Lambertus Lambertus, Lambertus
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Lambertus, Lambertus
Majalah Ilmiah Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (2001)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.292 KB)

Abstract

Pada tulisan ini dikemukakan berbagai hal berkaitan dengan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika banyak masalah yang muncul baik itu dihadapi oleh mahasiswa/siswa maupun oleh pengajar matematika. Masalah tersebut tentu harus diselesaikan secara tuntas dengan langkah-langkah yang tepat. Dalam tulisan ini dikaji teori tentang masalah dan langkah-langkah pemecahannya yang diakhiri dengan penjabaran suatu contoh bagaimana menyelesaikan suatu masalah dengan langkah-langkah pemecahan sesuai dengan teori yang ada.
Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Melalui Pendekatan Metakognisi pada Siswa SMA Liyu, Liyu; Lambertus, Lambertus; Yasin, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.864 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v1i1.5418

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah erat kaitannya dengan pemahaman siswa dalam bermatematika. Pendekatan metakognisi memiliki banyak kelebihan jika digunakan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematik siswa melalui penerapan pendekatan metokognisi. Design penelitian adalah eksperimen preetest-postest control groupdesign. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 4 Kendari,selanjutnya diambil dua kelas sampel melalui teknik purposive sampling dan penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara random. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pretes dan postes untuk kemampuan pemahaman matematik, kemampuan pemecahan masalah matematik dan lembar observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan Independent Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematik dan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pembelajaran pendekatan metakognisi lebih baik daripada peningkatan kemampuan pemahaman matematik dan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran biasa. Hasil analisis terhadap data observasi menunjukkan bahwa pendekatan metakognisi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Amrin, Taty Andriati; Lambertus, Lambertus; Anggo, Mustamin
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 3, No 2 (2018): Terbitan tahun ketiga
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpbm.v3i2.5730

Abstract

Profil kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemandirian belajar siswa perlu mendapat perhatian. Pemberian tes kemampuan pemecahan masalah matematik dan angket kemandirian belajar diikuti dengan wawancara digunakan untuk mengungkap hal ini. Subjek penelitian ini adalah siswa dari 8 kelas X MIPA SMA yang memiliki kemampuan yang relatif sama dari 10 kelas pararel yang ada.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi memenuhi empat indikator kemampuan pemecahan masalah matematik yakni memahami masalah; merencanakan penyelesaian dengan memilih metode atau strategi yang tepat; melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali; siswa dengan kemampuan sedang memenuhi minimal tiga indikator kemampuan pemecahan masalah matematik dan siswa dengan kemampuan rendah hanya memenuhi sebagian langkah-langkah pemecahan masalah. Kemandirian belajar yang dimiliki siswa-siswa kelas X MIPA dikategorikan dengan kategori baik.
Pengaruh Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Pengetahuan Dasar Matematika Terhadap Hasil Belajar dengan Memperhitungkan Kovariat Motivasi Berprestasi Siswa SMP Andilah, Sultan; Maonde, Faad; Lambertus, Lambertus
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 3, No 2 (2018): Terbitan tahun ketiga
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.501 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v3i2.5735

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif dan pengetahuan dasar matematika terhadap hasil belajar dengan memperhitungkan kovariat motivasi berprestasi siswa SMP. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dengan jumlah 386 orang. Sambil diambil secara purposive sampling dan simple random sampling, terdiri dari 3 kelas berjumlah 104 siswa dengan unit analisis sebanyak 72 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan cara tes hasil belajar matematika, tes pengetahuan dasar matematika, dan angket motivasi berprestasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT-STAD lebih tinggi daripada kelas yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe TAI-STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ada pengaruh positif pengetahuan dasar matematika terhadap hasil belajar matematika siswa. Ada pengaruh kombinasi model terhadap hasil belajar matematika siswa ditinjau dari motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika siswa.
Analisis Metakognisi Siswa dalam Memahami Konsep Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Haryaty, Nur; Anggo, Mustamin; Lambertus, Lambertus
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.804 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v4i1.7101

Abstract

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis proses metakognisi yang dilakukan oleh siswa dalam memahami konsep Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ditinjau dari kemampuan awal siswa. Proses metakognisi dalam penelitian ini yaitu suatu pengetahuan tentang kognisi siswa yang melibatkan kesadaran dan pengaturan berpikirnya dalam hal merencanakan (planning) kegiatan berpikirnya, memantau (monitoring) proses berpikirnya dan mengevaluasi (evaluation) hasil berpikirnya. Subjek penelitian sebanyak 3 orang siswa yang terdiri dari Subjek Kategori Tinggi (SKT), Subjek Kategori Sedang (SKS), dan Subjek Kategori Rendah (SKR). Hasil penelitian menunjukkan proses metakognisi SKT meliputi merencanakan (planning) kegiatan berpikirnya, memantau (monitoring) proses berpikirnya dan mengevaluasi (evaluation) hasil berpikirnya. Proses metakognisi SKS meliputi merencanakan (planning) kegiatan berpikirnya, sedikit memantau (monitoring) proses berpikirnya dan mengevaluasi (evaluation) hasil berpikirnya. Proses metakognisi SKR meliputi merencanakan (planning) kegiatan berpikirnya dan memantau (monitoring) proses berpikirnya.Kata Kunci: Metakognisi dan Pemahaman KonsepAbstract: This research is a qualitative descriptive study that aims to analyze the process of metacognition carried out by students in understanding the concept of a Two Variable Linear Equation System in terms of students' initial abilities. The process of metacognition in this study is a series of metacognitive activities carried out by students in applying the concept to problem solving. Metacognition activities are activities carried out by a person related to their awareness and cognition in solving problems which include planning, monitoring, and evaluation of their cognition. The subjects of this study were 3 students consisting of High Category Subjects, Medium Category Subjects, and Low Category Subjects. The results of the study show that high category subjects involve metacognition activities in all stages of conceptual application to problem solving. Medium category subjects do not involve metacognitive activities in all stages of the application of concepts to problem solving. Low Category Subjects do not involve metacognitive activities in all stages of the application of concepts to problem solving.Keywords: Metacognition and Concept Understanding
Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematik Dengan Scaffolding Ditinjau Dari Perbedaan Gaya Kognitif dan Gender Daya, La; Lambertus, Lambertus; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 2, No 1 (2017): Terbitan tahun kedua
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.45 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v2i1.7017

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses berpikir siswa SMA dalam memecahkan masalah matematik dengan Scaffolding ditinjau dari perbedaan gaya kognitif dan gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ? kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini ada tiga tahap: (1) reduksi data, (2) penyajian data (3) penafsiran dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan dalam penelitian diketahui bahwa: 1) pada tahap memehami masalah empat subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual, hanya subjek reflektif perempuan yang diberikan scaffolding sampai masalah benar-benar dipahami. 2) pada tahap merencanakan penyelesaian keempat subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual, 3) pada tahap melaksanakan rencana 2 subjek impulsif terburu-buru menyelesaikan masalah, sehingga penyelesaiannya cenderung salah, namun dengan scaffolding impulsif perempuan mampu menyelesaikan rencana dengan benar sedangkan impulsif laki-laki penyelesaiannya cenderung salah, pada tahap ini tiga subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual dan subjek impulsif laki-laki cenderung semikonseptual,4) tahap memeriksa kembali, tiga subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual sedangkan subjek impulsif laki-laki tipe berpikirnya cenderung komputasional. Dalam penelitian ini tidak dapat didefenisikan perbedaan proses berpikir ditinjau dari gender. Scaffolding dapat dianggap penting dalam pemecahan masalah matematik.Kata Kunci: Proses berpikir matematik, gaya kognitif, scaffolding, pemecahan masalah matematik, genderAbstract: This study aims to uncover the process of thinking of senior-high school students in solving mathematic problem with scaffolding, viewed in the perspective of different cognitive style and gender. This study is descriptive qualitative. Data analysis technique used in this study consists of three stages: (1) data reduction; (2) data presentation; and (3) the interpretation and concluding. Based on the result of data analysis and observation during the research, it can be justified that (1) a conceptual thinking occurred within the effort to understand the problem and scaffolding only was given to female reflective students in the purpose of understanding the problem clearly; (2) conceptual thinking tended to be used by all subjects in the phase of planned solving problem; (3) with regard to the completeness of the problem, two impulsive subjects are frequently doing mistakes. The implementation of scaffolding, however, makes female impulsive learners capable of solving the problem, while the reverse was seen in male impulsive students. Whereas three subjects tended to show a conceptual thought, semi-conceptual thought showed in male impulsive students; and (4) when it comes revision phase, a conceptual thought was indicated in three subjects while a computational witnessed in male impulsive subjects. The distinction of thinking process according to gender cannot be defined and scaffolding has been proven to help students solve any problem faced.       Keyword: Mathematic thinking process, cognitive form, scaffolding, mathematic problem solving, gender
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa SMP Salmin, Salmin; Lambertus, Lambertus; Busnawir, Busnawir
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 2, No 1 (2017): Terbitan tahun kedua
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.623 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v2i1.7019

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen pretest-posttest control group design. Sampel penelitian diambil dua kelas dengan teknik purposive sampling dan penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara random. Kelompok eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa kelas kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan, yaitu : (1) kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah berada pada kategori sedang, sedangkan kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang diajar dengan pembelajaran konvensional berada pada kategori rendah, (2) kemampuan pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memperoleh peningkatan yang lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.Kata Kunci: Model Pembelajaran berbasis masalah, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Motivasi Belajar.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa Lambertus, Lambertus; Kodirun, Kodirun; Busnawir, Busnawir
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpbm.v5i1.12541

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsi tentang kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif siwa. Deskripsi pemecahan masalah digunakan pentahapan Polya. Subjek penelitian terdiri dari 2 orang siswa yang masing-masing 1 siswa bergaya kognitif field Independent dan bergaya kognitif field dependent. Data dikumpulkan dengan tes GEFT, tes tertulis dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang bergaya kognitif field Independent adalah berkategori baik dalam memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali hasil jawaban, 2) Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang bergaya kognitif field dependent adalah berkategori cukup, belum mampu membuat rencana pemecahan masalah, belum mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah dan subjek mampu menentukan kesimpulan namun tidak memeriksa kembali rencana dan perhitungan yang telah dilakukan.
Pengaruh Kemandirian Belajar Matematik Siswa Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMA Negeri 03 Bombana A, Faisal; Lambertus, Lambertus; Baharuddin, Baharuddin
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpbm.v5i2.15749

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMA Negeri 03 Bombana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost facto. Desain penelitian yang digunakan adalah desain to factorial dengan variabel bebas kemandirian belajar dan variabel terikat kemampuan berpikir kreatif matematis. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi dengan pertimbangan calon sampel diajar dengan guru yang sama dan mempunyai karakteristik yang sama. Untuk menjamin keterwakilan dari masing-masing sampel maka dilanjutkan dengan teknik kestratified sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dari populasi sehingga di bagi-bagi terlebih dahulu menjadi kelompok yang relatif homogen. Dimana dari empat (4) kelas dipilih 50% dari setiap siswa yang ada di kelas tersebut. Data dikumpulkan dengan angket kemandirian belajar dan tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang kemudian dianalisis menggunakan regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMA Negeri 3 Bombana. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh kemandirian belajar matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Analisis Kesalahan Menyelesaikan Masalah Kontekstual Ditinjau Dari Gender Putri, Rini; Lambertus, Lambertus; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpbm.v5i1.15744

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang jenis dan  penyebab kesalahan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari dalam menyelesaikan masalah kontekstual serta pengaruh gender dalam menyelesaikan masalah kontekstual tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) tes yang digunakan untuk mengetahui letak kesalahan siswa dalam menyelesaiakan masalah kontekstual serta adakah pengaruh gender di dalamnya; (2) wawancara yang digunakan untuk mendapatkan data faktor penyebab kesalahan. Berdasarkan hasil penelitian kesalahan menyelesaikan soal kontekstual yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari di antaranya adalah sebagai berikut:(1) subjek laki-laki berkemampuan matematika tinggi melakukan kesalahan membaca (reading errors), kesalahan transformasi (transform errors), kesalahan keterampilan proses (process skill errors), dan kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding). (2) subjek laki-laki berkemampuan matematika sedang mengalami kesalahan keterampilan proses (process skil errors) dan kesalahan penentuan jawaban akhir (encoding). (3) subjek laki-laki berkemampuan matematika rendah melakukan kesalahan memahami masalah (comprehension), kesalahan transformasi (transform errors), kesalahan keterampilan proses (process skil errors)  dan kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding). Sedangkan Jenis kesalahan yang dilakukan siswa perempuan dalam menyelesaikan masalah kontekstual berdasarkan analisis Newman, sebagai berikut: (1) subjek perempuan berkemampuan matematika tinggi melakukan kesalahan keterampilan proses (process skil errors) dan kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding). (2) subjek perempuan berkemampuan matematika sedang melakukan kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding). (3) subjek perempuan berkemampuan  matematika rendah melakukan kesalahan memahami masalah (comprehension), kesalahan transformasi masalah (transform errors), kesalahan keterampilan proses (process skill errors) dan kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding). Adapun faktor penyebab siswa laki-laki dan perempuan melakukan kesalahan karena: (1) tidak memahami masalah dalam soal, (2) lupa, tidak teliti dan tergesa-gesa.