANG TERBUKA HIJAU Permana, Galih Teja; Nurjannah, Irma
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat kota adalah pusat perbelanjaan modern yang disebut dengan City Walk. Dalam perkembangannya, hampir semua pusat perbelanjaan menggunakan konsep mall, dengan tidak menyatukan kegiatan rekreasi.Penambahan kelengkapan fasilitas perbelanjaan semisal tempat hiburan, bersantai, serta taman hijau atau ruang terbuka diharapkan dapat menjadi ikon baru di Kota Kendari dan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada sektor perdagangan dan jasa, serta untuk pengembangan wisata kota. Berdasarkan uraian tersebut, maka di perlukan perencanaan City Walk dengan pendekatan konsep Ruang Terbuka Hijau melalui hadirnya ruang terbuka sebagai fungsi baru namun tetap mempertahankan situasi disekitarnya. Oleh karena itu untuk mewujudkan suatu bangunan city walktentunya tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana city walk di kota Kendari yang secara umum sangat minim penerapan ruang terbuka hijau, dalam artian bahwa perancangan gedung city walk ini dapat memberikan nuansa baru bagi pengunjung.Kata Kunci :city walk, ruang terbuka hijau, taman, tempat perbelanjaan
PERENCANAAN GALERI SINEMATOGRAFI SULAWESI TENGGARA DI KENDARI Pratiwi, Dian Irma; Nurjannah, Irma
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sinematografi berasal dari kata Yunani yakni, Kinema “gerakan” dan Graphein “merekam”. Sinematografi merupakan sebuah karya seni gambar yang bergerak dan bercerita melalui perangkat audio visual, biasanya dikenal sebagai film. Di Sulawesi Tenggara, minat dan bakat kawula muda dalam menggeluti dunia perfilman semakin berkembang. Sejumlah komunitas perfilman pun mulai bermunculan, bahkan tak jarang hasil karya seni film anak lokal menyabet sejumlah penghargaan diluar daerah. Namun sayang perkembangan perfilman tersebut tidak seiring dengan fasilitas yang ada. Sehingga perlu adanya perencanaan desain Galeri Sinematografi Sulawesi Tenggara yang dapat mencitrakan bangunan itu sendiri seperti konsep metafora.Galeri merupakan tempat untuk menyimpan, memamerkan dan menjual hasil karya seni. Dengan adanya Galeri Sinematografi Sulawesi Tenggara ini diharapkan dapat mewadahi minat dan bakat kawula muda untuk berkreativitas dalam dunia perfilman serta menjadi tempat apresiasi dan promosi hasil karya seni film lokal yang sekaligus dapat menjadi wisata audio visual di Sulawesi Tenggara.Kata Kunci : galeri sinematografi, perfilman, konsep metafora.
PUSAT MODE KHUSUS MULIMAH DI KOTA KENDARI Qadryani, Auliya Dwi; Nurjannah, Irma
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pakaian saat ini tidak hanya sekedar sebagai penutup tubuh tetapi lebih merupakan bagian dari identitas diri bagipemakainya. Kondisi yang terbaca saat ini adalah bahwa mode telah menjadi sebuah industri yang sangat besar, termasukdengan mode busana muslim. Khususnya di Kota Kendari, kesadaran wanita yang beragama Islam untuk menutup auratsudah begitu meningkat. Melihat dari banyaknya penjual pakaian busana muslim yang ada di Kota Kendari dan peminatbusana muslim. Namun, kenyataannya belum adanya tempat yang dapat menampung fasilitas perbelanjaan tersebut besertafasilitas penunjangnya yang berkaitan dengan mode seperti pagelaran busana (fashion show) dalam satu gedung.Perencanaan Pusat Mode Khusus Muslimah untuk merancang bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dikota Kendari dan menata layout ruangan. Pusat mode khusus muslimah di rancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakatdi kota Kendari dengan memberikan fasilitas utama yang berfungsi sebagai tempat penjualan dan fasilitas penunjang padagedung seperti ruang fashion show dan ruang serbaguna. Penataan layout pada pusat mode menggunakan layout straightplan atau rancangan garis lurus karena lebih ekonomis dan pemakaian ruang yang lebih fleksibel.Kata Kunci: Pusat Mode, Muslimah, Komersil
PENERAPAN KONSEP CITYWALK PADA PERENCANAAN PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA KENDARI Hariddin, Iza Azbar; Nurjannah, Irma; Aspin, Aspin
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKProses perancangan ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk pusat perbelanjaan di kotaKendari, mewujudkan rancangan pusat perbelanjaan yang bisa menjadi wadah kegiatan berbelanja maupunkegiatan rekreasi dan hiburan, dan mewujudkan kawasan pusat perbelanjaan yang menerapkan konsepcitywalk di dalamnya. Perancangan bangunan dilakukan berdasarkan data yang di peroleh melalui metodesurvei lapangan serta studi literatur. Lokasi perencanaan berada di jalan Malaka, kecamatan Kambu yangmerupakan bagian dari kawasan strategis Teluk Kendari dengan rencana pengembangan sebagai kawasanuntuk kegiatan ekonomi jasa dan perdagangan. Selain sarana untuk berbelanja, pusat perbelanjaan ini jugadilengkapi dengan sarana untuk kegiatan rekreasi dan hiburan yang bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung.Pada bangunan diterapkan konsep citywalk untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang menyenangkandan menciptakan suasana yang berbeda dengan pusat perbelanjaan lainnya. Konsep citywalk diterapkan padaarea plaza dan koridor utama dalam bangunan yang menggunakan atap skylight untuk menghadirkan kesanluas dan suasana seolah tengah berada di ruang terbuka yang terdapat bangunan-bangunan diseklilingnya.Kata kunci: Pusat perbelanjaan, citywalk, berbelanja, hiburan, rekreasiABSTRACTThe design process aims to determine the right location for a shopping center in the city of Kendari, torealize a shopping center design that can be a place for shopping activities as well as recreational andentertainment activities, and also to create a shopping center area that applies the citywalk concept inside it.The building design is based on data obtained through field survey methods and literature studies. Theplanning location is on Malacca Street, Kambu sub-district which is part of the strategic area of Kendari Baywith a development plan as an area for economic services and trade activities. Besides shopping facilities,the shopping center is also equipped with facilities for recreational and entertainment activities that can bean attraction for visitors. The citywalk concept is applied to the building in order to provide a pleasantshopping experience and create an atmosphere that is different from other shopping centers. The citywalkconcept is applied to the plaza area and main corridors in the building that uses a skylight roof to present abroad impression and an atmosphere as if you are in an open space with buildings around it.Keywords: Shopping center, citywalk, shopping, leisure, recreation
PENERAPAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MUNA PADA GEDUNG PUSAT KREATIFITAS MASYARAKAT MUNA DI KOTA RAHA Arlianto, La Ode; Nurjannah, Irma; Rosyidah, Sitti
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam menghadapai persaingan global mendatang, perkembangan ekonomi  kreatif di  Indonesia  pun  mulai  diperhatikan.  Ekonomi  kreatif yang berbasis kepada modal kreativitas sumber daya manusia, berpeluang mendorong daya saing bangsa Indonesia di masa depan. Perkembangan Ekonomi kreatif diikuti pula dengan perkembangan wirausaha muda di Indonesia yang saat ini mengalami peningkatan  jumlah yang cukup baik. Di Kabupaten Muna sendiri sudah ada beberapa komunitas - komunitas kegiatan jual-beli dan pameran produk-produk industri kreatif yang berbasis lokal meliputi produk fesyen, kerajinan, desain, dll. Maka dari itu sangat diperlukan sebuah wadah untuk kegiatan pengembangan industri kreatif yang ada di kota Raha, Kabupaten Muna. Dalam perancangan ini, wadah tersebut berupa Pusat Kreatifitas Masyarakat Muna yang direncanakan berlokasi di kawasan pusat bisnis (CBD) bertempat di jalan By Pass Raha. Pusat Kreatifitas Masyarakat Muna ini mewadahi kegiatan bekerja dan  edukasi  di  bidang  industri  kreatif,  dengan  adanya  fasilitas  seperti ruang-ruang workshop dan studio, ruang kelas serta ruang pameran atau pertunjukan baik indoor maupun outdoor untuk kegiatan-kegiatan kreatif lainnya. Sesuai dengan pendekatan dan rumusan masalah yang diangkat maka proses perancangan bangunan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi eksisting site, kebutuhan dan program ruang serta perwujudan tampilan arsitektur tradisional muna terhadap bangunan agar dapat mewadahi kegiatan di dalamnya dan sesuai untuk pengguna Pusat kreatifitas. Kata kunci: industri kreatif, arsitektur, tradisional muna, raha ABSTRACT In the face of future global competition, the development of the creative economy in Indonesia has begun to be noticed. A creative economy based on capital, the creativity of human resources, has the opportunity to encourage the competitiveness of the Indonesian people in the future. Creative economic developments are also followed by the development of young entrepreneurs in Indonesia, who are currently experiencing a fairly large increase in numbers. In Muna Regency, there are already several communities - buying and selling activities and exhibitions of local creative industrial products, including fashion products, crafts, drawings, etc. A container is therefore necessary for the development of creative industries in the city of Raha, Muna Regency. In this design, the container comes in the form of the Muna Community Creativity Center, which should be located in the Central Business District (CBD) located on By Pass Raha Road. The Muna Community Creativity Center organizes work and educational activities in the area of creative industries, with facilities such as workshops and studios, classrooms and indoor or indoor exhibitions or shows. outside for other creative activities. In accordance with the approach and formulation of the problem, the building design process is carried out taking into account site conditions, space requirements and existing programs, as well as the achievement of the appearance of the building. Traditional architectural architecture host activities and is suitable for users Pusat Kreatifitas. Keywords: Creative industry, architecture, traditional muna, raha
PENERAPAN KONSEP RUANG LUAR ( LANDSCAPE) PADA GEDUNG RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI RAHA KABUPATEN MUNA Darina, Wa Ode; Nurjannah, Irma
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK       Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan suatu gedung fasilitas kesehatan tempat menampung dan merawat orang sakit terkhususnya melayani pemeriksaan ibu hamil, ibu yang akan melahirkan, dan kesehatan anak.Faktor  lingkungan  sangat  mempengaruhi  kesehatan  ibu dan anak dalam  proses penyembuhan  penyakit.  Konsep penyembuhan penyakit melalui interaksi dengan lingkungan alam adalah bukanlah hal lama dan baru. Hal ini merupakan hal lama karena sejak sekian tahun masyarakat percaya bahwa tanaman dan taman bermanfaat untuk penyembuhan, diakui oleh sebagian besar benua Asia dan Eropa.Berdasarkan fakta di lapangan faktor tenaga medis, kecanggihan alat-alat medis tidak menjadiakan pasien ibu hamil menjadi mudah dalam persalinan, tetapi faktor lingkungan juga berperan serta dalam persalinan tersebut.Dengan penataan vegetasi area-area hijau lainnya dapat memberikan efek   psikologis   terhadap ibu hamil dan ini merupakan pendekatan konsep yang di canangkan.Perncanaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini memberikan suasana lingkungan yang dapat membuat perasaan pasien yakni ibu hamil menjadi tenang dan santai dalam menunggu proses kelahiran tanpa harus menahan sakit dan hanya berdiam diri didalam ruang saja.Kata kunci: Landscape, rumah sakitABSTRACT       The Mother and Child Hospital is a health facility building that houses and treats the sick, especially in the service of examining pregnant women, mothers who will give birth and children's health. Environmental factors greatly affect the health of mothers and children in the process of healing the disease. The concept of healing a disease through interaction with the natural environment is not old and new. This is a long time since for many years people believe that plants and gardens are beneficial for healing, recognized by most Asian and European continents. Based on the facts in the field of medical personnel factors, the sophistication of medical devices will not make it easy for pregnant women patients in labor, but environmental factors also participate in labor. With the arrangement of vegetation, other green areas can have a psychological effect on pregnant women and this is a concept approach that was designed.Planning the Mother and Child Hospital provides an environment that can make patients feel pregnant women become calm and relaxed in waiting for the birth process without having to endure pain and just stay in the room. Keywords: Landscape, hospital
PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR MUNA PADA PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM PUNCAK MASALILI DI KABUPATEN MUNA Lasmi, Nur Badiyati; Nurjannah, Irma; Rianty, Hapsa
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu. Pariwisata sendiri terbagimenjadi berbagai macam, contohnya saja pariwisata alam dan pendidikan. Di Sulawesi Tenggara tepatnya di KabupatenMuna, terdapat beberapa wisata alam contohnya saja wisata Alam Puncak Masalili. Namun, wisata ini sudah jarangdikunjungi oleh wisatawan dikarenakan kurangnya pengelolaan pada kawasan. Sementara disekitar kawasan memilikipotensi budaya yaitu tenunan. Karena kurangnya minat wisatawan, perlu dikembangkannya kawasan wisata ini denganmempertimbangkan potensi kawasan yang ada dan budaya setempat. Sehingga kedepannya dapat menjadi wisata alam danpendidikan didalam kawasan wisata ini dengan menyediakan wadah untuk kegiatan tersebut. Rancangan dilakukan denganmetode pengumpulan data lapangan melalui wawancara tidak terstruktur dan studi pustaka maupun studi literatur.Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang menghasilkan konsep perancangan, desain, dan maket. Hasil daripenelitian disimpulkan bahwa lokasi wisata berada di desa Masalili dimana salah satu potensi budaya di desa ini yaitutenunan khas Kabupaten Muna yang dapat menjadi wisata pendidikan. Dengan mengusung konsep Arsitektur Neo-Vernakular dapat mengembalikan wajah tradisional pada kawasan dalam bentuk modern dengan tidak meninggalkanbentuk tradisionalnya pada bangunan dan begitu juga pada ruang luar. Konsep Arsitektur Neo-Vernakular yang diterapkanpda bangunan yaitu dalam 3 aspek, bentuk, ornamen dan juga material.Kata kunci : Kawasan wisata, Neo-Vernakular, Kabupaten MunaABSTRACTTourism is a trip that a person takes for a while. Tourism itself is divided into various kinds, for example, naturetourism and education. In Southeast Sulawesi, precisely in Muna Regency, there is several natural attractions, for example,the Masalili Peak Nature tour. However, this tour is rarely visited by tourists due to the lack of management in the area.Meanwhile, the surrounding area has cultural potential, namely woven. Due to the lack of tourist interest, it is necessary todevelop this tourist area by considering the potential of the existing area and local culture. So that in the future it canbecome natural and educational tourism in this tourist area by providing a forum for these activities. The design wascarried out by collecting field data through unstructured interviews and literature and literature studies. Then proceed withdata analysis that produces design concepts, designs, and models. The results of the study concluded that the touristlocation is in the village of Masalili where one of the cultural potentials in this village is the typical woven fabric of MunaRegency which can become educational tourism. By carrying out the concept of Neo-Vernacular Architecture, it canrestore the traditional face of the area in a modern form without leaving its traditional form in buildings and also in outerspace. The concept of Neo-Vernacular Architecture applied to buildings, namely in 3 aspects, form, ornament andmaterial.Keywords: Tourist area, Neo-Vernacular, Muna Regency.
PENERAPAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK PADA GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KOTA KENDARI Lambau, Putri Meity; Nurjannah, Irma; Rosyidah, Sitti
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDisaat ini kesadaran masyarakat terlebih para orang tua dalam memberikan perhatian kepada tumbuh kembang anakanaksangat meningkat. Hal ini tercermin pula dalam peningkatan kesadaran dan kepedulian para orang tua untukmendapatkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak. Hal ini sudah dimulai dari jenjang pendidikan yang paling awalyaitu play group dan taman kanak-kanak. Dikota kendari khususnya tingginya angka kelahiran anak dan minatanakterhadap Pendidikan Anak Usia Dini, dan sebagian lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dikota kendari masih kurangdalam hal sarana dan prasarana yang tidak berimbang terhadap program layanan yang dibuat. Demikian adanya PusatPendidikan anak usia dini di Kendari ditunjang dengan fasilitas yang memenuhi standar, memadai, dansesuai denganmetode belajar yang ideal bagi anak dengan program layanan terdiridari Taman penitipan anak ( bayi usia 3 bulan-2 tahun),Kelompok bermain (anakusia 2-4 tahun), Taman kanak-kanak (anak usia 4-6 Tahun)Pendekatan Arsitektur Bioklimatikdigunakan sebagai metode pendekatandesain. Konsep arsitektur bioklimatik diharapkan dapat mampu menyatukanruangdan lingkungan fisik yang ramah tehadap anak-anak.Kata kunci: Pendidikan, anak-anak, arsitektur bioklimatikABSTRACTAt this time, public awareness, especially parents in paying attention to the growth of children is greatly increased. Thisis also reflected in the increasing awareness and concern of parents to get the best education for children. This has startedfrom the earliest level of education, namely play groups and kindergartens. In the city kendari especially high child birthrate and children's interest in Early Childhood Education, and some early childhood education institutions in the citykendari still lacking in terms of facilities and infrastructure that are notbalanced against the service program created.Thusthe center of early childhood education in Kendari is supported by facilities that meet standards, adequate, and inaccordance with the ideal learning methods for children with service programs consisting of daycare parks (infants aged 3months-2 years), play groups (children aged 2-4 years), kindergartens (children aged 4-6 years) Bioclimatic ArchitectureApproach is used as a method of design approach. The concept of bioclimatic architecture is expected to be able to unitethe space and physical environment that is friendly to children.Keywords: Education, children, bioclimactic architecture