Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISASI FRAGMEN GEN 18S rRNA POKEA (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) DI SUNGAI POHARA KECAMATAN SAMPARA KABUPATEN KONAWE (Characterization of 18S rRNA Gene Fragmen from Pokea (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) in the Pohara Rive ., Muzuni; Adi, Dwi Arinto; Syarif, Satriani
Jurnal BioWallacea Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal BioWallacea

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.797 KB)

Abstract

This study aims to characterize sequences of 18S rRNA gene fragment from Pokea (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) and its role in differentiated Pokea with other Bivalvia. The method used is a series of PCR (Polymerase Chain Reaction) reaction used to determine the sequence of 18S rRNA gene fragments Pokea. Analysis of the data using program NCBI (National Center for Biotechnology Information), Clustal X, Phydit (Phylogenetik editor), and TreeViewX for characterization 18S rRNA gene sequence to construct a phylogenetik tree of Pokea. The results showed that character of 18S rRNA gene fragments Pokea, namely: size 827 bp, including the family Corbicullidae because it has the closest kinship with Corbicula fluminea, as well as having restriction enzyme sites XhoI, PstI, BamHI, and DraI.   Keywords: Morphology, characterization, 18S rRNA gene, Pokea (Batissa Violacea celebensis Martens, 1897).
GAMBARAN JUMLAH DAN JENIS LEUKOSIT PADA PASIEN POSITIF PLASMODIUM FALCIFARUM DI RUMAHSAKIT UMUM DAERAH TIMIKA SYARIF, SATRIANI
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 2 No 02 (2018)
Publisher : Jurnal MediLab Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Malaria merupakan masalah penyakit menular yang menjadi perhatian global.Penyebaran malaria tergantung pada interaksi antara agent, host, dan lingkungan.Leukosit memiliki fungsi sebagai system imun tubuhya itu melindungi tubuh dari mikroorganisme dengan memfagosit (menyerang) semua jenis bakteri atau zat asing yang masuk dan merupakan system imun non spesifik. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Timika tahun 2017 didapatkan bahwa frekuensi penyakit malaria dengan jenis Plasmodium falcifarum sebanyak 2.801 jiwa. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa keadaan jumlah leukosit normal pada pasien positif Plasmodium falcifarum (77,14%). Leukosit jenis monosit (65,71%) meningkat, limfosit (67,14%) rendah, basofil (95,71%) normal, neutrofil (42,85%) normal, eosinofil (52,85%) rendah.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah leukosit pada pasien positif Plasmodium falcifarum di Rumah sakit umum kabupaten Timikamenunjukan nilai leukosit normal (77,14%), sedangkan leukosit jenis monosit mengalami peningkatan (65,71%).Untukpenelitiselanjutnyadisarankan agar  melihat gambaran hematologi dan mengkonfirmasi dengan apusan darah tepi pada pasien positif Plasmodium falcifarum.
PERBANDINGAN PENILAIAN MORFOLOGI ERITROSIT MENGGUNAKAN NILAI INDEKS DENGAN SEDIAAN APUSAN DARAH TEPI PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PERUMNAS Syarif, Satriani
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 3 No 1 JULI (2019): JURNAL MEDILAB
Publisher : Jurnal MediLab Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                                                                                                                                                        ABSTRAK Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis maupun komponen plasma. Kelainan-kelainan hematologis ini dapat merupakan petanda diagnosis, petunjuk adanya komplikasi atau merupakan komplikasi obat-obat anti tuberculosis. Anemia adalah komplikasi tersering dari penderita TB. Anemia pada tuberculosis dapat dikarenakan terjadinya gangguan pada proses eritropoesis oleh mediator inflamasi, pemendekan masa hidup eritrosit, gangguan metabolisme besi, adanya malabsorbsi dan ketidak cukupan zat gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penilaian morfologi eritrosit menggunakan nilai indek seritrosit dengan sediaan apusan darah tepi pada penderita TB Paru di Puskesmas Perumnas. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional, menggunakan alat ukur Hematology Analyzer Mindray BC-3000 dan Mikroskop (Sediaan apusan darah tepi). Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien penderita TB paru di Puskesmas Perumnas. Sampel dipilih secara purposive sampling sehingga diperoleh 10 responden. Analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara penilaian morfologi eritrosit menggunakan nilai indeks eritrosit dengan sediaan apusan darah tepi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai uji Wilcoxon menunjukan nilai signifikannya sebesar 1,000 > 0,05, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara penilaian morfologi eritrosit menggunakan nilai indeks, eritrosit dengan sediaan apusan darah tepi. Dan diharapkan pasien tuberculosis diperiksa indeks eritrosit untuk melihat kecenderungan efek samping obat anti tuberkulosis (OAT).
- DETEKSI BAKTERI E.COLI DAN ENTEROTOXIGENIC (ETEC) PADA URIN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DENGAN METODE MULTIPLEX PCR DI RS BHAYANGKARA KENDARI MANGIRI, NINDY VANESSA; -, MUZUNI -; -, SATRIANI SYARIF
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 3 No 2 DESEMBER (2019): MEDILAB
Publisher : Jurnal MediLab Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih, penyakit ini dapat menyerang pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orang tua. Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme ascending dari uretra ke dalam kandung kemih, pada beberapa pasien invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Sekitar 90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli dan pada beberapa kasus ISK juga ditemukan Enterotoxigenic (ETEC) yang merupakan salah satu virulensi dari E.coli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi DNA E.coli dan ETEC pada urin penderita ISK di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari menggunakan metode mPCR. Jenis penelitian ini adalah deskriptif berbasis laboratorium. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 orang menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 sampel (100%) urin positif E.coli dengan terbentuknya pita DNA, dan tidak terbentuknya pita DNA ETEC (0%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mPCR dapat mendeteksi gen bakteri E.coli pada semua sampel urin pasien ISK dengan jumlah sampel positif adalah 15 (100%), namun tidak ditemukannya virulensi ETEC. Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu diharapkan mendeteksi virulensi Escherichia coli pada urin penderita ISK dengan menggunakan teknik immunoassay, serta menggunakan kontrol positif dan negatif pada setiap perlakuan terhadap sampel.